Keluar dari ruang pemeriksaan, tubuh Aluna terasa lemas. Kakinya terasa berat untuk melangkah. Tak pernah menyangka bahwa lelaki yang dia cintai itu ternyata telah berdusta. Dia telah mengkhianati janji suci yang mereka ikrar-kan ketika menikah dulu.
Aluna masuk ke dalam mobil dengan dada yang terasa sesak. Tiba-tiba air matanya luruh saat dia sendirian di dalam mobil. Air mata itu kini bahkan tak bisa berhenti. Sembari memegangi dadanya, Aluna mencoba mengingat-ingat kesalahan apa yang telah ia perbuat. Sehingga membuat suaminya sampai mengkhianati rumah tangganya.
Tanpa sadar, tangannya meremas perutnya. Dia juga memukuli perutnya sendiri. "Kenapa kamu tidak berguna?" gumamnya dengan marah. Ia terus menerus memukuli perutnya sendiri.
Penyesalan mulai dia rasakan. Dulu, seandainya dia tidak melakukan ab*rsi pada janinnya. Mungkin sekarang dia dan Saga telah memiliki anak yang menginjak remaja.
"Kamu gug*rin ya! Kita masih muda, kita masih harus mengejar karir kita." kata Saga pada waktu itu.
Waktu itu, mereka masih duduk dibangku kelas 2 SMA. Aluna telah mengandung anak dari Saga. Namun, mereka memutuskan untuk mengug*rkan anak tersebut. Alasannya karena mereka masih belum cukup umur dan masih harus mengejar karir mereka.
"Aku janji tidak akan pernah tinggalin kamu! Kita masih bisa memiliki anak di masa depan." bujuk rayu Saga.
"Kamu tidak cinta sama aku? Kamu tidak mau punya anak dengan aku?" tanya Aluna.
"Bukan.. Bukan tidak cinta. Aku cinta banget sama kamu. Tapi untuk saat ini, aku masih belum siap. Aku masih belum punya apa-apa untuk menghidupi kamu dan anak kita. Aku cinta banget sama kamu. Aku janji setelah lulus kuliah, kita akan segera menikah." kata Saga.
Pada saat itu, Saga memang sangat mencintai Aluna. Tapi, dia belum siap memiliki anak. Karena dia masih belum memiliki modal apapun.
Tangisan Aluna semakin menjadi tatkala teringat akan masa lalunya tersebut. Kenapa dia begitu bodoh pada waktu itu. Kenapa dia nurut apa kata Saga yang akhirnya dia tidak bisa memegang janjinya.
Cukup lama Aluna menangis di dalam mobilnya. Setelah merasa agak tenang. Dia pun segera pergi ke butik tempatnya bekerja. Berharap dia bisa melupakan semuanya setelah menyibukan dirinya.
Perlahan dia menjalankan mobilnya. Air matanya masih saja menetes. Namun, tidak seperti tadi. Kini, dia mulai berusaha menenangkan dirinya sendiri.
TungTing..
Aluna menerima pesan dari dokter Ferdian. "Tenangkan hati kamu! Hati-hati saat berkendara!"
Ternyata, dokter Ferdian juga mencemaskan keadaan Aluna. Sehingga dia mengirim pesan kepada Aluna. Mengingatkan Aluna agar berhati-hati dalam berkendara.
Aluna tersenyum setelah membaca pesan dari temannya tersebut. "Harusnya aku nikahin dia dulu." gumamnya.
Sesampainya di butik. Aluna berusaha mengalihkan perhatiannya pada pekerjaan. Dia berusaha untuk tidak memikirkan apa yang barusan dia lihat.
Sampai akhirnya seseorang masuk ke ruangannya. "Lun, kenapa wajah kamu pucat gitu? Kamu sakit?" tanya Ana, sahabat Aluna.
"Katanya kamu mau cerita. Mau cerita apa sih?" tanya Ana lagi.
Ana sengaja meluangkan waktu karena Aluna berkata dia ingin curhat. Namun, dia malah melihat Aluna yang sepertinya tidak sehat. Wajahnya nampak pucat, dan juga matanya terlihat lebam.
"Ada apa sih?" tanya Ana lagi. Dia tahu jika sahabatnya itu sedang mempunyai masalah.
Tiba-tiba Aluna memeluk Ana sembari menangis tersedu-sedu. Di depan sahabatnya, Aluna tidak bisa menyembunyikan kesedihannya.
"Kenapa? Kenapa nangis?" Ana mengusap rambut Aluna dengan lembut. Dia sudah terbiasa melihat Aluna sedih, tapi tidak sesedih ini.
Aluna bukannya menjawab. Tapi dia semakin tersedu. Air matanya kembali mengalir dengan deras.
"Ya udah nangis aja dulu!" Ana menyadari kesalahannya. Seharusnya dia tidak bertanya kenapa. Karena itu pasti akan membuat Aluna semakin tak kuat. Dan dia yakin, masalah Aluna kali ini sangatlah berat.
Ana membiarkan Aluna menangis sepuasnya. Dia tidak lagi bertanya kenapa. Tapi hanya membantu Aluna mengambil tissue untuk mengelap air matanya.
Lebih dari satu jam Aluna menangis tanpa henti. Dan Ana dengan setia menunggu dan menemaninya. Dia bahkan meninggalkan pekerjaannya demi menemani sahabatnya yang sedang bersedih tersebut.
"Minum dulu! Wajah kamu semakin pucat." kata Ana sembari memberi Aluna segelas air putih.
"Hiks.. Hiks.." Aluna menerima minuman tersebut kemudian menenggaknya. Ia masih saja terisak meskipun sudah lama menangis. Bahkan matanya sampai bengkak.
"Sudah mulai tenang? Sudah bisa cerita ada apa?" tanya Ana lagi. Sebenarnya dia penasaran apa yang terjadi dengan sahabatnya itu. Karena tak biasanya Aluna menangis seperti itu.
"Saga An.. Hiks.. Saga.."
"Saga kenapa?"
"Saga selingkuh.. Hua... Dia selingkuh dan punya anak dengan wanita itu.." Aluna kembali menangis. Tapi dia sempat cerita apa yang membuatnya menangis.
"Serius? Saga? Selingkuh?" bahkan Ana tidak percaya bahwa suami Aluna bisa melakukan hal semacam itu.
Selama ini, dia melihat hubungan Saga dan Aluna baik-baik saja. Dia melihat betapa Saga sangat mencintai Aluna. Mereka hidup bahagia meskipun sampai sekarang belum memiliki seorang anak.
"Iya... Mungkin karena aku belum bisa kasih dia keturunan.." Aluna kembali menangis. Hatinya terasa sangat perih dan sakit.
"Bukankah dia bilang menerima kamu apa adanya? Kenapa dia malah selingkuh? Bukannya dia minta kamu untuk gug*rin anak kalian dulu? Harusnya dia tahu akibat dari apa yang kamu lakukan itu. Dasar brengs*k emang suami kamu itu.." Ana tak bisa mengendalikan amarahnya saat tahu sahabatnya dikhianati oleh suaminya.
"Dokter Ferdian kan bilang kalau kamu sampai sekarang belum bisa punya anak karena dulu pernah melakukan tindakan ilegal itu. Kenapa sekarang malah laki kamu selingkuh?" Ana kembali marah.
"Siapa selingkuhannya? Ayo kita labrak dia!" ia bahkan lebih marah dibanding dengan Aluna.
Tapi, sesaat kemudian Ana memeluk Aluna yang terlihat sangat tertekan. Rasa kecewa di dalam hati Aluna membuat Aluna tertekan dan terluka. "Yang sabar ya! Kita hajar pelakor itu!" ucap Ana sembari memeluk Aluna dengan erat.
Tubuh Aluna bahkan sampai gemetar karena terlalu sakit hati dan kecewa terhadap perbuatan suaminya. Ana bisa merasakan sakit hati yang dirasakan oleh sahabatnya itu. Apalagi dia tahu betul sebesar apa cinta Aluna kepada suaminya.
Dulu, banyak lelaki yang mengejar Aluna karena kecantikan dan kebaikannya. Tapi, Aluna menolak mereka semua karena ingin hidup bersama dengan Saga dan karena begitu besar cintanya kepada Saga. Tapi ternyata dia dikhianati oleh suaminya tersebut.
"Tapi kamu tahu darimana kalau Saga selingkuh?" tanya Ana.
"Aku nemuin struk pembelian peralatan bayi dan susu untuk wanita hamil. Lalu aku berniat mengikuti Saga, ternyata benar, dia selingkuh dan memiliki anak berumur tiga tahun, dan kini selingkuhannya hamil anak kedua." jawab Aluna menahan rasa perih di dalam hatinya saat bercerita dengan sahabatnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
Novi Vita
baru bc kok udh nysek y
2023-02-01
1