Halo readers. Terimakasih sudah mampir di karya aku baik di "Apa Salahku" mau pun di "Awal Tanpa Cinta" Jangan lupa tekan like sebelum membaca 😊 serta up, komentar dan fav dan juga votenya 😆😆
Happy Reading 😊
.
.
.
****
5 tahun kemudian
Pagi hari...
Saat Neska dan Adiswa ke Luar Negri. Bi Syam dan Bi Inah sedang menyiapkan sarapan. Erlando keluar dari kamarnya menuju dapur untuk mengambil sebotol air es, Bi Syam dan Bi Inah saling tatap. Mereka tahu apa yang akan dilakukan Erlando. Erlando menaiki anak tangga, ia berhenti tepat di depan kamar Nazia. Erlando masuk tanpa mengetuk pintu, ia menghampiri Nazia menyiramnya dengan air es. Sontak membuat Nazia bangun dari tidurnya.
"Apa kamu lupa hah!!" bentak Erlando.
"Maafkan aku Kak, aku lupa," jawabnya dengan gemetar.
"Sudah aku katakan padamu! Kamu harus menyelesaikannya di malam hari!" bentak Erlando lagi.
Nazia hanya diam, matanya mulai berkaca-kaca. Kedua pembantunya hanya bisa diam dan tak berani membantu. Sudah menjadi hoby bagi Erlando di saat kedua orang tuanya ke Luar Negri. Ia akan menyuruh Nazia menyelesaikan tugas Erlando yang di berikan guru saat di sekolah.
Erlando keluar dari kamar Nazia, dengan senyum kemenangan. Sedangkan Nazia mulai menangis, ia bangkit dari tempat tidurnya menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Sikap Erlando tak bisa dimengerti, kadang ia jahat, kadang ia baik.
****
"Bibi! Tolong panggil Nazia untuk sarapan," pinta Melyana sembari duduk di kursih.
"Iya nyonya," sahut Bi Syam dari arah dapur.
Tap tap tap.
Bunyi sendal Bi Syam saat menaiki tangga. Bi Syam pun sampai di depan pintu kamar Nazia.
Tok tok tok...
Suara pintu diketuk.
"Non, ayo turun sarapan dulu non," panggil Bik Syam dari balik pintu.
"Iya, Bik. Nanti aku turun," sahut Nazia dari dalam kamar.
Di Meja makan, Melyana menasehati, Erlando. Erlando yang tak begitu menyukai dinasehati membuatnya merasa risih. Ia mencoba mengunyah sarapannya dengan cepat. Saat hendak berdiri Melyana menyuruhnya untuk tetap duduk.
"Erlan, kami harap kamu bisa menerima adikmu. Apa kamu tidak kasihan padanya, sudah 5 tahun dia tinggal bersama kita dan kamu masih saja membencinya. Coba kamu posisikan dirimu dengannya, Nak, mungkin dengan begitu, kamu bisa menerimanya." Melyana mencoba menasehati Erlando.
"Untuk apa aku menganggapnya sebagai Adiku! Sejak dia berada di rumah ini aku sudah membencinya dan kalian selalu membelanya!" terang Erlando dengan mengepal tangannya.
Melyana kembali terbawa emosi, "bukannya kami mau membelanya Erlan!" seru Melyana, "tapi coba kamu pikirkan perasaannya. Dia tidak punya Ibu dan Ayah lagi, dan sekarang kita adalah keluarganya."
Erlando tetap tak bisa menerima Nazia sebagai adiknya, membuat Melyana semakin dilanda emosi melihat tingkah anaknya yang semakin menjadi-jadi. Bukan hanya sekali dia menasehati Erlando, tapi sudah berulang kali. Namun, tak sekalipun Erlando mencoba untuk menerima Nazia. Kini sudah 5 tahun Nazia tinggal bersama mereka. Namun bagi Erlando, Nazia tetaplah seorang benalu.
"Aku tidak perduli, Buk. Erlan pamit."
Erlando mengambil tasnya, menaiki sepeda motornya dan pergi menuju sekolah tempat ia belajar.
Nazia yang menyaksikan berdebatan itu membuatnya ragu. Ia ingin pergi dari rumah, akan tetapi Ibu dan ayahnya tidak mungkin mengizinkannya. Jika ia bertahan, maka Erlando dan ibunya akan terus berdebat.
Applecross Senior High School
"Hei kamu, berhenti! Dasar benalu!" teriak Erlando dengan kesal.
"Ada apa, Kak?" tanya Nazia.
"Berhenti memanggilku kakak!!" bentak Erlando
Nazia diam dan tak tahu harus bagaimana lagi agar Erlando bisa menerimanya.
"Sebentar jam 8 malam, kamu masuk dalam kamarku ambil semua buku di atas meja lalu kerjakan semua tugasku. Ingat! Jangan sampai kamu ketahuan," titah Erlando.
Nazia hanya mengangguk, ia tak berani menatap Erlando. Matanya mulai berkaca-kaca. Ia tak mampu lagi menahan semua rasa sakit.
"Sudah 5 tahun, dan Kakak masih membenciku. Apa salahku?" tanya Nazia.
"Jika Kakak ingin aku pergi, maka aku akan pergi, maaf jika selama aku hadir dalam keluarga Kakak, aku malah menjadi penyebab luka untuk Kakak. Aku pastikan, Kakak akan hidup bahagia," sambungnya.
Nazia berlari pergi dengan tangis dan kekecewaan yang mendalam. 5 tahun ia berusaha untuk membuat Erlando bisa menerimanya. Jika tidak sebagai Adiknya setidaknya sebagai temannya. Akan tetapi usahanya gagal.
Waktu sudah menunjukan pukul 6 sore. Namun Nazia belum juga pulang. Ibu dan Ayah Nazia mulai hawatir, tidak biasanya Nazia pergi tanpa izin mereka. Rasa cemas mulai menghampiri keduanya. Dan Erlan hanya duduk diam di kamarnya. Bahkan tak sedikitpun ada rasa penyesalan dalam dirinya.
"Sampai kapan kamu akan pergi. Hahahhaha, dasar anak cemen, paling sebentar juga pulang" gumam Erlando tersenyum sinis.
Waktu sudah menunjukan jam 8 malam. Nazia belum juga pulang. Melyana dan Adiswa menyuruh orang-orang kepercayaan mereka untuk mencari Nazia. Namun, usaha mereka gagal. Nazia masih belum ditemukan.
Erlan yang sedari tadi diam kini beranjak pergi mencari Nazia. Namun ia tidak tahu di mana harus mencarinya. Selama ini ia mengabaikan Nazia. Erlan mulai frustasi dan meruntuki dirinya yang begitu bodoh.
Di tempat lain, Nadira hanyut dalam pikirannya. "Ibu, ayah, kenapa kalian meninggalkanku sendiri di sini. Aku takut Buk, aku kangen Ibu dan Ayah" gumam Nazia, seketika tangisnya pecah.
Nazia berjalan seorang diri menelusuri jalan, menikmati indahnya pemandangan malam dan ramainya Kota Australia. Saat pandangannya disebrang jalan, ia melihat Ibu dan Ayah kandungnya, Nazia mencoba untuk memastikan itu hanya mimpi atau kenyataan. ia mencubit pipinya, terasa sakit. Nazia bangkit dari duduknya untuk menemui Ibu dan ayahnya. Saat menyebrangi jalan, ada anak kecil berdiri tepat di garis putih, Nazia mencoba untuk menolong anak itu. Saat ia mencoba untuk menolongnya ada mobil putih yang melaju dengan kecepatan tinggi, Nazia berlari dan mendorong anak kecil itu.
Bruuuuk...
Seseorang terlempar jauh, darah segar mengalir membanjiri jalanan. Orang-orang di tempat kejadian terlihat histeris menyaksikan kecelakaan itu.
Erlando melihat kerumunan membuatnya gelisa. Ia mencoba menghilangkan semua prasangka buruk dalam benaknya. Saat ia melihat tas sekolah milik Nazia, seketika rasa hawatir mulai menyelimuti dirinya. Erlando berjalan secepat mungkin. Ia bertanya pada seorang pria yang berada di tempat kejadian.
"Ada apa di sana?" tanya Erlando.
"Ada seorang wanita yang tertabrak, ia menggunakan seragam sekolah," ujar orang tersebut.
Deg, seperti tamparan untuknya. Erlando mempercepat langkahnya, berjalan menghampiri dan betapa terkejutnya Erlan saat melihat siapa yang tertabrak.
.
.
.
.
Bersambung .....
Mohon kritik dan Sarannya 😊
Maaf jika banyak typo. Semoga di part ini dapat dimengerti.
Jangan lupa tap jempolnya ya Kak dan jangan lupa fav serta vote, dibagikan juga bisa 😊
Terimakasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Dona Venalonza Ena
Msh blm paham. Td d awal kn nazia kclkaan knp skrg brbah alur dgn mngulang nazia msh skolah🤔🤔🤔 dn kclkaan lg
Dsnix kn 5taun kmdian.. Knp nyritain pas sekolah
2020-12-15
1
❤️YennyAzzahra🍒
siappp.
kok ini covernya tulisanya dihapus knp kak. apa tdk dilanjut
2020-10-06
0
𝕸𝖆'𝕶' 𝖈𝖚𝖙𝖊
kyaknya menarik
2020-09-13
1