Bab 3

Ana tak pernah menyangka jika ternyata Saga bisa berbuat seperti itu terhadap Aluna. Sebagai teman yang mengenal baik Saga dan Aluna. Ana benar-benar merasa kecewa kepada Saga. "Brengs*k bener sih suami kamu. Aku nggak nyangka." kata Ana.

Dan, tanpa sadar air mata Ana juga menetes. Dia tidak kuat melihat sahabatnya seperti itu. Segera dia memeluk Aluna dengan erat. "Kamu yang sabar. Lalu apa rencana kamu selanjutnya?" tanyanya.

Sementara Aluna belum bisa berpikir ke depan. Dia hanya menggelengkan kepalanya dengan air mata yang semakin deras menetes. Saat ini hatinya benar-benar merasa sakit. Dia masih belum memikirkan langkah ke depannya gimana.

"Sudah makan?" tanya Ana.

Aluna kembali menggeleng. Namun kali ini dia mulai melemah. Bahkan hanya menggeleng pun terasa berat. Tiba-tiba...

"Lun! Aluna!" Ana memanggil-manggil Aluna yang makin lemas.

"Lun bangun woi! Jangan bikin aku takut.." kata Ana semakin panik karena Aluna mulai tak sadarkan diri.

Ana berteriak memanggil karyawan Aluna yang ada di butik tersebut. Segera mereka membawa Aluna ke rumah sakit karena takut terjadi apa-apa.

Ana berusaha menghubungi Saga. Namun, tidak dijawab. Lalu dia mengirim pesan. Berharap Saga segera membacanya.

Sebelumnya, Ana sempat marah karena Saga tidak mengangkat teleponnya. Dia bahkan menuduh Saga sedang senang-senang bareng selingkuhannya.

Setelah mendapat perawatan dan infus. Sejam kemudian Aluna sadar. Dia membuka matanya dan melihat Ana yang berada di samping tempat tidurnya.

"Aku kenapa An?" tanyanya bingung karena tangannya telah diinfus dan ia berada di rumah sakit.

"Udah bangun? Aku takut banget.. Kamu pingsan tadi.." jawab Ana sekaligus bersyukur karena sahabatnya telah sadarkan diri.

"Pingsan?"

"Ya. Kamu belum makan kan dari tadi pagi?"

"Udah tahu punya penyakit lambung masih aja bandel. Untung masih bisa bangun, kalau nggak..." cerocos Ana. Namun, sesaat kemudian dia menangis.

Ana segera memeluk Aluna dengan erat. "Jangan bodoh lagi! Apapun yang terjadi kamu harus tetap makan! Penyakit lambung kamu tidak peduli dengan masalah kamu, yang dia peduliin cuma kamu memberinya makan!" imbuh Ana masih memeluk Aluna.

Aluna tersenyum geli mendengar omelan Ana. Dia juga merasa bersyukur karena memiliki sahabat seperti Ana yang begitu sangat peduli kepadanya.

"Aku udah telepon Saga tapi dia nggak angkat. Mungkin dia sedang meeting." meskipun kesal, namun Ana masih bisa menutupi kekesalannya. Dia bahkan tidak membuat Aluna berpikiran yang tidak-tidak terhadap suaminya.

"Biarin aja." Aluna berkata sembari tersenyum. Namun, raut wajahnya tidak bisa bohong bahwa sebenarnya dia kecewa.

"An, kamu jangan bilang ke siapa-siapa mengenai tentang Saga yang selingkuh, termasuk Saga sendiri. Biarin aja, aku mau lihat seperti apa permainannya." pinta Aluna.

"Iya. Tenang aja." jawab Ana.

Tak lama kemudian, Saga datang dengan panik. "Lun, gimana keadaan kamu?" tanyanya dengan khawatir.

"Aku baik kok mas." kata Aluna masih bisa tersenyum di depan suaminya.

"Maaf ya, aku tadi meeting. Tapi, begitu aku baca pesan dari Ana. Aku langsung kesini." kata Saga lagi. Nampak sekali bahwa dia sangat khawatir. Bagaimana tidak, Aluna masih istrinya.

"Nggak apa kok. Aku kan juga harus terbiasa sendiri mulai sekarang.." kata Aluna dengan tersenyum kecil. Tapi, senyuman itu mengandung makna tersirat.

Saga segera meraih tangan istrinya. Dia mengira Aluna hanya marah karena dia tidak segera datang ke rumah sakit. Dia mencium tangan istrinya dengan lembut. "Ngomong apa sih.." katanya dengan lembut.

Aluna kembali tersenyum. Dia merasakan sesuatu yang aneh dalam dirinya. Hatinya sudah tidak lagi bergetar dengan perlakuan manis Saga. Entah karena dia sedang kecewa atau apa. Yang jelas dia tidak merasakan apa-apa lagi.

"Kalau gitu aku balik dulu, Lun!" karena suami Aluna sudah tiba. Ana pun segera pamit. Karena semakin lama melihat Saga yang bersikap manis kepada Aluna. Dia semakin muak dan kesal.

"Oh ya An. Thanks ya.." jawab Aluna.

"Makasih ya An.." sahut Saga juga.

Setelah Ana pergi. Saga kembali bersikap manis kepada istrinya. "Kamu belum makan kan? Tadi kamu juga nggak sarapan." kata Saga.

"Aku belum laper kok.." jawab Aluna.

"Yank, kamu harus jaga kesehatan kamu! Aku nggak mau terjadi apa-apa dengan kamu." kata Saga lagi.

Entah kenapa Aluna justru merasa geli dengan perkataan suaminya itu. Dia bahkan tersenyum kecil mendengar perkataan suaminya. "Aku harus sehat dong, karena aku masih punya banyak mimpi. Aku masih ingin menimang anakku." ucap Aluna yang membuat Saga segera menatap istrinya dengan iba.

Dia tahu, mereka sama-sama tahu kalau Aluna tidak bisa hamil akibat rahimnya yang luka saat dia melakukan ab*rs* waktu itu. Saga pun segera memeluk Aluna dengan erat. Dia tahu apa yang dirasakan oleh istrinya tersebut. Sama seperti Aluna, sebenarnya Saga juga sangat ingin menimang anak dari buah pernikahan mereka.

Namun, mengetahui faktanya. Saga kembali merasa bersalah karena dulu meminta Aluna untuk mengug*rkan calon anak mereka.

"Kenapa natap aku seperti itu? Aku nggak perlu dikasihani. Karena aku yakin aku bisa memiliki anak." kata Aluna lagi.

Saga kembali tidak menjawab. Dia hanya terus memeluk istrinya dengan sangat erat.

Sebenarnya Aluna juga merasa sangat sedih. Setelah mengetahui fakta bahwa suaminya berselingkuh. Aluna merasa gagal menjadi seorang istri. Apalagi sampai saat ini dia masih belum bisa memberikan keturunan untuk suaminya.

"Aku ingin punya anak, agar kamu tidak melihat wanita lain." imbuh Aluna.

Mendengar perkataan Aluna. Saga pun segera menatap Aluna kembali. Rasa iba, kasihan dan bersalah kembali menyerang hatinya. Dia menangkup kedua pipi Aluna menggunakan kedua tangannya. "Kamu kenapa sih? Kenapa kamu ngomong hal-hal aneh hari ini? Aku nggak akan tinggalin kamu, karena aku sangat mencintai kamu." kata Saga sembari menatap Aluna.

Akan tetapi Aluna tersenyum kecil dan mengalihkan pandangannya. Kini, dia tidak lagi percaya dengan kata cinta dan manis yang suaminya katakan. Faktanya, kalau Saga benar mencintainya, dia tidak akan pernah selingkuh dan bahkan memiliki anak dengan wanita lain.

"Aku mau pulang!" kata Aluna.

"Kamu beneran nggak kenapa-napa?" tanya Saga kembali khawatir.

"Nggak. Cuma hatiku aja yang agak sakit." kata Aluna yang kembali membuat Saga bingung.

Dia merasa aneh dengan istrinya hari ini. Berulang kali dia mengatakan hal-hal yang aneh. "Kalau masih belum sehat, kamu dirawat disini aja dulu!" kata Saga.

"Nggak. Aku nggak kenapa-napa." jawab Aluna.

Karena Aluna terus memaksa. Akhirnya Saga meminta agar istrinya bisa segera keluar dari rumah sakit. Setelah membayar administrasi Saga pun membawa istrinya pulang ke rumah.

Di rumah. Dia berusaha melayani istrinya bahkan memasak makanan untuk istrinya. Seperti biasanya, Saga begitu sangat perhatian dan penuh kasih sayang terhadap Aluna.

Hanya saja, apa yang Saga lakukan tersebut sudah tidak lagi membuat hatinya tersentuh. Sebaliknya, dia justru semakin kecewa terhadap suaminya tersebut.

Bahkan saat tidur pun, Aluna memunggungi Saga. Tidak seperti biasanya, dia selalu meringkuk di dalam pelukan suaminya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!