Episode 5

"Alga teman sekelasnya Chatrina?."

"Iya tan."

"Syukur lah Chatrina hari pertama masuk udah dapat teman, dia ini susah sekali bersosialisasi."

Mendengar pembahasan mengenainya terus, Chatrina beranjak dari meja makan setelah meletakkan kadua alat makannya.

"Chatrina udah selesai ma, mau ke belakang dulu." Chatrina meninggalkan meja makan menyisakan ibunya hanya dengan Alga di meja makan.

"Nah begitulah dia, emang anaknya cuek tapi baik kok sebenarnya."

"Iya tante, Alga paham gimana Chatrina. Oh iya tan, Alga nyusulin Chatrina boleh?."

"Boleh-boleh."

"Permisi tan."

Alga menuju ke arah dimana Chatrina pergi, terlihat gadis itu berada di pinggiran kolam, menyapukan kakinya ke air kolam sambil melamun. Untuk pertama kalinya Alga mengejar cewek, biasanya cewek-cewek datang sendiri menghampirinya, tapi Chatrina adalah orang yang berbeda, bukan karena tipe Alga, tapi ada sisi Chatrina yang sama sepertinya dan Alga ingin sekali rasanya saling membagi kehidupan dengannya.

"Mikirin apa lo? susah amat." Ucap Alga sambil duduk di samping Chatrina

"Bukan urusan lo."

"Cuek banget miau..."

Tangan Chatrina berniat memukul Alga, namun lebih dahulu Alga menahan lengan itu. Mata mereka bertemu, seakan waktu berhenti, kupu-kupu berterbangan di perut, jantung berdebar sangat kencang. Chatrina mulai salting dan berusaha melepaskan tangan nya dari Alga, tapi Alga tetap menahannya. Jatuh cinta itu hal paling bodoh yang kemungkinan ada di dalam hidup Chatrina melihat bagaimana keluarganya dan orang di sekitarnya yang mudah saling berkhianat.

"Apa lo juga ngerasain?." Tanya Alga

"Apaan sih lo ngga jelas banget." Chatrina melepaskan tangannya dengan paksa, meninggalkan Alga yang masih deg degan tidak karuan karena gadis itu.

Masih pukul 9 malam, Alga berpamitan untuk pulang lebih awal, ibu Chatrina berusaha menahan Alga tapi tetap saja Alga pulang karena katanya masih ada pekerjaan yang harus diselesaikan olehnya.

Motor Alga meninggalkan kediaman Chatrina menuju rumah Gavin, malam ini mereka ada janji pergi ke tempat judi, selain Alga, Gavin ahli dalam bidang ini.

"Habis dari mana lo?." Tanya Gavin, mengingat janji mereka jam 9 tepat tapi Alga sampai jam setengah 10 baru sampai di rumah Gavin.

Rumah bergaya belanda milik keluarganya yang tidak direnovasi karena kakek Gavin itu keturunan Asli belanda, sayangnya muka Gavin indo banget.

"Sorry, gue habis dari rumah Chatrina."

"Lo seriusan sama anak baru itu?."

"Serius lah, dikit lagi gue pasti dapetin."

"Lo yakin? Katanya dia sering pindah sekolah, dan lo tau nggak dia pindah ke sekolah kita karena apa? Dia dorong teman satu kelasnya dari lantai dua sampai meninggal."

"Ngaco lo, kalo bener pasti sudah dipenjara lah."

"Ya gue ngga tau tapi kan dia masih dibawah umur waktu itu."

"Keren lah dia kalo gitu."

"Emang ya kalau cinta itu buta."

Tanpa berlama-lama dan berlarut dalam cerita, Alga dan Gavin pergi ke tempat judi, judi itu isinya orang-orang besar dengan uang ratusan juta, Alga sebagai ketua gangster di sekolahnya menjadi salah satu paling ditakuti padahal dia paling muda di antara yang lain, di sebelah Alga ada Gavin, tak kalah muda dan tak kalah keren sebagai kaki tangan Alga.

"Bokap lo lama ngga main bos." Ucap pria paruh baya yang Alga kenal sebagai teman Judi ayahnya.

"Di Bali om."

"Cewek lagi?."

"Biasa lah sama istri baru."

"Paling juga nggak lama bos, tau sendiri lah bokap lo kayak gimana soal cewek. Nyokap aman kan?."

"Aman, kayak biasanya."

"Baguslah kasihan tuh nyokap lo, jangan aneh-aneh lah bikin dia jadi tambah parah."

"Iya om, tenang aja."

Latar belakang Alga yang lumayan kacau membuat banyak teman orang tuanya yang kasihan dengan Alga, pria itu dituntut menjadi dewasa karena orang tuanya, tapi cara mainnya memang lebih hebat ketimbang ayahnya.

Semalaman berlalu dan Alga sudah mengantongi hampir 1 Milyar rupiah, intinya jangan tantang Alga soal ini, dia adalah ahlinya tapi Alga hanya main beberapa bulan sekali, dia juga punya usaha lain dengan teman-temannya. Sebuah produk lokal yang selalu dipakainya, The Butterfly Effect, kaos, hoodie, jaket, ada topi tapi pusatnya tetaplah kaos karena produk kaos selalu paling banyak terjual.

Setelah mengantarkan Gavin pulang kerumahnya, Alga juga kembali kerumahnya, uang dibagi dua sesuai dengan awal permainan mereka, Alga punya 50%, Gavin 30% dan Edgar 20%. Bisa jadi Edgar habis ini motornya baru, motor lamanya kan rusak terus dan bikin boros duit alhasil ngangkrak di gudang rumahnya.

Pagi itu setelah pulang kerumahnya, Alga tanpa tidur langsung mandi dan berpakaian rapi untuk pergi ke sekolah, baru saja mengeluarkan motor dari gerbangnya, Erika sudah ada di depannya.

"Lo ngapain kesini?." Tanya Alga bingung

"Mau bareng kak, mobil papa ngga nyala, nunggu nyala bisa telat."

"Ya udah deh, tapi gue nggak ada helm."

"Aku bawa kok kak." Erika menunjukkan helm warna hitam bogo miliknya

"Ya udah naik."

Dengan sangat senang dan hati gembira, Erika naik ke atas motor Alga. Dalam perjalanan Erika terus bercerita mengenai keluarganya lebih tepatnya membuat kesan buruk untuk Chatrina, jawaban Alga itu simpel, iya dan tidak hingga sampai di parkiran sekolah.

Tepat saat memarkirkan motor, Chatrina baru saja datang setelah keluar dari mobil, mobil milik ibunya. Chatrina melambaikan tangannya pada mobil tersebut dan masuk ke sekolah.

Alga dengan terburu-buru meninggalkan Erika sendirian untuk menghampiri Chatrina.

"Selamat pagi miau."

Chatrina menghela nafas beratnya dan mengabaikan Alga.

"Cantik banget pagi-pagi gini, jadi tambah semangat."

"Miau nanti makan bareng yuk."

"Aku yang traktir deh."

Mendengar celotehan Alga yang terus menerus mengisi rongga telinganya membuat Chatrina menghentikan langkah dan melihat ke arah Alga.

"Bisa nggak, ngga usah ganggu gue?." Ucap Chatrina sangat keras hingga membuatnya menjadi pusat perhatian semua anak SMA Effect.

"Ya ngga papa lah, cinta kan harus di kejar." Jawab Alga tak kalah keras.

Chatrina mengutuk dirinya sendiri, setelah ini mungkin dia akan terkenal satu sekolah, dia tau Alga setelah sempat stalk pria itu karena memfollow instagramnya. Dia Algaleo Thomas idola semua cewek, dan Chatrina menolaknya.

"Sok cakep banget jadi cewek."

Di Kejauhan Erika menghentakkan kakinya kesal, dia harus membuat suatu hal agar Chatrina pindah dari SMA Effect, harus.

"Ayolah nanti makan sama gue." Ajak Alga kembali

"Ya udah iya, jangan berisik."

"Siap ibu negara."

Chatrina hanya menggeleng-geleng dan meninggalkan Alga yang kemudian malah mengikuti langkahnya terus hingga sampai di dalam kelas.

Chatrina belum pernah merasakan hal seperti ini tapi apa yang dilakukan Alga adalah suatu hal yang sangat mengesankan untuknya, Chatrina terus mencoba mengabaikan pria itu tapi semakin mengabaikannya semakin Alga gencar mendekatinya. Bahkan saat ini dia tengah memandangnya dari meja nya sendiri, bukannya melihat penjelasan guru di papan tulis malah melihat ke arahnya.

"Alga!!!." Plakkk penghapus melayang hingga mengenai kepala Alga.

"Duh."

"Kamu keluar dari kelas sekarang!."

"Iya bu, gitu aja marah-marah."

Bersambung...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!