Bab.4 Pulang

"Kamu yakin akan langsung pulang ke rumah suami kamu?" tanya Rere--Serena, ketika mereka sedang bersiap untuk pulang dari rumah sakit.

Kini Liora sudah mulai menerima takdir yang sudah terjadi padanya. Menjadi Tiara dan berpura-pura hilang ingatan bukan hal yang terlalu buruk, dari pada harus terus menyangkal kenyataan.

"Bagaimana lagi, aku khawatir pada Davi. Jangan sampai dia mendapatkan perlakuan buruk dari istri kedua Dery," jawab Liora.

Kepalanya menoleh ke belakang, melihat Davi yang tampak sedang asik dengan mainannya, hingga tidak memperhatikan obrolan antara dirinya dan Rere.

"Bagaimana kalau kamu bawa Davi tinggal di rumahku saja sementara waktu? Aku khawatir kalau nanti wanita pelakor itu akan menghasut Dery untuk melakukan kekerasan lagi padamu." Rere tampak menatap sekilas Liora di sela menyetir mobil Brio berwarna kuning miliknya.

"Tidak usah, aku pasti bisa menghadapi mereka. Aku bahkan berencana untuk membalas apa yang telah mereka lakukan padaku selama ini," ujar Liora sambil menyungginggkan sebelah ujung bibirnya.

Rere menatap Liora dengan kerutan halus di keningnya, dia merasa ada sesuatu yang berbeda dari sahabatnya itu, setelah sadar dari koma. Bukan hanya cara bicaranya yang kaku, tetapi caranya menatap orang dan berekspresi pun tampak berbeda.

Jika biasanya Tiara akan selalu bersikap ramah dan lemah lembut pada semua orang, kini Rere melihat kalau sahabatnya itu menjadi lebih tegas dalam bersikap. Pandangannya yang tajam, bahkan bisa membuat dirinya bergidik saat melihatnya.

"Hehe, baiklah kalau kamu memang mau seperti itu, tapi jangan lupa kabari aku kalau kamu butuh sesuatu, ya." Rere menyengir, setiap kali sahabatnya itu sudah tersenyum miring dengan tatapan yang tajam, membuat dia merasa sedang berbicara pada orang lain.

Walau begitu, Rere juga merasa senang melihat Tiara sudah mau melawan Dery dan pelakor itu, setelah selama ini Tiara terus mengalah dan pasrah dengan kejahatan suaminya sendiri.

Rere ingat, dia sering kali mendapati luka lebam di tubuh sahabatnya. Tiara juga sering menceritakan bagaimana suaminya berubah setelah dia mengandung Davi. Mulanya hanya acuh dan tidak perduli, lebih lama menjadi serinh berkata kasar dan membatasi pergaulan, hingga makin lama Tiara sering mengalami kekerasan karena tempramen Dery yang berubah-ubah.

"Iya, aku tau," ujar Liora, menatap sahabatnya itu dengan senyum tipis.

"Terima kasih, karena kamu sudah menjadi sahabat terbaikku. Aku berhutang banyak padamu," sambung Liora lagi tulus. Entah itu sebagai Tiara ataupun Liora, dia tahu kalau Rere tulus padanya.

"Kita sahabatan sudah lama, Tia. Aku senang bisa membantu kamu," ujar Rere sambil terkekeh ringan.

"Jadi, tidak usah berterima kasih. Bukannya dalam sahabat kita memang wajib untuk saling menolong. Aku juga akan meminta tolong padamu jika mempunyai kesusahan," sambung Rere masih dengan kekehan di sela perkataannya.

Liora tersenyum, dia kemudian menghembuskan napasanya pelan sambil menyandarkan punggung pada sandaran kursi. Tidak menyangka di kesempatan hidup yang kedua ini dirinya malah mendapatkan seorang sahabat. Suatu hubungan yang hanya mengandalkan perasaan dan kepercayaan. Padahal sebelumnya dia tidak pernah percaya pada hal seperti itu, selain hubungan yang saling menguntungkan.

Beberapa saat berkendara akhirnya Rere menghentikan mobil Brio kesayangannya di depan rumah besar dengan pagar tinggi nan kokoh di sekelilingnya. Seorang penjaga gerbang tampak menghampiri mereka setelahnya, hingga Rere menurunkan kaca mobil.

"Eh, Nyonya Tiara, Aden Davi?" Laki-laki yang terlihat berumur sekitar empat puluh tahunan itu tampak canggung saat mendapati Liora dan Davi di mobil itu, walau dia juga tersenyum lebar ketika sadar jika nyonya rumahnya telah pulang kembali.

"Silahkan masuk," ujarnya setelah menekan salah satu tombol di sebuah remot yang dia pegang, hingga gerbang tinggi itu akhirnya bergeser sendiri.

Liora hanya mengangguk samar sebagai jawaban, tanpa mengucapkan terima kasih atau menyapa penjaga gerbang itu. Sikap yang sangat berbeda dengan Tiara sebelumnya yang tidak pernah membeda-bedakan orang dan selalu murah senyum. Tiara juga tidak pernah melupakan tiga kata ajaib di dalam hidupnya yaitu, "Terima kasih, tolong, dan meminta maaf."

Rere yang melihat itu hanya menggeleng lemah, sepertinya kecelakaan yang menimpa sahabatnya memang bedampak banyak. Hingga sikap Tiara kini sangat berbeda dari sebelumnya. Mungkin itu juga karena hilang ingatan yang dialaminya.

Sebuah rumah mewah bergaya modern dengan warna cat dominan putih dan abu-abu muda itu langsung terlihat begitu mereka mulai melewati gerbang, di bagian depannya terlihat taman yang tampak terawat, hingga Liora bisa melihat banyaknya tanaman bunga di sana.

"Dulu, kamu sangat menyukai bunga, itu semua kamu yang menanam dan merawatnya sendiri. Sepertinya pelayan di sini, mempertahankannya karena mereka juga yakin kamu akan kembali ke rumah ini," ujar Rere menjelaskan kegiatan yang disukai oleh Tiara, sebelum Liora bertanya.

Liora hanya mengangguk-anggukkan kepalanya sambil mengedarkan pandangannya, melihat seluruh halaman yang lebih banyak dipenuhi bunga mawar dan berbagai jenis bonsai.

Tugas baru lagi ... mana bisa aku mengurus bunga seperti ini, padahal biasanya aku hanya bergelut dengan latihan dan senjata, desah Liora merasa berat menjadi Tiara.

"Sepertinya Tiara memang ibu rumah tangga sejati, ya?" tanya Liora yang langsung membuat Rere menoleh dengan kerutan halus di keningnya.

"Eh, maksudnya aku. Aku dulu sepertinya ibu rumah tangga sejati, ya?" Liora tampak mengulangi pertanyaannya dengan mengganti sebutan bagi dirnya.

Rere tampak tersenyum sebelum menjawab pertanyaan sahabatnya, dia merasa lucu oleh pertanyaan Liora.

"Memang kamu ini ibu rumah tangga, Tia. Kamu hanya fokus mengurus suami dan anak, sejak menikah bahkan kamu jarang sekali ke luar rumah selain mengantar dan menjemput Davi sekolah, juga urusan rumah tangga lainnya," jawab Rere lugas.

"Wow!" Liora menggeleng kepala sambil melebarkan matanya, mendengar jawaban dari Rere, dia merasa itu adalah tugas yang sangat berat untuknya. Jelas saja karena sosok Tiara sangat berbanding terbalik dengan dirinya yang dulu. Entah bagaimana dia akan menjalani setiap harinya mulai saat ini, yang pasti dia tidak akan memberi kesempatan lagi untuk suami dan wanita ke dua di dalam rumah tangga Tiara untuk menindas dirinya dan Davi.

Setelah perbincangan singkat itu, mereka bertiga pun beranjak turun dari mobil. Seorang wanita tua dengan pakaian lusuh tampak berjalan tergopoh-gopoh menghampirinya.

Pakaiannya terlihat sedikit lusuh dengan wajah yang tampak sangat lelah. Namun, walau begitu senyum sumringah terlihat jelas di wajahnya yang sudah banyak keriputnya.

"Itu namanya Mak Onah, dia yang sudah mengurus kamu dari kecil dan setia mengikuti kamu sampai sekarang," bisik Rere di telinga Liora.

Liora tampak melirik sahabatnya dengan kerutan halus di keningnya, kemudian mengangguk samar sebagai tanda kalau dia sudah mengerti.

"Non Tia, Emak kira tidak akan melihat Non lagi! Syukurlah sekarang Non sudah kembali ke rumah ini lagi," ujar wanita yang mungkin sudah berumur lebih dari enam puluh tahun itu.

Air mata bahkan terlihat jelas berderai hingga membasahi pipi kurus yang sudah terlihat banyak kerutan dan plek hitam di kulitnya.

Liora memaksa untuk tersenyum lebar, walau wajahnya yang bingung terlihat jelas oleh orang di sekitarnya.

"I--iya, Mak, aku sudah pulang," jawabnya terbata.

"Akhirnya kamu pulang juga, sudah bosan di rumah sakit, heh?" Liora tampak mengerutkan keningnya begitu melihat seorang laki-laki yang berdiri di depan pintu masuk.

"Kamu enggak lupa sama suami kamu sendiri kan?" bisik Rere kembali pada Liora.

Liora tampak mengingat beberapa foto yang ditunjukkan Rere sebelumnya, dia kemudian mengangguk samar saat mengingat wajah itu memang pernah dia lihat di ponsel Rere.

Liora tampak memperhatikan sosok suami yang begitu dipuja oleh Tiara itu, wajahnya lumayan tampan walau tidak setampan Charly. Tubuhnya lumayan gagah, walau ototnya juga tidak sebesar Charly. Rumah besar dan tatapannya juga cukup tajam. Namun, jika dibandingkan dengan Charly Dery masih jauh berada di bawahnya.

Ish, kenapa aku malah memikirkan laki-laki itu? Jelas-jelas gara-gara dia aku jadi seperti ini! Sadar Liora, sekarang kamu sudah berbeda dan mungkin tidak akan pernah bertemu lagi dengan Charly .... Lupakan dia, Liora, fokus pada kehidupan kamu yang sekarang!

Terpopuler

Comments

dhiny

dhiny

oppa😍😍😍

2023-03-01

2

Cty Badria

Cty Badria

ah limin ho

2023-02-08

2

💞🖤Icha

💞🖤Icha

Wiiiihhh profil Charli cogan mancung banget hidungnya..klepek" ketemu 🤭🤭😜

2023-02-03

2

lihat semua
Episodes
1 Bab.1 Jebakan
2 Bab.2 Ini bukan tubuhku
3 Bab.3 Menerima keadaan
4 Bab.4 Pulang
5 Bab.5 Status Nyonya rumah
6 Bab.6 Mengalah bukan berarti kalah
7 Bab.7 Permintaan tolong
8 Bab.8 Kelemahan
9 Bab.9 Hanya tawanan?
10 Bab.10 Rencana yang gagal
11 Bab.11 Berpura-pura
12 Bab.12 Chees Cake
13 Bab.13 Transaksi
14 Bab.14 Dua sisi
15 Bab.15 Binar yang hilang
16 Bab.16 Lari bersama
17 Bab.17 Luka yang kembali berdarah
18 Bab.18 Mendapatkan pesanan
19 Bab.19 Sesuatu yang janggal
20 Bab.20 Anak kucing
21 Bab.21 Rasa yang begitu mirip
22 Bab.22 Tidak sadarkan diri
23 Bab.23 Terpakasa mengacau
24 Bab.24 Lolos dari ancaman
25 Bab.25 Mulai curiga
26 Bab.26 Drama ibu mertua jahat
27 Bab.27 Jangan memberi harapan
28 Bab.28 Aku mau dia mati!
29 Bab.29 Ingatan menyakitkan
30 Bab.30 Menjalankan rencana
31 Bab.31 Rasa yang berbeda
32 Bab.32 Rasa yang datang tanpa permisi
33 Bab.33 Benarkah keputusanku?
34 Bab. 34 Terpojok
35 Bab.35 Terkejut hingga linglung
36 Bab.36 Luka yang masih terasa
37 Bab.37 Bimbang
38 Bab.38 Menyusup
39 Bab. 39 Lelang
40 Bab. 40 Rasa yang kembali hadir
41 Bab.41 Ternyata bukan kecelakaan
42 Bab.42 Mengelabui
43 Bab.43 Tempat untuk bertemu
44 Bab.44 Masalah Sarapan
45 Bab.45 Rasa yang mulai terkikis
46 Bab.46 Kepalsuan
47 Bab.47 Menyelinap
48 Bab.48 Drama Niken
49 Bab.49 Seorang Tuan
50 Bab.50 Siapa yang berkhianat?
51 Bab.51 Berada di depan pintu.
52 Bab.52 Mengejutkan
53 Bab.53 Trauma
54 Bab.54 Apa tubuhku selamat?
55 Bab.55 Kenyataan yang membingungkan
56 Bab.56 Kalian berbeda
57 Bab.57 Lebih Pendiam
58 Bab.58 Sebuah Amplop
59 Bab.59 Takdir yang rumit
60 Bab.60 Bukan anak Dery
61 Bab.61 Kamu adalah anakku
62 Bab.62 Berkemah
63 Bab.63 Kita Berbeda
64 Bab.64 Kecewa karena cinta
65 Bab.65 Masa kelam Dery
66 Bab.66 Datang ke perusahaan
67 Bab.67 Roxi yang sesungguhnya.
68 Bab.68 Rencana B
69 Bab.69 Rere terancam
70 Bab.70 Hanya sebuah permainan
71 Bab.71 Di mana Davi
72 Bab.72 Davi diculik
73 Bab.73 Bukan Vila
74 Bab.74 Terkecoh lagi
75 Bab.75 Berjanjilah untuk baik-baik saja
76 Bab.76 Sebuah jaminan
77 Bab.77 War
78 Bab.78 Manipulasi
79 Bab.79 War 2
80 Bab.80 Sebab dan alasan
81 Bab.81 Barang bukti
82 Bab.82 Bom
83 Bab.83 CCTV
84 Bab.84 Pengorbanan
85 Bab.85 Memutuskan untuk berpisah
86 Bab.86 Sebuah harapan
87 Bab.87 Takdir Gila yang membawa akhir bahagia.
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Bab.1 Jebakan
2
Bab.2 Ini bukan tubuhku
3
Bab.3 Menerima keadaan
4
Bab.4 Pulang
5
Bab.5 Status Nyonya rumah
6
Bab.6 Mengalah bukan berarti kalah
7
Bab.7 Permintaan tolong
8
Bab.8 Kelemahan
9
Bab.9 Hanya tawanan?
10
Bab.10 Rencana yang gagal
11
Bab.11 Berpura-pura
12
Bab.12 Chees Cake
13
Bab.13 Transaksi
14
Bab.14 Dua sisi
15
Bab.15 Binar yang hilang
16
Bab.16 Lari bersama
17
Bab.17 Luka yang kembali berdarah
18
Bab.18 Mendapatkan pesanan
19
Bab.19 Sesuatu yang janggal
20
Bab.20 Anak kucing
21
Bab.21 Rasa yang begitu mirip
22
Bab.22 Tidak sadarkan diri
23
Bab.23 Terpakasa mengacau
24
Bab.24 Lolos dari ancaman
25
Bab.25 Mulai curiga
26
Bab.26 Drama ibu mertua jahat
27
Bab.27 Jangan memberi harapan
28
Bab.28 Aku mau dia mati!
29
Bab.29 Ingatan menyakitkan
30
Bab.30 Menjalankan rencana
31
Bab.31 Rasa yang berbeda
32
Bab.32 Rasa yang datang tanpa permisi
33
Bab.33 Benarkah keputusanku?
34
Bab. 34 Terpojok
35
Bab.35 Terkejut hingga linglung
36
Bab.36 Luka yang masih terasa
37
Bab.37 Bimbang
38
Bab.38 Menyusup
39
Bab. 39 Lelang
40
Bab. 40 Rasa yang kembali hadir
41
Bab.41 Ternyata bukan kecelakaan
42
Bab.42 Mengelabui
43
Bab.43 Tempat untuk bertemu
44
Bab.44 Masalah Sarapan
45
Bab.45 Rasa yang mulai terkikis
46
Bab.46 Kepalsuan
47
Bab.47 Menyelinap
48
Bab.48 Drama Niken
49
Bab.49 Seorang Tuan
50
Bab.50 Siapa yang berkhianat?
51
Bab.51 Berada di depan pintu.
52
Bab.52 Mengejutkan
53
Bab.53 Trauma
54
Bab.54 Apa tubuhku selamat?
55
Bab.55 Kenyataan yang membingungkan
56
Bab.56 Kalian berbeda
57
Bab.57 Lebih Pendiam
58
Bab.58 Sebuah Amplop
59
Bab.59 Takdir yang rumit
60
Bab.60 Bukan anak Dery
61
Bab.61 Kamu adalah anakku
62
Bab.62 Berkemah
63
Bab.63 Kita Berbeda
64
Bab.64 Kecewa karena cinta
65
Bab.65 Masa kelam Dery
66
Bab.66 Datang ke perusahaan
67
Bab.67 Roxi yang sesungguhnya.
68
Bab.68 Rencana B
69
Bab.69 Rere terancam
70
Bab.70 Hanya sebuah permainan
71
Bab.71 Di mana Davi
72
Bab.72 Davi diculik
73
Bab.73 Bukan Vila
74
Bab.74 Terkecoh lagi
75
Bab.75 Berjanjilah untuk baik-baik saja
76
Bab.76 Sebuah jaminan
77
Bab.77 War
78
Bab.78 Manipulasi
79
Bab.79 War 2
80
Bab.80 Sebab dan alasan
81
Bab.81 Barang bukti
82
Bab.82 Bom
83
Bab.83 CCTV
84
Bab.84 Pengorbanan
85
Bab.85 Memutuskan untuk berpisah
86
Bab.86 Sebuah harapan
87
Bab.87 Takdir Gila yang membawa akhir bahagia.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!