Di malam yang tak terlupakan itu, fanie merasa orang yang berada di atas tubuhnya mengklaim dirinya dengan sangat brutal, rasa malu yang kuat membuatnya tidak menyambutnya, dan hanya diam-diam menerimanya.
Mentari pagi bersinar dengan cepat, dan fanie hampir terjaga sepanjang malam. Dia menggeser selimut dengan sangat hati-hati lalu menatap pria yang tidur di sebelahnya. Dia memiliki mata sangat indah. Meskipun pria itu mash tidur, dia bisa merasakan ketajaman matanya. Alisnya sangat tebal, hidungnya sangat mancung, dan bibirnya yang tipis sangat seksi dan mempesona.
Pria itu berguling lalu melanjutkan tidurnya, dia bahkan meraba-raba sisi tempat tidur fanie. Melihat hal ini, fanie merasa sedikit marah, wajahnya memerah, kenyataan yang ada di depan matanya, menunjukkan dia sudah tidak suci lagi.
Melihat seorang pria yang tidur dengan manis, fanie menggelengkan kepalanya, mungkin pria ini tidak akan bangun dalam waktu dekat. Dia mengambil pakaiannya lalu berjalan ke kamar mandi. Dia harus mandi, untuk membersihkan tubuhnya, dan sekalian membersihkan jiwanya.
fanie yang sedang berjuang membersihkan diri di kamar mandi, tidak menyangka pria yang berada di atas tempat tidur itu sudah bangun.
Arya Putra memijat pelipisnya, dia membuka matanya, dan melihat ke arah TV LCD yang besar tergantung di dinding di hadapannya. Arya bisa melihat dengan jelas dirinya lewat pantulan kaca TV.
Sangat kacau, Arya Putra bangkit dan mengancingkan kancing terakhir kemejanya. Arya memiliki sedikit mysophobia. Setelah berbenah diri sendiri, dia mulai membereskan tempat tidur.
Ketika dia mengangkat selimutnya, Arya merasa sangat kaget saat melihat ada noda darah yang sudah kering di atas tempat tidur.
"Kamu sudah bangun?"
Ketika mendengar suara itu Arya langsung mengangkat kepalanya, fanie yang mengenakan gaun putih, berdiri di depannya, dia terlihat anggun dan tenang, suaranya sangat lembut. Ketika dia melihat Arya Putra , wajahnya memerah lagi.
“Hmm,” Arya menjawab dengan datar, dia ingin tahu apa yang ingin dilakukan wanita ini.
"Ini surat perjanjian kita. Berikan Dua ratus lima puluh juta rupiah kepadaku."
Surat perjanjian apa? Apa yang sedang dikatakan wanita ini, Arya putra mengambil surat perjanjian dari tangan fanie dengan bingung.
“Aku fanie menjual diriku kepada CEO Adam secara sukarela, setelah urusan selesai, CEO Adam akan memberikan sendiri 250 juta rupiah kepada fanie.” Arya melihat surat perjanjian itu, dia mengerutkan kening, sambil membaca kata demi kata, seakan takut fanie tidak bisa mendengarnya.
"Sudah selesai membacanya? Berikan uang itu kepadaku."
fanie merasa hatinya disayat secara diam-diam, sejak kemarin tidak tahu sudah berapa kali harga dirinya diinjak-injak, dia benar-benar ingin memarahi pria yang berada di hadapannya ini, apa gunanya memiliki wajah yang tampan, bukankah dia juga suka bermain wanita diluar...
Sungguh wanita yang gila uang. Arya langsung menatap fanie dengan tatapan meremehkan lalu dia menghinanya: "Keahlianmu terlalu buruk, kamu tidak pantas dihargai semahal ini."
Apa? Keahlianku terlalu buruk? Tidak pantas dihargai semahal ini? fanie merasa ingin menangis, dan perasaan putus asa kembali menghantamnya, orang yang paling membuatnya tidak tahan bukan kerabatnya yang acuh tak acuh, juga bukan Lydia yang hanya melihat dan tidak bersedia membantunya, tetapi pria ini, setelah pria ini menidurinya, dia malah mengatakan keahliannya terlalu buruk dan dia bahkan tidak layak dihargai dengan harga yang tinggi!
fanie berlari ke balkon. Melompatlah, melompatlah! Seperti ada suara kecil dari dalam hati fanie yang sedang menuntunnya, dan mendorongnya untuk melompat kebawah. Benar, melompatlah, setelah melompat, semuanya masalah akan selesai, dia tidak perlu lagi menghadapi semua masalah yang sulit ini.
"Apa yang sedang kamu lakukan?"
Arya memarahinya dengan sedikit geram, apa yang sedang fanie lakukan benar-benar membuatnya takut. Arya tidak menyangka temperamennya begitu kuat, dia bahkan ingin melompat dari gedung.
fanie melangkahkan satu kakinya keluar dari pembatas balkon, ketika dia hendak mengeluarkan kaki yang satunya lagi, Arya bergegas meraih pinggangnya dan menariknya kembali.
Dia ini tidak membiarkannya hidup dan tidak membiarkannya mati? fanie berkata dengan perlahan dan sinis: "Aku mau bunuh diri saja, memangnya tidak boleh? Aku terlalu naif, menilai diriku terlalu tinggi, dan mengira kalian para orang kaya sangat bermurah hati. Jika bukan karena kakakku menderita leukemia, dan aku tidak dapat mengumpulkan uang, mana mungkin aku rela menjual tubuhku. Semua ini, akibat dari perbuatanku, aku terlalu percaya kepada kalian para pengusaha. "
“Aku bukan CEO Adam.” Ternyata dia terpaksa, raut wajah Arya sedikit melembut. Sebenarnya, dia sedikit memandang rendah wanita seperti ini, tetapi wanita ini tidak berdaya, ditambah lagi dia sudah menidurinya, Arya tidak sejahat itu "Namaku Arya Putra.
Bukan CEO Adam, dia bukan orang yang menandatangani perjanjian ini dengan dirinya? Sekarang semua usahanya sia-sia, dia tidak punya uang untuk membiayai operasi kakaknya. Apa yang harus dia lakukan? Meminta uang kepada pria yang menidurinya ini? Dia tidak mungkin memberikan uang kepada dirinya, tadi dia baru menghina keahliannya sangat buruk. Air matanya membendung di matanya sedikit demi sedikit, pada akhirnya, fanie sudah tidak tahan lagi dan air matanya mengalir dengan deras.
“Hei, fanie, jangan menangis.” ini bukan pertama kalinya Arya melihat seorang gadis menangis, tetapi dia belum pernah melihat seorang gadis menangis dengan begitu sedih dan terluka.
Di dunia bisnis dia dapat menghadapi segala sesuatu semudah membalikkan telapak tangan, tetapi saat menghadapi gadis yang berada di hadapannya ini dia sangat tidak berdaya, "Jangan menangis, bukankah hanya 250 juta rupiah? Aku akan memberikannya kepadamu."
"Benarkah? Kenapa kamu membantuku?" fanie mendongak dengan kaget, dan menatap pria setinggi 183cm di depannya itu. Wajah pria itu seperti bercahaya, dan dia selalu terlihat sangat tenang.
"Apakah perlu alasan untuk membantumu? Hei gadis, jangan tanya terlalu banyak. Yang harus kamu tahu, aku bisa membuatmu jatuh ke dalam neraka, atau membuatmu kamu terbang ke surga." Aeya Putra berdiri, menatap fanie dari atas ke bawah, melihat mata fanie yang seperti mata kelinci yang memerah dan ketakutan membuatnya merasa senang.
“Apakah kamu benar-benar sebaik ini?” tanya fanie dengan sedikit merasa aneh, Arya yang sekarang terlihat berbeda 180 derajat dengan dirinya yang tadi, hal ini membuat fanie tidak terbiasa.
"Hmm, tapi aku punya satu syarat."
“Apa persyaratannya?” melihat mata Arya yang terus mengamati dirinya, fanie langsung memeluk dadanya. Bagaimana pun, hal ini pernah terjadi sebelumnya, tentu saja dia harus berjaga-jaga.
"Tenang saja, aku tidak tertarik kepadamu. Lagi pula, yang seharusnya dilihat sudah aku lihat semua, dan yang tidak seharusnya dilihat juga sudah aku lihat semua." melihat wajah fanie yang memerah, Arya tidak bisa menahan diri untuk tidak mengejeknya, "Tapi jika kamu mau, aku oke oke saja "
“Siapa yang mau.” fanie bergumam dan memutuskan untuk menghentikan ucapan Arya . Jika dia tidak tertarik, kenapa tadi malam dia menerkamnya seperti harimau, dan bahkan sangat brutal terhadapnya?
Astaga, kenapa aku jadi memikirkan kejadian tadi malam, semuanya karena si Arta putra ini yang sangat keterlaluan, fanie menggelengkan kepalanya lalu berkata kepada dirinya sendiri sekarang yang paling penting adalah mendapatkan biaya operasi kakaknya, jadi dia memaksa dirinya untuk menyingkirkan pikirannya yang bukan-bukan, "Katakanlah, apa persyaratanmu, selama aku bisa melakukannya, aku akan melakukannya. "
"Sangat sederhana, kita buat dan tanda tangani kontrak dulu."
Arya menjentikkan jarinya lalu menekan tombol customer service didekat tempat tidur. Tak lama, suara wanita yang lembut terdengar. Arya membisikkan beberapa kata di telepon, lalu menutup telepon dengan elegan.
Kontrak apa? Apakah dia akan menjual dirinya? Saat fanie sedang memikirkan hal yang bukan-bukan, Arya menyilangkan kakinya, sambil berkata dengan santai: "Tenang saja, aku tidak akan menjualmu, tidak ada bokong, tidak ada dada, kalau aku menjualmu memangnya kamu bisa dihargai berapa?"
fanie merasa malu, kenapa pria ini bisa tahu apa yang sedang dia pikirkan. Dia juga mengatakan dirinya tidak memiliki dada dan bokong, jelas-jelas dia punya.
Tanpa sadar fanie menyentuh dadanya, tidak kecil kok? Arya melihat gerakan kecil yang dilakukan oleh fanie, tanpa sadar dia merasa tidak berdaya dan sedikit lucu
“Bos Arya, barang yang anda inginkan sudah saya bawa kesini.” Suara manajer terdengar dari pintu.
Arya Putra , melangkahkan kakinya yang panjang, untuk membukakan pintu. Dia mengambil sebuah dokumen, lalu bersandar di pintu, dan memberikan isyarat kepada fanie .
fanie berjalan menghampirinya dan mengambil kontrak itu dengan curiga. Setelah membacanya dengan seksama, dia langsung pank. Ini bukan kontrak. Pria ini ingin dirinya menikah dengannya, apakah dirinya akan tinggal bersamanya? Tinggal di rumah yang sama? Memikirkan hal ini, wajah fanie sedikit memerah.
"Asalkan kamu menandatangani ini, aku akan langsung memberikan 250 juta rupiah kepadamu agar kamu bisa mengobati penyakit kakakmu. Apa salahnya kamu menjadi istri kontrakku? Kamu hanya perlu melahirkan keturunan untukku, begitu kamu melahirkannya, kamu bisa langsung pergi. Aku tidak tertarik dengan pernikahan, tapi aku tidak ingin bisnis keluarga yang besar ini tidak ada yang meneruskan. "
Kata-kata Arya menancap di hati fanie , kata-kata itu sangat tidak menyenangkan, apakah dirinya benar-benar serendah ini.
Bukankah itu hanya hal remeh? Hanya melahirkan anak, dia akan melahirkannya. Setelah menandatangani kontrak ini, dia bisa menyelamatkan kakaknya. Memikirkan hal ini, fanie mengertakkan giginya, lalu menatap Arya putra, sambil berkata,
Aku akan menandatanganinya, tapi kamu harus menepati janjimu dan memberikan 250 juta rupiah kepadaku, jika tidak, aku akan mati-matian melawanmu!"
"Aku Arya Putra selalu menepati janjiku dan tidak pernah mengingkarinya."
“Aku tahu.” fanie meneteskan air matanya, sambil menjawab dengan suara yang rendah dan terkulum
“Tanda tanganilah.” Arya mengambil pena dari meja dan memberikannya kepada fanie .
"Hmm."
fanie mengambil pena itu, seolah-olah pena itu sangat berat, dan dia menulis kata "fanie." dengann perlahan dan berat .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments
Novie Achadini
othor nya kok jadi tokoh utama nya sih pengalanab pribafi ya
2023-07-18
1
Arya Putra
man komentarnya nieh
2023-02-13
1