Bab 3 - Perubahan

Hari demi hari dijalani Carlotta dengan suram di kastil megah ini, pasalnya tidak ada yang bisa ia lakukan, tidak bebas lebih tepatnya. Putri Hera kakak dari Putri Helena selalu mengawasi gerak gerik Carlotta yang kini berada dalam tubuh Putri Helena.

“AKH, menyebalkan sekali kenapa gadis itu tidak kembali pada tubuhnya? Apa dia tidak tahu aku juga memiliki misi khusus, apa perlu menemui paranormal?.” Pikir Putri Helena (Carlotta).

Dia terus berpikir keras bagaimana caranya kembali ke masa depan, tidak mungkin terus diam dalam tubuh lemah dan kurus ini, sungguh memprihatinkan.

Kemana bentuk tubuhnya yang seperti atlet binaraga kelas women physique? Otot biceps, triceps dan perut sixpack menghilang, apalagi bagian bokong dan quadriceps yang menjadi kebanggaannya kini berganti dengan daging tipis tanpa lemak.

“Sebenarnya apa yang dia makan di kerajaan ini sampai tubuhnya jelek dan kering kerontang? Bukankan makanan disini sehat, bergizi apa dia terkena tekanan batin sampai sisa tulang?." Carlotta bicara pada dirinya sendiri.

Kepala gadis ini menengadah ke langit, cerahnya matahari di Kerajaan Arandele sampai cocok untuk berjemur dan menjadikan kulit eksotis.

Seolah bicara pada arwah Putri Helena yang entah dimana keberadaannya, Carlotta minta izin menggubah sedikit postur tubuh lemah ini. Kalau terus tidak memiliki kekuatan terutama fisik bagaimana dia akan melindungi diri sendiri dari bahaya yang ada.

Ya, selama beberapa hari hidup di kastil megah ini Carlotta memahami hidup menjadi Putri Helena tidak mudah, sama seperti dirinya yang hidup menjadi Putri Maldini Ketua Organisasi Moisa.

Putri Helena bersama seorang pelayan setia, berjalan mengelilingi kastil, ini hal biasa yang dilakukan Carlotta jika mengunjungi tempat baru.

Menatap kagum pada perkebunan anggur di bagian belakang, membentang sejauh mata memandang, hijau sangat menyegarkan. Sejenak gadis cantik ini rindu akan kebun anggur di Mansion Maldini, harum dari fermentasi gula pada anggur sangat kuat hingga Putri Helena tersadar dari lamunan.

“Yang Mulia Tuan Putri, anda dilarang memasuki area ini." Cegah seorang pelayan menahan tangan kecil Helena.

“Kenapa?”, tanya Carlotta dengan gaya khasnya.

“Ini arena latihan para ksatria, Tuan Putri tidak boleh kesini.”

Carlotta yang berjiwa ksatria sekaligus bangsawan dari ayahnya, penasaran apa yang berada di balik dinding batu kuat ini ya setara dengan beton. Pintu utama arena terbuka dan semua menunduk hormat pada Putri Helena, bagaimana bisa seorang darah suci mau menginjak tanah kotor tempat berlatih panglima dan prajuritnya.

“Whoaaaa." Mata Putri Helena berbinar melihat war hammer, jajaran pedang, mace dan arbalest. Ia kagum pada persenjataan milik kerajaan ini, jika di zamannya hanya menggunakan pisau atau senjata api, dan Carlotta mahir akan semua itu.

Ia penasaran ingin mencoba arbalest alat panah yang di modifikasi secara modern. Namun dilarang oleh para ksatria, tapi Carlotta tidak peduli, tidak ada yang berhak melarangnya.

Ia pun mulai meraih alat panah tersebut dan melepaskan dua anak panah sekaligus. “YES, rupanya mudah. Lain waktu aku berlatih bersama kalian.” Seru Carlotta.

Ia semakin penasaran dengan persenjataan yang dimiliki Arandele, kenapa alatnya cukup canggih ya karena tidak ada timah panas sebagai amunisinya maka dikatakan cukup canggih.

Padahal ia lihat kerajaan ini termasuk makmur dan kuat, untuk apa harus menempa pedang di bara api hingga berkali-kali.

“Ck orang zaman dulu memang menyusahkan, sebaiknya aku suruh mereka membuat senjata dari nuklir, hah tapi mana ada disini? Lupakan, sekarang aku harus menemukan cara agar Helena mau kembali pada tubuhnya.”

“Aku ingin berlatih, mulai besok siapkan aku pakaian outdoor ah maksudku pakaian untuk jalan-jalan bukan gaun kebesaran begini." Gerutu Carlotta.

“Besok setelah sarapan , pastikan para pelatih itu ada di tempat, aku akan mulai menggerakkan tubuhku lagi." Perintah Carlotta pada pelayan setianya.

Carlotta berjalan sangat riang tidak seperti biasanya, Putri Helena selau muram dan takut akan sesuatu. Untuk itu memerlukan pelayan setia yang mendampingi dikala susah dan senang.

Ia pun melanjutkan perjalanan ke sisi barat kastil, banyak binatang peliharaan disini tapi tentu pada akhirnya mereka berakhir dalam perut manusia, dan pemandangan Carlotta mengarah pada dua serigala putih terkurung jauh.

“Apa semua ini milik Raja Arandele? Ah maksudku ayah?.”

“Sial , pria seperti itu menjadi ayahku, yang benar saja. Dia bahkan tidak menyayangi anaknya." Desis Carlotta.

Lelah berkeliling sampai siang hari Carlotta kembali masuk ke dalam istana megan dan kokoh ini

Sepi......

Hanya itu yang terasa, tidak ada suara televisi atau speaker untuk mendengarkan musik, tentu saja teknologi mereka belum canggih.

“Ayah sebaiknya kita jodohkan Helena dengan Raja Magixion." Suara picik seorang wanita yang sangat Helena kenal.

“Ini demi tujuan kita ayah. Biar saja dia menikah, dan pastikan rencana kita akan berhasil."

Putri Helena menguping, kelebihannya memiliki indra pendengar begitu cukup dan bisa dibanggakan.

“Kurang ajar sekali mereka mengatur jodohku”.

“AKKKHHHH”

BRAK

“Siapa yang akan menikah siapa? Dia hah?." tunjuk Putri Helena pada Putri Hera. Sial sekali nasib Carlotta terperangkap dalam tubuh gadis lain, kesepian, keberadaannya sama sekali tidak diinginkan.

“Kau Helena, bulan depan adalah hari pernikahanmu dengan Raja Magixion, kau harus tinggal di istananya dan melaporkan hal-hal penting padaku."

“Waaah, picik juga otakmu itu Tuan. Kau menukar anakmu dengan informasi penting, licik sekali niat jahatmu ini." Kesal Helena.

Apa-apaan kenapa dia yang menikah? Kenapa bukan Putri Hera si angkuh itu saja atau jika untuk sebuah informasi, Arandele bisa mengirim mata-mata ke Magixion. Cara yang mudah kan?.

 “Lama-lama aku bisa gila berada diantara ayah dan anak yang tidak sehat itu.”

“Hey, aku ingin berkuda, siapkan sekarang juga." Perintah Helena pada pelayannya sembari berjalan keluar.

Sementara dalam ruangan, Putri Hera masih syok melihat perubahan adiknya, benarkah dia lupa ingatan?.

Carlotta mendapat apa yang menjadi keinginannya, ya tidak ada motor, mobil apalagi long board, terpaksa menggunakan kuda sebagai kendaraannya.

Sekali lagi Carlotta terpana melihat indah dan gagahnya kuda putih di depannya ini, benar-benar ciptaan yang paling sempurna.

Kuda putih keturunan Heimdall itu merupakan raja dari para kuda lainnnya, bentuknya rupawan dan sangat gagah, menemani Carlotta menjelajahi area kerajaan ini.

Ia berkuda cukup jauh sampai pada tepi hutan yang terlihat gelap dari luar dan penasaran masuk kedalam, Carlotta terkejut karena pohon disini bergerak seolah hidup dan saling mengobrol satu sama lain, sampai dirinya terus berjalan memeluk keturunan Heimdall.

Terlalu fokus pada suara bisikan pohon sampai tidak sadar ada kuda yang berlari cepat kearahnya dan

BRUK

Gedebug

Kedua kuda itu bersuara sangat keras, kesakitan sudah pasti. Carlotta berdiri dan membersihkan sisa kotoran di pakaian, lalu membawa Heimdal pulang, tak diduga ia melihat sosok besar menggunakan topeng menatap tajam padanya.

“Kau harusnya minta maaf tikus kecil, berani masuk kawasan kerajaan kami." Seringai liciknya pada Carlotta.

“SIAPA KAU , hah?.” Jangan jadi pecundang karena menutupi wajah mu itu.

...TBC...

 

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!