Apa Salahku. Episode 3

Rumah Sakit Magesta

Melyana dan Adiswa tiba di Rumah Sakit Magesta, ia melihat anak semata wayangnya duduk menyendiri, seperti orang yang tak bersemangat. Melyana menghampiri Erlando untuk menghiburnya. Saat Melyana menepuk bahu Erlando, Erlando tak bergeming.

"Ini semua salahku Buk. Hiks, hiks. Maafkan aku, Buk." Erlando menangis dalam pelukan Ibunya.

"Bagaimana keadaan anakku, Dok?" tanya Melyana, saat seorang Dokter keluar dari dalam ruangan.

"Anak Ibu banyak mengeluarkan darah. Dan kami tidak memiliki stok darah yang sama dengan golongan darah anak ibu" terang sang Dokter

"Apa golongan darah Nazia dok?" tanya Erlan pada dokter.

"A+,"

"Ambil darahku saja dok, darahku juga A+,"

"Maaf, Nak. Kamu belum masuk dalam kriteria pendonor, umur kamu belum cukup,"

Erlando beranjak dari duduknya, berjalan menghampiri Nazia. Ia duduk tepat di samping Nazia. Erlando meraih tangan Nazia.

"Nazia bangun Nazia, maafin aku."

Erlando tak dapat menyembunyikan kesedihannya, ia menangis sesegukan. Ini pertama kalinya ia meneteskan air mata karena Nazia.

Sudah dua bulan Nazia berada di Rumah Sakit Magesta. Namun belum juga ada kemajuan sedikit pun. Erlando mulai frustasi, ia beranjak dari tempat duduknya menuju ruangan tempat di mana Nazia di rawat. Ia melihat suster berjalan tergesa-gesa menuju ruangan Nazia. Di sana ada Ibu dan ayahnya. Pikirannya kacau ia takut Nazia kenapa-napa, saat hendak menghampiri Ibu dan ayahnya. Ia mendengar percakapan seorang Dokter dengan Melyana.

"Bagaimana keadaan anak saya, Dok?" tanya Melyana.

"Maaf, kami sudah berusaha. Namun anak Ibu tidak dapat kami selamatkan," ujar seorang Dokter.

Mata Erlando mulai berkaca-kaca. Ia tak kuasa menahan rasa sakit, seketika air matanya kembali membasahi pipinya. Erlando sendiri tidak tahu, kesedihan ini karena kesalahannya atau karena ia menyayangi Nazia. Erlando berjalan menghampiri Nazia yang kini pucat dan tak beryawa lagi.

Kediaman Magesta

Jenazah Nazia di bawah pulang ke rumah Magesta, kerabat maupun tetangga mereka berdatangan. Suasana di rumah Magesta sangat ramai. Banyak orang yang ikut mengantar jenazah ke tempat istrahat terakhir nya. Semua asisten rumah Magesta dan para pekerja lainnya ikut mengantar jenazah Nazia. Saat di pemakaman, Erlando mencoba kuat. Melyana belum bisa menerima kenyataan hingga membuatnya terus menangis.

Erlando dan Adiswa mencoba untuk menenangkan Melyana. Saat Melyana hendak berdiri, tiba-tiba Melyana jatuh pingsan. Erlando segera mengendong ibunya dan membawanya ke mobil, mereka pun pulang meninggalkan Nazia seorang diri di dalam sana.

Saat Melyana membuka mata. Ia melihat disekelilingnya, tak ada wajah yang ia rindukan.

"Lan, Di mana adikmu?" tanya Melyana.

Pertanyaan itu berhasil membuat seisi rumah Magesta meneteskan air mata. Melyana kembali mengingat apa yang telah terjadi, air matanya jatuh.

"Tidak mungkin, Nazia anakku tidak mungkin pergiii... Kalian pasti bohong kan! Naziaaaa jangan tinggalin ibu Naziaaa," teriak Melyana histeris. Ia menangis meraung-raung memanggil nama Nazia.

Erlando memeluk ibunya, mencoba untuk menenangkan, Melyana semakin terisak membuat Erlando kembali merasa bersalah. Ia melepaskan pelukannya, meraih tangan ibunya.

"Maafkan aku, Buk. Ini semua salahku." ucapnya. "Jika dulu aku memperlakukannya dengan baik. Mungkin Nazia takan pergi ninggalin kita." lanjutnya sambil memegang tangan ibunya.

Melyana melepaskan tangannya dari genggaman tangan Erlando.

"Keluar kamu dari sini!" seru Melyana.

Erlando yang mendapatkan perlakukan seperti itu membuat hatinya hancur berkeping-keping.

"Buk, aku mohon Buk. Jangan seperti ini, aku tahu aku salah dan aku minta maaf!" ujar Erlando meraih tangan ibunya.

Malam hari

"Ibu, ibu makan ya nanti aku suapin." Erlando membujuk ibunya.

Prang.....

Melyana membuang makanan yang Erlando bawa.

"Pergi kamu dari sini!!" pekik Melyana.

"Ibu, aku mohon Buk. Ibu jangan seperti ini lagi." Erlando menenangkan ibunya.

"Nazia... ibu kangen kamu Nazia..." tangis Melyana pecah.

"Pergi kamu!!!" Melyana semakin marah.

Erlando keluar dengan mata yang kini merah menahan tangis, ia tidak menyangka ibunya akan membencinya.

"Akulah yang bersalah, akulah penyebab Nazia meninggal. Akulah penyebab kehancuran keluarga ini." Batin Erlando saat duduk di sofa samping jendela kamarnya.

Sikap Melyana yang selalu menyalahkan Erlando membuat Erlando semakin terluka. Sikap kasar Erlando pada Nazia bukan tanpa alasan, Erlando memiliki alasan kenapa ia tidak mau menerima Nazia sebagai adiknya.

Esok hari.....

"Ayah, Ibu, aku pamit ya." Erlando pamit pada kedua orang tuanya untuk ke sekolah.

"Iya sayang. Hati-hati ya," ujar Adiswa seorang, Melyana hanya diam dan tak ingin menatap anaknya.

Erlando menatap ibunya sejenak. "Mungkin ibu masih marah padaku," batin Erlando.

Erlando keluar dari rumah menuju garasi motor miliknya, ia menaiki sepeda motornya kemudian pergi meninggalkan rumah Magesta. Dalam perjalanan ia terus memikirkan Nazia.

"Aku menolakmu untuk hadir tapi kamu bersikukuh untuk tetap tinggal. Lantas, akukah yang salah atas kepergianmu?" batin Erlando.

Sepeda motor Erlando terparkir di tempat parkir sekolah, dengan segera Erlando turun dari motor menuju kelasnya. Terdengar sorak dan canda tawa dari siswa dan siswi.

"Hai, Lan." sapa Anata

"Hai, Anata!" balas Erlando dengan senyum.

"Ada yang ingin aku katakan padamu," kata Anata.

"Aku turut berduka atas kepergian Nazia," kata Anata.

"Akhirnya Nazia pergi untuk selama-lamanya." batin Anata dengan senyum.

"Terimakasih Anata." kata Erlando.

Erlando kembali pada aktivitasnya yaitu sebagai siswa di salah satu sekolah ternama di Australia. Kepintarannya membuat banyak wanita yang dekat dengannya. Erlando yang memiliki sifat play boy membuatnya semakin mengikuti gaya tren. Ia sangat populer di sekolahnya. Selain pintar ia juga sangat tampan. Ia sangat dingin dan membenci wanita yang suka mencari perhatian. Baginya wanita yang seperti itu adalah wanita murahan.

Waktu begitu cepat berlalu, tak terasa jam pertama telah usai. Erlando keluar dari kelas menuju tempat terakhir ia membentak Nazia. Matanya mulai berkaca-kaca. Bayangan tentang Nazia kembali hadir. Seketika Erlando jatuh tersungkur di tanah.

"Nazia, maafkan aku. Akulah penyebab semua ini. Akulah anak pembawa sial! Kenapa kamu tidak mendengarku! Aku memintamu pergi dari rumah dan kenapa kamu tetap tinggal. Maafkan aku, Naumi, Maafkan Aku Nazia." batin Erlando dengan bulir air mata.

Aaaaaaaaaak.. Erlando berteriak sekuat mungkin.

"Naumi, Nazia, maafkan aku hikz hikz hikz. Aku tidak pantas menjadi kakak kalian. Aku anak pembawa sial. Aku tidak pantas untuk kalian panggil kakak." tangis Erlando pecah.

"Apa yang kakak lakukan di situ? Apa kakak merindukan kami. Kami sangat menyayangi kakak. Kami titip ibu dan ayah ya kak."

"Naumi, Nazia. Apa kalian di sini?" Erlando berdiri saat mendengar kalimat yang baru saja ia dengar.

"Akhhhh... ternyata itu hanya halusinasiku saja," pekik Erlando.

.

.

.

.

.

.

.

Bersambung....

Jangan lupa tap jempolnya ya kak 😊

Terpopuler

Comments

Sept September

Sept September

semangat kakakkkk 🤗

2020-09-11

1

Erlina Khopiani

Erlina Khopiani

semangat up

2020-09-08

1

ᴘɪᴘɪᴡ ❶ ࿐ཽ༵ ᴮᴼˢˢ

ᴘɪᴘɪᴡ ❶ ࿐ཽ༵ ᴮᴼˢˢ

Next up

2020-09-04

0

lihat semua
Episodes
1 Apa Salahku. Episode 1
2 Apa Salahku. Episode 2
3 Apa Salahku. Episode 3
4 Apa Salahku. Episode 4
5 Apa Salahku. Episode 5
6 Apa Salahku. Episode 6
7 Apa Salahku. Episode 7
8 Apa Salahku. Episode 8
9 Apa Salahku. Episode 9
10 Apa Salahku. Episode 10
11 Apa Salahku. Episode 11
12 Apa Salahku. Episode 12
13 Apa Salahku. Episode 13
14 Apa Salahku. Episode 14
15 Info tentang Pemeran dalam karya
16 Apa Salahku. Episode 15
17 Apa Salahku. Episode 16
18 Apa Salahku. Episode 17
19 Apa Salahku. Episode 18
20 Apa Salahku. Episode 19
21 Apa Salahku. Epiosede 20
22 Apa Salahku. Episode 21
23 Apa Salahku. Episode 22
24 Apa Salahku. Episode 23
25 Apa Salahku. Episode 24
26 Apa Salahku. Episode 25
27 Apa Salahku. Episode 26
28 Apa Salahku. Episode 27
29 Apa Salahku. Episode 28
30 Apa Salahku. Episode 29
31 Apa Salahku. Episode 30
32 Apa Salahku. Episode 31
33 Apa Salahku. Episode 32
34 Apa Salahku. Episode 33
35 Apa Salahku. Episode 34
36 Apa Salahku. Episode 35
37 Apa Salahku. Episode 36
38 Apa Salahku. Episode 37
39 Apa Salahku. Episode 38
40 Apa Salahku. Episode 39 Khusus 21+
41 Apa Salahku. Episode 40. khusus 21+
42 Apa Salahku. Episode 41
43 Apa Salahku. Episode 42
44 Apa Salahku. Episode 43
45 Apa Salahku. Episode 44
46 Apa Salahku. Episode 45
47 Apa Salahku. Episode 46
48 Apa Salahku. Episode 47
49 Apa Salahku. Episode 48
50 Apa Salahku. Episode 49
51 Apa Salahku. Episode 50
52 Apa Salahku. Episode 51
53 Apa Salahku. Episode 52
54 Apa Salahku. Episode 53
55 Apa Salahku. Episode 54
56 Apa Salahku. Episode 54
57 Pengumuman
Episodes

Updated 57 Episodes

1
Apa Salahku. Episode 1
2
Apa Salahku. Episode 2
3
Apa Salahku. Episode 3
4
Apa Salahku. Episode 4
5
Apa Salahku. Episode 5
6
Apa Salahku. Episode 6
7
Apa Salahku. Episode 7
8
Apa Salahku. Episode 8
9
Apa Salahku. Episode 9
10
Apa Salahku. Episode 10
11
Apa Salahku. Episode 11
12
Apa Salahku. Episode 12
13
Apa Salahku. Episode 13
14
Apa Salahku. Episode 14
15
Info tentang Pemeran dalam karya
16
Apa Salahku. Episode 15
17
Apa Salahku. Episode 16
18
Apa Salahku. Episode 17
19
Apa Salahku. Episode 18
20
Apa Salahku. Episode 19
21
Apa Salahku. Epiosede 20
22
Apa Salahku. Episode 21
23
Apa Salahku. Episode 22
24
Apa Salahku. Episode 23
25
Apa Salahku. Episode 24
26
Apa Salahku. Episode 25
27
Apa Salahku. Episode 26
28
Apa Salahku. Episode 27
29
Apa Salahku. Episode 28
30
Apa Salahku. Episode 29
31
Apa Salahku. Episode 30
32
Apa Salahku. Episode 31
33
Apa Salahku. Episode 32
34
Apa Salahku. Episode 33
35
Apa Salahku. Episode 34
36
Apa Salahku. Episode 35
37
Apa Salahku. Episode 36
38
Apa Salahku. Episode 37
39
Apa Salahku. Episode 38
40
Apa Salahku. Episode 39 Khusus 21+
41
Apa Salahku. Episode 40. khusus 21+
42
Apa Salahku. Episode 41
43
Apa Salahku. Episode 42
44
Apa Salahku. Episode 43
45
Apa Salahku. Episode 44
46
Apa Salahku. Episode 45
47
Apa Salahku. Episode 46
48
Apa Salahku. Episode 47
49
Apa Salahku. Episode 48
50
Apa Salahku. Episode 49
51
Apa Salahku. Episode 50
52
Apa Salahku. Episode 51
53
Apa Salahku. Episode 52
54
Apa Salahku. Episode 53
55
Apa Salahku. Episode 54
56
Apa Salahku. Episode 54
57
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!