800.000 tahun yang lalu, dataran Gloxinia.
"Bunuh monster itu! Cepat!" perintah seorang petarung dataran Gloxinia dengan senjata tombak di tangannya.
"Lakukan sama-sama!" perintah seorang petarung dengan senjata dua pedang.
Petarung Gloxinia saling bekerja sama untuk membasmi makhluk hewan suci Gloxinia yang bernama Alkynorus.
Dengan membasmi Alkynorus, mereka percaya bahwa darah, daging, energi dalam, dan mengkonsumsi segala sesuatu yang berasal dari tubuh Alkynorus dapat membantu meningkatkan level kekuatan mereka ke tingkat yang lebih tinggi.
Alkynorus mengaum kesakitan, para petarung terus menyerang tubuh Alkynorus tanpa henti.
"Hahahaha! Dengan ini kita akan segera mencapai tahap king!" ucap seorang petarung bersenjata gada.
Alkynorus yang mereka hadapi merupakan hewan suci yang sudah mencapai tahap void sacred beast.
Slash!
Sebilah sabetan pedang menyambar di tengah-tengah mereka.
Serangan yang dilakukan mereka pun berhenti sesaat.
"Siapa? Berani-beraninya kau mengganggu urusan kami!" teriak salah satu petarung dengan senjata pedang besar.
Seorang pemuda dengan paras wajah yang sangat tampan terbang melayang di udara.
"Hei bocah tengik! Berani-beraninya kau mengganggu urusan kami!" teriak seorang petarung berkepala botak.
Pemuda itu turun dan berdiri di hadapan mereka dengan posisi menghadangi serangan mereka kepada Alkynorus.
"Wahai para warrior yang tidak terhormat, apakah kalian tidak malu menyerang makhluk kecil yang sudah tidak berdaya ini?" ucap pemuda tampan itu.
"Bocah tengik! Berani-beraninya kau menceramahi kami! Cepat menyingkirlah kau dari sini!" perintah petarung berkepala botak.
"Satu, dua, tiga, ......, Seratus empat puluh dua." pemuda tampan itu menghitung jumlah petarung yang ada di sekelilingnya.Kemudian dia pura-pura terkejut seraya berkata, "Wow, 142 grandmaster warrior tingkat lima hingga delapan berdiri di depanku. Oh, betapa berdebarnya hatiku melihat 142 ekor sampah berkumpul di sini."
"Apa katamu? Berani-beraninya kau menyebut kami sampah!" teriak petarung berkepala botak dengan geram.
"Tidak usah banyak bicara lagi! Ayo serang mereka!" perintah seorang petarung bersenjata dua pedang.
Para petarung secara serentak menyerang sang pemuda dan Alkynorus secara membabi buta.
"Barrier!" sang pemuda membangun dinding perisai di sekitar tubuh Alkynorus untuk menghalau berbagai serangan yang dilayangkan oleh para petarung Gloxinia.
"Teknik pedang halilintar!" sang pemuda mengerahkan salah satu teknik pamungkasnya.
"Apa? Teknik pedang halilintar? Bukankah jurus itu milik...." seorang petarung dengan senjata pedang besar terkejut melihat teknik pedang yang dikerahkan ole sang pemuda tampan itu. "jangan-jangan kau adalah.... Ksatria pedang Quenice! King warrior tier lima!"
Tingkat kekuatan petarung dataran gloxinia sebelum mencapai tingkat dewa dari yang terendah hingga pencapaian tertinggi.
Warrior, elite warrior, master warrior, grandmaster warrior, elder warrior, king warrior, emperror warrior, sage warrior.
Sementara untuk tingkat kekuatan hewan suci sebelum menjadi dewa.
Sacred beast, elite sacred beast, golden body sacred beast, golden core sacred beast, void sacred beast, king sacred beast, monarch sacred beast, eternal sacred beast.
Baik petarung maupun hewan suci, masing-masing tingkatan terdiri dari sepuluh level. Setelah menembus level sepuluh tahap puncak, maka tingkat tahapan baru bisa dicapai.
"Tenanglah, dia cuman seorang diri. Jika kita semua bekerja sama, maka mengalahkan ksatria angkuh seperti dia bukanlah suatu hal yang mustahil!" ucap seorang petarung bersenjata tombak. "Ayo semuanya! Kita serang dia bersama-sama!"
"Heyaaaaaa!!! Haaaaah!"
Clang!
Ctang!
Slash!
Bang!
Pertarungan sengit pun terjadi. Seratus empat puluh dua petarung tahap grandmaster warrior melawan satu ksatria pedang tahap king warrior.
Sebilah kapak menghunus ke arah ksatria pedang Quenice. Quenice berhasil menangkis dan melakukan serangan balik dengan hunusan pedang panjangnya.
"Sial! Bocah tengik ini terlalu kuat!"
"Hoaaammm..." Ksatria pedang Quenice menguap. "Sungguh membosankan. Lebih baik aku akhiri saja permainan ini."
Ksatria pedang Quenice memasang kuda-kuda. "Teknik pedang pembasmi iblis tingkat puncak!"
Ksatria pedang Quenice mengayunkan pedang panjang, satu ayunan pedangnya menghasilkan ribuan tebasan, tiap tebasan memiliki partikel energi yang mematikan.
Slashhh!!!
Hanya dalam satu gerakan teknik pedang pembasmi iblis, sekumpulan petarung yang ada di hadapannya tumbang seketika. Tubuh mereka hangus bagaikan arang.
"Nah, sekarang sudah aman." ucap ksatria pedang Quenice kepada Alkynorus.
Ksatria pedang Quenice membelai kepala Alkynorus. Mengobati hewan suci itu dengan kekuatan penyembuh.
"Aku rasa, daerah ini bukanlah tempat yang aman untukmu. Tapi tenang saja, aku tahu tempat yang terbaik untukmu. Hutan spring mountain, tempat terbaik dan teraman untuk hewan-hewan suci sepertimu. Di tempat itu, kamu bisa meningkatkan level kekuatanmu dengan pesat. Karena disana mengandung banyak energi alam yang sangat baik untuk makhluk sepertimu. Jika kamu tertarik, aku akan mengantarmu ke sana."
Alkynorus mengangguk.
Ksatria pedang Quenice mengantar Alkynorus ke hutan Spring Mountain.
"Mulai detik ini, hutan yang indah menjadi akan menjadi rumah barumu." ucap ksatria pedang Quenice kepada Alkynorus sambil mengelus kepala hewan suci itu. Ksatria pedang Quenice menghela nafas. "Baiklah, sekarang aku akan melanjutkan petualanganku. Senang berjumpa denganmu. Jika kita berjodoh, kelak kita akan berjumpa lagi."
Mereka berdua pun berpisah selama bertahun-tahun.
........
50 tahun kemudian...
Hutan Spring Mountain.
"Haaa....haaaaa...haaaa....haaaaa....haaaaahhh..." tubuh penuh luka, seorang ksatria pedang menahan rasa sakit di tengah hutan belantara. Luka dari dari pertarungan panjang melawan para petarung kuat dataran Gloxinia.
Dialah ksatria pedang Quenice, ksatria yang kini telah menjadi petarung perkasa. Hanya dalam waktu lima puluh tahun, dia sudah berhasil mencapai tahap sage warrior tier delapan. Diperlukan dua tingkat level baginya untuk dapat mencapai tahap dewa dan berpindah realm ke dataran atas Gloxinia.
"Ughh...! Cough! Cough! Cough! Gawat! Tikus-tikus itu terus mengejarku! Jika aku melayani mereka, tikus-tikus yang lain akan terus berdatangan! Arrrghhh! Cough! Cough!" keluh ksatria pedang Quenice sambil menahan sakit.
Ksatria pedang Quenice terus menyelinap masuk ke dalam hutan Spring Mountain, mencari tempat persembunyian yang aman dari jangkauan para petarung dataran Gloxinia tahap elder warrior, hingga sage warrior tier satu.
Di tengah hutan belantara, ksatria pedang Quenice menemukan mata air jernih dengan kelap kelip cahaya kecil yang melayang-layang di atasnya.
Saat ksatria pedang Quenice hendak meminum air dari mata air itu, tiba-tiba seekor hewan suci datang menghampiri. Hewan suci itu adalah Alkynorus yang sudah tumbuh menjadi hewan suci berukuran raksasa.
"Sial di saat seperti ini! Kenapa hewan suci tahap eternal sacred beast tier lima muncul di hadapanku?!" guman ksatria pedang Quenice memasang kuda-kuda bersiap melindungi diri sendiri dari serangan dengan sisa kekuatan yang ada.
Karena waktu yang telah lama berlalu dan perubahan fisik pada tubuh Alkynorus, ksatria pedang Quenice tidak mengenali sosok hewan suci yang ada di hadapannya.
Sementara itu Alkynorus, dia bergerak dengan cepat, menerkam tubuh ksatria pedang Quenice yang penuh luka, dan melemparnya ke atas punggung, lalu berlari menuju ke tempat persembunyian.
"Tenanglah tuan, aku tidak berniat untuk menyakitimu." ucap Alkynorus.
Hewan suci yang sudah mencapai tahap king sacred beast dapat berbicara dengan bahasa penduduk Gloxinia.
"Cough! Cough!" Ksatria pedang Quenice memuntahkan darah akibat luka dalam yang dia alami.
"Bertahanlah tuan."
Alkynous membaringkan tubuh ksatria pedang Quenice yang sudah lemah tak berdaya di dalam goa. Goa yang tampak indah dengan aneka macam bunga, mata air, dan beberapa pohon rindang yang berbuah di dalamnya.
"Berbaringlah di sini tuan."
Alkynorus beranjak, mengambil air dari mata air, dan menampunya di atas daun yang ia topang dengan cengkraman tangan. Lalu, dia membantu ksatria pedang Quenice meneguk mata air itu.
"Sekarang, tuan beristirahatlah di sini. Biar aku yang mengurus mereka. Sudah saatnya bagiku untuk membalas budi kebaikan tuan."
Alkynorus keluar dari tempat persembunyian, berlari menerjang para petarung dataran gloxinia yang tengah mencari ksatria pedang Quenice di tengah hutan belantara spring mountain.
.........…...............
Dungeon Seron tingkat 1000.
"Apakah engkau baik-baik saja wahai Dewi Alkyna?" tanya Kaisar Quelle kepada Alkynorus yang berwujud Dewi..
"Iya, aku baik-baik saja. Aku baik-baik saja." jawab Dewi Alkyna sambil berjalan mundur menenangkan diri."Hanya saja..."
"Apakah ada masalah? Jika engkau memiliki masalah, ungkapkan saja kepadaku. Tidak perlu sungkan, karena aku adalah putra dari teman baikmu."
"Putra dari teman baikku?" Dewi Alkyna bertanya sambil berpikir mengenai siapa teman baik yang Kaisar Quelle maksudkan. "Mmmhh.... mungkinkah.....kamu putra dari ksatria pedang itu?"
"Ksatria pedang?" Kaisar Quelle bertanya-tanya mengenai siapa ksatria pedang yang Dewi Alkyna maksudkan.
"Aku Quelle, putra Dewa Quenice. Ayahku adalah seorang Raja Dewa di langit Gloxinia ini. Sebelum menjadi dewa, ayahku merupakan seorang petarung yang sangat kuat di dataran Gloxinia. Di dataran itu, ayahku sempat mendapatkan pertolongan darimu hewan suci Alkynorus, saat beliau mengalami luka yang sangat parah. Sejak saat itulah, ayahku berteman baik denganmu sampai pada akhirnya beliau mencapai tahap dewa."
Dewi Alkyna tersenyum bahagia.
"Ternyata benar, engkau adalah putra ksatria pedang itu." ucap Dewi Alkyna dengan perasaan bahagia. "Bagaimana kabar ayahmu? Apakah dia baik-baik saja? Aku sangat merindukannya."
"Mengenai itu..... emmm.... ayahku telah gugur di medan pertempuran besar yang terjadi pada 500.000 tahun silam."
Hati Dewi Alkyna merasa sangat terpukul mendengar kabar itu. Air matanya berlinang bagai rintikan hujan di tengah teriknya siang.
"Tuan..." ucap Dewi Alkyna sambil menangis sedih. "Tuan ksatria pedaaang..."
Kaisar Quelle memberanikan diri memeluk tubuh Dewi Alkyna, berusaha menenangkan perasaannya.
Setelah suasana hatinya sedikit membaik, Dewi Alkyna mencoba bertanya kepada Kaisar Quelle mengenai suatu hal yang mengganjal di benaknya.
"Omong-omong, tempat apa ini?"
"Tempat ini? Tempat ini adalah pintu gerbang dungeon Seron tingkat 1000." jawab Kaisar Quelle.
"Dungeon Seron?"
"Iya, benar. Saat ini kita berada di dungeon Seron milik situa bangka Granel."
"..........." Dewi Alkyna tersontak kaget mendengarnya. Kedua matanya terbelalak tanpa mengucap sepatah kata.
Selang beberapa saat kemudian dia berteriak
"Graneeeell!!!! Berani-beraninya menjebakku!!!! Aku tidak akan memaafkanmu! Aku berjanji akan membunuhmu!!! Tunggulah pembalasanku!!!!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments