Chapter 2: Rencana

Ruang persenjataan istana Quelle

"Yang Mulia." Scwartz dan Scwertz datang menghadap kepada Kaisar Quelle yang telah menunggu di ruang persenjataan.

"Kalian sudah datang. Kemarilah, kalian berdua mendekatlah kepadaku. Ada hal penting yang ingin aku perbincangkan dengan kalian."

"Baik Yang Mulia." Scwartz dan Scwertz berdiri tepat di hadapan Kaisar Quelle, berdiri dengan jarak posisi yang begitu dekat.

"Berdasarkan pengetahuanku, saat ini situa bangka.... eee...maaf, maksudku Granel, dia sedang tidak berada di dalam istana hingga beberapa waktu mendatang " Quelle melihat gerak langkah Kaisar Granel, tepat dari posisi dia berdiri. Kemampuan yang sedang diperagakannya ini biasa dikenal dengan istilah kemampuan melihat jarak jauh tanpa adanya batas antar dimensi ruang dan waktu. "Namun, dia bisa muncul tepat di hadapan kita, saat mengetahui bahwa istananya telah dibuat porak poranda."

"........" Dua jenderal bersaudara hanya diam dan mendengarkan dengan cermat segala penjelasan yang disampaikan oleh Kaisar Quelle.

"Jadi, sebelum dia berteleportasi ke istana, kita harus bergerak cepat menyelamatkan permaisuri dan kembali ke istana ini dengan selamat." ungkap Quelle dalam memberikan penjelasan kepada Jenderal.

"Mohon maaf Yang Mulia, hamba ingin menyampaikan suatu pendapat kepada Yang Mulia." Scwertz memberanikan diri untuk angkat bicara.

"Silakan, pendapat apa yang hendak ingin engkau sampaikan kepadaku, Jenderal Scwertz?"

"Begini Yang Mulia, hamba berpendapat bahwa Permaisuri Ignia dikurung di dalam dungeon dengan level penjagaan yang cukup tinggi. Bahkan, untuk berteleportasi langsung ke dalam dungeon saja, kekuatan kami tidak mampu untuk memasukinya Yang Mulia. Karena ada dinding barrier yang begitu kuat yang menyelimuti dungeon tersebut Yang Mulia. Jika kami berusaha menerobos masuk dengan cara menyelinap, maka tidak tertutup kemungkinan akan terjadi pertarungan kecil di dalam dungeon. Bila hal ini terjadi, hamba khawatir Kaisar Granel menyium pergerakan kita, dan kembali ke istananya sebelum kita berhasil menyelamatka Permaisuri, Yang Mulia." ungkap Scwertz dalam menyampaikan pendapat.

"Kalian berdua tidak perlu khawatir, aku tidak berencana untuk memerintahkan kalian menerobos masuk ke dungeon mereka. Aku sudah menyiapkan peran khusus kepada kalian berdua dalam proses pembebasan ini. Aku harap kalian bisa menerima dan menjalankan peranan yang aku berikan kepada kalian dengan baik."

"Tentu saja Yang Mulia, tentu saja hamba siap menerima apapun peran yang diberikan oleh Yang Mulia kepada kami, dan kami selalu siap menjalan perintah dari Yang Mulia."

"Baiklah, kalau begitu kalian dengarkanlah baik-baik....."

Kaisar Quelle menyampaikan rencana pembebasan Permaisuri Ignia secara detail kepada dua jenderal bersaudara.

Berdasarkan strategi yang dibuat, kedua jenderal diberikan tugas untuk mengawasi suasana dungeon dari depan portal. Dalam proses pengawasannya, mereka berdua akan menyamar sebagai penjaga pintu portal masuk menuju dungeon. Sedangkan untuk pembebasan Permaisuri, Kaisar Quelle yang akan turun tangan secara langsung ke dalam dungeon dan membebaskan Permaisuri. Membebaskan dengan cara berteleportasi ke dalam dungeon. Hanya dewa yang telah mencapai tingkat kaisar yang mampu berteleportasi masuk ke dungeon tanpa terpengaruhi oleh kekuatan barrier.

Sementara itu di dalam dungeon istana Kaisar Granel.

"Cepatlah! Tunggu apa lagi? Cepat lakukan!" Ignia memberi perintah kepada Pangeran Cusso.

"Apa kau gila? Jika aku melakukannya, kau bisa mati!" ucap Pangeran Cusso dengan wajah berkeringat. Tangan kanannya memegang pedang pusaka dengan erat.

Clang!

Pangeran Cusso menjatuhkan pedang ke lantai dungeon.

"Dasar pecundang! Apa yang kamu takutkan!? Kamu tidak perlu mengkhawatirkanku! Kaisar bodoh itu akan melakukan berbagai macam cara untuk bisa menyelamatkan hidupku!" ucap Permaisuri Ignia.

"Arggghhh! Kau membuatku gila! Apa tidak ada cara lain selain ini?"Pangeran Cusso berteriak, menggaruk kepala karena kesal.

"Ada banyak cara, akan tapi....dari berbagai macam cara yang terlintas di benakku, cara ini lah yang paling tinggi tingkat peluang keberhasilannya." ucap Ignia sambil membelaikan pisau pusaka di tubuh Pangeran Cusso. "Bagaimana? Apakah kamu masih ragu? Ataukah....engkau masih tidak berani untuk melakukannya?"

"........." Pangeran Cusso menggelengkan kepala, tanpa mengucapkan sepatah kata.

"Ahhh...engkau ini sungguh mengecewakan! Jika engkau tidak berani melakukan ini kepadaku, maka engkau tidak akan pernah mungkin bisa menjatuhkan ayahmu sendiri dari kursi singgasananya, ketika engkau sudah berada di tahap kaisar kelak." Ignia menggerakkan jari jemari. Pedang pusaka milik Pangeran Cossu terangkat dari lantai dungeon tanpa sentuhan tangan.

Tick!

Ignia menjentikan jari.

Bang!

Pedang pusaka pangeran Cusso hancur berkeping-keping.

"Apa?!" Pangeran Cusso tersontak kaget melihat salah satu pedang pusaka kesayangannya hancur begitu saja.

Hancur lebur tepat di depan mata.

"Apakah engkau ingin aku yang melakukannya sendiri? Jika aku sendiri yang melakukannya, maka tidak ada jaminan bahwa rencana kita akan berhasil." ucap Ignia.

Pangeran Cusso berpikir sejenak. Berpikir dengan perasaan bimbang di hati.

"Baiklah, baiklah! Aku akan melakukannya, aku akan melakukannya!" Pangeran Cusso mengeluarkan pedang pusaka dengan mata pedang berwarna hijau crystal dari portal ruang senjata legendaris koleksi pribadi yang dia dapatkan dari berbagai penjuru dunia.

"Ingatlah! Setelah engkau melukaiku, segeralah engkau temui ayahmu dan berikanlah laporan kepadanya tentang rencana kita! Untuk langkah selanjutnya, kita serahkan saja semuanya kepada ayahmu. Dengan begitu... Aku yakin, riwayat kaisar bodoh itu akan tamat untuk selamanya. Apakah kamu mengerti?"

"Ya, ya, tentu saja aku mengerti." jawab Pangeran Cusso singkat. Selang beberapa saat kemudian Pangeran Cossu baru menyadari kejanggalan dari perintah yang diberikan Permaisuri Ignia kepadanya. "Akan tetapi, bukankah akan sangat berbahaya jika aku melaporkan rencana tentang pelengseran tahta ayahku ketika kita sudah mencapai tingkat kaisar?"

Pangeran Cusso dan Permaisuri Ignia, dewa dan dewi yang tingkat kekuatannya sudah mencapai raja dewa. Pangeran Cusso berada di tingkat tahap awal raja dewa, sedangkan Permaisuri Ignia berada di tingkat puncak.

Tanpa sepengetahuan Pangeran Cusso, Permaisuri Ignia berencana untuk menghabisi Pangeran Cossu setelah melenyapkan Kaisar Quelle dan Kaisar Granel dari dunia dewa langit gloxinia.

"Jangan engkau laporkan bagian rencana kita yang satu itu.... bodoh!" bentak Ignia sambil menampar pipi kanan Pangeran Cusso. "Sudah, kamu tidak usah banyak bertanya lagi! Cepat! Lakukan sekarang! Sebelum kaisar bodoh itu datang!"

"Ba...baiklah! Aku akan melakukannya sekarang. Bersiaplah sayang."

Pangeran Cusso memasang kuda-kuda, bersiap menebas Permaisuri Ignia dengan tebasan pedang legendaris di tangan.

"Teknik raja dewa seribu tebasan! Penebas bintang!" Pangeran Cusso menebas tubuh Permaisuri Ignia dengan seribu tebasan dalam satu gerakan jurus.

Tubuh Permaisuri Ignia terpotong kecil-kecil.

Tidak sampai dalam hitungan sepuluh detik, tubuh Permaisuri Ignia bergenerasi dan pulih kembali tanpa ada bekas luka.

Permaisuri Ignia, sejatinya adalah seorang dewi tumbuhan dengan tingkat kekuatan raja dewa yang berada pada level puncak. Kekuatan penyembuh, regenarasi tubuh, sudah menjadi kekuatan alami yang melekat pada dirinya.

"Apa?! Bb...ba...bagimana imungkin? Bagaimana mungkin itu bisa terjadi? Padahal sudah jelas aku melihat.... Tidak, ini sungguh tidak masuk akal!" Pangeran Cusso terperanga melihat apa yang baru saja terjadi di depan matanya.

"Engkau ini bicara apa? Cepat lakukan yang benar!"

"Baik, baiklah, aku akan mencoba jurus yang lain." ucap Pangeran Cusso. Wajahnya tampak semakin berkeringat, otaknya terus memutar ide memikirkan teknik pedang terbaik yang dia miliki.

"Teknik raja dewa! Teknik tebasan pedang pembelah langit tata surya!"

Slash!

Tubuh Permaisuri Ignia terbelah menjadi dua. Namun tidak sampai dalam hitungan tiga detik, tubuhnya kembali normal seperti sediakala tanpa ada sedikitpun goresan luka.

"Teknik raja dewa! Teknik tebasan pedang pelebur jiwa!"

Teknik tebasan kali ini tidak memberikan dampak apa-apa, hanya menampilkan beberapa kilatan dari gerakan pedang yang tidak berguna.

Clang!

Pangeran Cusso membuang pedang, mengambil senjata berupa tombak panjang dari lubang portal.

Memasang kuda-kuda, melayangkan serangan dengan teknik yang berbeda.

Serangan yang dilayangkan masih tidak memberikan dampak apa-apa.

Membuang senjata, mengganti senjata yang berbeda.

"Tinju Knuckle!"

"Tembakan element angin!"

Sampai pada akhirnya dia mengeluarkan the legendary bazooka. Senjata dengan daya serang yang paling tinggi di langit gloxinia.

Pangeran Cusso  berjalan mundur, berdiri menjauh dari posisi Permaisuri Ignia berdiri. Pangeran Cusso memasang kuda-kuda. Sengatan halilintar mengalir dari lubang mulu bazooka.

"Sekarang terimalah ini! Hyaaaahhh!!!"

Bomb!

Ledakan dahsyat pun terjadi. Kepulan api menyambar ke penjuru ruang, tempat Permaisuri Ignia berdiri.

"Apakah seranganku berlebihan?" Pangeran Cusso bertanya-tanya dengan penuh rasa cemas di dada.

Api terus mengepul tanpa henti.

"Tidak! Tidak! Igniaku sayang...." teriak Pangeran Cusso panik.

Di tengah kepulan api, tampak sosok bayangan perempuan yang berjalan menghampiri Pangeran Cusso.

Sosok bayangan Permaisuri Ignia.

Permaisuri Ignia berdiri tepat di hadapan Pangeran Cossu dalam kondisi utuh.

Ada satu hal penting yang terlupakan oleh Pangeran Cusso. Sehebat apapun daya serang kekuatanan senjata, daya kekuatan yang dihasilkan tidaklah sebanding dengan kekuatan serangan senjata yang dipadu dengan teknik kekuatan serangan raja dewa.

Plak!

Permaisuri Ignia menampar keras pipi kanan Pangeran Cusso untuk kedua kalinya.

"Bisakah kau untuk tidak menamparku?"

Plak!

Permaisuri Ignia menampar pipi kiri Pangeran Cusso. Tamparan kali ini lebih keras dari tamparan sebelumnya.

"Apa yang sebenarnya kamu lakukan sejak tadi? Kamu terus menyerangku tanpa memberikan hasil yang berarti! Aku memintamu untuk membuatku seolah-olah hampir terbunuh di tanganmu! Tapi kenapa kamu malah menyiksaku seperti itu? Kamu pikir itu tidak sakit?"

"Aku tidak menyiksamu sayang..." Pangeran Cossu merengek sambil mengelus kedua pipi. "Aku berniat untuk melakukan sesuai dengan apa yang aku minta, tapi tubuhmu terus-menerus bergenerasi seperti itu. Bahkan beberapa serangan senjataku tidak mempan terhadapmu."

"Jadi sekarang kamu mencoba untuk menyalahkan tubuhku?"

"Tidak, maksudku bukan seperti itu."

"Sudahlah, kamu jangan banyak bicara lagi. Kali ini kamu harus melakukannya dengan benar."

"Tapi bagaimana caranya? Aku sudah tidak tahu harus menggunakan cara apa lagi supaya aku bisa membuatmu seolah-olah hampir terbunuh di tanganku?"

"Kamu ini bodoh ini apa idiot? Selama crystal energi kehidupanku tetap aktif, maka tubuhku akan terus menerus beregenerasi. Meskipun kamu menyerangku berulang kali." Permaisuri Ignia sedikit mengayunkan tangan, melenyapkan seluruh senjata Pangeran Cusso yang berserakan di sekitar tempat ia berdiri. Pangeran Cusso hanya mampu menatap sedih melihat senjata-senjata kesayangan hancur lebur dalam waktu sekejap saja. "Selain itu, dengan kekuatanmu yang buruk seperti itu, kamu tidak akan bisa menghancurkan crystal energi kehidupanku. Bahkan, untuk menggoresnya pun kamu tidak akan bisa."

"Kenapa kau tidak mengatakannya sejak awal?"

"Itu adalah pengetahuan dasar. Sudah seharusnya kamu mengetahui hal itu tanpa perlu aku beritahu." Permaisuri Ignia menghela nafas lalu memberikan penjelasan. "Supaya kamu tidak melakukan kesalahan, maka aku akan memberitahumu cara untuk dapat membuatku terlihat seolah-olah hampir terbunuh di tanganmu."

"Baiklah aku akan mendengarkanmu, dan aku pastikan kali ini aku tidak akan melakukan kesalahan."

"Harus! Kamu harus berhasil kali ini! Tidak boleh ada sedikit kesalahan! Jika tidak, akulah yang akan membunuhmu!" perintah Permaisuri Ignia dengan tegas.

"Oke, oke sayang." jawab Pangeran Cusso. "Kali ini apa yang harus aku lakukan?"

Permaisuri Ignia menggenggam erat pergelangan tangan Pangeran Cusso.

"Pertama, kamu fokuskan energimu ke telapak tanganmu." Permaisuri Ignia meregangkan telapak tangan Pangeran Cusso, dan menempelkan telapak tangan yang telah diregangkan tepat di titik pusat permukaan kening. Titik dimana crystal energi kehidupannya berada. "Lalu, gunakan kekuatanmu untuk menyegel saluran energi kehidupanku."

Permaisuri Ignia melepaskan pegangan erat tangannya dari pergelangan tangan Pangeran Cusso.

Pangeran Cusso masih berdiri tepat di hadapan Permaisuri Ignia. Dia bersiap untuk mengerahkan seluruh kekuatannya agar dapat menyegel aliran kekuatan energi kehidupan yang mengalir dari inti energi, ke seluruh organ tubuh Permaisuri Ignia.

"Sebelumnya engkau harus ingat! Ada empat saluran utama. Dari empat saluran itu, ada satu bagian saluran yang tidak memiliki peran sebagai sistem regenerasi tubuh. Namun saluran itu memiliki peran yang sama seperti saluran energi kehidupan yang ada pada makhluk tingkat dewa biasa. Saluran yang hanya menyuplai energi kehidupan ke seluruh tubuhku. Tolong kamu biarkan saluran itu tetap terbuka. Saluran yang itu terdapat di bagian sudut atas crystal. Apakah kamu dapat melihatnya?"

"Iya, iya, tentu saja aku dapat melihatnya." Pangeran Cusso melihat struktur saluran energi kehidupan Permaisuri Ignia dengan menggunakan mata dewa.

Crystal energi kehidupan, berbentuk crystal prisma yang memiliki empat titik sudut. Sudut atas, sudut kanan, sudut bawah, dan sudut kiri.

"Sekarang lakukanlah!"

Pangeran Cusso mulai mengeksekusi proses penyegelan. Proses penyegelan pertama, penyegelan aliran energi pada saluran yang terdapat pada bagian bagian sudut kanan crystal.

"Fyuuhhh... sungguh mendebarkan." Pangeran Cusso menghela nafas.

Proses penyegelan kedua, penyegelan aliran energi pada saluran yang terdapat pada bagian sudut bawah crystal. Kemudian proses penyegelan ketiga, berfokus pada bagian sudut kiri crystal.

Permaisuri Ignia menghunuskan jari jemari kanan, merobek kulit pergelangan tangan kirinya yang halus dan lembut. Memastikan bahwa tubuhnya tidak dapat bergenerasi untuk sementara waktu.

Permaisuri Ignia mengamati goresan luka pada lengan kirinya beberapa saat. Tidak ada tanda-tanda proses pemulihan maupun generasi organ tubuh yang terjadi begitu cepat.

"Tidak buruk. Kamu sudah melakukannya dengan baik." Permaisuri Ignia cukup puas dengan hasil proses penyegelan tiga titik saluran crystal energi kehidupannya. "Aku rasa kamu tidak melakukan kesalahan untuk kali ini."

"Huffftttt... syukurlah." Pangeran Cusso merasa lega.

"Untuk proses finalnya, kamu harus menyerangku hingga tubuhku tampak terlihat mengalami luka yang cukup parah."

"Sayangku, sejujurnya.... Sejak awal kali aku menyerangmu dengan berbagai macam skill terbaikku, hatiku merasa sangat sakit dan sedih. Aku sungguh tidak kuat untuk melakukannya."

"Bicara apa kamu ini? Huh? Cepatlah kamu lakukan saja sesuai perintahku!"

Zznnnggg!!!

"....!!!" Tiba-tiba saja Permaisuri Ignia merasakan pancaran aura kekuatan yang sangat kuat. Pancaran aura kekuatan milik Kaisar Quelle.

"Sial! Dia sudah datang! Aku tidak menyangka bahwa dia akan tiba secepat ini!"

Episodes
1 Chapter 1: Dunia Dewa
2 Chapter 2: Rencana
3 Chapter 3: Dungeon
4 Chapter 4: Void Sacred Beast
5 Chapter 5: Kekejian Keluarga Granel
6 Chapter 6: Raja Zombie
7 Chapter 7: Ruang Rahasia
8 Chapter 8: Aku Tidak Percaya Pada Siapapun
9 Chapter 9: Hama Istana
10 Chapter 10 : Zona Pertempuran
11 Chapter 11: Hadiah Terindah
12 Chapter 12: Gravitasi
13 Chapter 13: Dewi Kecil
14 Chapter 14: Pembalasan Kaisar Granel
15 Chapter 15: Pengkhianatan Sang Permaisuri
16 Chapter : Kehancuran Kekaisaran Quelle
17 Chapter 17: Planet Biru
18 Chapter 18: Satu Raga Dua Jiwa
19 Chapter 19: Aku Bersedia
20 Chapter 20: Lembah Serigala
21 Chapter 21: Evolusi
22 Chapter 22: Manusia Serigala
23 Chapter 23: Ghiwa Belajar Adaptasi
24 Chapter 24 : Kembali Ke Kota
25 Chapter 25: Aku Ingin Kuat
26 Chapter 26: Sistem Barter
27 Chapter 27: Transaksi Dagang
28 Chapter 28: Teknik Dasar Tebasan Pedang
29 Chapter 29: Teknik Tenaga Dalam
30 Chapter 30: Ancaman Harimau Putih
31 Chapter 31 : Pertunjukan Malam
32 Chapter 32 : Pendekar vs Harimau Putih
33 Chapter 33 : Kekuatan Khusus Pendekar Harimau
34 Chapter 34: Gadis Kerajaan
35 Chapter 35: Pengorbanan
36 Chapter 36: Pasukan Bandit Menara Timur
37 Chapter 37: Teknik Pedang Tanpa Bayangan
38 Chapter 38: Pendekar Tangan Besi
39 Chapter 39: Putri Bungsu Hulubalang
40 Chapter 40: Pendekar Tangguh
41 Chapter 41: Topeng dan Baju Pendekar
42 Chapter 42: Cincin Penyimpanan
43 Chapter 43: Rubah Betina
44 Chapter 44: Naisha Lin
45 Chapter 45: Guru dan Murid
46 Chapter 46: Aku Bukan Orang Jahat
47 Chapter 47: Kawan Lama
48 Chapter 48: Kawan Baru
49 Chapter 49: Pembersihan
50 Chapter 50: Harta Rampokan
51 Chapter 52
52 Chapter 51:
53 Chapter 53
54 Chapter 54
Episodes

Updated 54 Episodes

1
Chapter 1: Dunia Dewa
2
Chapter 2: Rencana
3
Chapter 3: Dungeon
4
Chapter 4: Void Sacred Beast
5
Chapter 5: Kekejian Keluarga Granel
6
Chapter 6: Raja Zombie
7
Chapter 7: Ruang Rahasia
8
Chapter 8: Aku Tidak Percaya Pada Siapapun
9
Chapter 9: Hama Istana
10
Chapter 10 : Zona Pertempuran
11
Chapter 11: Hadiah Terindah
12
Chapter 12: Gravitasi
13
Chapter 13: Dewi Kecil
14
Chapter 14: Pembalasan Kaisar Granel
15
Chapter 15: Pengkhianatan Sang Permaisuri
16
Chapter : Kehancuran Kekaisaran Quelle
17
Chapter 17: Planet Biru
18
Chapter 18: Satu Raga Dua Jiwa
19
Chapter 19: Aku Bersedia
20
Chapter 20: Lembah Serigala
21
Chapter 21: Evolusi
22
Chapter 22: Manusia Serigala
23
Chapter 23: Ghiwa Belajar Adaptasi
24
Chapter 24 : Kembali Ke Kota
25
Chapter 25: Aku Ingin Kuat
26
Chapter 26: Sistem Barter
27
Chapter 27: Transaksi Dagang
28
Chapter 28: Teknik Dasar Tebasan Pedang
29
Chapter 29: Teknik Tenaga Dalam
30
Chapter 30: Ancaman Harimau Putih
31
Chapter 31 : Pertunjukan Malam
32
Chapter 32 : Pendekar vs Harimau Putih
33
Chapter 33 : Kekuatan Khusus Pendekar Harimau
34
Chapter 34: Gadis Kerajaan
35
Chapter 35: Pengorbanan
36
Chapter 36: Pasukan Bandit Menara Timur
37
Chapter 37: Teknik Pedang Tanpa Bayangan
38
Chapter 38: Pendekar Tangan Besi
39
Chapter 39: Putri Bungsu Hulubalang
40
Chapter 40: Pendekar Tangguh
41
Chapter 41: Topeng dan Baju Pendekar
42
Chapter 42: Cincin Penyimpanan
43
Chapter 43: Rubah Betina
44
Chapter 44: Naisha Lin
45
Chapter 45: Guru dan Murid
46
Chapter 46: Aku Bukan Orang Jahat
47
Chapter 47: Kawan Lama
48
Chapter 48: Kawan Baru
49
Chapter 49: Pembersihan
50
Chapter 50: Harta Rampokan
51
Chapter 52
52
Chapter 51:
53
Chapter 53
54
Chapter 54

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!