Mery menggunakan perisainya untuk membenturkannya ke arah seekor lebah raksasa, ketika lebah itu terdorong Ardhi telah menyelinap ke belakang kemudian menebasnya melalui tebasan ganda.
Lebah ini kerap muncul secara mendadak kemudian menyerang manusia, walau anggota kelompoknya tidak berniat memburu mereka, tetap saja mereka akan menyerang.
Nisa bergerak dengan kecepatan tinggi dalam pola zig-zag, menjatuhkan beberapa lebah sebelum melompat untuk menancapkan dua belatinya menembus kepala tengkorak musuhnya, sementara di sisi lain Latifa memberikan serangan lewat pedang cahaya.
Itu menjadi pertarungan mudah akan tetapi memakan waktu cukup lama. Semua orang mulai membedah tubuh mereka dan hanya mengambil bagian mata serta bagian penyengatnya.
Mereka paling tidak memiliki harga 5 koin perunggu untuk masing-masing bagian.
"Aku dapat banyak nyan, Latifa masukan ini juga."
"Baik."
Berkat koneksi Latifa pada gereja ibukota mereka mampu membeli tas penyimpanan dari sana, karena itulah seberapa banyak barang yang mereka bawa semuanya telah terkendali.
Pemburuan dilanjutkan dengan mengalahkan monster kelinci dan serigala, menjelang sore hari mereka telah berada di sebuah restoran keluarga bernama Sanguan.
Di sini terdapat beberapa makanan yang asing bagi penduduk dari dunia ini meski demikian setiap makanan tentunya masih diterima dengan baik.
Milim seorang pemilik muncul untuk menuliskan pesanan mereka.
"Senang melihat kalian semua baik-baik saja, kalian mulai jarang berkunjung... Aku khawatir dengan keadaan kalian."
"Kami banyak mengambil quest belakangan ini dan kurasa aku tidak akan sering datang kemari karena memiliki pelayan sendiri juga di rumah."
"Ah begitu, para pelayanmu pasti selalu ingin memanjakanmu kau harus bersikap baik pada mereka, jadi apa yang kalian ingin pesan?"
"Kami pesan kari."
"Oke, ditunggu."
Tepat saat mereka selesai memesan beberapa orang menerobos masuk ke dalam restoran, mereka memprotes bagaimana tempat ini buruk sesuai makanannya.
Max yang selama ini di dapur muncul untuk menemui mereka yang semuanya empat orang.
"Apa kalian ingin membuat keributan di sini?" katanya.
"Aku hanya mengatakan sejujurnya, lagipula semua makanan di sini aneh, aku sarankan jika kalian ingin membeli makanan belilah dari restoran di seberang jalan, mereka jauh lebih enak."
Milim berbisik ke telinga Ardhi.
"Mereka sepertinya suruhan restoran yang belakangan ini buka, sudah sekian kali mereka mencoba membuat pelanggan kami tidak nyaman."
"Jadi begitu, biar aku mengatasinya."
Ardhi bangkit dan berjalan di dekat Max.
"Kalian tidak makan di sini, tapi kalian bilang bahwa makanan di sini tidak enak, apa kalian masih sehat?"
Latifa terlihat bersemangat dengan mata berbinar.
"Ini adalah versi jahat Ardhi, aku suka yang biasanya tapi ini juga bagus."
"Latifa bersihkan mulutmu... ilermu menetes nyan."
"Jangan ganggu aku."
"Apa aku harus bertindak juga?"
"Kau hanya akan menghantamkan perisai ke wajah mereka bukan."
"Ide awalnya seperti itu."
Mery terlalu bar-bar dalam menyelesaikan masalah.
Atas pernyataan Ardhi mereka berempat mengerenyitkan alisnya lalu duduk di kursi tersebut.
"Kami sudah mendengar dari orang-orang, tapi akan kami buktikan kebenarannya, berikan makanan terbaikmu."
Ardhi melirik ke arah Max yang menyetujuinya.
"Tidak masalah."
"Paman Max, bukannya mereka bisa berbohong... percuma saja membuatkan makanan untuk mereka."
"Tak apa, tugasku hanya menyediakan makanan bagi siapapun yang lapar aku tidak peduli dengan hal semacam ini," katanya menunjuk dirinya sendiri dengan ibu jari tangan.
"Baiklah."
Ardhi kembali duduk bersama yang lainnya, pesanan mereka datang di waktu yang sama dengan pesanan para pengganggu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments