Tiga

Keesokan harinya.

"Lo balik lagi ke US kapan?" Tanya Rama saat ia bersama Benedict selesai mengaudit keuangan usaha milik mereka bersama.

"Ngapain Lo nanya-nanya," jawab Benedict ketus.

"Kok Lo ketus? Biasa aja bro, sensi amat, gue cuman nanya doang," Rama heran dengan sahabatnya itu.

"Gue mau lama di sini,"

"Terus kemarin gue nggak sengaja ketemu Tante Anna, beliau nanyain Lo,"

Mendengar ucapan sahabatnya, raut wajah Benedict berubah, "terus Lo bilang apa?" Tanyanya.

"Ya gue bilang Lo baik-baik aja, terus beliau juga kirim salam sama Lo, terus berharap Lo bisa nemuin beliau,"

Benedict bangkit, moodnya mendadak jelek, "gue balik dulu," ucapnya berlalu meninggalkan ruangan itu.

Saat lelaki turun ke bawah, pekerja cafe sedang bersih-bersih. Setelah tadi jam sepuluh cafe ditutup, Benedict melihat gadis yang sedang mengelap meja, lelaki itu menghampirinya.

"Ay, masih lama nggak?" Tanya Benedict tiba-tiba.

Ayudia yang sedang melamun, "eh, mas Ben kaget aku, ada apa ya? Bisa ayu bantu?"

"Kamu ngelamun, ya? Saya nanya, kamu pulangnya masih lama nggak?" Tanyanya lagi,

"Oh paling nanti setengah sebelas Ayu udah selesai, emang kenapa mas?"

"Ya udah, saya tunggu di parkiran ya," ucap Benedict berlalu meninggalkan gadis itu.

Salah satu rekan Ayudia menghampirinya, "Ayu, Lo kenal sama temennya mas Rama yang ganteng itu?" Tanya gadis bernama Ica.

Ayu mengalihkan pandangannya, "iya, nggak sengaja kenal, emang kenapa? Naksir Lo ya?" Terka-nya.

"Kalau cewek sampai nggak suka sama cowok kayak gitu berarti dia matanya jereng. Kalau nggak ya penyuka sesama jenis, ganteng gitu Ayu," Ica mendramatisir.

"Ya emang ganteng sih! elo mau gue kenalin? Tapi beliin gue nasi uduk, lusa pas masuk sif pagi," kata Ayudia mulai membereskan kursi.

"Jangankan nasi uduk, nasi Padang gue beliin, asal bisa kenalan sama itu cowok, sampai gue dapat nomor handphonenya, Lo gue kasih duit lima puluh ribu," tutur Ica,

"Serius Lo? Tapi gue aja nggak punya nomor handphonenya, lagian kan gue cuman sebatas kenal aja, nggak Deket juga, gue baru dua kali ketemu," ujar Ayudia.

"Gue juga baru liat beberapa hari ini sih, gue denger dari barista, katanya, dia tinggal di Amrik, kesini cuman main doang,"

Sambil membersihkan cafe, mereka terus berbincang, "oh gitu, Tapi kok bahasa Indonesia nya fasih banget, nggak ada sama sekali logat bule,"

"Emang Lo pernah ngobrol banyak sama dia?" Tanya Ica penasaran,

"Jangankan ngobrol, tidur di kasur yang sama aja gue pernah," ucap Ayu dalam hati, namun tak mungkin ia mengungkapkan hal itu pada rekannya. "Waktu gue nganterin nasi Padang pesanannya mas Rama, kemarin gue sempet ngobrol sama dia." Dia beralasan

"Nyesel gue malah minta tolong Lo yang nganter, harusnya kan itu jatah gue, karena gue masih males ngeliat mas Rama, ingat kan pagi-pagi gue diomelin gara-gara gue telat," ungkap Ica teringat kejadian beberapa hari yang lalu,

"Salah Lo si, udah tau masuk sif pagi, Lo malah bergadang maraton Drakor,"

"Ya orang seru, udah gitu aktornya kan favorit gue," Keduanya berbincang hingga selesai membersihkan cafe.

"Jangan lupa kenalin gue sama temennya mas Rama," ucap Ica saat keduanya berjalan menuju pintu keluar cafe,

Di parkiran keduanya melihat lelaki yang mereka maksud sedang duduk di bangku yang tersedia di pinggir parkiran cafe, "ingat ya ca, nasi uduk kalo dapet nomor tambah duit lima puluh ribu, jangan lupa Lo! Apa lagi ngutang," Ayudia mengingatkan.

"Iya tenang aja,"

Keduanya menghampiri lelaki yang sedang merokok itu, "Hai mas Ben," Ayu menyapa.

Benedict bangkit sembari mematikan rokoknya, "hai !!" sapanya kembali, namun ia heran mengapa gadis itu datang bersama rekannya.

"Oh ya, mas Ben kenalin ini teman aku, namanya Ica, salah satu pekerja cafe juga,"

Ica mengulurkan tangannya, mau tidak mau, Benedict membalas uluran tangan gadis itu, keduanya menyebutkan nama masing-masing

Sempat beberapa saat tidak ada pembicaraan, sampai Ayudia angkat bicara, "em Ica, mas Ben, Ayu pulang dulu ya, udah malam," pamitnya meninggalkan kedua orang berbeda jenis kelamin itu,

Melihat gadis yang sedari tadi ditunggunya malah meninggalkannya, mendadak raut wajah Benedict berubah masam, tanpa mengatakan sepatah katapun lelaki itu berlalu meninggalkan Ica sendirian, "ya ampun dingin banget itu cowok, tapi emang rata-rata orang ganteng kan dingin, biar keliatan Cool gitu," ucap Ica berbicara sendiri, ia pulang berjalan kaki menuju tempat kosnya,

Disisi lain, Ayudia sedang menunggu angkot yang biasanya masih lewat, walau sudah jarang, hal itu ia lakukan agar bisa mengirit ongkos dibandingkan jika dia harus menaiki ojek.

Belum sampai lima menit, motor sport berhenti tepat di halte dimana Ayudia menunggu angkot,

Lelaki itu membuka helm, dan menghampiri gadis yang mengenakan cardigan cokelat, "loh mas Ben, kirain tadi mau nganterin Ica, kok malah di sini," kata Ayudia tak enak,

Benedict mengerutkan keningnya, "saya nunggu kamu, nggak nunggu teman kamu," ucapnya ketus.

"Kenapa mas Ben nunggu Ayu?" Tanyanya heran.

"Memangnya saya nggak boleh nunggu kamu atau antar kamu? Kan udah ada helm juga buat kamu, sayang kalau nggak dipakai," sahutnya beralasan.

"Ya boleh sih, tapi Ayu nggak enak kalau ngerepotin mas Ben terus," ujarnya tak enak,

"Saya seneng kok kalau kamu repotin, udah yuk balik," dia memberikan helm berwarna biru muda yang dibelinya kemarin.

Di perjalanan, saat motor berhenti di lampu merah, "Ay, kamu lapar nggak?" Tanya lelaki yang menggunakan jaket kulit berwarna hitam,

"Agak lapar sih, mas Ben mau makan?"

"Ada rekomendasi buat makan malam nggak?"

"Kalau mau, ada sate Deket gang masuk rumah Ayu,"

Lampu berubah menjadi hijau, Benedict menjalankan motornya kembali tanpa menjawab ucapan gadis dibelakangnya,

Benedict memarkirkan motornya disamping warung tenda yang menjual sate rekomendasi dari Ayudia.

Gadis itu menyebutkan pesanannya pada penjual sate, lalu ia dan Benedict duduk di bangku plastik yang disediakan untuk pengunjung.

Ayudia teringat ucapannya dengan Ica tadi saat di cafe, "Mas Ben, boleh Ayu minta nomor ponselnya nggak?" Tanyanya menyodorkan ponselnya.

Dengan senang hati Benedict mengetikan beberapa angka lalu memberikannya pada gadis di hadapannya.

"Mas Ben seumuran sama mas Rama ya?" Tanya Ayu setelah menerima ponselnya kembali.

"Iya, kami dulu teman dari SD,"jawab lelaki yang sedang mengetikan sesuatu di ponselnya,

Sedikit ragu, namun Ayudia memberanikan diri, "em... Mas Ben udah punya pacar belum?" Tanyanya malu-malu,

"Kok tiba-tiba nanya gitu? Emang kalau saya belum punya pacar, kamu mau jadi pacar saya?" Tanya laki-laki itu kembali.

"Ih... Mas Ben, kan Ayu cuman pengen tau, tinggal jawab udah atau belum apa susahnya gitu," ungkap Ayudia kesal.

"Belum Ay, saya jomblo, nah sekarang kamu mau jadi pacar saya?" Ucap laki-laki itu tersenyum dengan tatapan lembutnya.

"Apaan sih mas, Ayu tuh cuman nanya doang, lagian mas Ben itu terlalu bagus buat Ayu yang kelewat biasa aja,"

Obrolan mereka terhenti sejenak ketika sate pesanan mereka datang, "kok kamu ngomongnya gitu, saya juga cuman laki-laki biasa yang kerjaannya cuma lontang Lantung nggak jelas," dia merendah sembari memakan sate kambing yang disiram saus kacang itu.

Ayudia yang juga sedang menyantap sate Ayamnya berucap, "Lontang Lantung kok, punya motor sport semahal itu, udah gitu kosannya ada AC nya segala,"

Benedict yang melihat sudut bibir gadis dihadapannya ada saus kacang, berinisiatif mengusapnya menggunakan jari tangannya, lalu saus kacang yang menempel di jarinya ia jilat tanpa rasa jijik.

Melihat hal itu, wajah Ayu memerah malu, "ih mas Ben apaan si,"

"Udah makan dulu, lanjut nanti ngobrolnya,"

Keduanya makan dengan lahap, sepertinya mereka kelaparan.

Setelah menyelesaikan makannya Ayudia menemui penjual sate itu dan memesan lagi untuk di bungkus,

"Kenapa, kamu mau nambah?" Tanya Benedict.

"Nggak, aku pesan buat adik-adik di rumah,"

"Oh, kamu besok masuk apa?" Tanya Benedict.

"Besok Ayu Off, lusa baru masuk pagi,"

"Besok kamu ada acara nggak?"

"Paling Ayu ngerjain kerjaan rumah, nyuci sama beres-beres rumah aja,"

"Biasanya selesai jam berapa?"

Ayudia sejenak diam berpikir, "em ... Paling sekitar jam sepuluh, kenapa emang?" Tanyanya heran.

"Ikut saya yuk,"

"Kemana?"

"Jalan-jalan aja, besok saya jemput,"

"Tapi mas, aku belum gajian, nggak enak kalau jalan-jalan mas Ben yang bayarin,"

"Kan saya yang ajak, jadi saya yang bayarin,"

"Ayu kabarin besok ya?"

Keduanya bangkit setelah penjual menyodorkan sate yang sudah dibungkus, "mas biar aku bayar sendiri sate yang di bungkus,"

Namun Benedict tidak mempedulikannya, ia membayar seluruh pesanan,

Ayudia melarang Benedict mengantarkannya hingga ke rumahnya, katanya motor sport milik lelaki itu akan menarik perhatian tetangganya.

Episodes
1 satu
2 dua
3 Tiga
4 empat
5 lima
6 enam
7 tujuh
8 delapan
9 sembilan
10 sepuluh
11 sebelas
12 dua belas
13 tiga belas
14 empat belas
15 lima belas
16 enam belas
17 tujuh belas
18 delapan belas
19 sembilan belas
20 dua puluh
21 dua puluh satu
22 dua puluh dua
23 dua puluh tiga
24 dua puluh empat
25 dua puluh lima
26 dua puluh enam
27 dua puluh tujuh
28 dua puluh delapan
29 dua puluh sembilan
30 tiga puluh
31 tiga puluh satu
32 tiga puluh dua
33 tiga puluh tiga
34 tiga puluh empat
35 tiga puluh lima
36 tiga puluh enam
37 tiga puluh tujuh
38 tiga puluh delapan
39 tiga puluh sembilan
40 empat puluh
41 empat puluh satu
42 empat puluh dua
43 empat puluh tiga
44 empat puluh empat
45 empat puluh lima
46 empat puluh enam
47 empat puluh tujuh
48 empat puluh delapan
49 empat puluh sembilan
50 lima puluh
51 lima puluh satu
52 lima puluh dua
53 lima puluh tiga
54 Lima puluh empat
55 lima puluh lima
56 lima puluh enam
57 lima puluh tujuh
58 lima puluh delapan
59 lima puluh sembilan
60 enam puluh
61 enam puluh satu
62 enam puluh dua
63 enam puluh tiga
64 enam puluh empat
65 enam puluh lima
66 enam puluh enam
67 enam puluh tujuh
68 enam puluh delapan
69 enam puluh sembilan
70 tujuh puluh
71 tujuh puluh satu
72 tujuh puluh dua
73 tujuh puluh tiga
74 tujuh puluh empat
75 tujuh puluh lima
76 tujuh puluh enam
77 tujuh puluh tujuh
78 tujuh puluh delapan
79 tujuh puluh sembilan
80 delapan puluh
81 delapan puluh satu
82 delapan puluh dua
83 delapan puluh tiga
84 delapan puluh empat
85 delapan puluh lima
86 delapan puluh enam
87 delapan puluh tujuh
88 delapan puluh delapan
89 delapan puluh sembilan
90 sembilan puluh
91 sembilan puluh satu
92 sembilan puluh dua
93 sembilan puluh tiga
94 sembilan puluh empat
95 sembilan puluh lima
96 sembilan puluh enam
97 sembilan puluh tujuh
98 sembilan puluh delapan
99 sembilan puluh sembilan
100 seratus
101 seratus satu
102 seratus dua
103 seratus tiga
104 seratus empat
105 seratus lima
106 seratus enam
107 seratus tujuh
108 seratus delapan
109 seratus sembilan
110 seratus sepuluh
111 seratus sebelas
112 seratus dua belas
113 seratus tiga belas
114 seratus empat belas
115 seratus lima belas
116 seratus enam belas
117 seratus tujuh belas
118 seratus delapan belas
119 seratus sembilan belas
120 seratus dua puluh
121 seratus dua puluh satu
122 seratus dua puluh dua
123 seratus dua puluh tiga
124 seratus dua puluh empat
125 seratus dua puluh lima
126 seratus dua puluh enam
127 seratus dua puluh tujuh
128 seratus dua puluh delapan
129 seratus dua puluh sembilan
130 seratus tiga puluh
131 seratus tiga puluh satu
132 seratus tiga puluh dua
133 seratus tiga puluh tiga
134 seratus tiga puluh empat
135 seratus tiga puluh lima
136 seratus tiga puluh enam
137 seratus tiga puluh tujuh
138 seratus tiga puluh delapan
139 seratus tiga puluh sembilan
140 pengumuman
141 pengumuman
142 Karya baru
Episodes

Updated 142 Episodes

1
satu
2
dua
3
Tiga
4
empat
5
lima
6
enam
7
tujuh
8
delapan
9
sembilan
10
sepuluh
11
sebelas
12
dua belas
13
tiga belas
14
empat belas
15
lima belas
16
enam belas
17
tujuh belas
18
delapan belas
19
sembilan belas
20
dua puluh
21
dua puluh satu
22
dua puluh dua
23
dua puluh tiga
24
dua puluh empat
25
dua puluh lima
26
dua puluh enam
27
dua puluh tujuh
28
dua puluh delapan
29
dua puluh sembilan
30
tiga puluh
31
tiga puluh satu
32
tiga puluh dua
33
tiga puluh tiga
34
tiga puluh empat
35
tiga puluh lima
36
tiga puluh enam
37
tiga puluh tujuh
38
tiga puluh delapan
39
tiga puluh sembilan
40
empat puluh
41
empat puluh satu
42
empat puluh dua
43
empat puluh tiga
44
empat puluh empat
45
empat puluh lima
46
empat puluh enam
47
empat puluh tujuh
48
empat puluh delapan
49
empat puluh sembilan
50
lima puluh
51
lima puluh satu
52
lima puluh dua
53
lima puluh tiga
54
Lima puluh empat
55
lima puluh lima
56
lima puluh enam
57
lima puluh tujuh
58
lima puluh delapan
59
lima puluh sembilan
60
enam puluh
61
enam puluh satu
62
enam puluh dua
63
enam puluh tiga
64
enam puluh empat
65
enam puluh lima
66
enam puluh enam
67
enam puluh tujuh
68
enam puluh delapan
69
enam puluh sembilan
70
tujuh puluh
71
tujuh puluh satu
72
tujuh puluh dua
73
tujuh puluh tiga
74
tujuh puluh empat
75
tujuh puluh lima
76
tujuh puluh enam
77
tujuh puluh tujuh
78
tujuh puluh delapan
79
tujuh puluh sembilan
80
delapan puluh
81
delapan puluh satu
82
delapan puluh dua
83
delapan puluh tiga
84
delapan puluh empat
85
delapan puluh lima
86
delapan puluh enam
87
delapan puluh tujuh
88
delapan puluh delapan
89
delapan puluh sembilan
90
sembilan puluh
91
sembilan puluh satu
92
sembilan puluh dua
93
sembilan puluh tiga
94
sembilan puluh empat
95
sembilan puluh lima
96
sembilan puluh enam
97
sembilan puluh tujuh
98
sembilan puluh delapan
99
sembilan puluh sembilan
100
seratus
101
seratus satu
102
seratus dua
103
seratus tiga
104
seratus empat
105
seratus lima
106
seratus enam
107
seratus tujuh
108
seratus delapan
109
seratus sembilan
110
seratus sepuluh
111
seratus sebelas
112
seratus dua belas
113
seratus tiga belas
114
seratus empat belas
115
seratus lima belas
116
seratus enam belas
117
seratus tujuh belas
118
seratus delapan belas
119
seratus sembilan belas
120
seratus dua puluh
121
seratus dua puluh satu
122
seratus dua puluh dua
123
seratus dua puluh tiga
124
seratus dua puluh empat
125
seratus dua puluh lima
126
seratus dua puluh enam
127
seratus dua puluh tujuh
128
seratus dua puluh delapan
129
seratus dua puluh sembilan
130
seratus tiga puluh
131
seratus tiga puluh satu
132
seratus tiga puluh dua
133
seratus tiga puluh tiga
134
seratus tiga puluh empat
135
seratus tiga puluh lima
136
seratus tiga puluh enam
137
seratus tiga puluh tujuh
138
seratus tiga puluh delapan
139
seratus tiga puluh sembilan
140
pengumuman
141
pengumuman
142
Karya baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!