Happy Reading 😊
.
.
.
.
5 tahun kemudian
Seorang pria dengan tubuh yang tinggi berdiri sambil tersenyum. Orang-orang yang melihatnya takjub dengan tampan yang di miliki pria berparas ganteng itu. Selain ketampanan yang dimilikinya, ia juga berprofesi sebagai seorang Dokter di Rumah Sakit Magesta dan sebagai Direktur di salah satu perusahaan ternama di Australia.
"Wah, Dokternya tampan sekali,"
"Iya. Senyumnya aduh..... buat aku betah berbaring di ranjang rumah sakit saja,"
"Permisi Dokter, kalau boleh tahu nama Dokter siapa?"
Itulah kalimat-kalimat yang para pasien lontarkan saat melihat dokter tampan.
"Nama saya Erlando, kalian bisa panggil saya dengan sebutan Dokter Erlando atau Dokter Lan," jawabnya tersenyum. Senyum yang mampu membuat orang lain bahagia.
Erlando melangkahkan kaki menuju ruangannya, Ia ingin beristrahat sejenak. Bekerja sejak pagi sampai siang membuat badannya remuk. Belum lagi ia harus ke Perusahaan.
Erlando beranjak pulang melewati loby rumah sakit, pandangannya tertuju pada sosok yang mirip Nazia. Erlando melangkah untuk menghampirinya dan tiba-tiba ada seorang pria yang datang lebih dulu menghampiri wanita itu.
"Sudah selesai dek?" tanya pria itu.
Namanya Ferdinan, ia adalah lelaki sukses yang memiliki dua Perusahaan yang kini sedang maju.
"Sudah kak. Kata Dokter, aku harus banyak istrahat,"
"Ya, sudah. Ayo kita pulang,"
Mereka pun berjalan menuju tempat parkiran. Saat hendak masuk mobil, Erlando menarik tangan wanita itu.
"Nazia, ini kah kamu Nazia? Kamu masih hidup!" ucap Erlando sambil memegang bahu wanita itu.
Ehem, ehem. Ferdinan berdehem membuat Erlando melepaskan tangannya dari bahu wanita itu.
"Maaf, sepertinya kamu salah orang. Dia adiku, Nadira. Bukan Nazia," ucap Ferdinan.
"Tidak mungkin, dia pasti Nazia," tolak Erlando.
"Ayo sayang," ajak Ferdinan kemudian pergi meninggalkan Erlando yang berdiri mematung.
Erlando tak percaya, wanita yang begitu mirip dengan Nazia ternyata bukan Nazia.
Malam Hari...
Sejak pertemuan yang tidak disengaja, Erlando tak bisa tidur. Ia penasaran dengan sosok yang mirip Nazia. Berulang kali ia menyebut nama Nadira. Begitu mirip dengan Nazia.
"Tapi bagaimana mungkin dia Nazia. Bukankah Nazia sudah meninggal." Batin Erlando.
Memikirkan Nazia dan Nadira membuatnya tak bisa tidur nyenyak. Erlando memilih keluar untuk menghirup udara segar. Saat di perjalanan, ia mendapatkan panggilan telepon dari rumah sakit.
"Selamat malam Dok, maaf mengganggu. Bisa Dokter ke rumah sakit sekarang?" tanya seseorang disebrang sana.
Namanya Anatasya, ia Dokter muda di Rumah Sakit Magesta. Kecantikannya membuat para dokter muda lainnya cemburu. Anatasnya begitu menyukai Erlando. Tapi tidak dengan Erlando. Erlando masih menunggu wanita pujaan hatinya, yaitu sahabatnya saat ia berumur 7 tahun. Mereka bertemu saat keluarga Erlando sedang bertemu dengan kliennya.
"Iya bisa. 15 menit lagi aku sampai," jawab Erlando.
15 menit kemudian, Erlando tiba di Rumah Sakit Magesta, ia memakirkan mobil nya di basemend. Erlando turun dengan cepat dan berjalan menuju ruangannya.
"Dokter Erlan!" panggil seseorang.
Erlando membalikan tubuhnya mencari asal suara. Ia melihat Anatasya berjalan tergesa-gesa.
Erlando mengeryitkan dahinya.
Anatasya paham dengan perubahan raut wajah Erlando. Ia pun berkata. "Maaf, aku menyuruh mu ke sini untuk menggantikan Dokter Johan melakukan operasi pada pasien yang baru di bawa pagi tadi," jelas Anatasya.
Erlando mengangguk bertanda paham. Mereka berdua berjalan menuju tempat operasi. Setelah operasi selesai. Erlando kembali pulang ke rumahnya.
Pagi hari...
Erlando tak tinggal diam, ia menyuruh semua bawahannya untuk mencari tahu. Ia tak memberi tahu orang tuanya, ia ingin memastikan, apakah itu Nazia atau bukan. Saat masih Sekolah, Erlando sudah menjadi Mafia, jelas tanpa sepengetahuan Ibu dan Ayahnya. Ia begitu pintar menutupinya. Erlando menghubungi sahabatnya sekaligus asistennya.
"Bisa temui aku di tempat biasa?" ucap Erlando pada seseorang di sebrang sana.
"Oke, aku kesana sekarang," jawab orang itu.
Cafe XX
"Aku butuh bantuanmu," ucap Erlando.
"Apa kamu menemukan wanita cantik lagi," ledek Adrian.
"Aku tidak bercanda, Adrian. Aku serius," ujar Erlando.
"Kamu masih ingat kan sama Nazia?" tanya Erlando.
"Iya, masih. Bukannya Nazia sudah meninggal?" tanya Adrian.
"Kemarin aku melihatnya, aku yakin dia Nazia,"
"Jika menurutmu itu adalah dia, maka aku siap membantu!"
"Kabari aku secepatnya,"
2 Hari Kemudian...
"Apa kamu sudah mendapatkan info tentangnya?"
"Maaf, kami tidak menemukannya, sepertinya ada seseorang yang menutup informasi wanita itu!"
"Suruh orang kepercayaanmu untuk mencari tahunya. Aku tidak mau tahu!! Kalian harus mendapatkan informasi tentangnya. Bagaimana pun caranya!" tegas Erlando. Ia mengepalkan tangannya.
PRAAAANG....
Erlando membanting semua benda yang ada di atas meja kerjanya.
****
Suasana malam hari begitu dingin. Mereka menikmati indanya pemandangan malam. Kini Erlando berada di Rumah Sakit Magesta untuk menjalankan tugasnya sebagai seorang Dokter. Pukul 12 malam, Erlando pulang ke Apartemennya. Saat di perjalanan bayangan Nazia kembali hadir, membuatnya tak konsentrasi mengemudi, untuk mencegah kecelakaan ia memilih memakirkan mobilnya di pinggiran jalan. Pandangannya tertuju pada lampu jalan, membuat pikirannya melayang. tiba-tiba ada panggilan masuk. Ia pun mengangkat nya.
"Aku sudah mendapatkan informasi tentang wanita itu," ucap Adrian.
"Kerja bagu," ucap Erlando pada Asistennya.
"Aku harus membawa Nazia bertemu ibu. Aku yakin, dengan kehadiran Nazia ibu pasti akan sadar dari komanya," gumam Erlando.
"Maafkan aku, Nazia. Aku melakukan ini demi ibu. Tapi bukan berarti aku akan baik padamu. " Batin Erlando.
****
Kediaman Magesta
"Bu, aku punya kabar baik untuk Ibu" bisik Erlando tepat di telinga Ibunya. "Tak lama lagi, anak Ibu akan kembali. Dia akan kembali dan tinggal bersama kita. Aku janji akan membawanya ke sini." lanjutnya.
"Ibu harus bangun, agar Ibu bisa melihatnya dan memeluknya. Ibu pasti kangen kan sama Nazia. Nazia masih hidup Buk," ucapnya lagi.
Tiba-tiba jari tangan Melyana bergerak. Erlando yang melihatnya pun segera menghubungi Dokter kepercayaan keluarga Magesta.
want to fly and run till it hurts
Sleep for a while and speak no words in Australia
I want to fly and run till it hurts
Sleep for a while and speak no words in Australia…
Nada dering telepone Johan.
"Ada apa Lan?" tanya seseorang di sebrang sana.
"Segera kerumahku, Ibuku menggerakan jarinya," ucap Erlando.
"Aku kesana sekarang," ucap Johan.
Tut tut tut.... Panggilan telepon berakhir.
20 menit kemudian, Dokter Johan sampai di kediaman Magesta. Ia pun memeriksa keadaan Ibu Melyana. Erlando menceritakan semuanya pada Johan. Johan kembali memberinya saran.
"Bawa Nazia ke sini, Lan," ucap Johan pada Erlando.
"Itulah masalahnya, Johan. Nazia tak mengenalku, bahkan ia bersama dengan seorang pria yang lebih tua darinya,"
"Lalu apa rencanamu?" tanya Johan.
"Aku belum memikirkan hal itu,"
"Jika kamu membutuhkan bantuanku, segera hubungi aku."
"Terimakasih Johan,"
.
.
.
.
.
Bersambung...
Halo Readers, jangan lupa tap jempolnya serta fav dan vote. Kritik dan Saran sangat di butuhkan 😊😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Lilis Effendi
masih blom paham
2021-01-21
1
Radin Zakiyah Musbich
Ceritanya seru kak 👍👍👍
ijin promo ya 🍎🍎🍎
jgn lupa baca novel dg judul "HITAM"🍎🍎
kisah tentang pernikahan yg tak diinginkan,
jangan lupa tinggalkan like and commen 🍎🍎🍎
2021-01-08
0
Is Wanthi
beium paham ceritanya
2020-10-28
0