Pagi hari ketika bangun, Amora melihat suaminya tidur disebelahnya dengan dada terbuka. Dan malam ini benar-benar membayar satu Minggu perpisahan mereka.
"Andaikan setiap hari terus seperti ini. Aku tidak menginginkan apapun lagi dalam hidup ini. Cukup cinta dan hidup bersamamu tanpa yang lainnya...."
Amora menunduk dan mengecup bibir suaminya yang masih tertidur.
Merasakan tekanan di dadanya, membuat Hansel terbangun dan begitu membuka mata, dilihatnya wajah istrinya sangat dekat dengannya. Hal ini hanya terjadi antara dirinya dan Amora. Hubungan yang sebenarnya, dan tidak pernah terjadi antara dia dan Nigar.
Nigar tidak akan memperlakukan dirinya seromantis Amora. Nigar juga tidak akan berani menggodanya dan menindihnya seperti yang dilakukan Amora.
Dan hanya kekasih yang akan melakukan hal konyol seperti yang dilakukan Amora padanya. Dia mencumbunya di pagi hari dan membangunkan Dede kecilnya dengan sikap manjanya itu.
"Hem....mau lagi?" Canda Hansel gantian menggodanya.
"Tidak. Aku hanya memandangmu dan aku selalu ingin melakukannya setiap hari. Tapi...sesekali aku harus melihat sebelahku kosong dan aku sadar jika kau tidak bersamaku beberapa hari...."
"Jangan sedih. Ini adalah takdir cinta kita. Dan kita akan berusaha membuatnya menjadi mudah untuk di jalani...."
"Ya. Bagimu akan mudah. Kau seminggu dengannya dan seminggu denganku. Kau tidak akan tahu rasanya kesepian dan merindukan seseorang. Karena kau selalu bersama kami...." ucap Amora sambil menindih tubuh suaminya dan menatapnya lekat.
"Jangan berkata seperti itu. Ucapanmu sangat menyakiti hatiku. Seakan aku adalah pria yang egois. Kau tahu....aku berdebar setiap akan bertemu denganmu juga dengannya? Aku selalu mencemaskan perasaanmu juga perasaannya. Aku juga hanya berusaha melakukan bagianku dengan baik dalam takdir ini,"
"Ahh. aku tak percaya. Bilang saja, kau ingin seperti ini di setiap kehidupan," goda Amora sambil mencubit pipi Hansel.
"Nakal sekali. Kamu menggodaku, awas ya...."
Hansel membalikkan tubuh Amora dan kini dia berada di bawahnya.
"Tidak. Tidak. Sudah cukup. Ayo kita mandi lalu sarapan...." Amora berusaha melepaskan tubuhnya dari pelukan suaminya.
"Lalu bagaimana dengan ini ..." matanya menunjukkan sesuatu yang menonjol di bagian bawah.
"Ayolah....kita bisa melakukan nya nanti malam lagi. aku akan ke kantor bukan? Dan sebelum itu kita sarapan dulu...." Akhirnya Hansel melepaskan Amora.
"Kita akan mandi bersama?" Hansel menunggu persetujuan istrinya.
"Bolehkan aku tanya sesuatu?"
"Hem tanyakan saja. Dan biar aku tebak. Pertanyaannya pasti ada hubungannya dengan dirinya bukan?" maksud nya adalah Nigar. Karena Amora selalu bertanya tentang dirinya setiap kali bersama dengan Hansel.
"Iya. Lagi-lagi bayangannya selalu muncul saat aku bersama denganmu. Apakah kau dan dia juga mandi bersama seperti ini?" tanya Amora ketika Hansel melilitkan handuk ke tubuhnya.
"Kadang-kadang...itupun aku yang harus membujuknya. Jika tidak, dia akan menolaknya,"
"Begitu ya?" Amora lalu memeluk suaminya dan menaruh kepalanya di dadanya.
"Siapa yang lebih kau cintai diantara kami?"
"Aku mencintai kau dan dia. Kalian memiliki hak yang sama untuk cintaku,"
"Sebelumnya hanya aku saja di hatimu. Kini aku hanya memiliki setengah dari dirimu...."
"Jangan katakan hal itu. Kau tahu, setiap kali kau berkata seperti itu, dadaku terasa sesak dan aku tak berdaya,"
"Maafkan aku, aku tidak bermaksud begitu. Aku hanya berusaha bersikap wajar, tapi itu sangat sulit,"
" Aku terus berfikir, jika aku punya anak. Apakah anakku akan lebih kau sayangi dari anaknya? Karena anak kita memiliki garis keturunan darimu. Dan anak Nigar tidak..."
Sesaat Hansel menatap Amora dengan tertegun.
"Apakah kau hamil?" Hansel mengelus perutnya.
"Aku berharap bisa secepatnya hamil dan punya anak darimu,"
"Hem...."
Setelah mandi mereka lalu keluar dan duduk dimeja makan bersama ibunya.
"Ini tiket untuk kalian berbulan madu kembali,"
Ucap ibunya sambil meletakkan tiket yang sudah dia pesan untuk Amora dan Hansel.
"Apa!?" Hansel terkejut mendengarnya.
"Ini ide mama. Kalian akan berbulan madu dan mama ingin kalian cepat memberikan momongan untuk mama,"
"Kan sudah ada Brian, Sita dan Rika mah?"
"Tentu saja berbeda Hansel. Itu adalah anak Nigar dari suaminya yang dulu. Dan denganmu dia belum punya anak. Dan mama ingin kau dan Amora memberikan keturunan untuk keluarga ini,"
"Tapi mah, kenapa kita harus berbulan madu kembali?"
"Karena jika berbulan madu selama satu bulan maka kau dan Amora akan benar-benar memiliki waktu yang tidak akan terganggu oleh siapapun. Hansel...jangan menolak mama. Kau tahu, aku kecewa kau menikah dengan Nigar namun aku tetap membiarkanmu menikah dengan Nigar. Dan aku tidak mungkin meminta dia untuk hamil lagi. Karena rahimnya sudah di angkat,"
Hansel termangu dan berpikir sebentar.
Apa yang dikatakan mama ada benarnya juga. Dan hanya Amora yang bisa memberikan keturunan untuk keluarga ini.
"Baiklah. Biar aku bicara dengan Nigar dulu,"
"Tapi kenapa kau harus bicara dengannya? Kau adalah kepala keluarga. Semua keputusan ada ditangan mu,"
"Tidak bisa begitu mah. Aku sudah membagi waktu dengan adil satu Minggu untuk Amora dan satu Minggu untuk Nigar. Jika aku dan Amora pergi satu bulan maka aku harus minta persetujuan Nigar,"
"Aku setuju denganmu. Kau bisa menelponnya..." ucap Amora karena sudah tahu jika Nigar pasti akan mengijinkannya.
Setelah sarapan, Hansel naik ke kamarnya dan menelpon istri pertamanya.
"Hallo...."
Hansel terdiam sesaat dan bimbang untuk mengatakannya.
"Han...ada apa?" Nigar merasa jika Hansel akan bicara namun dia tak bisa mengatakannya.
"Aku....aku dan Amora.... Ehm...maksudku, mama minta agar aku dan Amora bulan madu kembali, Mama ingin segera punya cucu dari Amora,"
Deg.
Jantung Nigar melambat. Dan ini sudah dia duga akan terjadi cepat atau lambat. Cucu dari Hansel hanya bisa di berikan oleh Amora. Tak mungkin aku memberikannya karena rahimku sudah di angkat.
"Kau bisa pergi bulan madu. Kenapa harus bilang padaku?"
"Karena aku pergi bukan untuk satu Minggu seperti sebelumnya. Tapi untuk satu bulan. Dan waktu yang harusnya aku habiskan denganmu, akan kuhabiskan bersama Amora..."
Deg.
Lagi-lagi Nigar terpaku dan terdiam. Sekali lagi dia berusaha tegar dan tabah.
"Jika begitu, maka pergilah. Selamat bersenang-senang...."
Nigar menutup teleponnya sembari mengusap beberapa kristal yang meluncur dari matanya.
"Ada apa nduk....?" tanya ibunya.
"Ngga papa bu. Suamiku akan pergi berbulan madu satu bulan dengan istrinya,"
"Terus kamu bilang apa? kamu tidak keberatan? Ini sudah diluar kesepakatan sebelumnya..."
"Ngga papa bu. Hanya kali ini saja. Ibu Dave ingin punya cucu dari putranya. Jadi aku tidak bisa menghalanginya,"
"Tapi nduk, jika kamu terus seperti ini, lama-lama Amora akan merebut suamimu darimu"
"Jangan berburuk sangka bu. Itu tidak akan terjadi,"
Nigar lalu berlalu dan kembali ke kamarnya.
.
Di resor, yang dimana dulu Hansel menghabiskan bulan madu dengan Nigar, Amora mendapatkan teguran dari seorang tamu yang kebetulan melihatnya sekali lagi.
Tamu itu adalah rivalnya dalam bisnis kacamata.
Mulut istrinya sangatlah tajam dan dia menatap mereka berdua yang baru saja sampai di resort.
Kenapa wanita itu menatapku sangat tajam. Apa ada yang salah dengan pakaianku, batin Amora dan menggandeng lengan suaminya, melangkah masuk kedalam.
"Kemarin datang dengan istri dan anaknya, sekarang datang dengan selingkuhannya!"
"Bu jaga bicaramu," ucap suaminya.
"Begitu? Sebagai sesama wanita aku tidak mendukung para pria berselingkuh di belakang Istrinya," sambil berkata begitu dia berdiri tepat di hadapan Hansel dan Amora.
"Dia adalah istriku dan kami tidak selingkuh," ucap Hansel sopan karena wanita itu juga mengenalnya. Dan mereka sering bersama dalam setiap pesta yang di adakan sesama pengusaha.
"Wow, jadi dia juga istrimu. Kalau tidak salah waktu itu kau datang dengan istrimu dan anakmu. Dan sekarang kau datang dengan istri muda? Astaga, pria jaman sekarang, mudah sekali memiliki lebih dari satu istri!"
"Bu sekali lagi jaga bicaramu," Hansel tetap bersabar dengan ucapan sinis dari wanita itu. Dan Amora, wajah serta telinganya memerah karena dia tidak menduga ibu mertuanya memesan resort yang pernah di kunjungi Hansel dan Nigar.
"Ohh maaf. Tapi aku benar-benar tidak menduga. Kau ternyata tidak selugu yang terlihat... ayo pah!"
Tamu itu langsung berlalu setelah berbicara dengan tajam.
Amora menatap Hansel dengan tatapan sedih dan malu. Karena apa yang dikatakan wanita itu, para staf resort menatapnya dengan berbisik-bisik.
"Jangan hiraukan apa yang dia katakan..."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
Hanipah Fitri
istri muda tetap aja imez nya tdk baik
2023-06-14
0