Kosong

Aku terbangun ketika kurasakan kakiku dingin. Barulah sadar aku jika aku tertidur di lantai

Aku beringsut bangun dan naik keatas ranjang, segera aku masuk kedalam selimut dan kembali memejamkan mataku

Raihan, anak bungsu Linda terbangun menjelang dini hari. Umurnya hampir tujuh tahun dan duduk di kelas satu sekolah dasar, dan dia tidur berdua dengan kakaknya, Roshan yang duduk dikelas tiga

Dia turun dari ranjang dan berjalan menuju dapur. Saat dia melewati ruang keluarga, dilihatnya Papanya masih duduk sambil menghisap rokok dengan dalam

"Papa?"

Agung yang sedang melamun terlonjak kaget dan segera menoleh

"Kok bangun nak?"

"Haus"

Agung mengangguk dan membiarkan anak bungsunya ke dapur. Tak lama Raihan telah lewat lagi dan kembali masuk ke kamar

Agung menghembus hidungnya karena masih terus mengeluarkan darah. Pukulan keras dari Hendri tadi sepertinya mematahkan tulang hidungnya hingga tak berhenti mengeluarkan darah

"Jika bukan karena aku berhutang sama dia, sudah ku balas juga tadi dia" geramnya

"Semua karena Linda, coba saja jika perempuan itu tidak berulah dan menurut" lagi dia menggeram

Tumpukan tissue yang berwarna merah bekas darah dari hidungnya segera dia kumpulkan dan membuangnya ke kotak sampah di belakang lalu dia masuk ke kamarnya

Sebelum matanya terpejam pikirannya menerawang bagaimana nasib Linda malam ini

Bisa jadi saat ini dia sudah dieksekusi Hendri dan bisa jadi juga wanita yang selama sepuluh tahun yang menjadi istrinya itu saat ini sedang menjerit ketakutan atau bahkan menjerit kenikmatan?

Agung membolak balikkan badannya dengan gelisah. Sudut hatinya merasa sedih ketika dia harus merelakan istrinya menjadi milik sepupunya, tapi disisi lain dia juga tak bisa berbuat banyak, hutang perusahaan yang begitu membengkak yang menyebabkan perusahaan hampir bangkrut tak bisa dia selamatkan tanpa bantuan sepupunya itu

Konsekuensi yang harus dia terima adalah dia menggadaikan istrinya pada sepupunya itu

Agung yang terus didesak banyak kebutuhan perusahaan dan hutang di banyak tempat akibat kebiasaan buruknya tak ada pilihan lain selain menyetujui kesepakatan yang dia dan Hendri buat

"Hanya setahun Lin, setelah itu kamu kembali menjadi istriku" lirihnya

...----------------...

Hendri yang telah merasa kenyang, segera duduk di ruang kerjanya dengan ditemani secangkir besar kopi hitam dan juga sebungkus rokok

Niatnya untuk menyelesaikan pekerjaannya menjadi buyar ketika kekesalannya pada Agung kembali. Diremasnya dengan kuat file yang ada di depannya

"Bajingan!" geramnya

Asbak rokok nyaris penuh oleh puntung rokoknya, dan jam kian bergerak menuju pagi

Tapi mata Hendri tak bisa di picingkan sedetikpun

Untuk mengusir kegelisahannya Hendri berusaha bekerja kembali. Jika pekerjaan ini belum juga bisa diselesaikan bisa jadi rencana mega proyek yang telah di susunnya beberapa bulan ini akan sia-sia

Lamat-lamat didengarnya suara adzan, barulah dia mulai menguap dan beranjak ke sofa, merebahkan tubuhnya di sana

Nia terbangun ketika ketiga anaknya akan berpamitan ke sekolah. Supir pribadi yang biasa mengantar ketiga anaknya sekolah telah menunggu di depan.

Dan Nia hanya mengulurkan tangan ketika ketiga anak gadisnya berpamitan, lalu dia melanjutkan lagi tidurnya

Hendri menggeliat sejenak ketika mendengar suara hpnya berdering.

Dengan mata yang sangat berat diangkatnya panggilan dari sekretarisnya itu

"Tuan, kita ada meeting jam 09.00 ini"

"Hemmm...." hanya itu jawabannya

"Setengah jam lagi tuan"

Mata Hendri langsung membesar dan langsung melompat dari berbaringnya

Secepat kilat dia keluar dari dalam ruang kerjanya, berbelok masuk kedalam kamar pribadinya dan telah keluar lagi dengan rapih

Ketika dia menuruni tangga, dilihatnya istrinya sedang tertawa cekikikan di depan handphone. Hendri hanya menoleh sekilas lalu berjalan keluar dari dalam rumah

Seperti biasa mobilnya telah dipanaskan oleh supir pribadi jadi ketika dia akan memakainya, dia tinggal mengeluarkan mobil tersebut dari garasi

Hendri menjalankan mobilnya dengan kecepatan tinggi hingga tak lama kemudian dia sudah sampai di kantor

Seluruh karyawan langsung membungkuk hormat ketika dengan gagahnya Hendri masuk kedalam kantor

Sambil berjalan masuk, dia memakai dasi dan merapikannya ketika dia di dalam lift

Begitu pintu lift terbuka, Hendri langsung berjalan menuju ruang meeting

Wajahnya tetap dingin dan angkuh. Sherly, sekretarisnya segera membukakan pintu ruang meeting ketika bos besarnya itu sudah dekat ke pintu masuk

Seluruh kolega yang akan mengadakan meeting pagi ini langsung berdiri begitu melihat Hendri masuk

Hendri hanya menganggukkan kepala kearah koleganya tersebut, lalu duduk

Setelah Hendri duduk, barulah yang lain ikut duduk

"Langsung dimulai!" ucapnya dingin pada Sherly yang langsung membuka meeting hari ini

Para kolega mulai mempresentasikan rancangan kerja mereka, dan Hendri memperhatikan dengan seksama

Moge proyek yang akan dibangunnya kali ini benar-benar membutuhkan kolega dan investor yang tidak main-main

Trilyunan dana telah Hendri kucurkan, jadi dia tak ingin mega proyek ini gagal

Semua investor mulai menawarkan kerja sama, begitu juga dengan koleganya

Diakhir meeting, masing-masing dari investor dan kolega meninggalkan proposal mereka untuk Hendri pelajari

Tepat tengah hari barulah meeting itu selesai. Dengan saling berjabat tangan erat masing-masing investor dan kolega meninggalkan ruang meeting, hingga hanya tersisa Hendri sendirian

Dia menyandarkan kepalanya ke sandaran kursi sambil memijit keningnya

Berkali-kali dia menghembus nafas dalam lalu meraih hpnya yang terletak di sebelah tabletnya

"Sherly, kamu letakkan proposal ini di atas meja saya"

"Baik pak"

"Apa lagi agenda saya hari ini?"

"Sampai sore nanti tidak ada pak, tapi besok bapak harus meninjau proyek di kota B"

Kembali Hendri menarik nafas panjang

"Baiklah, jika begitu kamu segera ambil proposal ini, saya ada urusan di luar"

"Baik pak"

Setelah berkata begitu, Hendri segera berdiri dari kursi lalu berjalan meninggalkan ruang meeting

Tak butuh waktu lama dia sudah berada di parkiran khusus pimpinan. Segera dia masuk kedalam mobil, dan kembali menjalankan mobil dengan ngebut

Sekitar setengah jam mobil yang dikendarai Hendri masuk ke area hotel, dan dengan cepat dia menghentikan mobil, melepas kaca matanya dan juga jas dan dasi yang melekat di badannya

Menarik lengan baju kemejanya sampai ke siku lalu menatap wajahnya di spion

Selesai itu, rambutnya yang tadi rapi di kuncir, dilepasnya dan di gerakkannya ke kanan ke kiri kepalanya sebentar agar rambutnya terlihat natural

Tak puas sampai di sana, Hendri mengacak rambutnya, barulah setelah dirasa pas, dia turun dari mobil dan berjalan masuk kedalam hotel

Karena kamar Linda hanya berada di lantai dua, Hendri menggunakan tangga untuk sampai di sana

Sampai di depan pintu kamar yang semalam dia tinggalkan, dia mengetuk pintu

Aku yang masih duduk melamun tak menggubris suara ketukan pintu, aku membiarkan pintu itu diketuk, aku hanya menoleh sekilas lalu kembali membuang mukanya menatap keluar jendela

Hendri yang kesal karena tidak dibukakan pintu oleh Linda segera mengeluarkan hpnya dan langsung mendial nomor Linda

Kembali aku bergeming ketika hp baru pemberian Hendri semalam berdering. Karena yang tahu nomorku hanya Hendri sudah bisa ku pastikan jika yang menelepon adalah Hendri

Hendri makin kesal ketika panggilannya juga diabaikan Linda. Dia membuang nafas kasar dengan mengepalkan tangannya

"Linda buka, jika tidak pintu ini akan aku dobrak!"

Aku tetap bergeming tak perduli, aku masih terus menatap kosong ke depan

Dengan hati yang dongkol, Hendri turun kebawah, kearah resepsionis meminta kunci cadangan

Setelah menerima kunci cadangan, dengan mudah dia membuka pintu kamar

Aku yang mendengar pintu di buka masih tak bergerak di tempatku. Aku masih menatap kosong ke depan

Wajah Hendri memerah ketika dilihatnya Linda duduk dipinggir jendela membelakanginya

Dengan cepat dia masuk dan langsung menarik kasar Linda hingga berdiri menghadapnya

Aku menatap mata Hendri yang berkilat marah tanpa ekspresi. Hendri yang telah dikuasai emosi tak memperdulikan tatapan kosong Linda

Dia segera menarik kasar tangan Linda dan mendudukkannya di tepi ranjang

"Kamu tahukan jika aku memanggil tadi?, kenapa kamu tidak membuka pintunya?"

"Dan ini!" Hendri mengangkat hp yang semalam dia berikan pada Linda

"Berapa kali aku menelepon mu, hah?, mengapa tidak kamu angkat??!"

Aku tetap diam tak menjawab, aku hanya menatapnya yang marah sambil mengedipkan mataku

Kekesalan Hendri kian memuncak ketika Linda hanya menatapnya tanpa sedikitpun menjawab pertanyaannya

"Kamu punya mulut, jadi jawab pertanyaan aku!" geramnya

Aku masih diam dan bangkit dari dudukku, kembali ke kursi yang tadi aku duduki tidak memperdulikan bagaimana kesalnya Hendri padaku

Kembali menatap kosong ke depan dengan berkali-kali menarik nafas panjang

Episodes
1 Surat Perjanjian
2 Ke Hotel
3 Draft Perjanjian
4 Setuju
5 Kosong
6 Dipaksa
7 Rencana Mencelakai Hendri
8 Keluar Kota
9 Rencana Kabur
10 Luka
11 Ditinggal Lagi
12 Percikan Keributan
13 Penelpon Rahasia
14 Menahan Amarah
15 Aku Kian Kecewa
16 Tak Tahu Harus Bagaimana
17 Menemui Agung
18 Bertemu Ketiga Anakku
19 Percikan Perang
20 Bukti CCTV
21 Pisah Ranjang
22 Bodyguard
23 Bertengkar
24 Mami Jahat!!
25 Kaburnya Nia
26 Kembali Kehotel
27 Kamu Itu Berharga Khe
28 Hendri Down
29 Jadi Asisten
30 Tugas Pertama
31 Mirip Pembantu
32 Kena Marah Terus
33 Merasa Terhina
34 Bermalam Di Rumah Hendri
35 Curiga
36 Meminta Izin
37 Aku Bukan Perempuan Murahan
38 Kembali Tertekan
39 Hari Yang Sial
40 Aku Pasrah
41 Operasi
42 Berkelahinya Hendri Dan Agung
43 Perkelahian Terus Berlanjut
44 Ancaman Kembali
45 Manisnya Sikap Hendri
46 Rencana Menikah
47 Sah
48 Perjuangan Hendri
49 Malam Pertama Yang Gagal
50 Hendri Datang Kembali
51 Dan Akhirnya Itu Terjadi
52 Panas Dinginnya Sikap Hendri
53 Manisnya Hendri Ketika Malam
54 Pribadi Ganda
55 Teganya Kamu Padaku Hen...
56 Hendri Makin Menjengkelkan
57 Menyusul Bibi Ni Luh
58 Mike
59 Hendri Kembali Murka
60 Kritis
61 Sadar
62 Kenyataan Yang Harus Kuterima
63 Dibawa Ke Kota
64 Mutiara Mengamuk
65 Positif
66 Cincinnya Kemana?
67 Disiksa Lagi
68 Hendri Tahu
69 Trauma
70 Penyesalan
71 Nasehat Dari Dokter Grace
72 Kembalinya Nia
73 Janji Hendri
74 Perhatian
75 Video Call Dengan Ketiga Anakku
76 Hendri Pulang
77 Bucin
78 Teror
79 Teka Teki Peneror
80 Teror Kembali Lagi
81 Panik
82 Bertengkar Hebat
83 Memberitahu Dokter Grace
84 Pertemuan Keluarga
85 Grace Datang
86 Bukti
87 Grace dan Hendri
88 Tamu Tak Diundang
89 Tolong Aku Hen.....
90 Dalang Penculikan
91 Pencarian
92 Serangan
93 Misi Penyelamatan
94 Kembali Dibawa Kabur
95 Syarat Dari Nia
96 Tragedi
97 Kritis
98 Selamat
99 Melahirkan
100 Dan Akhirnyaaaaa....
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Surat Perjanjian
2
Ke Hotel
3
Draft Perjanjian
4
Setuju
5
Kosong
6
Dipaksa
7
Rencana Mencelakai Hendri
8
Keluar Kota
9
Rencana Kabur
10
Luka
11
Ditinggal Lagi
12
Percikan Keributan
13
Penelpon Rahasia
14
Menahan Amarah
15
Aku Kian Kecewa
16
Tak Tahu Harus Bagaimana
17
Menemui Agung
18
Bertemu Ketiga Anakku
19
Percikan Perang
20
Bukti CCTV
21
Pisah Ranjang
22
Bodyguard
23
Bertengkar
24
Mami Jahat!!
25
Kaburnya Nia
26
Kembali Kehotel
27
Kamu Itu Berharga Khe
28
Hendri Down
29
Jadi Asisten
30
Tugas Pertama
31
Mirip Pembantu
32
Kena Marah Terus
33
Merasa Terhina
34
Bermalam Di Rumah Hendri
35
Curiga
36
Meminta Izin
37
Aku Bukan Perempuan Murahan
38
Kembali Tertekan
39
Hari Yang Sial
40
Aku Pasrah
41
Operasi
42
Berkelahinya Hendri Dan Agung
43
Perkelahian Terus Berlanjut
44
Ancaman Kembali
45
Manisnya Sikap Hendri
46
Rencana Menikah
47
Sah
48
Perjuangan Hendri
49
Malam Pertama Yang Gagal
50
Hendri Datang Kembali
51
Dan Akhirnya Itu Terjadi
52
Panas Dinginnya Sikap Hendri
53
Manisnya Hendri Ketika Malam
54
Pribadi Ganda
55
Teganya Kamu Padaku Hen...
56
Hendri Makin Menjengkelkan
57
Menyusul Bibi Ni Luh
58
Mike
59
Hendri Kembali Murka
60
Kritis
61
Sadar
62
Kenyataan Yang Harus Kuterima
63
Dibawa Ke Kota
64
Mutiara Mengamuk
65
Positif
66
Cincinnya Kemana?
67
Disiksa Lagi
68
Hendri Tahu
69
Trauma
70
Penyesalan
71
Nasehat Dari Dokter Grace
72
Kembalinya Nia
73
Janji Hendri
74
Perhatian
75
Video Call Dengan Ketiga Anakku
76
Hendri Pulang
77
Bucin
78
Teror
79
Teka Teki Peneror
80
Teror Kembali Lagi
81
Panik
82
Bertengkar Hebat
83
Memberitahu Dokter Grace
84
Pertemuan Keluarga
85
Grace Datang
86
Bukti
87
Grace dan Hendri
88
Tamu Tak Diundang
89
Tolong Aku Hen.....
90
Dalang Penculikan
91
Pencarian
92
Serangan
93
Misi Penyelamatan
94
Kembali Dibawa Kabur
95
Syarat Dari Nia
96
Tragedi
97
Kritis
98
Selamat
99
Melahirkan
100
Dan Akhirnyaaaaa....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!