Dusta (Dia Yang Aku Cinta)

Dusta (Dia Yang Aku Cinta)

Bab 1

Pagi cerah itu menambah kenikmatan dalam menyesap kopi di pagi hari. Seperti biasa, Aluna menyiapkan kopi dan roti bakar untuk suami, Saga. "Kopinya mas.." kata Aluna sembari menghidangkan segelas kopi hitam di depan suaminya yang sedang menikmati roti bakar buatan istri tercinta.

"Makasih sayank.." kata manis Saga untuk sang istri.

"Mas, hari ini aku berangkat awal, karena ada klien yang ingin ketemu pagi ini." kata Aluna berpamitan kepada suaminya.

"Iya.." Saga menjawab dengan lembut.

"Kalau gitu aku berangkat dulu ya, mas! Emuah.." sebelum berangkat ke butik, Aluna mengecup pipi suaminya dengan lembut.

"Hati-hati sayank!" kata Saga.

Aluna segera bergegas menuju mobil dan berangkat ke butik. Tidak seperti biasa, pagi ini Aluna berangkat lebih pagi. Jika biasanya dia berangkat jam setengah 9. Hari ini jam 7 dia sudah berangkat.

Honda jazz berwarna merah melaju pelan di jalan komplek perumahan elite. Namun, tiba-tiba berhenti di seberang jalan. Tidak tahu sedang apa dan sedang menunggu siapa.

Mata Aluna terus menatap ke arah pintu keluar dari komplek perumahan tempat tinggalnya. Ia melepas kacamata hitam yang dia kenakan. Hatinya merasa gelisah dan tak sabar.

Tak lama kemudian, mobil Pajero putih keluar dari komplek perumahan tempat tinggalnya. Mobil itu melaju pelan, dan Aluna mengikuti mobil tersebut dari jarak agak jauh.

Ya, mobil Pajero putih itu adalah mobil milik suami, Saga. Aluna sengaja mengikuti mobil suaminya karena penasaran kemana suaminya akan pergi.

Aluna sudah menaruh curiga terhadap suaminya sejak seminggu yang lalu. Dia menemukan struk pembelian susu ibu hamil dan beberapa peralatan bayi lainnya.

Mobil Pajero putih itu melaju ke sebuah komplek perumahan. Aluna terus mengikutinya, hatinya gelisah membayangkan apa yang akan dia lihat. Apakah sama dengan apa yang dia pikikan.

Meskipun dalam hatinya berkecambuk. Dia ingin percaya sepenuhnya kepada lelaki yang telah delapan tahun membina rumah tangga bersamanya. Namun, hati kecilnya mengatakan hal yang berbeda.

Mobil Saga berhenti di sebuah rumah berwarna biru muda. Dengan segera dia keluar dari mobil dan masuk ke dalam rumah tersebut.

Aluna memicingkan matanya. Seingatnya, Saga tidak memiliki saudara yang bertempat tinggal di perumahan tersebut. Hatinya semakin gelisah. Bayang-bayang pengkhianatan suaminya mulai semakin nyata.

Aluna mengatur irama detak jantungnya berkali-kali. Berharap bahwa apa yang dia pikirkan tidak sesuai dengan apa yang dia lihat nantinya.

Setelah menunggu agak lama. Saga keluar dari rumah tersebut bersama dengan seorang wanita hamil dan juga seorang anak yang berumur sekitar tiga tahun.

Saga terlihat nampak bahagia bersama dengan mereka. Ia juga terlihat begitu menyayangi anak kecil tersebut.

Dari kejauhan Aluna bertanya-tanya, siapa wanita hamil itu, siapa anak kecil itu. Kenapa begitu akrab dengan suaminya. Juga kenapa suaminya terlihat begitu sangat bahagia.

Saga melajukan mobilnya meninggalkan rumah tersebut. Aluna pun mengikuti mobil Saga sampai ke sebuah rumah sakit.

Terus, Aluna terus mengikuti suaminya bersama dengan wanita lain. Secepat mungkin Aluna berganti pakaian. Ia mengenakan kaca mata hitam juga penutup kepala. Memungkin siapapun tidak mengenali dirinya.

Aluna juga ikut menunggu antrian diantara pengunjung yang lain. Dia duduk di belakang Saga dengan hanya berjarak dua kursi saja. Di situ dia bisa mendengar secara jelas percakapan suaminya dengan wanita yang sedang hamil tersebut.

"Mas, nggak ke kantor?" tanya wanita itu.

"Nanti, anter kamu dulu. Aku ingin tahu perkembangan dedek bayi juga.." jawab Saga dengan lembut.

Pada saat itu hati Aluna serasa teriris. Suaminya, mengantar wanita lain yang sedang hamil. Dan berkata lembut kepada wanita lain seolah wanita itu sangat special. Yang lebih menyakitkan, Saga memangku anak kecil berumur tiga tahu tersebut dengan penuh kasih sayang. Seolah anak itu anaknya sendiri.

Aluna masih berpikiran positif. Dia tidak mau disesatkan oleh pikiran jelek akibat dari emosinya. Aluna masih ingin membuktikan bahwa pemikirannya itu tidaklah benar. Dia percaya bahwa suaminya sangat mencintai. Suaminya tidak akan pernah mengkhianatinya. Meskipun di depannya kemungkinan bahwa suaminya selingkuh terlihat tujuh puluh lima persen.

"Ibu Santi.." suster memanggil pasien berikut.

Dari itu juga, Aluna tahu nama wanita yang bersama dengan suaminya tersebut.

Saga menuntun wanita hamil itu dengan pelan sembari menggandeng tangan anak kecil yang ikut dengan mereka. "Rey duluan aja! Mama biar papa yang tuntun." kata Saga.

Mendengar perkataan Saga tersebut. Hati Aluna seperti ditusuk. Papa? Jadi benar itu anak Saga? Aluna semakin bertanya-tanya. Tapi, dia masih memaksa pikirannya untuk berpikiran positif.

Aluna memegangi dadanya yang terasa sakit. Tapi, dia tetap berusaha untuk kuat. Dia masih berpikiran bahwa apa yang dia dengar itu tidaklah mungkin. Dia masih percaya bahwa suaminya sangat mencintainya dan tak mungkin berkhianat kepadanya.

Sekitar lima belas menit, Saga dan Santi di dalam ruang pemeriksaan. Setelah akhirnya mereka keluar dengan senyuman bahagia di wajah masing-masing.

"Ibu Aluna.." suster memanggilnya. Dengan segera Aluna masuk ke dalam ruang pemeriksaan.

"Siapa yang bersama dengan suamiku tadi, dok?" tanya Aluna.

Dia mengenal dokter kandungan tersebut karena selama ini dia juga berkonsultasi ke dokter tersebut supaya segera memiliki anak. Juga karena dokter tersebut adalah teman baik Aluna dan Saga. Mereka berteman semasa sekolah.

"Dokter Ferdian, siapa wanita yang bersama suamiku tadi?" nada suara Aluna bertambah naik. Dia tidak sabar dengan jawaban dari temannya tersebut.

"Sudah lama mereka berhubungan?" Aluna mengubah pertanyaannya. Dia melihat wajah bingung dari dokter tersebut.

"Ya. Sudah tiga tahunan lebih." kata dokter Ferdian mulai berterus terang.

Seketika Aluna terdiam. Tubuhnya terasa lemah. Hatinya bak dihujam ribuan anak panah. Sakit dan ngilu. Ia menutupi wajahnya menggunakan kedua tangannya. Ingin menangis tapi air matanya tak bisa keluar. Hanya rasa kecewa yang ada di dalam hatinya.

Suaminya yang ia nikahi selama delapan tahun. Suami yang dianggap seperti malaikat. Ternyata dia telah mengkhianati pernikahan mereka selama hampir empat tahun. Dan bahkan telah memiliki anak bersama wanita lain.

Hati wanita mana yang tidak sakit? Hati wanita yang tidak teriris?

"Lun, kamu yang sabar!" kata dokter Ferdian.

"Aku kira dia bisa menerima kekuranganku Fer, aku kira di bahagia bersama denganku. Tapi ternyata..." Aluna tersenyum sinis. Air mata tak bisa menetes meskipun hatinya terasa begitu sakit.

"Anak kecil tadi anaknya Saga?" dokter Ferdian mengangguk pelan. Dia menatap Aluna yang melemah, tubuhnya terlihat lunglai.

Sebenarnya, sebagai teman, dokter Ferdian tidak tega melihat Aluna sedih seperti itu. Apalagi dia sangat tahu bagaimana perjuangan Aluna agar supaya memiliki anak dengan suaminya.

Terpopuler

Comments

Oh Dewi

Oh Dewi

Mampir ah...
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya Caraku Menemukanmu

2023-07-13

0

Patrick Khan

Patrick Khan

.hai kakak..q mampir nie😊

2023-02-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!