Chapter 4: Void Sacred Beast

800.000 tahun yang lalu, dataran Gloxinia.

"Bunuh monster itu! Cepat!" perintah seorang petarung dataran Gloxinia dengan senjata tombak di tangannya.

"Lakukan sama-sama!" perintah seorang petarung dengan senjata dua pedang.

Petarung Gloxinia saling bekerja sama untuk membasmi makhluk hewan suci Gloxinia yang bernama Alkynorus.

Dengan membasmi Alkynorus, mereka percaya bahwa darah, daging, energi dalam, dan mengkonsumsi segala sesuatu yang berasal dari tubuh Alkynorus dapat membantu meningkatkan level kekuatan mereka ke tingkat yang lebih tinggi.

Alkynorus mengaum kesakitan, para petarung terus menyerang tubuh Alkynorus tanpa henti.

"Hahahaha! Dengan ini kita akan segera mencapai tahap king!" ucap seorang petarung bersenjata gada.

Alkynorus yang mereka hadapi merupakan hewan suci yang sudah mencapai tahap void sacred beast.

Slash!

Sebilah sabetan pedang menyambar di tengah-tengah mereka.

Serangan yang dilakukan mereka pun berhenti sesaat.

"Siapa? Berani-beraninya kau mengganggu urusan kami!" teriak salah satu petarung dengan senjata pedang besar.

Seorang pemuda dengan paras wajah yang sangat tampan terbang melayang di udara.

"Hei bocah tengik! Berani-beraninya kau mengganggu urusan kami!" teriak seorang petarung berkepala botak.

Pemuda itu turun dan berdiri di hadapan mereka dengan posisi menghadangi serangan mereka kepada Alkynorus.

"Wahai para warrior yang tidak terhormat, apakah kalian tidak malu menyerang makhluk kecil yang sudah tidak berdaya ini?" ucap pemuda tampan itu.

"Bocah tengik! Berani-beraninya kau menceramahi kami! Cepat menyingkirlah kau dari sini!" perintah petarung berkepala botak.

"Satu, dua, tiga, ......, Seratus empat puluh dua." pemuda tampan itu menghitung jumlah petarung yang ada di sekelilingnya.Kemudian dia pura-pura terkejut seraya berkata, "Wow, 142 grandmaster warrior tingkat lima hingga delapan berdiri di depanku. Oh, betapa berdebarnya hatiku melihat 142 ekor sampah berkumpul di sini."

"Apa katamu? Berani-beraninya kau menyebut kami sampah!" teriak petarung berkepala botak dengan geram.

"Tidak usah banyak bicara lagi! Ayo serang mereka!" perintah seorang petarung bersenjata dua pedang.

Para petarung secara serentak menyerang sang pemuda dan Alkynorus secara membabi buta.

"Barrier!" sang pemuda membangun dinding perisai di sekitar tubuh Alkynorus untuk menghalau berbagai serangan yang dilayangkan oleh para petarung Gloxinia.

"Teknik pedang halilintar!" sang pemuda mengerahkan salah satu teknik pamungkasnya.

"Apa? Teknik pedang halilintar? Bukankah jurus itu milik...." seorang petarung dengan senjata pedang besar terkejut melihat teknik pedang yang dikerahkan ole sang pemuda tampan itu. "jangan-jangan kau adalah.... Ksatria pedang Quenice! King warrior tier lima!"

Tingkat kekuatan petarung dataran gloxinia sebelum mencapai tingkat dewa dari yang terendah hingga pencapaian tertinggi.

Warrior, elite warrior, master warrior, grandmaster warrior, elder warrior, king warrior, emperror warrior, sage warrior.

Sementara untuk tingkat kekuatan hewan suci sebelum menjadi dewa.

Sacred beast, elite sacred beast, golden body sacred beast, golden core sacred beast,  void sacred beast, king sacred beast, monarch sacred beast, eternal sacred beast.

Baik petarung maupun hewan suci, masing-masing tingkatan terdiri dari sepuluh level. Setelah menembus level sepuluh tahap puncak, maka tingkat tahapan baru bisa dicapai.

"Tenanglah, dia cuman seorang diri. Jika kita semua bekerja sama, maka mengalahkan ksatria angkuh seperti dia bukanlah suatu hal yang mustahil!" ucap seorang petarung bersenjata tombak. "Ayo semuanya! Kita serang dia bersama-sama!"

"Heyaaaaaa!!! Haaaaah!"

Clang!

Ctang!

Slash!

Bang!

Pertarungan sengit pun terjadi. Seratus empat puluh dua petarung tahap grandmaster warrior melawan satu ksatria pedang tahap king warrior.

Sebilah kapak menghunus ke arah ksatria pedang Quenice. Quenice berhasil menangkis dan melakukan serangan balik dengan hunusan pedang panjangnya.

"Sial! Bocah tengik ini terlalu kuat!"

"Hoaaammm..." Ksatria pedang Quenice menguap. "Sungguh membosankan. Lebih baik aku akhiri saja permainan ini."

Ksatria pedang Quenice memasang kuda-kuda. "Teknik pedang pembasmi iblis tingkat puncak!"

Ksatria pedang Quenice mengayunkan pedang panjang, satu ayunan pedangnya menghasilkan ribuan tebasan, tiap tebasan memiliki partikel energi yang mematikan.

Slashhh!!!

Hanya dalam satu gerakan teknik pedang pembasmi iblis, sekumpulan petarung yang ada di hadapannya tumbang seketika. Tubuh mereka hangus bagaikan arang.

"Nah, sekarang sudah aman." ucap ksatria pedang Quenice kepada Alkynorus.

Ksatria pedang Quenice membelai kepala Alkynorus. Mengobati hewan suci itu dengan kekuatan penyembuh.

"Aku rasa, daerah ini bukanlah tempat yang aman untukmu. Tapi tenang saja, aku tahu tempat yang terbaik untukmu. Hutan spring mountain, tempat terbaik dan teraman untuk hewan-hewan suci sepertimu. Di tempat itu, kamu bisa meningkatkan level kekuatanmu dengan pesat. Karena disana mengandung banyak energi alam yang sangat baik untuk makhluk sepertimu. Jika kamu tertarik, aku akan mengantarmu ke sana."

Alkynorus mengangguk.

Ksatria pedang Quenice mengantar Alkynorus ke hutan Spring Mountain.

"Mulai detik ini, hutan yang indah menjadi akan menjadi rumah barumu." ucap ksatria pedang Quenice kepada Alkynorus sambil mengelus kepala hewan suci itu. Ksatria pedang Quenice menghela nafas. "Baiklah, sekarang aku akan melanjutkan petualanganku. Senang berjumpa denganmu. Jika kita berjodoh, kelak kita akan berjumpa lagi."

Mereka berdua pun berpisah selama bertahun-tahun.

........

50 tahun kemudian...

Hutan Spring Mountain.

"Haaa....haaaaa...haaaa....haaaaa....haaaaahhh..." tubuh penuh luka, seorang ksatria pedang menahan rasa sakit di tengah hutan belantara. Luka dari dari pertarungan panjang melawan para petarung kuat dataran Gloxinia.

Dialah ksatria pedang Quenice, ksatria yang kini telah menjadi petarung perkasa. Hanya dalam waktu lima puluh tahun, dia sudah berhasil mencapai tahap sage warrior tier delapan. Diperlukan dua tingkat level baginya untuk dapat mencapai tahap dewa dan berpindah realm ke dataran atas Gloxinia.

"Ughh...! Cough! Cough! Cough! Gawat! Tikus-tikus itu terus mengejarku! Jika aku melayani mereka, tikus-tikus yang lain akan terus berdatangan! Arrrghhh! Cough! Cough!" keluh ksatria pedang Quenice sambil menahan sakit.

Ksatria pedang Quenice terus menyelinap masuk ke dalam hutan Spring Mountain, mencari tempat persembunyian yang aman dari jangkauan para petarung dataran Gloxinia tahap elder warrior, hingga sage warrior tier satu.

Di tengah hutan belantara, ksatria pedang Quenice menemukan mata air jernih dengan kelap kelip cahaya kecil yang melayang-layang di atasnya.

Saat ksatria pedang Quenice hendak meminum air dari mata air itu, tiba-tiba seekor hewan suci datang menghampiri. Hewan suci itu adalah Alkynorus yang sudah tumbuh menjadi hewan suci berukuran raksasa.

"Sial di saat seperti ini! Kenapa hewan suci tahap eternal sacred beast tier lima muncul di hadapanku?!" guman ksatria pedang Quenice memasang kuda-kuda bersiap melindungi diri sendiri dari serangan dengan sisa kekuatan yang ada.

Karena waktu yang telah lama berlalu dan perubahan fisik pada tubuh Alkynorus, ksatria pedang Quenice tidak mengenali sosok hewan suci yang ada di hadapannya.

Sementara itu Alkynorus, dia bergerak dengan cepat, menerkam tubuh ksatria pedang Quenice yang penuh luka, dan melemparnya ke atas punggung, lalu berlari menuju ke tempat persembunyian.

"Tenanglah tuan, aku tidak berniat untuk menyakitimu." ucap Alkynorus.

Hewan suci yang sudah mencapai tahap king sacred beast dapat berbicara dengan bahasa penduduk Gloxinia.

"Cough! Cough!" Ksatria pedang Quenice memuntahkan darah akibat luka dalam yang dia alami.

"Bertahanlah tuan."

Alkynous membaringkan tubuh ksatria pedang Quenice yang sudah lemah tak berdaya di dalam goa. Goa yang tampak indah dengan aneka macam bunga, mata air, dan beberapa pohon rindang yang berbuah di dalamnya.

"Berbaringlah di sini tuan."

Alkynorus beranjak, mengambil air dari mata air, dan menampunya di atas daun yang ia topang dengan cengkraman tangan. Lalu, dia membantu ksatria pedang Quenice meneguk mata air itu.

"Sekarang, tuan beristirahatlah di sini. Biar aku yang mengurus mereka. Sudah saatnya bagiku untuk membalas budi kebaikan tuan."

Alkynorus keluar dari tempat persembunyian, berlari menerjang para petarung dataran gloxinia yang tengah mencari ksatria pedang Quenice di tengah hutan belantara spring mountain.

.........…...............

Dungeon Seron tingkat 1000.

"Apakah engkau baik-baik saja wahai Dewi Alkyna?" tanya Kaisar Quelle kepada Alkynorus yang berwujud Dewi..

"Iya, aku baik-baik saja. Aku baik-baik saja." jawab Dewi Alkyna sambil berjalan mundur menenangkan diri."Hanya saja..."

"Apakah ada masalah? Jika engkau memiliki masalah, ungkapkan saja kepadaku. Tidak perlu sungkan, karena aku adalah putra dari teman baikmu."

"Putra dari teman baikku?" Dewi Alkyna bertanya sambil berpikir mengenai siapa teman baik yang Kaisar Quelle maksudkan. "Mmmhh.... mungkinkah.....kamu putra dari ksatria pedang itu?"

"Ksatria pedang?" Kaisar Quelle bertanya-tanya mengenai siapa ksatria pedang yang Dewi Alkyna maksudkan.

"Aku Quelle, putra Dewa Quenice. Ayahku adalah seorang Raja Dewa di langit Gloxinia ini. Sebelum menjadi dewa, ayahku merupakan seorang petarung yang sangat kuat di dataran Gloxinia. Di dataran itu, ayahku sempat mendapatkan pertolongan darimu hewan suci Alkynorus, saat beliau mengalami luka yang sangat parah. Sejak saat itulah, ayahku berteman baik denganmu sampai pada akhirnya beliau mencapai tahap dewa."

Dewi Alkyna tersenyum bahagia.

"Ternyata benar, engkau adalah putra ksatria pedang itu." ucap Dewi Alkyna dengan perasaan bahagia. "Bagaimana kabar ayahmu? Apakah dia baik-baik saja? Aku sangat merindukannya."

"Mengenai itu..... emmm.... ayahku telah gugur di medan pertempuran besar yang terjadi pada 500.000 tahun silam."

Hati Dewi Alkyna merasa sangat terpukul mendengar kabar itu. Air matanya berlinang bagai rintikan hujan di tengah teriknya siang.

"Tuan..." ucap Dewi Alkyna sambil menangis sedih. "Tuan ksatria pedaaang..."

Kaisar Quelle memberanikan diri memeluk tubuh Dewi Alkyna, berusaha menenangkan perasaannya.

Setelah suasana hatinya sedikit membaik, Dewi Alkyna mencoba bertanya kepada Kaisar Quelle mengenai suatu hal yang mengganjal di benaknya.

"Omong-omong, tempat apa ini?"

"Tempat ini? Tempat ini adalah pintu gerbang dungeon Seron tingkat 1000." jawab Kaisar Quelle.

"Dungeon Seron?"

"Iya, benar. Saat ini kita berada di dungeon Seron milik situa bangka Granel."

"..........." Dewi Alkyna tersontak kaget mendengarnya. Kedua matanya terbelalak tanpa mengucap sepatah kata.

Selang beberapa saat kemudian dia berteriak

"Graneeeell!!!! Berani-beraninya menjebakku!!!! Aku tidak akan memaafkanmu! Aku berjanji akan membunuhmu!!! Tunggulah pembalasanku!!!!"

Episodes
1 Chapter 1: Dunia Dewa
2 Chapter 2: Rencana
3 Chapter 3: Dungeon
4 Chapter 4: Void Sacred Beast
5 Chapter 5: Kekejian Keluarga Granel
6 Chapter 6: Raja Zombie
7 Chapter 7: Ruang Rahasia
8 Chapter 8: Aku Tidak Percaya Pada Siapapun
9 Chapter 9: Hama Istana
10 Chapter 10 : Zona Pertempuran
11 Chapter 11: Hadiah Terindah
12 Chapter 12: Gravitasi
13 Chapter 13: Dewi Kecil
14 Chapter 14: Pembalasan Kaisar Granel
15 Chapter 15: Pengkhianatan Sang Permaisuri
16 Chapter : Kehancuran Kekaisaran Quelle
17 Chapter 17: Planet Biru
18 Chapter 18: Satu Raga Dua Jiwa
19 Chapter 19: Aku Bersedia
20 Chapter 20: Lembah Serigala
21 Chapter 21: Evolusi
22 Chapter 22: Manusia Serigala
23 Chapter 23: Ghiwa Belajar Adaptasi
24 Chapter 24 : Kembali Ke Kota
25 Chapter 25: Aku Ingin Kuat
26 Chapter 26: Sistem Barter
27 Chapter 27: Transaksi Dagang
28 Chapter 28: Teknik Dasar Tebasan Pedang
29 Chapter 29: Teknik Tenaga Dalam
30 Chapter 30: Ancaman Harimau Putih
31 Chapter 31 : Pertunjukan Malam
32 Chapter 32 : Pendekar vs Harimau Putih
33 Chapter 33 : Kekuatan Khusus Pendekar Harimau
34 Chapter 34: Gadis Kerajaan
35 Chapter 35: Pengorbanan
36 Chapter 36: Pasukan Bandit Menara Timur
37 Chapter 37: Teknik Pedang Tanpa Bayangan
38 Chapter 38: Pendekar Tangan Besi
39 Chapter 39: Putri Bungsu Hulubalang
40 Chapter 40: Pendekar Tangguh
41 Chapter 41: Topeng dan Baju Pendekar
42 Chapter 42: Cincin Penyimpanan
43 Chapter 43: Rubah Betina
44 Chapter 44: Naisha Lin
45 Chapter 45: Guru dan Murid
46 Chapter 46: Aku Bukan Orang Jahat
47 Chapter 47: Kawan Lama
48 Chapter 48: Kawan Baru
49 Chapter 49: Pembersihan
50 Chapter 50: Harta Rampokan
51 Chapter 52
52 Chapter 51:
53 Chapter 53
54 Chapter 54
Episodes

Updated 54 Episodes

1
Chapter 1: Dunia Dewa
2
Chapter 2: Rencana
3
Chapter 3: Dungeon
4
Chapter 4: Void Sacred Beast
5
Chapter 5: Kekejian Keluarga Granel
6
Chapter 6: Raja Zombie
7
Chapter 7: Ruang Rahasia
8
Chapter 8: Aku Tidak Percaya Pada Siapapun
9
Chapter 9: Hama Istana
10
Chapter 10 : Zona Pertempuran
11
Chapter 11: Hadiah Terindah
12
Chapter 12: Gravitasi
13
Chapter 13: Dewi Kecil
14
Chapter 14: Pembalasan Kaisar Granel
15
Chapter 15: Pengkhianatan Sang Permaisuri
16
Chapter : Kehancuran Kekaisaran Quelle
17
Chapter 17: Planet Biru
18
Chapter 18: Satu Raga Dua Jiwa
19
Chapter 19: Aku Bersedia
20
Chapter 20: Lembah Serigala
21
Chapter 21: Evolusi
22
Chapter 22: Manusia Serigala
23
Chapter 23: Ghiwa Belajar Adaptasi
24
Chapter 24 : Kembali Ke Kota
25
Chapter 25: Aku Ingin Kuat
26
Chapter 26: Sistem Barter
27
Chapter 27: Transaksi Dagang
28
Chapter 28: Teknik Dasar Tebasan Pedang
29
Chapter 29: Teknik Tenaga Dalam
30
Chapter 30: Ancaman Harimau Putih
31
Chapter 31 : Pertunjukan Malam
32
Chapter 32 : Pendekar vs Harimau Putih
33
Chapter 33 : Kekuatan Khusus Pendekar Harimau
34
Chapter 34: Gadis Kerajaan
35
Chapter 35: Pengorbanan
36
Chapter 36: Pasukan Bandit Menara Timur
37
Chapter 37: Teknik Pedang Tanpa Bayangan
38
Chapter 38: Pendekar Tangan Besi
39
Chapter 39: Putri Bungsu Hulubalang
40
Chapter 40: Pendekar Tangguh
41
Chapter 41: Topeng dan Baju Pendekar
42
Chapter 42: Cincin Penyimpanan
43
Chapter 43: Rubah Betina
44
Chapter 44: Naisha Lin
45
Chapter 45: Guru dan Murid
46
Chapter 46: Aku Bukan Orang Jahat
47
Chapter 47: Kawan Lama
48
Chapter 48: Kawan Baru
49
Chapter 49: Pembersihan
50
Chapter 50: Harta Rampokan
51
Chapter 52
52
Chapter 51:
53
Chapter 53
54
Chapter 54

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!