Bab 3 Ada Rasa Yang Berbeda

POV Liora

Setelah melepas kepergian suamiku kekantor, aku pun bergegas mengantar anak ku ke sekolah PAUD yang dekat dengan kompleks rumah kami, kami berjalan kaki menuju sekolah karena lumayan dekat dari rumah. Sejujurnya aku masih kepikiran dengan mimpi anakku tadi, namun aku berusaha menutupinya agar ia tidak khawatir.

"Ma, papa sayang kan sama Kakak sama mama juga?" aku terpaku mendengar pertanyaannya. Sejenak aku berhenti berjalan untuk sekedar menenangkan hatiku yang tiba-tiba bergemuruh.

"Iya dong sayang gak mungkin papa gak sayang, selama ini kan papa selalu ngabisin waktu di rumah main sama kakak, dan suka beliin mainan juga." aku menjawab sambil menatapnya, Ia mendongak menatapku kemudian mengangguk.

"Ma, kalau nanti papa nyakitin mama, mama bilang sama kakak yah biar nanti Kakak yang marahin papa". Aku tersenyum getir mendengar pertanyaannya.

"Gak mungkin papa nyakitin mama kak, kan papa sayang sama mama". aku menjawab dengan suara tercekat dan mata berkaca-kaca, segera ku membuang muka kemudian mengusap air mata yang tiba-tiba jatuh agar tidak ketahuan anakku.

aku lemah sekali di depannya. menatap matanya saja aku tidak kuat, makhluk kecil ini yang Tuhan kirim untukku agar aku kuat menghadapi kejamnya dunia mempermainkan ku. Jika bukan karena Reinhard putraku, mungkin sudah dari dulu aku menyerah pada keadaan. Terlalu banyak luka yang ku pendam selama ini.

*****

Sehabis mengantar Reinhard, aku kembali berjibaku dengan rutinitas ku seperti biasa. Yah, aku mengikuti kebiasaan ibu, karena di didik mandiri sejak kecil aku jadi terbiasa, bahwa aku tak boleh mengharapkan nafkah dari suami. Aku pun bisa menghasilkan uang sendiri walau aku hanya seorang ibu rumah tangga. Pengalaman berharga yang ibu ajarkan selama ini nyatanya sangat berguna untukku. setidaknya aku masih bisa membeli jajan untuk anakku tanpa harus mengandalkan uang dari suami.

Setelah menyiapkan adonan kue aku melanjutkan memanggangnya di oven.

tinggal tunggu matang nya aja, sambil aku melanjut kan pekerjaan yang lain. sesekali aku mengecek agar tidak gosong.

sehabis menyiapkan semuanya, aku membereskan peralatan kemudian mencucinya.

lalu aku bersiap ke warung Buk Risma untuk mengantar kue buatanku.

Setelah dari sana, aku pun menyiapkan makan siang sambil menunggu jam 10 untuk pergi menjemput anak ku ke sekolah.

Baru juga aku memulai aktivitas ku untuk memasak, aku dikejutkan dengan kepulangan suamiku yang tiba-tiba, padahal ini belum jam pulang, atau jam makan siang. baru juga berangkat jam 7 pagi ke kantor namun sekarang sudah pulang. aku bingung namun aku berusaha untuk tidak bertanya, aku menunggu penjelasannya. Karena biasanya ia gak suka kalau aku terlalu ikut campur dengan apa yang ia lakukan. belum hilang keterkejutan ku akan kehadirannya tiba tiba saja jantungku seakan berhenti berdetak karena tiba-tiba ia memeluk ku dari belakang. Aku bingung harus bereaksi seperti apa. Aku jelas kaget, karena ini pertama kalinya setelah setahun hubungan kami merenggang.

Namun hal Hain lagi yang aku rasakan sekarang jelas semakin membingungkan.

jika dulu aku begitu menantikan momen ini, maka sekarang jelas terasa aneh bagiku. Aku merasakan perasaan berbeda sekarang.

di relung hatiku aku merasa kosong dan hampa padahal jelas-jelas ia ada disini dan sedang memelukku dengan erat.

"Kamu kenapa pa? kok tiba-tiba pulang?" akhirnya aku berani bertanya setelah beberapa saat saling diam.

Dia melepaskan pelukannya kemudian membalikkan tubuhku menghadapnya.

"Aku kangen, aku rindu kita yang dulu". Ia menjawab dengan tatapan sendu nya ke arahku. aku semakin bingung, kenapa tiba-tiba saja begini.

"kamu kenapa sih sebenarnya pa? selama ini kita terbiasa menjauh walaupun kita dekat dan bahkan tidur di ranjang yang sama. lalu sekarang kok tiba-tiba begini?" aku mencoba bertanya dengan nada lembut sambil menatap matanya.

ia mengalihkan pandangan dariku kemudian menjawab "memang nya kita gak bisa merubah situasi? seharus nya kamu bersyukur kita bisa kayak dulu lagi. emang kamu mau terus-terusan diem-dieman padahal tinggal satu rumah?" kembali lagi ia menjawab dengan ketus dan terkesan tidak suka.

Aku semakin bingung dibuatnya.

"Ya enggak pa, cuman yah situasi ini cukup aneh bagiku, kita yang terbiasa saling menjauh terus sekarang kayak begini yah aku bingung." sengaja aku tidak menyinggunya karena memang selama ini dialah yang menjauhiku. Aku sengaja pakai kata "kita " agar ia sedikit merenungi bahwa aku tidak mencari pembenaran dalam diriku.

perlahan ia menjauhiku kemudian duduk di kursi dekat meja makan.

"Aku gak mau nanti Rei kepikiran yang aneh-aneh. Tadi di kantor aku gak tenang kerjanya mikirin Rei yang tiba-tiba bermimpi aneh, apakah ia mulai curiga dengan renggang nya hubungan kita?" ia bertanya sambil menatapku sebentar kemudian kembali membuang pandangannya.

aku diam sebentar sambil mencerna dengan baik pertanyaannya. jujur aku sedikit curiga dengan perubahan nya, ada rasa lain dalam hatiku yang membuatku kurang percaya dengan ucapannya. Seakan ia takut hal yang dia sembunyikan akhirnya diketahui. aku melihat sorot matanya yang gak pernah tenang, dan ku perhatikan tangannya yang saling meremas satu sama lain namun ia berusaha menutupinya dariku.

"yah syukurlah pa kita menyadarinya sekarang agar kedepannya kita saling memperbaiki." ucapku pada akhirnya. aku tak mau memperpanjang kan urusan ini lagi karena jujur aku masih merasa asing dengan situasi ini.

"Mulai sekarang aku akan berusaha menjadi suami dan ayah yang baik lagi untuk kamu dan Reinhart. Ia menatapku dengan pandangan yang ah entahlah aku pun bingung karena jujur entah mataku yang rabun atau pikiran ku yang kurang fokus sehingga aku sulit melihat tatapan tulus darinya saat ini. mata ini adalah mata yang sama 5 tahun lalu yang selalu menatapku dengan pandangan memuja. Namun yang ada di depanku sekarang tidak lagi sama. Bahkan aku mengartikan ucapannya hanyalah ucapan basa-basi saja. Di depanku ini masih orang yang sama RAFLI JUAN BARATA suamiku yang aku cintai selama ini entahlah rasa itu masih ada atau tidak, karena sejujurnya aku kurang yakin dengan perasaanku setelah kejadian barusan.

"Iya pa, semoga kedepannya hubungan kita lebih baik lagi." Aku menjawab sambil tersenyum tipis, setelah keterdiamanku tadi.

"kamu bikin kue gak tadi sayang?

deg

Aku berhenti sebentar setelah setelah mendengar panggilan yang ia sematkan untukku. panggilan yang sama sejak 5 tahun lalu.

apa ini Tuhan??

aku tidak merasakan apapun. apakah aku sudah mati rasa? atau ada hal lain lagi yang tak ku ketahui? aku hanya kaget saja mendengar panggilannya. namun jujur aku tidak merasakan apapun setelahnya. biasanya aku akan senang mendengar panggilan itu, namun sekarang rasanya benar-benar hampa.

"Sayang" suamiku memanggilku untuk kedua kalinya.

"iya tadi aku bikin kue pa, udah aku titipin di warung Buk Risma."

aku menjawab sambil membalikan badan ku kembali menghadapnya.

"Gak ada yang di simpan di rumah?" kembali ia bertanya dengan suara lembut.

"Ada kok pa, mau cicipin kuenya?" aku bertanya sekaligus menawarkan.

"Boleh sayang, udah kangen rasain kue buatan kamu". Aku hanya tersenyum tipis mendengar ucapannya. kemudian aku bergegas mengambil kue di lemari pendingin lalu kuletakkan didepannya.

"Silahkan pa".

"Terimakasih sayang ".

aku mengangguk sebentar.

"Makasih yah sayang aku mau kekamar dulu istirahat sebentar, soalnya tadi aku sempat pusing di kantor makanya aku ijin pulang."

Entahlah benar atau tidak namun aku berusaha mempercayainya.

"Mau aku ambilkan obat pa?"

"Oh gak usah sayang dibawa istirahat aja pasti ilang."

"Ya udah kalo gitu istirahat aja dikamar pa aku mau jemput Rei dulu." kemudian aku meninggalkan nya untuk pergi menjemput anakku.

Terpopuler

Comments

Vibriani Jawa

Vibriani Jawa

Hallo salam kenal juga terimakasih sudah mampir. pasti kak, nanti aku mampir di cerita kakak yah😊

2023-03-04

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Kenangan Masa Kecil
2 Bab 2 Masih Dengan Luka yang sama
3 Bab 3 Ada Rasa Yang Berbeda
4 Bab 4 Merindukanmu
5 Bab 5 Pelukan yang Ku rindukan
6 Bab 6 Terkesan Berlebihan
7 Bab 7 Pertengkaran Kecil
8 Bab 8 Cintaku Pada Tuhan Jauh Lebih Besar
9 Bab 9 Terluka
10 Bab 10 Sebuah Keputusan
11 Bab 11 Semua Akan Segera Berakhir
12 Bab 12 Luka Hati Liora
13 Bab 13 Rumah Sakit
14 Bab 14 Keinginan yang Mustahil Dikabulkan
15 Bab 15 Kebahagiaan sesungguhnya
16 Bab 16 Pria Asing
17 Bab 17 Kedatangan Mommy Slavina
18 Bab 18 Makan Malam
19 Bab 19 Perdebatan Sengit
20 Pengumuman
21 Bab 20 Luka Tak Berdarah
22 Bab 21 Undangan Pernikahan
23 Bab 22 Bertemu Kembali
24 Bab 23 Berkenalan Dengan Reinhart
25 Bab 24 Lamunan Berujung Petaka
26 Bab 25 Hukuman Jack
27 Bab 26 Berkunjung ke Rumah Liora
28 Bab 27 Ke Rumah Kakek Albert
29 Bab 28 Perbincangan Ayah dan Anak
30 Bab 29 Nasihat seorang Ayah
31 Bab 30 Keegoisan Seorang Rafli
32 Bab 31 Kebahagiaan Jonathan
33 Bab 32 Makan Malam
34 Bab 33 Keluarga Harmonis
35 Bab 34 Pertengkaran sengit
36 Bab 35 Penyesalan mendalam
37 Bab 36 Pertengkaran lagi
38 Bab 37 Mengajak ke Pesta
39 Bab 38 Pesta
40 Bab 39 Jatuh Cinta Begitu Dalam
41 Bab 40 Bertemu Calon Mertua
42 Bab 41 Kehangatan Keluarga
43 Bab 42 Kedatangan Seseorang
44 Bab 43 Berusaha Mendapatkan Maaf
45 Bab 44 Ungkapan Hati
46 Bab 45 Makan Malam Penuh Kebahagiaan
47 Bab 46 Obrolan Tentang Masa Depan
48 Bab 47 Liburan Sederhana
49 Bab 48 Berita Mengejutkan
50 Bab 49 Nomor Tak Dikenal
51 Bab 50 Kedatangan Jonathan
52 Bab 51 Aku Mencintaimu
53 Bab 52 Nasihat Orang Tua
54 Bab 53 Kasih Sayang Seorang Ayah
55 Bab 54 Sebuah Jawaban
56 Bab 55 Luapan Kebahagiaan
57 Bab 56 Lamaran
58 Bab 57 Janji Pernikahan
59 Bab 58 Malam Istimewa
60 Pengumuman
61 Bab 59 Keluarga Kecil Yang Bahagia
62 Bab 60 Karma Seorang Rafli
Episodes

Updated 62 Episodes

1
Bab 1 Kenangan Masa Kecil
2
Bab 2 Masih Dengan Luka yang sama
3
Bab 3 Ada Rasa Yang Berbeda
4
Bab 4 Merindukanmu
5
Bab 5 Pelukan yang Ku rindukan
6
Bab 6 Terkesan Berlebihan
7
Bab 7 Pertengkaran Kecil
8
Bab 8 Cintaku Pada Tuhan Jauh Lebih Besar
9
Bab 9 Terluka
10
Bab 10 Sebuah Keputusan
11
Bab 11 Semua Akan Segera Berakhir
12
Bab 12 Luka Hati Liora
13
Bab 13 Rumah Sakit
14
Bab 14 Keinginan yang Mustahil Dikabulkan
15
Bab 15 Kebahagiaan sesungguhnya
16
Bab 16 Pria Asing
17
Bab 17 Kedatangan Mommy Slavina
18
Bab 18 Makan Malam
19
Bab 19 Perdebatan Sengit
20
Pengumuman
21
Bab 20 Luka Tak Berdarah
22
Bab 21 Undangan Pernikahan
23
Bab 22 Bertemu Kembali
24
Bab 23 Berkenalan Dengan Reinhart
25
Bab 24 Lamunan Berujung Petaka
26
Bab 25 Hukuman Jack
27
Bab 26 Berkunjung ke Rumah Liora
28
Bab 27 Ke Rumah Kakek Albert
29
Bab 28 Perbincangan Ayah dan Anak
30
Bab 29 Nasihat seorang Ayah
31
Bab 30 Keegoisan Seorang Rafli
32
Bab 31 Kebahagiaan Jonathan
33
Bab 32 Makan Malam
34
Bab 33 Keluarga Harmonis
35
Bab 34 Pertengkaran sengit
36
Bab 35 Penyesalan mendalam
37
Bab 36 Pertengkaran lagi
38
Bab 37 Mengajak ke Pesta
39
Bab 38 Pesta
40
Bab 39 Jatuh Cinta Begitu Dalam
41
Bab 40 Bertemu Calon Mertua
42
Bab 41 Kehangatan Keluarga
43
Bab 42 Kedatangan Seseorang
44
Bab 43 Berusaha Mendapatkan Maaf
45
Bab 44 Ungkapan Hati
46
Bab 45 Makan Malam Penuh Kebahagiaan
47
Bab 46 Obrolan Tentang Masa Depan
48
Bab 47 Liburan Sederhana
49
Bab 48 Berita Mengejutkan
50
Bab 49 Nomor Tak Dikenal
51
Bab 50 Kedatangan Jonathan
52
Bab 51 Aku Mencintaimu
53
Bab 52 Nasihat Orang Tua
54
Bab 53 Kasih Sayang Seorang Ayah
55
Bab 54 Sebuah Jawaban
56
Bab 55 Luapan Kebahagiaan
57
Bab 56 Lamaran
58
Bab 57 Janji Pernikahan
59
Bab 58 Malam Istimewa
60
Pengumuman
61
Bab 59 Keluarga Kecil Yang Bahagia
62
Bab 60 Karma Seorang Rafli

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!