Di depan pintu gerbang dungeon seron tingkat 1000, Alkynorus bercerita bahwa dirinya dijebak oleh Kaisar Granel yang pada saat itu masih berada di tingkat raja dewa tahap awal tier 20.
Kala itu, Alkynorus diundang untuk menghadiri jamuan pesta pembukaan kerajaan di istana kerajaan Granel yang baru saja selesai di bangun. Acara jamuan pesta yang hanya dihadiri oleh raja-raja dari kerajaan kecil.
Awalnya, acara jamuan pesta itu tampak normal-normal saja.
Alkynorus, di kalangan para dewa dan dewi langit Gloxinia dikenal sebagai Dewi Alkyna. Dewi berparas cantik dan bersuara merdu. Tak sedikit dewa langit Gloxinia yang memuja kecantikannya dan tidak sedikit dewi yang merasa iri dengki kepadanya.
Salah satunya adalah Dewi Eaurise, istri dari Raja Granel.
Suatu ketika, Dewi Eaurise memperkenalkan Dewi Alkyna dengan Pangeran Lecit dari kerajaan Prunus yang kini sudah menjadi bagian dari kekaisaran Granel. Pangeran Lecit hadir di acara perjamuan sebagai perwakilan kerajaan Prunus, karena Sang Raja tidak bisa datang.
Perkenalan berlangsung di ruang makan khusus untuk tamu spesial kerajaan.
Hanya ada tiga orang yang ada di ruang makan itu. Pangeran Lecit, Dewi Eaurise, dan Dewi Alkyna. Pada saat Dewi Alkyna tengah sibuk berbincang-bincang dengan Pangeran Lecit, Dewi Eaurise secara diam-diam merobek sedikit bagian sayap lengan gaun Dewi Alkyna dengan teknik jari pemotong angin.
"Aku permisi sebentar, kalian berdua silakan nikmati jamuan sederhana ini." ucap Dewi Eaurise kepada Dewi Alkyna dan Pangeran Lecit.
"Kakak mau kemana? Tolong temani aku disini, aku merasa gugup." ucap Dewi Alkyna dengan nada berbisik.
Dewi Eaurise hanya membalas dengan senyuman, lalu dia pergi begitu saja.
Dewi Alkyna manahan rasa gugup dengan terus mengkonsumsi hidangan makan besar yang ada di hadapannya. Terus menerus mengkonsumsi, tanpa mengetahui akan adanya serbuk bunga penidur yang ditaburkan di dalamnya.
Selang beberapa saat kemudian, Dewi Alkyna pun tertidur pulas di meja makan.
Pangeran Lecit memandangi paras wajah imut Dewi Alkyna yang tengah tidur pulas di hadapannya.
Pangeran Lecit melepas jubah mantelnya, dan menjadikan jubah mantelnya itu sebagai selimut yang menutupi tubuh Dewi Alkyna.
Pangeran Lecit terus memandangi wajah Dewi Alkyna dengan tatapan ceria.
"Betapa cantik....." belum sempat menyelesaikan ungkapan pujiannya kepada Dewi Alkyna, tiba-tiba saja tubuh Pangeran Lecit dihantam oleh serangan tenaga dalam, sehingga membuat tubuhnya jatuh terkapar.
Bruakkk!!!
"Cough! Cough! Cough!" Pangeran Lecit terbatuk, mengalami luka dalam yang serius.
Dengan pandangan mata yang sedikit kabur, Pangeran Lecit melihat kaki seorang Dewi yang tengah berdiri tepat depan pelupuk mata. Kaki Dewi Eaurise.
Dewi Eaurise menatap Dewi Alkyna yang masih tertidur pulas di meja makan. Lalu dia memalingkan pandangannya ke arah Pangeran Lecit yang terkapar lemas di permukaan lantai.
Dewi Eaurise mengeluarkan senjata pedang panjang, lalu dia membunuh Pangeran Lecit yang terbaring lemas di hadapannya.
Dewi Eaurise menghancurkan crystal energi kehidupan Pangeran Lecit.
"Rencanaku berjalan dengan sempurna." ucap Dewi Eurise tersenyum puas.
Dewi Eaurise pergi meninggalkan ruangan tanpa ada perasaan bersalah.
Selang beberapa saat kemudian Dewi Alkyna terbangun.
"Kyaaaaaaaa!" Dewi Alkyna menjerit histeris ketakutan.
Betapa terkejutnya Dewi Alkyna melihat kondisi Pangeran Lecit yang telah tewas secara mengenaskan di hadapannya.
Para tamu undangan berdatangan. Mereka terkejut tak percaya dengan apa yang sedang mereka lihat di depan mata. Melihat tubuh Pangeran Lecit yang sudah tidak bernyawa dan dalam kondisi yang sangat tragis.
Para Dewa dan Dewi pun bertanya-tanya.
Siapa pelakunya?
Beberapa Dewa menduga bahwa Dewi Alkyna adalah pelakunya. Namun hanya sebatas menduga dalam keraguan.
Raja Granel memanggil prajurit khusus penyelidikan untuk menyelidiki kasus besar ini. Dalam proses penyelidikan, seorang prajurit menemukan potongan kain gaun di dekat tubuh korban. Kain gaun milik Dewi Alkyna.
Dewi Alkyna semakin terkejut, dan bertanya-tanya dalam hati.
"Bagaimana itu bisa terjadi? Kenapa ini terjadi padaku? Apa yang sebenarnya terjadi disini?"
"Tunggu!" Dewi Alkyna memutar otak. "Tadi aku bersama Pangeran dan Kak Eurise makan bersama di ruangan ini. Kemudian Kak Eurise keluar, lalu aku makan banyak dan tertidur. Lalu..."
"Dewi Alkyna!"
"Dewi Alkyna!"
"Dewi Alkyna!"
Seorang raja bertubuh gemuk yang bernama Raja Fisci berusaha memanggil nama Dewi Alkyna.
"Eh?" Dewi Alkyna menyahut dengan perasaan sedikit terkejut. "Maafkan hamba, Paduka Raja Fisci. Hamba tidak menyadari bahwa Paduka tengah memanggil hamba."
"Tidak apa-apa. Ada hal yang ingin aku tanyakan kepadamu. Begini Dewi, aku bersama para hadirin sama-sama telah menyaksikan, bahwa Dewi Alkyna adalah orang pertama yang melihat keadaan korban di ruangan ini. Ditambah, ada laporan dari pihak prajurit yang melaporkan bahwa mereka menemukan barang bukti berupa potongan gaun milik Dewi Alkyna di dekat tubuh korban. Sejujurnya kami tidak berani mengambil kesimpulan begitu saja mengenai kasus pembunuhan ini. Namun, kami butuh penjelasan dan bukti dari Dewi Alkyna, bahwa Dewi Alkyna bukanlah pelaku dari kasus pembunuhan yang mengerikan ini!" tegas Raja Fisci.
Dewi Eaurise yang berada di tengah-tengah tamu undangan tersenyum puas melihat melihat adegan yang tengah berlangsung di depan mata.
"Dewi Alkyna, sekarang engkau sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi." ucap Dewi Eaurise dalam hati.
Dewi Alkyna berusaha untuk bersikap tenang dan berpikir secara jernih.
Selang beberapa saat kemudian dia teringat akan kemampuan unik yang dipelajari dari temannya yang merupakan sesama hewan suci di dataran Gloxinia.
Teknik memory ruang dan waktu. Teknik yang memanfaatkan dimensi ruang untuk memperlihatkan kejadian yang telah berlalu. Teknik dengan menjadikan partikel-partikel energi makhluk hidup berukuran molekul maupun berukuran besar yang ada di area sekitar sabagai penyalur sumber informasi dalam bentuk gambaran kejadian nyata yang telah terjadi.
"Dengan bantuan segala jenis elemen makhluk hidup yang ada di ruang ini, aku akan menggunakan kekuatanku untuk melihat kejadian yang sebenarnya." ungkap Dewi Alkyna kepada Dewa dan Dewi yang hadir di lokasi pembunuhan.
"Teknik Memory dimensi ruang dan waktu!" ucap Dewi Alkyna dalam merapalkan kekuatan.
Dalam sekejap, kondisi ruangan berubah.
Seluruh Dewa dan Dewi yang berada di ruangan menyaksikan kondisi ruang makan sebelum terjadinya insiden pembunuhan.
Di ruangan itu, mereka melihat sosok Pangeran Lecit yang tengah asik berbincang dengan Dewi Eaurise dan Dewi Alkyna sambil menikmati hidangan lezat yang tersaji di meja makan.
Dalam tampilan suasana tersebut, Dewi Alkyna dan Raja Granel melihat secara sekilas gerakan jari Dewi Eaurise yang tengah memotong bagian sayap lengan gaun Dewi Alkyna.
Dari adegan yang terjadi secara sekilas tersebut, Raja Granel langsung mengetahui bahwa insiden besar yang baru saja terjadi ini adalah perbuatan istrinya sendiri.
"Jika para Dewa dan Dewi tahu, maka semua perjuanganku menjadi sia-sia." gumam Raja Granel. "aku harus menghentikan langkah Dewi Alkyna sebelum segala sesuatunya menjadi rumit!"
Raja Granel dengan sigap berpikir. Mencari cara untuk menutupi kesalahan yang telah dilakukan oleh Dewi Eaurise.
"Penghancuran bukti, menghentikan proses pencarian bukti kebenaran yang sedang dilakukan oleh Dewi Alkynia. Itulah satu-satunya cara yang bisa aku lakukan untuk saat ini." pikir Raja Granel.
Raja Granel mengeluarkan roh serangga kecil yang merupakan jelmaan dari iblis penidur. Kemudian dia salurkan spiritual energinya ke dalam tubuh roh serangga kecil jelmaan iblis penidur agar efek kekuatan penidur yang dihasilkan semakin kuat.
Roh serangga kecil itu pun terbang dan masuk kedalam otak Dewi Alkyna.
"Ugh! Serangan ini! Kekuatan serangan ini! Serangan energi milik Raja Gra....aaa..." ucap Dewi Alkyna sebelum pada akhirnya jiwa Dewi Alkyna tertidur lelap di bawah kendali roh iblis penidur.
Dughhh!
Tubuh Dewi Alkynia jatuh tersungkur dan tidak sadarkan diri.
Selang beberapa saat kemudian, tubuh Dewi Alkyna secara perlahan berubah, berubah kembali ke wujud asalnya sebagai hewan suci dataran Gloxinia, Alkynorus.
"Sungguh di luar dugaan. Aku tidak menyangka bahwa wujud muasalmu adalah seekor hewan suci." ucap Raja Granel dalam hati.
"Apa? Ternyata dia adalah seekor siluman? Sulit dipercaya! Bagaimana mungkin?" reaksi salah satu raja dewa, saat dia melihat perubahan wujud Dewi Alkyna ke wujud hewan suci Alkynorus.
"Sungguh menjijikkan." ucap seorang Tuan Putri dari salah satu kerajaan Dewa.
"Huekkk! Aku menyesal pernah jatuh cinta kepadanya." ucap seorang pangeran.
Melihat reaksi para Dewa yang tampak tidak menyukai wujud muasal Dewi Alkyna, Raja Granel mengambil kesempatan ini untuk membuat para dewa dan dewi benar-benar percaya bahwa pelaku pembunuhan terhadap Pangeran Lecit adalah sosok makhluk yang mereka sebut siluman.
Raja Granel memasukan energi jahat ke dalam tubuh Alkynorus.
Dalam kondisi jiwa yang masih tertidur, tubuh Alkynorus bangkit sebagai sosok hewan suci yang buas dan tidak terkendali.
Melihat sosok Alkynorus yang buas dan tidak terkendali, para tamu undangan semakin percaya bahwa sosok hewan suci yang ada di hadapannya lah sosok pelaku pembunuhan terhadap sang pangeran.
"Kenapa kalian semua diam saja? Seseorang! Kemarilah! Cepat bunuh dia! " ucap seorang tamu undangan yang merasa panik ketakutan.
Beberapa dewa perang yang sudah berpengalaman maju dan mencoba untuk menjinakkan Alkynorus. Namun apalah daya, tingkat kekuatan mempengaruhi segalanya. Alkynorus yang sudah mencapai tahap ratu dewi tier 17 atau biasa disebut dengan tahap awal, tak mudah untuk dijinakkan oleh para dewa perang tahap menengah yang baru mencapai tier 71 hingga tahap puncak tier 98.
Sekumpulan dewa perang itu pun terluka parah dan berusaha menyelamatkan diri masing-masing.
Dengan penuh kepalsuan, Raja Granel maju sebagai sosok pahlawan di tengah-tengah kekacauan yang dia buat.
"Kalian semua mundurlah! Biar aku yang menangani makhluk ini!"
Alkynorus yang berada dibawah kendali energi jahat, terbang menerkam prajurit istana yang tengah berusaha menyelamatkan diri.
Saat Alkynorus hendak mencabik-cabik tubuh para prajurit istana, tiba-tiba saja Raja Granel datang dan menghantam leher Alkynorus dengan gagang tombak.
Tubuh Alkynorus terpental dan menghantam dinding, hingga dinding yang kokoh itu hancur menyisakan puing.
Alkynorus bangkit, menyemburkan bola api dari mulut, menembakkan bola api itu ke arah Raja Granel.
Raja Granel menghalau tembakan bola api dengan ujung tombak, dan dia bergerak dengan sangat cepat memberikan serangan tusukan tombak ke arah Alkynorus.
Alkynorus berhasil menghindari serangan tombak Raja Granel.
Para Dewa dan Dewi merasa geram menyaksikan Alkynorus yang terus menerus menghindari serangan.
"Raja Granel, aku akan membantumu!" ucap Raja Fisci menawarkan bantuan kekuatannya kepada Raja Granel.
"Root field! entangle!" Raja Fisci menggunakan teknik jeratan akar untuk menjerat kaki Alkynorus.
Kedua kaki Alkynorus terjerat di dalam ladang akar.
Alkynorus berusaha untuk melepaskan diri. Namun sayang, usahanya dihentikan oleh kelicikan Raja Granel dengan serangannya yang membabi buta.
"Haaaaaaa!!!" Raja Granel terus-menerus menyerang tubuh Alkynorus bertubi-tubi.
Sampai pada akhirnya, tubuh Alkynorus jatuh tak berdaya.
Alkynorus jatuh tersungkur di atas ladang akar berduri. Tubuhnya penuh luka, kedua kakinya masih terikat erat dalam jeratan akar yang mengandung unsur kekuatan raja dewa.
Akar-akar bergerak, membaluti tubuh Alkynorus dan menjerat erat hingga duri-durinya menusuk ke dalam daging.
"Bunuh dia! Bunuh dia! Bunuh siluman itu!" teriak para Dewa dan Dewi.
"Tenanglah kawan-kawanku, aku ada ide yang lebih baik dari itu." ucap Raja Granel berusaha menenangkan para tamu undangan.
"Apa idemu itu?" tanya salah satu tamu undangan.
"..…." Raja Granel mengabaikan pertanyaan yang baru saja dilontarkannya.
"Apakah engkau akan menyiksanya terlebih dahulu lalu membunuhnya?" tanya salah seorang Pangeran.
Raja Granel menanggapi pertanyaan sang pangeran. "Menyiksanya? Hmmm... bisa dibilang begitu. Aku akan menyiksanya dengan siksaan yang sangat menyakitkan. Siksaan terberat yang belum pernah ada di langit Gloxinia ini."
"Baik, kalau begitu aku setuju." jawab sangeran tersebut. Kemudian sang pangeran berteriak memberi dukungan "Hidup Raja Granel! Hidup Raja Granel!"
"Kami juga setuju! Hidup Raja Granel! Hidup Raja Granel!" Para Dewa ikut memberi dukungan.
"Mulai hari ini, bagaimana jika kita memberi gelar pahlawan kepada Raja Granel atas jasanya yang begitu besar ini." Raja Fisci memberi usulan.
"Setuju....!!!" jawab para Dewa dan Dewi.
Sejak saat itulah Raja Granel mendapatkan gelar sebagai pahlawan yang dihormati.
.....................
Masa kini, Pintu Dungeon Seron lantai 1000
"Omong-omong, Apa yang sedang engkau lakukan di tempat ini wahai putra ksatria pedang?" tanya Dewi Alkyna kepada Kaisar Quelle.
"Ceritanya panjang, namun intinya.... tujuanku ke tempat ini adalah untuk menyelamatkan istriku. Aku rasa, Si tua bangka itu mengurung istriku di tempat ini."
Dewi Alkyna cukup terkejut mendengarnya.
"Sungguh biadab sekali perbuatan iblis itu! Aku semakin membencinya! Baiklah putra ksatria pedang, aku akan membantumu menyelamatkan istrimu dari tangan iblis biadab itu!"
Kaisar Quelle merasa terhibur dengan respon yang diberikan oleh Dewi Alkyna kepadanya.
"Terima kasih, wahai kawan ayahku yang berhati mulia."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments