Sebentar lagi matahari akan terbit dari arah Timur, menggantikan malam yang penuh mimpi. Orang-orang yang beristrahat di malam hari akan kembali sibuk saat matahari menyapa. Seperti itulah kehidupan yang penuh dengan perjuangan dan rintangan.
Di dalam kamar yang berukuran luas. Seorang pria dan wanita masih tertidur pulas di kamar yang sama. Salah satu dari mereka menggeliat saat matahari pagi mengenai wajahnya.
"Aakkkk...!!" pekik Nadira lalu menatap tubuhnya. "Pakaianku masih utuh" gumamnya.
"Nadira... kenapa suaramu nyaring sekali" ujar Rian dengan suara serak.
"Kenapa kakak bisa tidur disini?" tanya Nadira.
"Tanyakan saja pada dirimu sendiri. Jangan tanya padaku" balas Rian tanpa membuka mata. Kurang tidur di malam hari membuatnya enggan untuk bangun di pagi hari.
Nadira beranjak dari tempat tidur lalu mengambil seragamnya yang sudah bersih. Kemudian masuk ke dalam kamar mandi. Dua pulah menit kemudian, ia keluar berpakaian rapih.
"Kakak bangun." Nadira menarik selimut yang menutupi tubuh Rian.
"Sebentar lagi Nadira" balas Rian kembali menarik selimutnya.
"Tapi kak, aku mau ke sekolah. Lagian ini sudah pagi, kenapa kakak masih tidur" jelas Nadira.
"Semua wanita sama! Hoby mengomel di pagi hari" celetuk Rian lalu beranjak dari ranjang dan masuk ke dalam kamar mandi.
"Semua pria juga sama" gumam Nadira tersenyum.
"Tidak sama Nadira... buktinya aku masih baik padamu..." teriak Rian dari balik pintu kamar mandi.
Nadira memilih keluar dari kamar sebelum Rian keluar dari kamar mandi. Saat Nadira menuruni tangga, ia melihat ada seorang wanita parubaya yang sedang duduk membelakanginya. "Apa itu wanita pertama Kak Rian, semalam Kak Rian bilang Bi Lena adalah wanita keduanya" batin Nadira.
"Ya ampun. Jadi Kak Rian sukanya sama Ibu-Ibu. Ganteng-ganteng kok seleranya ibu-ibu" batin Nadira tertawa. Nadira mengurungkan niatnya untuk turun. Ia pun kembali ke kamar. Meraih handle pintu lalu membukanya tanpa menatap ke dalam kamar.
Cek-lek (Pintu terbuka lebar)
Nadira masuk tanpa melihat kedepan, hingga ia menabrak Rian yang sedari tadi menatapnya, sejak Nadira membuka pintu kamar hingga melangkan dan menabraknya. Dengan susah payah, Nadira menelan salivanya.
"Pemandangan indah di pagi hari" gumam Nadira tanpa sadar. Menatap bentuk tubuh Rian yang atletis.Terlebih lagi pria itu hanya mengenakan celana boxer bunga-bunga.
"Hahahahaha" Rian tertawa lepas, mendengar apa yang barusaja diucap oleh gadis kecil, yang kini menatapnya tanpa berkedip.
"Hati-hati jatuh cinta" ujar Rian lalu mengambil baju kemeja putih di dalam lemari.
Nadira bergegas keluar karena malu. Pipinya terlihat merah saat Rian tersenyum padanya. "Aku bisa pingsan di dalam" batin Nadira.
Nadira mengedarkan padangannya mencari wanita parubaya yang tadi ia lihat. Namun wanita itu sudah tidak ada. "Apa di rumah ini ada hantunya. Kenapa Kak Rian tidak memberitahuku? mulai dari sekarang aku harus berhati hati" batin Nadira.
Setelah bersiap-siap, Rian menghampiri Nadira dilantai satu. "Ayo kita sarapan" ajak Rian tersenyum.
Rian, Nadira, Bi Lena dan Pa Akmal. Mereka berempat duduk sarapan bersama. Tak ada suara, yang ada hanya bunyi sendok dan piring. Setelah selesai, Rian mengantar Nadira ke sekolah sedangkan Bi Lena kembali bekerja begitupun dengan Pa Akmal.
Dalam perjalanan ke sekolah. Sesekali Rian melirik Nadira. Entah apa yang terjadi pada pria dewasa itu. Ia nampak aneh dan berbeda dari sebelumnya. Nadira menatap jauh keluar jendela untuk menghindari tatapan Rian. Baginya pria itu terlalu tampan dan sudah pasti dia pria idaman dikalangan para remaja.
--------
Sekolah
Rian menepikan mobilnya dipinggiran jalan tepatnya disamping sekolah. "Hubungi aku jika kamu sudah mau pulang" kata Rian.
"Baiklah Kak. Nanti aku hubungi" balas Nadira tersenyum.
"Cepat masuk nanti kamu terlambat" kata Rian membalas senyuman Nadira.
"Senyumnya membuatku akan melayang. Sadar Nadira, kamu masih SMA" batin Nadira menatap Rian tanpa berkedip.
"Apa kamu sakit?" tanya Rian mengekerutkan keningnya.
Tanpa menjawab, Nadira bergegas turun dari mobil. Lalu melambaikan tangannya pada Rian. "Hati-hati Kak" kata Nadira kemudian masuk ke dalam gedung sekolah.
"Nadira! Aku disini" teriak Kania melambaikan tangannya lalu menghampiri sahabatnya. Kania dan Nadira bergegas masuk ke dalam kelas. Sesampainya di dalam kelas, baik Kania maupun Nadira mengeluarkan buku tugas mereka lalu mengumpulnya diatas meja guru.
"Halo sayangku...!" teriak Dimas dari pintu kelas.
"Kamu darimana saja, kenapa baru datang?" tanya Kania.
"Ya ampun, Kania. Kamu seperti tidak tahu saja, Dimas orangnya kaya gimana. Paling telat bangun" timpal Nadira.
"Nah, Nadira mah pintar. Tidak seperti kamu yang lambat loading" ujar Dimas meledek.
Kania memang orangnya seperti itu. Sekalipun dia sudah tahu apa yang dilakukan sahabatnya, dia akan tetap bertanya. Saat mereka bertiga sedang bercanda, guru wali kelas pun datang. Kania kembali ke tempat duduknya begitu pun dengan Dimas. Mata pelajaran pertama telah usai. Kania dan Dimas mengajak Nadira ke kantin namun Nadira menolaknya. Dimas dan Kania tahu kenapa Nadira menolak ajakan mereka.
"Ayo. Nanti aku yang traktir kamu hari ini" ajak Kania tersenyum.
"Biar aku yang traktir kalian berdua. Hari ini aku dapat bonus" timpal Dimas menepuk dada.
"Dapat bonus dari mana kamu? Uang jajan saja dikasih orang tua. Hahahhaha" ledek Kania yang disambut tawa oleh Nadira dan Dimas. Mereka bertiga pun kekantin. Ibu penjaga kantin sudah tahu pesanan favorit mereka jadi mereka bertiga tidak perlu repot-repot untuk memesan.
Saat sedang bercanda gurau dengan Dimas dan Kania. Tiba-tiba ponsel Nadira berdering. "Aku permisi sebentar" izin Nadira pada kedua sahabatnya.
"Halo Kak, ada apa?" tanya Nadira.
"Nanti pulang sekolah kamu ikut Kania. Ada urusan mendadak di Perushaan jadi aku belum bisa menjemputmu" jelas Rian.
"Kenapa aku harus pulang bersama Kania. Dan bagaimana bisa Kak Rian mengenal Kania?" batin Nadira
"Halo Nadira, apa kamu mendengarku?" tanya Rian.
"Iya, Kak. Aku dengar kok" balas Nadira.
"Oke baiklah. Semangat belajarnya. Sampai jumpa di rumah Ibu" ujar Rian lalu memutuskan panggilan.
Nadira kembali bergabung dengan kedua sahabatnya. Seperti biasa, Dimas akan mengerjai Kania. "Kania, kamu harus ingat! Kemanapun kamu pergi, kamu harus setia padaku" ucap Dimas dengan senyum.
"Enak saja kamu. Kamu tuh cocoknya pacaran dengan Landak" ucap Kania yang disambut tawa oleh Nadira, sedangkan Dimas mulai cemberut.
"Hati-hati kalau bicara. Mungkin hari ini belum ada rasa, bagaimana dengan hari esok dan hari-hari berikutnya" kata Dimas tersenyum sembari mengedipkan sebelah matanya.
"Terserah kamu saja deh" balas Kania menyerah.
Dimas memang menyukai Kania sejak mereka masih SMA kelas 1. Dan Kania mempunyai perasaan yang sama kepada Dimas. Tapi Kania memiliki prinsip untuk tidak pacaran selama ia masih SMA. Hal itulah yang membuatnya selalu menolak Dimas. Dimas pun bukan pria playboy, ia selalu setia menjaga hatinya untuk Kania.
Jam istrahat telah usai. Mereka pun masuk ke dalam kelas. Guru yang mengajar di jam kedua pun sudah ada di depan ruangan. Semua siswa dan siswi mengeluarkan buku dan pulpen mereka. Proses belajar pun dimulai. Setelah proses belajar usai. Nadira ingin mengatakan hal yang dikatakan Rian namun ia takut.
Kania tersenyum melihat raut wajah Nadira. "Ayo pulang. Kak Rian sudah memberitahuku" ajak Kania sambil melingkarkan tangannya dipundak sahabatnya.
"Kania. Ada hubungan apa kamu dengan Kak Rian?" tanya Nadira.
"Sampai di rumah kamu akan tahu sendiri" balas Kania.
.
.
.
.
Bersambung.....
Mohon Kritik dan Sarannya. like, rate 5nya, dan jangan lupa bagikan 😊😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
🍭ͪ ͩ𝐀𝐢𝐬𝐲𝐚𝐡👙B⃠ikini
adeknya Rian..😊😊😊
2021-06-07
0
Fafa Adieq Bosky
kania Adik Rian
2021-05-30
1
Siti Fatimah
semangat kak
2021-05-06
0