Bab 5 - Dihukum

BAB 5

PLAK

Suara tamparan keras menusuk gendang telinga siapapun. Prajurit, para abdi dan beberapa juru profesi lain memandang nanar pada Putri Helena yang mendapat pukulan di pipi kirinya.

Cetakan kelima jari Raja Arandele nampak jelas merah dan timbul di wajah gadis belia itu. Semua orang dalam kastil tahu seperti apa penderitaan Putri Helena pasca Ratu Arandele meninggal dunia.

Gadis itu minim kasih sayang tapi ia tumbuh menjadi pribadi yang lebih penyayang dibanding kakaknya, Putri Hera.

Seandainya ini Helena pasti hanya akan diam dan menangis, tapi yang mereka lihat bukan hal sebenarnya. Jiwa Carlotta Maldini si Putri Ketua Mafia Moisa hidup dalam raga lemah putri kedua kerajaan ini.

“Beginikah sikap seorang ayah menyambut putrinya? Bahkan anda sama sekali tidak layak dipanggil ayah apalagi raja yang notabene nya sebagai pelindung rakyat.”

“Lancang sekali bibirmu mengucapkan kalimat kotor seperti itu Helena.” Sentak Putri Hera yang selalu menemani ayahnya di dalam kastil.

“Aku hanya mencari angin di luar, kalian tahu nyawaku nyaris melayang karena..........”

Putri Helena yang marah mencoba memberi penjelasan, bagaimanapun ia tidak terima diperlakukan tidak adil seperti ini, apa salahnya? Anak pulang malam dalam keadaan kacau balau, bukannya di rawat dan diberi kasih sayang malah tamparan keras di pipi, sangat penas dirasakan Helena.

Mungkin bagi Putri Helena ini hal biasa tapi pertama kalinya seorang Carlotta mendapat perlakuan buruk, pukulan keras di pipi dari seorang ayah.

Berbanding terbalik dengan Luciano yang selalu memanjakannya, meskipun keras tetapi tak pernah sekalipun Ketua Moisa itu menyakiti fisik dan hati putri tunggalnya.

“Bawa dia dan kunci.” Perintah Raja Arandele.

Tetapi berbeda pada Raja berhati es itu yang bergeming bahkan meninggalkan putrinya di tangan pasukan khusus yang membawa ke kamar.

“Lepaskan aku, kalian tidak ada hak menyentuhku. Lepas sekarang juga sebelum aku melempar kalian semua dari ketinggian ini.” Lawan Helena.

“Yang Mulia Tuan Putri mengertilah, jangan membuat Raja marah dan kembali menyakiti Tuan Putri.” Jawab seorang prajurit.

Helena tidak diizinkan keluar kamar sampai merenungi kesalahannya dan bertemu Raja Magixion. Suka atau tidak pernikahannya dengan Raja terkejam dan licik itu harus dilaksanakan, demi terpenuhinya rencana Arandele yang akan membumihanguskan Magixion.

Ia hanya diberi makan dan minum tanpa hiburan atau kegiatan keterampilan tangan yang biasanya dilakukan para putri kerajaan, dan dua orang pelayan saja diperkenankan masuk merawatnya. Tetapi beberapa prajurit terbaik ditempatkan tepat di depan pintu kamar, mengantisipasi Helena kabur.

Sedangkan letak kamar ini berada di menara tinggi dan tidak mungkin bisa kabur melalui jendela dan balkon. Helena yang diketahui Raja Arandele tidak akan mampu melarikan diri dengan mudah.

Nalurinya bukanlah gadis rumahan, ya jiwa Carlotta bukan seorang yang terbiasa tidur ongkang-ongkang kaki. Darah bangsawan sekaligus ksatria dalam dirinya memberontak apa yang tidak sejalan dengan misinya.

Putri Helena mencoba kabur melalui jendela, mengikat tirai serta seprai panjangnya menjadi satu, ia keluarkan menjuntai, rupanya menggabungkan seprai, kelambu, dan tirai saja tidaklah cukup. Kain ini tidak sampai menyentuh tanah, hanya menggantung di tengah-tengah dinding batu kokoh yang menyusun menara tinggi ini. Dia layaknya rapunzel yang terkurung pada ketinggian.

Gadis ini tidak peduli, ia ingin bebas dan Raja Arandele harus tahu kebenarannya. Helena merayap perlahan menuruni dinding kokoh itu, sampai pada penghujung seprai ia memberanikan diri dan membulatkan tekat melompat dari jarak jauh tetapi berakhir naas. Dewi Fortuna tidak berpihak padanya, Helena terjatuh dari ketinggian dan kakinya terkilir.

Akibat dari kecerobohan Putri Helena, Raja Arandele semakin berat memberi hukuman pada putrinya. Helena dikurung tanpa diberi pelayanan apapun, hanya makan dan minum tidak lebih. Raja sendiri yang menyeretnya masuk ke kamar dan menghempas kasar Helena tanpa memedulikan sakit dikakinya.

“Akh ini sakit sekali.” Pekik Helena memijat bagian kakinya.

Berhari-hari ia seperti tawanan, dalam Kerajaannya sendiri seperti ini sungguh tidak ada tempat tinggal yang nyaman.

“Membosankan tinggal disini, tidak ada yang bisa aku lakukan kecuali makan, dan minum. Televisi dan ponsel saja tidak ada, dunia macam apa ini.” Keluhnya.

Ia berjalan berkeliling kamar menyentuh benda-benda unik milik Putri Helena, yang bila dijual pada era modern memiliki nilai tinggi. Namun siapa sangka menemukan pintu rahasia di balik dinding batu, sebuahpl ruangan pengap dengan sedikit celah udara dan cahaya.

“Waw, seperti di mansion papa. Hebat juga Putri Helena si kurus ini.” Carlotta memuji Helena yang lemah tapi tidak terlalu bodoh. Dia mulai masuk ruangan gelap itu dan tampak rapi di bagian bawah, banyak lukisan wajah yang diyakini Ratu Arandele (Ibu Helena), serta beberapa buku tebal kuno berdebu.

“Ternyata ibumu sangat cantik, kita sama-sama kehilangan seorang ibu, ternyata kamu seorang kutu buku. Untuk apa menyimpan banyak buku di ruangan berdebu ini Helena?.” Tanyanya mengabaikan buku usang itu.

Helena semakin menyusuri anak tangga kecil yang cukup untuk satu orang dewasa. Rupanya pintu keluar ruang jalan rahasia ini tepat di bagian sisi arena pelatihan para ksatria.

“Ramai sekali, apakah ini........benar ini tempat pelatihan para ksatria, baik aku akan mulai berlatih mulai besok pagi.” Senyum bahagia pertama yang ia sunggingkan.

Tak mau membuang kesempatan emas yang ada, Helena membuat perjanjian dengan salah satu panglima agar ia bisa turut berlatih bersama para ksatria.

“Izinkan aku berlatih, aku yakin tidak akan merepotkan mu dan para prajurit, aku hanya perlu membiasakan diri menggunakan alat ini.”

Awalnya panglima menolak tetapi dengan sedikit ide gila dan cerita yang dilebih-lebihkan, Helena diizinkan bergabung selama Raja Arandele tidak mengetahui putri bungsunya keluar kamar.

“Kalian tahu bagaimana aku melewati hutan itu? Disana gelap, hutan yang hidup, seakan mereka membisikan kata ghaib padaku. Pengawal banyak mengejar tapi aku dengan mudahnya lolos. Apa kalian mau tubuhku terluka lagi? Tidak kan? Untuk itu aku perlu berlatih sebagai seorang putri banyak musuh diluar sana yang menginginkan nyawaku.”

Penjelasan panjang lebar Helena disetujui banyak pihak termasuk prajurit senior yang ikut juga dalam memutuskan.

Hari pertama berlatih sangat mengesankan, gaun panjang dan berekor itu tidak menyulitkan pergerakan Helena menggunakan pedang, mungkin ia lebih lihai daripada beberapa orang yang menontonnya. Banyak dari mereka yang merasa aneh.

“Setelah selamat dari kematian, dunia seakan menukar roh Tuan Putri dengan orang lain yang lebih berani dan tidak kenal lelah.”

“Ya kau benar, tapi itu tidak mungkin terjadi tanpa campur tangan penyihir putih, Sedangkan aku tidak pernah mendengar kabar tentang adanya penyihir putih, sepertinya keberadaannya telah lama hilang tidak ada yang berani membahasnya’,

Sikap Helena sangat memancing rasa ingin tahu prajurit, karena tuan Putri mereka berbanding terbalik. Bahkan sangat berbeda, perubahannya begitu ketara.

Tanpa ada yang mengetahui diam-diam seseorang memperhatikan gerak-gerik Helena.

...TBC...

Terpopuler

Comments

rindi setiawan

rindi setiawan

pantas saja novel ini sepi pembaca nya kata nya mafia tpi lemah cuma bacot doang yg kasar tolol

2023-02-25

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!