Bab 004 : Pulang Bersama dan Tinggal Satu Atap

Di kamar pasien, Evan berbicara panjang lebar dengan Arya . fanie merasa setengah senang dan setengah khawatir.

Arya terus mendengarkan perkataan kakaknya dengan serius, memberikan respon dari waktu ke waktu, bahkan fanie melihat arya diam-diam mematikan beberapa panggilan telepon.

Bagi orang seperti mereka, satu panggilan telepon merupakan uang dalam jumlah yang besar. Dan Arya malah mematikan telepon agar bisa mendengarkan perkataan kakaknya dengan serius. fanie berpikir, sepertinya si arya putra ini tidak terlalu buruk .

Ditemani mengobrol oleh Arya dan fanie, evan perlahan tertidur . fanie menarik selimut evan dengan hati-hati, lalu memberikan isyarat agar Arya ikut keluar bersamanya.

"Terima kasih atas hal yang kamu lakukan barusan.” fanie menatap Arya dengan tulus, dan rasa terima kasih memenuhi sorot matanya. “Tanpa kamu, aku mungkin akan kesulitan menjelaskan dari mana asal uang itu kepada kakakku.”

"Tidak apa-apa."

"Oh."

"Pulanglah bersamaku."

"Ah? Apa?" fanie dikejutkan oleh perkataan arya yang mendadak, "Apa katamu?"

"Aku bilang, kamu ikut pulang kerumahku, jangan berpikiran yang bukan-bukan, sekarang kamu adalah istri kontrakku , tentu saja kamu harus pulang bersamaku."

Jelas-jelas seharusnya itu adalah pengulangan kata yang lembut, tetapi saat arya mengucapkannya malah terkesan tidak sabaran.

kayaknya si arya putra ini tidak suka bertele-tele, oleh karena itu fanie bergegas mengikuti langkah kaki Arya dengan patuh.

Setelah mengemudi hampir setengah jam, akhirnya mereka tiba di tempat tinggal fanie. Setelah melewati gang gang sempit akhirnya mereka tiba di sebuah rumah berlantai satu yang simpel dan sederhana, fanie mengeluarkan kunci dan membuka pintu.

Arya mengerutkan kening, alisnya sedikit bergerak. Dia belum pernah melihat tempat seperti ini. Meskipun orang tuanya sudah tidak ada, tapi dia memiliki harta yang berlimpah dan tidak pernah menjalani kehidupan yang sulit.

Arya mengalihkan pandangannya, ketika dia melihat penghargaan besar dan kecil yang digantung di dinding dan tumpukan sertifikat penghargaan di atas meja, kerutan di dahinya berkurang. Arya Putra adaah orang yang selalu hebat dalam segala hal tentu saja, pasangannya juga harus hebat juga, jika tidak akan sulit memberikan gen yang baik kepada anaknya.

Barang bawaan fanie tidak banyak, satu koper sudah cukup untuk memuat semua barang bawaannya, dan itu saja masih kosong. Arya mengangkat alisnya, bukankah kopernya terlalu kecil, Barang-barangnya bahkan beberapa kali lipat lebih banyak dari punyanya. Dalam hati Arya berpikir nanti dia harus mengajaknya keluar untuk membeli pakaian, sebagai pasangan Arya mana boleh dia selusuh ini?

Di dalam mobil, masing-masing dari mereka hanyut ke dalam pikiran masing-masing, perlahan-lahan mobil yang sedang melaju tiba di villa tempat Arya tinggal. Villa Arya Putra berada di pinggiran kota, jika dilihat dari jauh tempat ini penuh dengan rerumputan yang hijau, yang di tengah-tengahnya ada sebuah vila.

"Turun."

Pintu mobil dibuka. Begitu Arya turun, dari dalam vila seorang bibi keluar untuk menyambut, dia melihat fanie yang berjalan di belakang Arya , dengan sorot mata yang sedikit aneh, tetapi dia sangat senang, dan bergegas mengambil koper dari tangan fanie : "Non, bagaimana saya harus memanggil anda."

“Bibi, namaku fanie , bibi panggil saja aku fanie .” fanie menjawab pertanyaannya sambil tersenyum dan bergegas menolak saat melihat Bibi Leni ingin membantu membawakan kopernya.

Gadis ini benar-benar tahu sopan santun, begitu mendengar jawabannya Bibi Leni semakin merasa bahagia, harus tahu, Arya tidak pernah membawa wanita pulang ke rumah, dia bahkan tidak pernah dekat dengan seorang wanita. Kelihatannya si aden benar-benar sangat menyukainya, mungkin, kelak dia akan menjadi Nyonya Muda di keluarga ini.

"Bibi Leni , aku pergi ke ruang kerja dulu. Kamu bantu dia urus barang bawaannya, setelah makan malam siap di masak panggil aku."

Arya merasa sedikit cemburu saat melihat Bibi Leni dan fanie berbincang-bincang dengan sangat senang. Dia melirik fanie sebentar, setelah berpesan kepada Bibi Lebi dia pun naik ke atas.

“Baik, Den.. .” Bibi Leni menjawab, setelah melihat arya ke atas, dia tersenyum, lalu berbalik dan berbicara kepada fanie lagi, “Sejak kecil den arya kami anti sosial, dia selalu sendiri, jadi dia memiliki kepribadian yang suka menyendiri. sebenarnya, hatinya sangat baik. "

"Benarkah?"

fanie melihat ke atas, Arya memang sangat dingin, dan wajahnya selalu kaku, seolah-olah ada yang berutang miliyaran rupiah kepadanya. Tapi, dia benar-benar berhutang uang kepadanya. Dia harus tinggal di sini sampai dia bisa melunasi hutangnya, yaitu dengan melahirkan seorang putra untuknya .

“Benar, fanie .” Bibi Leni mengeluarkan segenggam sayuran, dia berbicara kepada fanie sambil memetik sayuran, “fanie , kelak setelah kamu tinggal di sini, kamu harus banyak perhatian kepada den arya, kamu adalah wanita pertama yang dia bawa pulang, tuan muda pasti sangat menyukaimu. "

Perhatian kepadanya? Dia sangat dingin, apakah dia akan menerima perhatianku ? Tentu saja tidak. Dia mana suka kepadaku , dia membawaku pulang karena kami memiliki kontrak. fanie membantu Bibi Leni memetik sayur sambil memikirkannya di dalam hati .

"Aduh, fanie, kamu jangan melakukan semua ini. Kuku anak gadis sangat berharga, jika kamu melakukan semua ini kukumu akan menjadi jelek."

Melihat ekspresi wajah Bibi Leni yang kaget, fanie tidak bisa menahan diri untuk tertawa, berharga apanya? dia berkata sambil tertawa, "Bibi Leni , tenang saja, di rumah aku juga selalu mengerjakan semua ini."

"Baik baik." Bibi Leni semakin puas dengan fanie . Anak gadis sekarang semuanya manja, sangat jarang ada yang mau membantu pekerjaan rumah. "Kalau begitu kamu petik sayuran disini? Aku akan pergi memasak terong saus bawang kesukaan den arya." . "

fanie tersenyum, dan membiarkan Bibi Leni pergi ke dapur, dan dia fokus memetik sayurannya. Tiba-tiba, dari dapur terdengar suara Bibi Leni.

"Ada apa? Bi ."

"Tanganku tersayat pisau dan tidak berhenti berdarah. Sepertinya aku harus pulang untuk membalut lukaku, dan aku tidak bisa memasak untuk den arya. Kamu beri tahu den arya untuk memanggil pekerja paruh waktu."

Ternyata Bibi Leni tidak tinggal di sini, itu artinya di vila yang sebesar ini hanya ditinggali oleh arya sendirian, dia pasti sangat kesepian. fanie melihat darah Bibi Leni yang berada di atas lantai, setelah membersihkannya, dia melihat ikan di atas talenan, setelah berpikir, dia mulai memasak.

Bagaimanapun, ini adalah balasan karena dia tinggal di rumahnya. Jika memanggil pekerja paruh waktu juga harus mengeluarkan uang kan! fanie benar-benar melupakan fakta Arya Putra adalah orang kaya, di langsung menganggap dirinya sebagai nyonya rumah, dan menyalakan mode penghemat uang.

Ah, Arya merenggangkan wajahnya dan mengurangi matanya yang kelelahan. Jam di dinding sudah menunjukkan pukul delapan, dan dia sudah tertidur selama beberapa jam, sepertinya dia terlalu mengantuk, sehingga dia tertidur saat sedang bekerja.

Krucuk krucuk , arya menyentuh perutnya, yang sudah lapar. Sejak tadi malam, dia belum makan sama sekali. arya berdiri, saat dia turun kebawah dia melihat: fanie sedang berlutut di lantai dan sedang mengepel lantai dengan kain.

Kenapa dia mengepel sambil berlutut di lantai, ekspresi wajah Arya langsung berubah menjadi tidak senang, apakah dia tidak tahu untuk memperhatikan penampilannya? Dia harus tahu dia adalah wanitaku sekarang .

arya membungkuk, dan melihat fanie sambil menanyakan pertanyaan yang jelas-jelas sudah dia ketahui jawabannya, "Apa yang sedang kamu lakukan?"

Melihat Arya mengerutkan dahi sambil melihat dirinya, dalam hati fanie berpikir, ada apa lagi dengannya? Jadi dia bertanya balik kepadanya dengan bingung, "Apa lagi yang bisa aku lakukan? Mengepel lantai."

Melihat fanie menganggap yang sedang dia lakukan adalah hal yang wajar, kelihatamnya dia sangat bersedia. Arya semakin tidak bisa memahaminya. Dia langsung pergi ke dapur untuk memanggil Bibi Leni.

"Jangan panggil lagi, Bibi Leni sudah pulang, tangannya terluka, dia berpesan kepadaku untuk memberitahukannya kepadamu. Tadi, aku lihat kamu sedang tidur, jadi aku tidak memanggilmu."

“Hmm.” Arya berjalan ke meja makan, begitu melihat terong saus bawang di atas meja nafsu makannya langsung bertambah, dia mengambil terong itu dengan sumpit dan memakannya. “Kenapa rasanya berbeda?”

"Ada apa? Makanan buatanku tidak cocok dengan lidahmu?"

Melihat Arya mengerutkan dahinya , fanie takut masakannya tidak enak. Meskipun kakak laki-lakinya memuji masakannya enak, tapi bagaimana jika Arya tidak menyukainya?

“Kamu yang memasaknya?” dahi Arya yang sudah tidak mengerut kembali mengerut, dia memakan beberapa suap nasi, lalu menatap wajah fanie , “Kelak jangan lakukan hal semacam ini lagi, panggil pekerja paruh waktu saja.”

"Tapi, memanggil pekerja paruh waktu sangat mahal." Suara fanie sangat pelan seperti suara nyamuk, semakin lama suaranya menjadi semakin pelan. "Lebih baik kamu memberikan uangnya kepadaku dan biarkan aku yang melakukannya."

Apa yang diinginkan wanita ini? Apakah arya tidak punya uang dan tidak mampu mempekerjakan pekerja paruh waktu, sehingga dia harus melakukan semua ini? Arya langsung melemparkan sumpit ke lantai, dan berkata dengan tegas: "Kamu hanya perlu melayaniku di tempat tidur, berapa banyak uang yang kamu inginkan, aku akan memberikannya kepadamu."

Apakah dia sedang menghinanya? Mengingatkan dia hanyalah mainannya di atas ranjang. Apa bedanya dia dengan para pelacur itu? Bedanya pelacur melayani banyak pria dan dia hanya melayani arya saja, apakah dia budak sexnya? fanie diam-diam meneteskan air matanya, dia takut dia akan membuat Arya marah jika dia menangis.

Terpopuler

Comments

Arya Putra

Arya Putra

Semangat

2023-02-13

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 001 Holywings Club
2 Bab 002 : Membuat Kontrak Pernikahan
3 Bab 003 : Membantu
4 Bab 004 : Pulang Bersama dan Tinggal Satu Atap
5 Bab 005 : Melampuaskan, pergi ke World Heaven
6 Bab 006 : Mandi Bersama
7 Bab 007 : Perhatian Arya
8 Bab 008 : Pergi Ke Rumah Sakit
9 Bab 009 : Menemui Dokter
10 Bab 010 : Kita Bejuang Bersama-sama
11 Bab 011 : Menjeput Fanie
12 Bab 012 : Sungguh Mengerikan
13 Bab 013 : Makan Bersama
14 Bab 014 : Bayar Sendiri
15 Bab 015 : Bos Mesum
16 Bab 016 : Jalan-Jalan , Menikmati Gelapnya Malam
17 Bab 017 : Jangan Pura-Pura Bodoh
18 Bab 018 : Janji
19 Bab 019 : Jarang-Jarang Si Arya Begitu Lembut
20 Bab 020 : Mau Aku Tunggu Tidak
21 Bab 021 : asisten Meriando Yang Kepo
22 Bab 022 : Masuk Sekolah
23 Bab 023 : Meminta Izin
24 Bab 024 : kekuatan rumor dan gossip
25 Bab 025 : Teman Yang Menusuk
26 Bab 026 : Apakah hanya berjalan saja bisa membuatmu terjatuh?
27 Bab 027 : Bersyukur
28 Bab 028 : Apakah dia sudah bosan hidup?
29 Bab 029 : Perhatian
30 Bab 030 : Kegelisahan Arya
31 Bab 031 : Insiden Fani Membuat Arya Marah
32 Bab 032 : Arya melanggar prinsipnya.
33 Bab 033 : Menunggu
34 Bab 034 Keras Kepala
35 Bab 035 : Memberi Ciuman
36 Bab 036 : Kebersamaan
37 Bab 037 : Kabar Baik
38 Bab 038 : Membut Kesal
39 Bab 039 : DI Panggil kepala Sekolah
40 bab 40 : Keputusan Fanie
41 Bab 041 : Dia Wanita yang ku suka
42 Bab 042 : Perasaan khawatir
43 Bab 043 : sedikit mysophobia
44 Bab 044 : Gugup
45 Bab 045 : Hadiah
46 Bab 046 : gadis yang hemat
47 Bab 047 : Tarik Menarik
48 Bab 48 : aku terlalu kelewatan
49 Bab 49 : kita bisa pergi bersama ??!
50 Bab 50 : kejutan besar
51 Bab 51 : Dapat nilai yang Bagus
52 Bab 52 : Fani Sangat Marah
53 Bab 53 : Aku berharap tidak pernah mengenal kamu dan Lidia!
54 Bab 54 : Putus Hubungan
55 Bab 55 : apakah kamu ingin pergi ke Kota dengan aku?
56 Bab 56 : kamu benar-benar pengurus rumah tangga kecil!
57 Bab 57 : terlalu besar Resikonya
58 Bab 58 : Bodoh
59 Bab 59 Percaya diri itu harus
60 Bab 60 : Membuat Pengecualian
61 Bab 61 : Kejutan
62 Bab 62 : jujur saat mabuk
63 Bab 63 : Fanie Mengoceh Karna Mabuk
64 Bab 64 : Sup Penghilang Mabuk
65 Bab 65 : Perasaan Khawatir
66 Bab 66 : Mengantar Makan Siang
67 Bab 67 : Aku akan mencarinya sendiri
68 Bab 68 : Tunggu, apakah kamu Non fanie?"
69 Bab 69 : kapan ada kesempatan agar aku dapat mencicipi masakanmu?
70 Bab 70 : Menyebalkan
71 Bab 71 : Bagaimana mungkin?
72 Bab 72 : Sangat melelahkan menjadi asisten pribadi!
73 Bab 73 : apakah kamu tidak sadar diri dengan dirimu?
74 Bab 74 : Seperti cerita dongeng Cinderella
75 Bab 75 : Menunggu hingga sangat malam
76 Bab 76 : Pergi Lebih Awal
77 Bab 77 : Persiapan meninggalkan vila
78 Bab 78 : Tidak ada Perpisahan
79 Bab 79 : Satu Bulan Berlalu
80 Bab 80 : Namaku Anton
81 Bab 81 : Satu Jurusan
82 Bab 82 : Menderita insomnia
83 Bab 83 : Pindah Magang
84 Bab 84 : "Welcoming Party di Four Ocean Hotel
85 Bab 85 : Bidadari Lewat
86 Bab 86 : Presdir Baru yang Misterius
87 Bab 87 : Nama saya Arya Putra
88 Bab 88 : Maaf, aku benar-benar tidak mengerti
89 Bab 89 : dia benar-benar menyebalkan!
90 Bab 90 : Menurutmu!??
91 Bab 91 : Beautiful garden
92 Bab 92 : kamu terlalu naif!
93 Bab 93 : Mau Bayar Sampai kapan ?
94 Bab 94 : Pembalasan Fanie
95 Bab 95 : Berbagai Siksaan
96 Bab 96 : Sudahlah, Lupakan saja !!"
97 Bab 97 : Pindah Paksa
98 Bab 98 : Jawablah
99 Bab 99 : Pembantu Baru
100 Bab 100 : Mari kita berolahraga bersama
101 Bab 101 : Beri tahu mereka bahwa kamu adalah wanita milik Arya Putra
102 Bab 102 : Menolak
103 Bab 103 : mencari Alasan
104 Bab 104 : Aksi sang Putri Tidur
105 Bab 105 : Ada gangster
106 Bab : 106 : negosiasi
107 Bab 107 : Melarikan diri
108 Bab 108 : Kembali
109 Bab 109 : Gosip Gabby
110 Bab 110 : Mengikuti Fanie
111 Bab 111 : pola pikir penjahat
112 Bab 112 : Memperingatkan
113 Bab 113 : Membuat Kesal
114 Bab 114 : Trik
115 Bab 115 : Kamu bilang aku penjahat
116 Bab 116 : Akan aku tunjukan
117 Bab 117 : Membeli Pakaian
118 Bab 118 : Banyak Pertanyaan
119 Bab 119 : Perdebatan
120 Ban 120 : Bakal Meledak
121 Bab 121 : Kemarahan Arya
122 Bab 122 : Tidak tahu diri
123 Bab 123 : Arto ayahnya julia
124 Bab 124 : Undangan Wakil CEO Leo untuk Asisten Meriando
125 Bab 125 : Kekecewaan
126 Bab 126 : Kecewa, sungguh sangat kecewa!
127 Bab 127 : Putus Asa meren judulnya
128 Bab 128 : julia mabuk
129 Bab 129 : Kesialan Julia
130 Bab 130 : Ancaman
131 Bab 131: Debat
132 Bab 132 : Terik dan ancaman
133 Bab 133 : Apa yang terjadi
134 Bab 134 : Kamu Cemburu
135 Bab 135 : Aksi gabby
136 Bab 136 : Jauhi dia
137 Bab 137 : sedikit kecemburuan
138 Bab 138 : Pesta Ulang Tahun
139 Bab 139 : persiapan hari Hby
Episodes

Updated 139 Episodes

1
Bab 001 Holywings Club
2
Bab 002 : Membuat Kontrak Pernikahan
3
Bab 003 : Membantu
4
Bab 004 : Pulang Bersama dan Tinggal Satu Atap
5
Bab 005 : Melampuaskan, pergi ke World Heaven
6
Bab 006 : Mandi Bersama
7
Bab 007 : Perhatian Arya
8
Bab 008 : Pergi Ke Rumah Sakit
9
Bab 009 : Menemui Dokter
10
Bab 010 : Kita Bejuang Bersama-sama
11
Bab 011 : Menjeput Fanie
12
Bab 012 : Sungguh Mengerikan
13
Bab 013 : Makan Bersama
14
Bab 014 : Bayar Sendiri
15
Bab 015 : Bos Mesum
16
Bab 016 : Jalan-Jalan , Menikmati Gelapnya Malam
17
Bab 017 : Jangan Pura-Pura Bodoh
18
Bab 018 : Janji
19
Bab 019 : Jarang-Jarang Si Arya Begitu Lembut
20
Bab 020 : Mau Aku Tunggu Tidak
21
Bab 021 : asisten Meriando Yang Kepo
22
Bab 022 : Masuk Sekolah
23
Bab 023 : Meminta Izin
24
Bab 024 : kekuatan rumor dan gossip
25
Bab 025 : Teman Yang Menusuk
26
Bab 026 : Apakah hanya berjalan saja bisa membuatmu terjatuh?
27
Bab 027 : Bersyukur
28
Bab 028 : Apakah dia sudah bosan hidup?
29
Bab 029 : Perhatian
30
Bab 030 : Kegelisahan Arya
31
Bab 031 : Insiden Fani Membuat Arya Marah
32
Bab 032 : Arya melanggar prinsipnya.
33
Bab 033 : Menunggu
34
Bab 034 Keras Kepala
35
Bab 035 : Memberi Ciuman
36
Bab 036 : Kebersamaan
37
Bab 037 : Kabar Baik
38
Bab 038 : Membut Kesal
39
Bab 039 : DI Panggil kepala Sekolah
40
bab 40 : Keputusan Fanie
41
Bab 041 : Dia Wanita yang ku suka
42
Bab 042 : Perasaan khawatir
43
Bab 043 : sedikit mysophobia
44
Bab 044 : Gugup
45
Bab 045 : Hadiah
46
Bab 046 : gadis yang hemat
47
Bab 047 : Tarik Menarik
48
Bab 48 : aku terlalu kelewatan
49
Bab 49 : kita bisa pergi bersama ??!
50
Bab 50 : kejutan besar
51
Bab 51 : Dapat nilai yang Bagus
52
Bab 52 : Fani Sangat Marah
53
Bab 53 : Aku berharap tidak pernah mengenal kamu dan Lidia!
54
Bab 54 : Putus Hubungan
55
Bab 55 : apakah kamu ingin pergi ke Kota dengan aku?
56
Bab 56 : kamu benar-benar pengurus rumah tangga kecil!
57
Bab 57 : terlalu besar Resikonya
58
Bab 58 : Bodoh
59
Bab 59 Percaya diri itu harus
60
Bab 60 : Membuat Pengecualian
61
Bab 61 : Kejutan
62
Bab 62 : jujur saat mabuk
63
Bab 63 : Fanie Mengoceh Karna Mabuk
64
Bab 64 : Sup Penghilang Mabuk
65
Bab 65 : Perasaan Khawatir
66
Bab 66 : Mengantar Makan Siang
67
Bab 67 : Aku akan mencarinya sendiri
68
Bab 68 : Tunggu, apakah kamu Non fanie?"
69
Bab 69 : kapan ada kesempatan agar aku dapat mencicipi masakanmu?
70
Bab 70 : Menyebalkan
71
Bab 71 : Bagaimana mungkin?
72
Bab 72 : Sangat melelahkan menjadi asisten pribadi!
73
Bab 73 : apakah kamu tidak sadar diri dengan dirimu?
74
Bab 74 : Seperti cerita dongeng Cinderella
75
Bab 75 : Menunggu hingga sangat malam
76
Bab 76 : Pergi Lebih Awal
77
Bab 77 : Persiapan meninggalkan vila
78
Bab 78 : Tidak ada Perpisahan
79
Bab 79 : Satu Bulan Berlalu
80
Bab 80 : Namaku Anton
81
Bab 81 : Satu Jurusan
82
Bab 82 : Menderita insomnia
83
Bab 83 : Pindah Magang
84
Bab 84 : "Welcoming Party di Four Ocean Hotel
85
Bab 85 : Bidadari Lewat
86
Bab 86 : Presdir Baru yang Misterius
87
Bab 87 : Nama saya Arya Putra
88
Bab 88 : Maaf, aku benar-benar tidak mengerti
89
Bab 89 : dia benar-benar menyebalkan!
90
Bab 90 : Menurutmu!??
91
Bab 91 : Beautiful garden
92
Bab 92 : kamu terlalu naif!
93
Bab 93 : Mau Bayar Sampai kapan ?
94
Bab 94 : Pembalasan Fanie
95
Bab 95 : Berbagai Siksaan
96
Bab 96 : Sudahlah, Lupakan saja !!"
97
Bab 97 : Pindah Paksa
98
Bab 98 : Jawablah
99
Bab 99 : Pembantu Baru
100
Bab 100 : Mari kita berolahraga bersama
101
Bab 101 : Beri tahu mereka bahwa kamu adalah wanita milik Arya Putra
102
Bab 102 : Menolak
103
Bab 103 : mencari Alasan
104
Bab 104 : Aksi sang Putri Tidur
105
Bab 105 : Ada gangster
106
Bab : 106 : negosiasi
107
Bab 107 : Melarikan diri
108
Bab 108 : Kembali
109
Bab 109 : Gosip Gabby
110
Bab 110 : Mengikuti Fanie
111
Bab 111 : pola pikir penjahat
112
Bab 112 : Memperingatkan
113
Bab 113 : Membuat Kesal
114
Bab 114 : Trik
115
Bab 115 : Kamu bilang aku penjahat
116
Bab 116 : Akan aku tunjukan
117
Bab 117 : Membeli Pakaian
118
Bab 118 : Banyak Pertanyaan
119
Bab 119 : Perdebatan
120
Ban 120 : Bakal Meledak
121
Bab 121 : Kemarahan Arya
122
Bab 122 : Tidak tahu diri
123
Bab 123 : Arto ayahnya julia
124
Bab 124 : Undangan Wakil CEO Leo untuk Asisten Meriando
125
Bab 125 : Kekecewaan
126
Bab 126 : Kecewa, sungguh sangat kecewa!
127
Bab 127 : Putus Asa meren judulnya
128
Bab 128 : julia mabuk
129
Bab 129 : Kesialan Julia
130
Bab 130 : Ancaman
131
Bab 131: Debat
132
Bab 132 : Terik dan ancaman
133
Bab 133 : Apa yang terjadi
134
Bab 134 : Kamu Cemburu
135
Bab 135 : Aksi gabby
136
Bab 136 : Jauhi dia
137
Bab 137 : sedikit kecemburuan
138
Bab 138 : Pesta Ulang Tahun
139
Bab 139 : persiapan hari Hby

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!