Amora berdiri dihadapan Hansel dan sangat kesal karena apa yang baru saja terjadi.
"Kenapa mereka ikut campur urusan orang lain!" keluhnya kesal.
"Karena mereka tidak punya pekerjaan. Jangan hiraukan ucapan orang tadi,"
"Aku tahu! Aku adalah istri kedua. Dan orang akan mengira jika aku adalah pelakor. Tapi aku adalah cinta pertamamu dan kita pacaran selama sepuluh tahun. Hanya karena aku menjadi istri keduamu bukan berarti aku adalah perebut suami orang!"
"Aku tahu. Kau dan aku tahu semua itu. Kau tidak perlu membuang energimu untuk kesal dengan apa yang orang pikirkan tentang kita,"
"Bagaimana bisa aku tidak memikirkannya. Mereka menganggap Nigar adalah malaikat dan aku adalah penjahat! Mereka tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Mereka mengambil kesimpulan sendiri dan hanya tahu sedikit tentang hubungan kita,"
"Karena itulah kau tidak perlu terbebani dengan apa yang mereka pikirkan dan katakan. Kau dan aku kesini untuk berbulan madu bukan?"
"Hem....iya..."
"Kalau begitu, lupakan soal tadi dan mari kita nikmati bulan madu ini..."
"Baiklah...." akhirnya Amora mulai luluh perlahan-lahan.
.
Dirumah Nigar. Nigar sedang duduk bersama ibunya.
"Nigar, kenapa kamu bisa sesabar ini?"
"Karena aku punya alasan bu,"
"....."
"Bagiku, Tuhan sangat baik padaku. Dia mengirimkan suami terbaik dalam hidupku. Kemudian Tuhan mengambilnya dariku. Lalu sebagai gantinya, Dia juga mengirimkan seorang pemuda sebagai suamiku. Dan dia menerimaku beserta Briana. Kenapa aku harus mengeluh saat ini. Aku tidak pantas mengeluh,"
"Tapi nak, bagaimana jika suatu saat suamimu berubah?"
"Aku tidak akan memikirkannya bu. Bagiku, setiap saat adalah berharga. Aku tidak akan memikirkan semuanya akan abadi atau akan berakhir,"
"Amora sangat posesif. Dia ingin suamimu menjadi miliknya seorang,"
"Itu tidak benar bu. Dia hanya sedang belajar dan itu lebih sulit untuknya daripada untukku. Aku pernah menikah dan dia belum. Aku memahami sikapnya dan aku tidak akan mempermasalahkan dirinya,"
"Nigar,...."
"Ngga papa bu, ibu tenang saja.
.
Amora dan Hansel makan malam romantis di samping kolam renang di resort. Mereka tertawa dan terlihat sangat bahagia.
Mereka bersulang dan makan sambil suap-suapan. Seseorang memperhatikan apa yang mereka lakukan sejak tadi, dia adalah wanita yang tadi menegur Hansel.
"Dasar pria! Bisa-bisanya dia tertawa dan bahagia seperti ini diatas luka dan penderitaan istrinya,"
Dia berkata sambil menggelengkan kepalanya berulang kali.
Namun Hansel dan Amora tidak melihat wanita itu dan mereka tetap menikmati malam yang indah ini hanya berdua saja.
Ditempat lain, Nigar berdiri didalam kamarnya seorang diri dan membiarkan jendela tetap terbuka.
Tirai putih itu melambai tertiup angin dan dia berdiri menatap langit yang tinggi berhiaskan bintang-bintang.
Hari ini malam terlihat sangat indah, namun hatinya begitu sunyi.
"Aku seorang janda yang di tinggal mati suaminya. Ada pria yang sudi menjadikan aku istrinya, tentu aku sangat berterimakasih. Siapa yang salah dalam ikatan cinta ini? Aku yang tiba-tiba hadir atau dia yang saat ini sedang menikmati malam indah bersama suamiku...."
Nigar berusaha tersenyum dalam kepahitan hatinya.
Wajah Hansel tiba-tiba tersenyum diantara gemerlapnya bintang. Nigar pun membalas senyuman itu dalam khayalan nya.
"Kau dan aku berjalan dalam satu garis takdir. Kita sedang berusaha membuat cinta ini menjadi indah dan tanpa konflik. Kadang aku mengalah, kadang dia mengalah, dan kadang kau juga melakukan hal yang sama. Kita punya tujuan yang sama untuk mendapatkan ketenangan dan ketentraman dalam rumah tangga yang kita jalani,"
Nigar bicara sendiri dan tersenyum bias.
"Aku istri pertamamu dan dia istri keduamu. Tapi jarak pernikahan kita sangatlah dekat. Bukan karena kau bosan denganku dan kita menemukan ketidak cocokan. Tapi semua ini kita lakukan karena kita berfikir jika ini jalan yang terbaik,"
Nigar menatap ke langit yang tinggi dan tersenyum seakan bicara pada Tuhan.
Malam semakin larut, dan rupanya dia sulit sekali untuk bisa lelap tertidur.
Sementara ditempat lain, Hansel dan Amora sedang bercanda dan tertawa sambil berpelukan saling memberikan rasa hangat.
Amora menatap wajah suaminya dengan penuh cinta begitupun Hansel.
"Aku sangat mencintai mu Han...."
"Aku juga...."
"Aku harap apa yang kita lakukan ini tidak sia-sia, dan aku bisa hamil,"
"Tentu saja. Aku juga mengharapkan hal yang sama,"
Amora menarik nafas dalam dan menyandarkan kepalanya di dada suaminya.
.
Keesokan harinya ketika bangun pagi, ibunya memberitahu Nigar jika Briana mengalami demam tinggi.
"Kita akan langsung membawanya ke dokter," ucap Nigar kepada ibunya.
Mereka lalu membawa Briana ke dokter karena demamnya sangat tinggi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
Hanipah Fitri
Niger wanita kuat yg di lukai dgn keadaan
2023-06-14
0
Putu Suciptawati
ya ampun oma kok jahat sih?
2023-02-04
0