Emak Jenifer, terlihat sangat gugup kala bertemu Arga, sebab dia takut pak Kim tahu, sedangkan mereka berdua bertemu di pasar lalu pak Kim ada di bengkel.
Segini cintanya dia sama pak Kim.
Di atas motor yang melaju, dia teringat akan masa lalu bersama Arga yang tak di ketahui oleh pak Kim.
Ternyata dua orang itu pernah saling mencintai, tapi karena Arga harus pergi ke luar negeri untuk kuliah, keduanya LDR.
Lama sekali Arga tak kunjung pulang, ternyata mak Jenifer malas menunggu, dia memutuskan hubungan secara sepihak.
Dia selalu jujur apa adanya jadi tidak pernah menutupi apapun.
Hingga si Arga pulang, dia mendapatkan sebuah kabar jika Arga ingin melamarnya tapi langsung ditolak, Mak Jenifer sakit hati karena Arga tidak pulang-pulang.
Sampai dua tahun berlalu, Arga masih saja berusaha, tapi kedua orang tua memaksa Arga menikahi Sintia, seorang gadis cantik yang sudah dipersiapkan oleh kedua orang tua Arga.
Alhasil Arga menikah dengan Sintia, lalu Mak Jenifer dengan pak Kim.
Namun, di dalam lubuk hati yang paling dalam, Arga masih mencintai Mak Jenifer meskipun sudah menjadi istri pak Kim, apalagi setelah istrinya meninggal saat melahirkan buah hati keduanya.
Mak Jen, tahu semua kisah hidup Arga dari sahabatnya, Mpok Luna.
Si Mpok juga kabur dari rumah, ceritanya sama-sama orang high class, tapi jodohnya orang biasa saja.
Keduanya bersahabat sejak kecil sampai tua masih bersama-sama.
Namun, si Mpok Lun, dapat suami bule Amerika, tapi bekerja di luar kota.
Seminggu sekali pulang.
Dia dan Mak Jen, sudah seperti pinang dibelah dua, mirip sekali.
"Kenapa gue ketemu Arga sih, bikin males aja. Kalau Kim tahu Arga di kota ini juga, bisa marah dia sama gue, huft! apes bener dah, perkara cabe gue jadi salah tingkah gini. Si Arga makin cakep juga btw, heh! Jen, lu gak boleh kagum sama Arga, bisa bikin ruwet nanti! dasar mulut kagak bisa diem lu!" batin mak Jen.
Si emak batinnya berkecamuk karena satu hal, Arga.
Sepanjang perjalanan dia hanya mengomel terus, menyesali harinya yang jadi mendung karena mantan kekasih.
.
.
.
Sesampainya di rumah ...
Motor telah terparkir di depan rumah, dia turun dari kendaraan roda dua itu.
Kemudian masuk ke dalam rumah, dia melihat tidak ada orang sama sekali.
Lalu tiba-tiba ada suara yang mengagetkannya, suara seperti teriakan dari arah kamar mandi.
Secara refleks sang emak mencari sumber suara.
Ternyata di sana ada Alex dan Mila lagi iris bawang merah.
"Iris bawang merah aja nangis, pakai teriak-teriak lagi, lu berdua mau buat apaan?" tanya si emak kesal.
Mak Jen tak habis thinking dengan dua orang anaknya.
"Hiks, drama lah mak, sekalian latihan jadi bintang pilem," ujar si sulung.
"Iya lah Mak, Napa sih jahat bener sama anak. Cuma teriak-teriak doang, Mak tiap hari teriak terus, dari anaknya Mpok Luna bayi sampai udah umur 20 tahun, pasti gak ada habis tuh teriak-teriak!"
"Kapan? sok tahu lu! kalau anaknya mpok Luna bayi, berarti lu belum lahir, dasar saringan tahu! dasar ya, anak cewek demen banget ngelawan emaknya."
"Mak Jeni, maknya saringan tahu! hahaha!"
Dua anak jahil tertawa terbahak-bahak saat si emak juga dapat jatah ledekan.
Tapi anehnya mak Jeni hanya diam, dia seperti melamun.
"Mak? ada apa?" tanya Alex sejenak menghentikan kegiatan mengiris bawang merah.
"Kagak, Mak lagi pusing aja, dahlah. Lu terusin ngiris bawangnya, gue mau ke kamar mandi."
Sang ibu sepertinya sedang ada masalah, kenapa tiba-tiba saja ketemu si Arga dan bikin mules.
.
.
.
Pukul 12.30 ...
Persiapan makan siang telah selesai, tapi emak masih saja belum keluar dari kamar mandi.
Anak-anak sudah siap ingin mengirim makan siang untuk pak Kim, bapak mereka.
"Bang, emak lagi ngapain di kamar mandi?" tanya Mila sambil memasukkan krupuk ke dalam plastik.
Biasanya pak Kim akan senang saat ada nasi anget plus krupuk.
Jadi sang putri berinisiatif membawakannya untuk sang bapak.
"Tauk lah Mil, lu bawa rantang makanan ini, krupuk juga, tunggu abang di depan, gua mau cari tahu soal emak."
"Oke siap."
Selepas kepergian sang adik, Alex berjalan menuju kamar mandi.
Dia mencoba menggedor pintu kamar mandi, tapi tidak suara emaknya.
"Mak? mak? ngapain Mak di dalam?" teriak si Alex.
Si Alex yang agak-agak tak sadar jika emaknya ada di kamar mandi yang ada disebelah, dengan secepat kilat si emak keluar dari kamar mandi.
Dia berdiri di belakang sang anak dengan menawan tawanya.
Sedangkan Alex panik, emaknya tak kunjung muncul.
Dia membuka pintu dan melihat mak Jen tidak ada di sana.
Sang putra sulung menangis.
"Mil! Mak ilang, huaaa!"
Sang ibu yang tak bisa menahan diri untuk tertawa langsung saja mengeluarkan suara seperti Mak Kunn.
"Hihihihi, Wkwkwkwk."
Seketika Alex terperanjat dan berlari, dia menemui sang adik tanpa menghiraukan siapa yang ada di belakangnya.
"Mila, mak kita jadi mak Kunn."
"Lu ngimpi ya bang? Mak ya mak, kunn ya kunn. Kagak ada mak kunn."
Sang adik yang merasa kakaknya penakut langsung memaksa Alex masuk ke dalam rumah kembali, niatnya untuk check situasi.
"Lu aja Mil, gue takut."
"Ye, lu adalah pria tampan dengan tubuh kekar. Anak mpok Lun tergila-gila sama lu. Kenapa sih lu jadi cemen?"
"Ih, banyak omong. Lu pergi sana, check!"
"Iya, berisik."
Saat Mila akan masuk ke dalam rumah, dengan posisi sang abang di belakang tubuhnya kaget mendapati sang emak yang muncul tiba-tiba.
"Astaga Mak! Mak masih idup mak?"
Mila memeluk tubuh sang emak, sedangkan sang abang, juga melakukan hal yang sama.
"Heh, ada apa sih?"
"Mak ilang tadi," sahut Alex.
"Lu salah buka pintu, makanya gue kerjain."
"Jadi mak yang jadi kunn?"
"Iya, haha. Keren kan?"
"Keren apaan? gue kejer tadi mak. Kagak paham anaknya cemas."
"Ya maaf Lex, gue kan cuma bercanda."
"Oh ya, ngapain mak di sono lama banget?"
"Kagak, emak lagi nyari seseorang di medsos, mak udah selesai tapi asyik main hape."
"Dih, mak mau cari lakik baru ya? ogah gue punya bapak dua?"
"Kagak, gua masih setia sama bapak lu."
Panggilan telepon dari sang suami, membuat perbincangan heboh usai, sang emak menjawab panggilan itu.
"Jen, mana makan siang gue? Lu mau bikin gue jadi kurus kering apa?"
"Haha, oke pak, anak-anak yang bakal nganter, bentar lagi."
"Ya, cepetan dah."
"Oke Kim."
Kedua anak mak Jen langsung gercep naik motor otw ke bengkel.
Sedangkan sang emak, merasa senang berhasil menemukan akun medsos Arga.
"Oh, jadi dia seorang pengusaha, keren juga bisa idup tanpa bini," ucap mak Jen yang merasa senang, mantannya hidup dengan baik.
Hanya saja dia merasa risih saat mengingat Arga menggodanya, alhasil mak Jen menghapus riwayat pencarian akun si Arga di aplikasi miliknya.
"Dih, napa gue mikirin dia."
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments