Bab 2 Berbagi hati dan waktu

Mereka sampai di suatu pulau dengan pemandangan yang sangat indah. Hamparan pasir terlihat memutih didepan sebuah villa dipinggir pantai.

Hansel dan Amora melihat dari jendela kamar yang terbuka. Mereka baru saja menyatu dalam hubungan suami istri yang lebih intim.

Kenapa aku tidak bisa melakukan hal ini dengan Nigar? Dia juga istriku. Tapi hingga saat ini aku hanya menyentuhnya sekali, dan itu dalam kondisi yang tidak terkendali? Ada apa denganku? Batin Hansel menatap Amora yang terkulai disampingnya.

Aku sudah berbuat tidak adil padanya....

Amora merasakan kebahagiaan yang tidak terhingga karena bisa mewujudkan impiannya untuk menikah dengan kekasihnya meskipun menjadi istri kedua.

.

Nigar sedang makan malam bersama Briana. Dan Briana melihat satu kursi kosong di meja itu.

"Papa mana? Kok ngga makan malam bersama kita?"

Nigar kaget dan melihat kursi kosong itu. Terbayang dalam benaknya jika saat ini suaminya tengah berbulan madu dengan Amora.

Meskipun berusaha tegar, tetap saja hatinya terasa sakit dan terluka.

"Papamu....sedang keluar kota,"

Briana pun terdiam. Briana percaya pada apa yang di katakan ibunya dan tidak bertanya lagi.

.

Satu Minggu kemudian, Hansel telah kembali dari bulan madunya.

Dave menyambut mereka dengan senyum ramah.

"Mama ..."

Amora memeluk ibu mertuanya itu.

"Terimakasih....karena dukunganmu kami bisa bersama dan kami sangat bahagia," ucapnya menatap sang ibu mertua.

"Aku tahu jika denganmu maka putraku akan bahagia...."

Hansel tersenyum lalu masuk kedalam.

Amora mengikutinya dan didalam kamar, Hansel tidak membongkar kopernya. Hansel justru terlihat akan pergi lagi.

"Han mau kemana?" Amora menegurnya dan tidak jadi ke kamar mandi.

"Aku akan ke rumah Nigar. Aku sudah pergi satu Minggu denganmu. Dan selanjutnya aku akan menginap dirumahnya," ucap Hansel berusaha berbagi waktu dengan adil.

"Menginaplah semalam lagi disini Han. Aku masih merindukanmu..." Amora bergelanyut di bahu Hansel suaminya, seakan dia enggan melepaskan dirinya.

"Setelah aku bertemu dengan Nigar, kita akan bertemu lagi..."

"Tapi Han..... bukankah kita masih berbulan madu....?"

"Kita sudah satu Minggu melakukan nya. Briana pasti akan merindukan aku..."

"Briana?" Tiba-tiba Amora tidak nyaman mendengarnya. Karena dia tahu jika itu anak Nigar dan bukan anak Hansel. Tapi Hansel seakan menerima mereka dengan tulus seakan memang Briana adalah darah dagingnya.

"Ya....aku pergi sayang...."

Hansel mengecup kening Amora lalu pergi untuk menemui Nigar.

Didepan pintu dia bertemu dengan ibunya, Nyonya Dave. Melihatnya akan keluar ketika baru saja datang, maka diapun menegurnya.

"Han....mau kemana?" tanyanya.

"Aku akan kerumah istriku. Kami sudah pergi selama satu Minggu. Dan sekarang aku akan menginap dirumahnya..." Sebagai suami Hansel berusaha bersikap adil pada dua istrinya. Satu tahun menikahi dua wanita, bukanlah impiannya.

Tapi jika sudah terjadi, maka dia harus berlaku adil pada keduanya.

"Tapi Han..." sang ibu nampaknya keberatan karena dalam hati dia ingin agar Hansel meninggalkan Nigar perlahan-lahan. Namun sepertinya tidak mudah memisahkan mereka berdua jika Hansel bersikap seperti ini.

"Mam...aku harus adil bukan?" Ucap Hansel seakan mengingatkan mamanya jika dia punya dua istri.

"Tapi kau dan Amora baru saja berbulan madu. Kau pasti lelah. Kau bisa kesana esok atau lusa," sang ibu masih berusaha menahan putranya.

"Tidak ma. Aku tidak lelah..." kilahnya.

Hansel tersenyum tipis lalu pergi dari rumah besar itu.

.

Nigar saat ini sedang memikirkan Hansel. Sejak Hansel berbulan madu selama satu Minggu, Nigar tidak bisa tidur dengan nyenyak setiap malam hari. Perasaan yang awalnya tidak muncul kini terus mengusiknya. Rasa yang tidak biasa mulai menghinggapi hatinya.

"Apakah aku mulai jatuh cinta padanya? Kenapa aku terus memikirkannya sepanjang waktu? Setiap malam tidurku gelisah dan setiap pagi aku tidak berselera makan," gumam Nigar sambil duduk termenung di ruang tamu sendirian.

Hansel dari luar melihat jika Nigar sedang duduk sendirian. Diapun berjalan mengendap-endap mendekatinya.

Tiba-tiba Hansel menutup kedua mata Nigar dari belakang dan membuat Nigar tersentak kaget.

Untuk pertama kalinya jantungnya berdebar sangat kencang. Dan debaran ini menunjukkan jika ada cinta yang perlahan tumbuh dihatinya untuk suaminya itu.

"Em....Hansel...." Tebak Nigar ketika satu tanganya menyentuh tangan Hansel yang menutup matanya.

"Kau sudah pulang?" ucap Bugar menerka.

Hansel melepaskan tangannya dan memeluk istrinya dari belakang dengan penuh kerinduan.

Diapun merasakan perasaan cinta yang perlahan tumbuh dihatinya untuk istri nya.

Hatinya berdebar saat berada didekatnya. Dan ini tidak terjadi sebelumnya. Bahkan ketika berbulan madu, dia dua kali memanggil Amora dengan nama Nigar.

"Aku merindukanmu.... bagaimana denganmu?" Hansel menatap mata Nigar dengan lembut.

Pipi Nigar memerah mendengar kata itu dari bibir Hansel.

"Eh....."

Kata rindu itu seakan menggelitik hatinya dan membuatnya salah tingkah.

"Ini tiket kita...kita akan pergi berbulan madu...." Hansel sengaja memberikan kejutan untuk Nigar. Mereka bahkan belum pernah berbulan madu.

Hansel menunjukkan beberapa tiket untuk dirinya dan Nigar serta anak-anaknya.

"Maksudmu...." Nigar berbunga namun dia takut jika dia salah mendengar apa yang baru saja di ucapkan Hansel sebagai kejutan untuknya.

"Sejak kita menikah, kita juga belum berbulan madu bukan? Jika aku berbulan madu dengan Amora, maka sekarang giliranmu. Aku harus bersikap adil pada kalian berdua bukan? Aku tidak yakin bisa benar-benar adil, tapi aku akan berusaha...." Hansel berjongkok di depan Nigar dan mengecup punggung tangannya.

Nigar menatap sendu mata Hansel dan tak percaya jika ternyata suaminya akan mengajaknya berbulan madu.

"Tapi aku dan Briana..."

"Ya, tentu saja kau dan Briana juga ibumu ikut semua. Di sana ada wahana untuk Briana bermain juga,"

"Ehm...baiklah. Kapan kita berangkat?"

"Hari ini. Bersiaplah. Kita akan pergi bersenang-senang"

"Hari ini!?" Nigar masih takjub dengan kejutan ini. Dadanya berdebar semakin tak karuan.

Apalagi saat tangan Hansel menggenggam jemarinya dengan lembut dan penuh kasih sayang. Perasaannya menjadi terbang dan dirinya seperti menari di udara dengan bahagia.

.

Amora merasa bosan sendirian dirumah besar dan hanya berdua saja dengan mertuanya.

"Aku sangat bosan! Apa ini? Kita baru saja pulang bulan madu dan dia sudah pergi dariku?"

"Kenapa dia sangat peduli pada Nigar? Mereka tidak saling mencintai. Tapi Hansel...seperti mulai membagi cinta yang tadinya hanya untukku saja. Kenapa aku tidak bisa menerima jika cinta Hansel akan berkurang untukku? Aku merasa Nigar sebagai ancaman untukku!"

Amora menatap keluar jendela dan hanya melihat daun serta pepohonan yang bergoyang karena tertiup angin.

Hari menjelang sore. Amora merasa semakin bosan setelah seharian sendirian didalam kamarnya.

"Aku akan menyusulnya. Kenapa dia membiarkan aku sendirian malam ini?"

Amora ke rumah Nigar. Dan dia ditemui oleh satpam yang mengatakan jika Tuan dan Nyonya pergi untuk bertamasya.

"Apa!?"

"Mereka sudah berangkat sejak tadi pagi,"

"Mereka bertamasya?"

Amora langsung masuk kedalam mobil dan mengemudikan mobilnya dengan sangat kencang penuh amarah dan rasa kecewa.

Sampai dirumah dia menemui ibu mertuanya.

"Ma...Hansel pergi bertamasya dengan Nigar. Kenapa dia tidak memberitahuku? Kenapa dia pergi sementara aku masih ingin bersamanya. Kita baru saja berbulan madu, tapi dia sudah pergi untuk bertamasya, itupun dengan Nigar...." Amora menahan airmatanya.

Hatinya merasa sakit dan belum bisa menerima kenyataan jika cinta dan waktu Hansel harus di bagi secara adil dan sama.

"Apa!?" Dave juga terkejut dan terpana.

Dia tidak menduga Hansel semakin akrab dan dekat dengan Nigar.

"Mah...ini tidak bisa di biarkan. Bagaimana jika Hansel mulai mencintai nya? Aku tidak ingin hal itu terjadi? Kau juga tidak menyukainya bukan? Wanita itu datang dengan anak orang lain. Briana bukan darah daging Hansel."

Dave juga terkejut dan berfikir sangat keras kali ini.

"Ada satu cara..." ucapnya perlahan.

"Kau harus segera hamil,"

Amora terpana dan menatap sang ibu mertua dengan mata takjub.

"Ya....mama benar. Jika aku hamil maka Hansel akan memberikan waktunya lebih banyak untukku..." pikir mereka berdua dan mulai membuat siasat baru lagi untuk memisahkan Hansel dan Nigar.

Terpopuler

Comments

Hanipah Fitri

Hanipah Fitri

Amora istri serakah

2023-06-14

0

Zhu Yun💫

Zhu Yun💫

Nigar kamu wanita hebat 💪

2023-03-28

0

Putu Suciptawati

Putu Suciptawati

next next

2023-02-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!