BRAK
Carlotta menendang penutup peti mati, tapi ada yang berbeda kali ini terasa begitu lemah dan kurang tenaga. Biasanya ia mampu menendang lawannya sampai terpental jauh, apalagi hanya kayu peti jenazah pasti melayang terbang entah kemana.
“Akibat luka tembak itu tubuhku jadi lemah dan kurus." Gumam Carlotta melompat turun dari kotak kayu berlapis timah ini. Ia berpikir bisa-bisanya Luciano ingin menguburnya hidup-hidup.
“Papa apa yang kau laku......" Kata-kata Carlotta terhenti di udara, ia kebingungan menatap tempat aneh dan orang-orang asing di depannya.
Pakaian mereka berwarna hitam senada dengan bordiran indah pada lapisan kain luarnya, dan satu lagi penampakan seperti ini seperti film yang sering menghiasi bioskop.
“Mereka semua menculikku.” Desis Carlotta.
Carlotta menelisik satu persatu dari mereka, tidak ada yang menunjukan penyerangan atau perlawanan, hanya tanpak beberapa prajurit berbaju besi membawa sebilah pedang di tangan masing-masing.
Bagi Carlotta lebih mirip panggung opera dan semacamnya, meskipun ia tidak tahu bagaimana itu opera karena selalu menolak ajakan Luciano.
Pandangan Carlotta terkunci pada wanita cantik yang diperkirakan usianya sekitar 20 tahun, gadis itu menggunakan pakaian mencolok dan paling berbeda dari yang lain.
Kain yang digunakannya sangat lembut mengkilat walaupun berwarna hitam, bordirnya yang menghiasi sangat indah dan rumit, pasti perlu waktu berbulan-bulan menyelesaikan pakaian itu. Jangan lupa mahkota terbuat dari rubi di atas kepala gadis itu.
“Tempat aneh, dan kau jelaskan ini dimana? Kalian menculikku hah?." Tunjuk Carlotta pada gadis cantik bermahkota itu.
“Sihir”
“Sihir”
Beberapa yang hadir berhamburan keluar ruangan, ketakutan setelah mendengar Carlotta bicara.
Seorang pelayan datang sembari menangis, Carlotta bisa melihat tatapan tulus dan kehilangan dari mata pelayan ini.
“Yang Mulia Tuan Putri silahkan ikuti saya." Ia pun gemetar takut, apa iya ada seseorang yang telah mati bisa hidup kembali. Tentu Carlotta mengikuti, tidak banyak tanya atau protes, toh drinya terbiasa dipanggil ‘Tuan Putri' di mansion Maldini.
Carlotta dibawa ke ruangan khusus lebih mirip penjara bawah tanah menurutnya, seorang dokter memeriksa tubuh Carlotta dan membaca mantra khusus.
Sontak pria di depannya terbelalak melihat Carlotta, dan tersenyum penuh arti lalu menggenggam kedua tangan gadis ini. “Kau datang dari jauh, ku harap menyukai tempat ini."
Lalu memerintahkan pelayan untuk memberi yang terbaik pada Carlotta.
Sungguh Carlotta bingung apa yang terjadi padanya karena tubuhnya jadi kurus dan kekurangan tenaga serta terdampar di kawasan aneh dengan orang-orang asing.
Dia meminta salah satu pelayan membawakan cermin untuknya, dan seketika Carlotta menjerit keras, suaranya terdengar keluar begitu kuat dan nyaring.
AAAKKKH
Para pelayan serta prajurit mendatangi ruangan lembab ini, semua bersiaga untuk melindungi Tuan Putri mereka.
“Kau katakan aku dimana dan wajah siapa ini?.”
Memaksa seorang pelayan menjelaskan apa yang terjadi padanya, perlahan tapi pasti semua didengar sangat baik dan Carlotta menggeleng kepala lemah seakan menolak apa yang terjadi padanya, bukankah ia terluka di Semenanjung Balkan dan kemana semua luka itu pergi?.
Apalagi pelayan mengatakan jika ia adalah Putri Helena, Putri Kedua Kerajaan Arandele.
“Hah nama siapa lagi itu? Aku tidak pernah mendengarnya. Ini pasti mimpi sebaiknya aku tidur ebih cepat.” Carlotta berusaha keluar ruangan namun dicegah oleh prajurit dengan alasan raja belum memberi perintah apapun untuk mengeluarkan Putri Helena dari penjara ini.
“Raja siapa hah? Katakan pada raja mu, jangan berbuat seenak jidat padaku.” Sikap arogan Carlotta yang tidak kenal takut.
Putri Helena diklaim kehilangan ingatan setelah siuman dan selamat dari kematian, tidak ada sihir apapun ditubuhnya, semua murni keajaiban dari Pemilik Alam Semesta.
Dokter kerajaan secara langsung menyampaikan pada keluarga kerajaan, dan memohon agar Putri Helena bisa menempati kamarnya di kastil bukan penjara bawah tanah.
Sementara Carlotta yang kesal harus berdiam diri dalam penjara kumuh dan lembab ini memaksa keluar, dengan keahliannya sebagai putri mafia, ia membongkar kunci hingga pintu terbuka tanpa meninggalkan kerusakan. Merobek gaun panjang yang sangat mengganggunya dan membebat pergelangan tangan.
Penjaga penjara dan prajurit khusus, menghadang Carlotta keluar, tapi tentu saja gadis cantik ini menanggapi sangat santai bahkan ia begitu mudah merebut pedang dari tangan prajurit.
“Apa lihat-lihat? Menyingkir kalian daripada ku tusuk.” Ancam Carlotta tidak main-main.
Dilihat dari tatapan mereka semua tidak ada yang berani melukainya, mungkin hanya menangkap dan mengembalikannya ke penjara.
BUGH
Walau sedikit kesakitan tapi Carlotta berhasil meruntuhkan dua orang prajurit sampai membentur jeruji besi yang berjejer rapi.
“MINGGIR.” Tatap tajam Carlotta
Gadis ini ingin minta penjelasan pada raja kenapa dirinya tetap dikurung, bukankah seharusnya menempati kamar putri.
“Oke Jika ini mimpi. Aku harus segera tidur dan bangun tentu dengan tempat yang nyaman bukan penjara.”
Carlotta masih berusaha berpikir positif.
Carlotta Maldini masuk ke dalam raga Putri Kedua Kerajaan Arandele, Putri Helena.
“Tapi bagaimana kalau ini kenyataan? Hah gadis gila kenapa bisa meninggalkan raganya sendiri?.” Gerutu Carlotta ia sungguh antara percaya dan tidak tentang transmigrasi jiwa, pasalnya dia hdup di zaman modern semua serba komputerisasi dan robot mulai berkembang.
Carlotta masuk dalam kastil megah nan kokoh itu, ia terpana dengan mahakarya indah luar biasa, tempat yang sangat memukau.
Matanya tidak salah memandang, kastil dari batu-batu kuat bergaya neo gotik, serta menara bagian sisi kanan dan kiri sebagai salah satu pertahanan kemanan dari kerajaan ini.
“Waw, dunia ini memang ada, tapi aku tidak mau hidup di sini, masalahku dengan perempuan sialan itu belum selesai.” Geram Carlotta.
“Aku harus membalas dendam, enak sekali dia setelah hidup enak selama belasan tahun dengan mudahnya berkhianat, benar-benar tidak tahu diri." Geram Carlotta.
Ia menemukan pintu besi tinggi dan ukiran ksatria memperindah pintu itu, dengan sekali dorong pintu terbuka. Aula sangat besar dan luas, mirip aula pertemuan di mansion Maldini.
Carlotta melihat pria sepuh duduk di singgasana, banyak penjaga disini, jadi dia harus bersikap baik dan manis kalau tidak nyawanya akan melayang sia-sia.
“Permisi Yang Mulia Raja, apa aku boleh menempati kamarku sekarang? ya jujur saja aku tidak suka tempat lembab dan kotor.” Ucap Carlotta langsung pada intinya.
“Baiklah kau bisa tidur di kamar mu." Jawab Raja Arandele
“Mana bisa seperti itu ayah, dia tidak sopan, tidak memberi hormat pada ayah dan aku." Marah seorang gadis bermahkota ruby. “Bisa saja dia penyusup yang dikirim penyihir hitam.”
PLAK
Memukul pipi Carlotta hingga memerah, lalu dengan cepat membalas perlakukan buruk Putri Arandele itu.
PLAK
PLAK
Carlotta memukul pipi kiri dan kanan Putri Hera, “Lancang sekali kau memukulku, hah? Wanita lemah sepertimu hanya mengandalkan kekuasaan, cih.” Lawan Carlotta tidak terima dirinya mendapat perlakuan buruk tanpa sebab.
...TBC...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
shanty
Benar benar di luar logika ku,, tapi aku suka ❤ dan penasaran di buatnya,,
lanjut author,,,
2023-07-16
1