BAB 4
Carlotta tanpa sengaja masuk hutan terlarang wilayah kekuasaan Magixion. Hutan rindang dengan pepohonan tinggi itu termasuk berbahaya dan jarang siapapun bisa membebaskan diri dari dalam hutan. Akar pepohonan raksasa itu sampai menyembul ke atas tanah, daun-daun pohon seolah menutup rapat tidak meloloskan sinar mentari menghangatkan daratan.
Raja Magixion gemar berburu dan bepergian, Kerajaan terkuat dan memiliki koalisi dari beragam kerajaan lain, hampir semua segan padanya kecuali Arandele. Raja sering mengunjungi hutan tersebut dan tanpa disengaja menabrak Carlotta.
Para prajurit khusus pengawal raja menghunuskan pedang pada gadis cantik yang tengah menatap tajam pria dibalik topeng.
“Siapa gadis muda ini? Sangat asing, tapi dilihat dari pakaiannya, dia bukan orang sembarangan.” Batin Altezza bertanya pada sosok wanita yang melayangkan tatapan permusuhan padanya.
Wajah asing dan sikap berani wanita itu membuat Altezza penasaran, ditambah pakaian yang digunakan khusus seorang Putri, tetapi berbanding terbalik dengan sikap arogannya.
“Kalian hanya berani keroyokan, apa-apaan ini? Apa di zaman ini tidak ada keadilan bagi wanita? Jangan salahkan aku kalau kalian pulang tinggal nama. Singkirkan pedang itu dari hadapanku. Hey kau pasti pimpinan mereka. Katakan pada anak buahmu, jauhkan besi tajam itu, CEPAT !!!.” seru Carlotta.
Merasa lawannya tidak imbang dan ia hanya menggertak, Carlotta perlahan mendekati pria bertopeng, harus memberi pria pecundang ini pelajaran, beraninya menghadapi seorang wanita dengan beberapa prajurit, sungguh memalukan. Dimana martabatnya sebagai seorang lelaki sejati, pikir Carlotta.
Dengan tangan kosong, Carlotta melayangkan tangannya pada wajah Raja Magixion, hendak membuka penutup yang membuatnya penasaran setengah mati.
GREP
“LANCANG SEKALI KAU.” Geram Raja Magixion, ketangkasannya wajib diacungi sepuluh jempol, ia menangkap tangan Carlotta bahkan melintir tangan wanita itu sampai meringis sakit.
“Akh sialan kau, siapa sebenarnya, hah? Lepas !!!!.” perintah Carlotta.
Altezza memerintahkan pasukan pribadi pengawal raja menyergap Carlotta yang lancang ingin membuka topengnya.
“Kalian, bawa wanita ini dalam keadaan hidup ke aula utama, jangan bunuh dia, aku ingin lihat seberapa berani gadis kecil ini. Sekarang juga bawa dia.” Suara tegas Raja Magixion, seketika bulu kuduk Carlotta merinding.
Suara ini khas milik para pemimpin, khas suara ketua Mafia yang sering ia jumpai.
Pengawal raja mengikat kedua tangan Carlotta menggunakan tali khusus hewan hasil buruan, bau amis darah dan sisa-sisa bulu menggelitik pergelangan Carlotta.
“Sial, memangnya aku ini rusa atau babi hutan. Mereka menggunakan tali rendahan ini untuk melemahkan ku. Bahkan membuat simpulnya saja tidak becus.” Gerutu Carlotta.
Bukan main-main, ia mendapat pelatihan dasar militer serta lanjutan secara khusus. Carlotta dididik oleh Luciano untuk menggantikannya kelak menjadi Ketua Moisa, tapi sekarang entahlah apa rencana itu bisa terwujud atau tidak.
Carlotta yang tertangkap tidak diam saja, walaupun tubuhnya kurus dan terlihat lemah kasat mata. Ia melawan dengan tangan kosong, menyerang titik lemah dua pasukan khusus raja.
BUGH
BUGH
BRAK
Carlotta melarikan diri, ia di kejar semakin jauh dan masuk hutan, lemah dan buta akan arah hutan ini, semuanya sama hanya pepohonan tanpa celah dan jalan keluar.
WUSH
Dua anak panah melesat nyaris mengenai tubuhnya. Carlotta melihat benda tajam itu menancap sempurna di pohon, jika di sejajarkan posisinya sama persis di bagian tangan dan kaki Carlotta. Mereka mengincar kedua alat gerak tubuh, agar tawanannya tidak bisa melarikan diri.
Tidak terima, Carlotta merobek gaunnya, ia tidak peduli kaki jenjangnya terlihat kemana-mana, yang penting dan utama sekarang adalah nyawanya. Kalau ia sampai terbunuh sekarang, mungkin saja tidak dapat kembali ke masa depan.
Melepas sepatu yang ia jadikan senjata untuk melawan pengawal Raja Altezza, pelana kuda pun Carlotta lepaskan untuk menghalau prajurit.
BUGH
BUGH
Melilit leher dan lengan dua prajurit yang mengejarnya. Merobohkan lawan, ia bukanlah pembunuh. Masih memiliki hati pada musuhnya, apalagi tanpa sebab seperti ini. Apa masalahnya? Hanya karena tidak sengaja melewati wilayah kekuasaan kerajaan lain, sampai harus mengeluarkan energi berlebih.
Carlotta menyeringai kala memenangkan pertempuran kecil.
“Sampaikan pada bos kalian, jangan mengusik aku. Jangan mentang-mentang ini wilayah kekuasaannya tapi berani sekali memburu seorang wanita yang bahkan tanpa sebilah pedang, harusnya dia pakai otaknya dengan baik.” Carlotta melenggang pergi dari dua prajurit yang kesulitan bernapas itu.
**
Malam hari Putri Helena tidak ditemukan di dalam kastil, Raja Arandele murka mendapati putri bungsunya kabur.
Segera memerintahkan pasukan mencari Helena sampai di perbatasan
“Kemana dia? Anak tidak tahu diri, perintahkan komandan pengawal kerajaan untuk mencari Helena, temukan putriku malam ini juga. Jangan sampai sesuatu terjadi padanya, bisa gagal rencanaku menghancurkan Magixion.” Bengis Raja Arandele begitu bernafsu menginginkan kehancuran Magixion di tangannya.
“Bila anak itu tidak mau pulang, bawa paksa dan kurung di penjara bawah tanah.” Tanpa hati dan perasaan sebagai ayah.
Satu peleton dikerahkan khusus mencari Putri Helena. Tidak biasanya perempuan muda itu pergi selarut ini dan jauh. Di tepi danau tempat favoritnya pun tidak ditemukan, entah kemana lagi mencari Putri Helena.
Akhirnya serdadu itu memutuskan keluar sampai pada perbatasan luar Kerajaan Arandele. Seorang komandan menemukan jejak kaki kuda keturunan Heimdall memasuki hutan terlarang, dapat dipastikan Helena melanggar aturan antara Magixion dengan Arandele.
“Apa yang Tuan Putri Helena lakukan dengan memasuki hutan ini? Apakah peraturan kurang jelas? Jangan sampai satu dari kita masuk ke dalam hutan itu.” Ujar Komandan.
Tidak seorang pun prajurit masuk hutan, sama saja menyerahkan nyawanya pada Magixion dan dalam sekejap memulai peperangan. Mereka semua tahu kekuatan militer Magixion yang belum terkalahkan hingga saat ini. Di tangan Altezza, Kerajaan Magixion mampu melakukan resolusi pembuatan senjata baru dan mematikan dari jarak jauh.
Beberapa ksatria menunggu di perbatasan sedangkan yang lain menuju kastil memberi laporan bahwa Putri Helena masuk hutan terlarang.
“Apa? Berani sekali dia masuk daerah terlarang itu? Tindakannya mengundang bahaya, benar-benar gadis ceroboh, tidak bisa dibiarkan.” Geram Raja, sementara Putri Hera semakin membenci adiknya yang selalu menyusahkan dan bertindak ceroboh, lihatlah akibat tindakannya itu mungkin Raja Magixion akan menyerang Arandele.
Tanpa diduga gadis itu berjalan dibelakang kuda putih Heimdall memasuki gerbang kastil, penampilannya kacau balau layaknya rakyat jelata, pakaian sobek dimana-mana, tidak ada alas kaki, luka di bagian lengan yang telah mengering serta kulitnya kotor dan kusam tidak bercahaya sebagaimana seharusnya seorang putri kerajaan
“Buka Pintunya.” Seru penjaga gerbang utama kastil. Mereka mengenali Kuda Heimdall yang ditunggangi Putri Helena.
Semua berseru bahagia karena Putri Helena yang menghilang ditemukan.
“Tuan Putri”
“Putri Helena”
Semua memberi doa terbaik untuk sang putri.
Putri Helena masuk bangunan utama tetapi mendapat sambutan tak terduga dari Raja Arandele yang memukul pipi putrinya dan mengurung Helena.
...TBC...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments