Ke Hotel

Aku terus menangis terisak di sebelah Hendri yang menjalankan mobil seperti kesetanan

Di sebuah apotek dia menghentikan mobilnya dan tanpa basa basi dia keluar dan kembali menutup kencang pintu mobil

Aku yang duduk di dalam terlonjak kaget dan hanya bisa menoleh kearahnya yang berjalan menjauhi mobil

Aku memegang pipiku yang tadi bekas ditampar Agung, terasa masih sakit yang membuatku meringis, belum lagi pergelangan tanganku yang juga terasa sakit akibat dicengkeram kuat beberapa kali oleh Hendri

Aku buru-buru menghapus air mataku ketika Hendri membuka pintu mobil dan melemparkan kantong kresek di sebelahku

Aku hanya melirik sekilas kearah kantong kresek tersebut dan kembali diam menatap ke depan

Perlahan dan pasti mobil kembali berjalan dan aku masih terus terisak. Hendri tanpa sepatah katapun berkata, dia hanya melirik sesekali kearah Linda

Tatapannya dingin dengan raut wajah yang sangat kesal

"Kamu mau bawa aku kemana?"

Tak ada jawaban, aku yang terus terisak memberanikan diri menoleh kearah Hendri yang fokus menyetir

"Tolong kembalikan aku ke rumah kami, kamu kan tahu rumah kami di mana"

Masih tak ada sahutan, kali ini kembali Hendri menjalankan mobil dengan ngebut

Dan harus membuatku berpegangan kuat pada kursi yang ku duduki

"Pakai seat belt!"

Aku tak menjawab, degup jantungku sudah berkecamuk tak karuan

"Pakai seat belt!!!" kembali Hendri membentak

Dengan gugup aku memakai seat belt dengan kesusahan. Melihat Linda yang tangannya gemetar memakai seat belt, Hendri meminggirkan mobilnya dan masih dengan wajah dingin ditariknya seat belt yang sejak tadi aku usahakan untuk terpasang di pinggangku

"Masang ini saja nggak bisa!" ucapnya dingin sambil memasangkan seat belt di pinggang ku

Aku hanya bisa diam ketika wajahnya begitu dekat dengan wajahku.

Dapat aku cium aroma wangi dari rambut gondrongnya

Tanpa menoleh, Hendri yang telah selesai memasangkan seat belt di pinggangku kembali melajukan mobilnya dengan ngebut

"Hen, kamu mau aku kemana?"

Hendri masih diam tak menjawab dan aku yang telah pasrah akan bagaimana nasibku setelah ini hanya bisa menangis terdiam

Kakiku kian lemas ketika Hendri memasukkan mobilnya ke area sebuah hotel

"Ya Rabb mati aku..." batinku pilu

Setelah mobil berhenti diparkiran khusus pengunjung hotel, Hendri segera melepas seat belt di pinggangnya dan menoleh ke arahku

Aku diam tak bergerak, degup jantungku kian berdebar kencang, pikiran buruk mulai berkelebatan di kepalaku

Aku sudah bisa menduga hal buruk apa yang akan terjadi padaku beberapa menit dari sekarang

Hendri membawaku ke hotel, dan bisa jadi dia akan langsung mengeksekusi ku untuk membuatkannya anak lelaki sesuai dengan surat perjanjian yang telah dia dan Agung sepakati

Hendri tak memperdulikan Linda yang diam terpaku, dia segera mengambil kantong kresek yang tadi dilemparkannya di sebelah Linda, lalu dia turun

Sebelum dia menutup pintu mobil, kembali dia melihat kearah Linda yang masih duduk terpaku dengan mata nanar dan terlihat sangat kacau dan ketakutan

Tangan wanita itu bergetar dan dia menggigit bibirnya dengan gelisah. Matanya telah berair dan wajahnya yang putih semakin terlihat pucat, belum lagi rambut hitam kecoklatan nya yang sedikit berantakan

"Ayo turun!"

Aku diam tak menjawab, aku benar-benar sangat ketakutan

"Turun!!!"

Aku menoleh dengan takut pada Hendri sambil menggelengkan kepalaku

"Tolong..." lirihku

Hendri yang berdiri di luar mobil segera memutar badannya memutari mobil dan membuka pintu mobil tempatku duduk

"Turun!!!" ucapnya dengan suara penuh penekanan menahan marah

"Tolong Hen, jangan...."

Hendri yang sudah terlihat kesal segera melepas paksa seat belt yang melingkar di pinggang Linda lalu menarik tangan wanita itu untuk segera turun

Aku yang tidak memakai alas kaki lagi begitu ditarik Hendri turun langsung membenarkan dress maroon selutut yang kupakai

Aku menyingkir sedikit ketika Hendri kembali melongok kan badannya mengambil heels ku

"Pakai!!!"

Aku menurut, segera kupakai heels yang dilemparkannya kasar di dekat kakiku

Dengan tangan gemetar dan gugup aku memakai heels, dan begitu selesai aku langsung membenarkan posisi berdiri ku

"Ikut aku!"

Aku menarik nafas panjang ketika mendengar Hendri mengucapkan kalimat itu

Sekuat tenaga aku menahan air mataku agar tidak kembali jatuh, dan menarik nafas panjang sebelum akhirnya aku berjalan mengekor di belakang Hendri

Hendri memperlambat langkahnya ketika disadarinya jika Linda agak tertinggal di belakangnya

Aku yang melihat Hendri memperlambat langkahnya kian ketakutan, terlebih ketika dia benar-benar berhenti dan menoleh kebelakang

"Cepat sedikit!"

Aku tak menjawab melainkan menuruti katanya

Ketika aku sudah berdiri di dekatnya kembali dengan kuat Hendri mencekal pergelangan tanganku

"Sakit...." lirihku

"Sakit ini akan terus kamu rasakan jika kamu tidak mau menuruti perintahku!" geramnya

Hatiku kian tercekat mendengar kata-katanya, dan karena tak ada pilihan lain aku hanya menurut ketika ditariknya berjalan di sebelahnya

"Wajahnya jangan seperti itu!"

Aku kembali tercekat dan terburu menghapus sisa air mata yang masih mengalir di wajahku

Hendri menghentikan langkahnya dan menoleh ke arahku sambil melepaskan tangannya dari tanganku

"Rapihkan rambut dan wajah kamu!"

Aku menarik nafas panjang dan menuruti perintahnya. Segera aku mengusap wajahku dengan kedua tanganku, menghapus sisa air mata yang masih terus mengalir tak berhenti, dan merapihkan seadanya rambutku dengan jari-jari tanganku

Setelah selesai aku menatap takut kearahnya

"Sudah" ucapku pelan

Hendri kembali mencekal tangan kiriku dan membawaku masuk kedalam hotel

Langkah kakiku kian terasa berat ketika dia mengajakku naik melewati tangga

Tepat di depan sebuah kamar, Hendri mengeluarkan kunci dari saku celana jeansnya lalu membuka kunci pintu

Setelah pintu terbuka, didorongnya pintu tersebut hingga terbuka lebar. Lalu Hendri menoleh ke arahku

Aku kembali menggeleng berkali-kali dan kian menatap takut kearahnya yang menatap tajam ke arahku

"Masuk!!!" bentaknya

Aku menggeleng kuat

"Aku bilang masuk, atau kamu mau aku paksa?"

Nafasku kembali terasa sesak mendengar ancamannya

"Tolong Hen, kamu sadar, aku kakak iparmu, Hen..."

Hendri menyeringai dan kembali mencekal kuat pergelangan tangan Linda dan menariknya masuk

Dengan cepat dia menutup pintu dan menguncinya

Aku kian ketakutan melihat dia mengunci pintu dan mengantongi kembali kuncinya

Hendri tak memperdulikan ketakutan di mata Linda, dia terus masuk dan kembali melemparkan kantong kresek yang tadi dibawanya ke atas meja yang ada di dekat ranjang

Aku masih berdiri di dekat pintu dengan menundukkan kepalaku

"Kali ini tamat sudah riwayat ku" batinku pilu

Hendri yang melihat Linda masih berdiri di dekat pintu hanya menarik nafas kesal

"Kamu hanya mau berdiri di sana saja semalaman ini?"

Aku diam tak menjawab pertanyaannya, aku terus menundukkan kepalaku sambil sesekali menghapus air mata yang kembali mengalir di pipiku

Hendri segera bangkit dan berjalan kearah Linda. Melihat Hendri berjalan ke arahku, aku segera mengangkat kepalaku dan menggeleng kuat kearahnya

"Aku mohon jangan Hen... tolong Hen jangan, aku mohon....." isak ku sambil menghindarinya dengan melangkah mundur

Hendri tak menggubris permohonan Linda, dia terus berjalan mengikuti wanita itu yang berjalan mundur menghindarinya

Sampai akhirnya kakiku tertumbuk tembok yang membuatku kembali harus berkelit ketika dengan sigap Hendri kembali menarik tanganku

"Tidak Hen, jangan....." isak ku

Hendri tak perduli, dia terus menarik paksa Linda, membawanya ke dekat ranjang dan mendudukkan kasar Linda di sana

Kakiku kian gemetar ketika Hendri mendudukkan kasar tubuhku di ranjang, dan aku berusaha untuk berdiri ketika kembali dengan kuat dia menekan pundak ku untuk memaksaku terus duduk

Aku yang sudah terisak kian ketakutan ketika Hendri menarik wajahku dan mendongakkan nya sedikit keatas

Degup jantungku kian keras dan rasanya jantungku akan melompat dari tempatnya saking ketakutannya aku

Hendri menggerak-gerakkan wajah Linda ke kanan dan ke kiri seperti memeriksa sesuatu

Tak lama dilepaskannya tangannya dari wajah Linda yang membuat wanita itu menarik nafas lega

Hendri mengambil kantong kresek yang tadi dilemparkannya keatas meja, mengambil sebuah botol lalu dengan kasar dibukanya botol tersebut, menuangkan isinya keatas kapas yang juga dibukanya dengan kasar

Aku yang melihat perbuatannya hanya memandang takut tanpa berani bergerak sedikitpun

Masih seperti tadi, Hendri kembali mengangkat kasar wajahku hingga kembali mendongak, dan mulai menempelkan kapas yang telah dituangkannya dengan cairan keatas wajahku yang tadi terkena tamparan kasar Agung

Aku meringis kesakitan ketika kapas yang terasa dingin akibat cairan alkohol itu menempel di wajahku

"Tahan..." ucapnya dingin

Aku hanya bisa menelan ludahku dengan takut tanpa berani bersuara.

Sekitar semenit Hendri mengompres wajahku yang sakit bekas tamparan Agung lalu melempar sisa kapasnya ke sembarang tempat

Aku menarik nafas lega ketika dia selesai dengan yang dilakukannya. Tapi lega ku hanya bertahan sedetik karena detik berikutnya mata Hendri telah menatap tajam ke arahku

Terpopuler

Comments

Ira Susana

Ira Susana

aku Linda😆

2024-07-31

1

Lelira

Lelira

Ini yang cerita siapa? aku? atau penulis.
kalo memang "aku". Tidak perlu tiba2 berubah jadi linda atau wanita itu.

2023-05-24

1

lihat semua
Episodes
1 Surat Perjanjian
2 Ke Hotel
3 Draft Perjanjian
4 Setuju
5 Kosong
6 Dipaksa
7 Rencana Mencelakai Hendri
8 Keluar Kota
9 Rencana Kabur
10 Luka
11 Ditinggal Lagi
12 Percikan Keributan
13 Penelpon Rahasia
14 Menahan Amarah
15 Aku Kian Kecewa
16 Tak Tahu Harus Bagaimana
17 Menemui Agung
18 Bertemu Ketiga Anakku
19 Percikan Perang
20 Bukti CCTV
21 Pisah Ranjang
22 Bodyguard
23 Bertengkar
24 Mami Jahat!!
25 Kaburnya Nia
26 Kembali Kehotel
27 Kamu Itu Berharga Khe
28 Hendri Down
29 Jadi Asisten
30 Tugas Pertama
31 Mirip Pembantu
32 Kena Marah Terus
33 Merasa Terhina
34 Bermalam Di Rumah Hendri
35 Curiga
36 Meminta Izin
37 Aku Bukan Perempuan Murahan
38 Kembali Tertekan
39 Hari Yang Sial
40 Aku Pasrah
41 Operasi
42 Berkelahinya Hendri Dan Agung
43 Perkelahian Terus Berlanjut
44 Ancaman Kembali
45 Manisnya Sikap Hendri
46 Rencana Menikah
47 Sah
48 Perjuangan Hendri
49 Malam Pertama Yang Gagal
50 Hendri Datang Kembali
51 Dan Akhirnya Itu Terjadi
52 Panas Dinginnya Sikap Hendri
53 Manisnya Hendri Ketika Malam
54 Pribadi Ganda
55 Teganya Kamu Padaku Hen...
56 Hendri Makin Menjengkelkan
57 Menyusul Bibi Ni Luh
58 Mike
59 Hendri Kembali Murka
60 Kritis
61 Sadar
62 Kenyataan Yang Harus Kuterima
63 Dibawa Ke Kota
64 Mutiara Mengamuk
65 Positif
66 Cincinnya Kemana?
67 Disiksa Lagi
68 Hendri Tahu
69 Trauma
70 Penyesalan
71 Nasehat Dari Dokter Grace
72 Kembalinya Nia
73 Janji Hendri
74 Perhatian
75 Video Call Dengan Ketiga Anakku
76 Hendri Pulang
77 Bucin
78 Teror
79 Teka Teki Peneror
80 Teror Kembali Lagi
81 Panik
82 Bertengkar Hebat
83 Memberitahu Dokter Grace
84 Pertemuan Keluarga
85 Grace Datang
86 Bukti
87 Grace dan Hendri
88 Tamu Tak Diundang
89 Tolong Aku Hen.....
90 Dalang Penculikan
91 Pencarian
92 Serangan
93 Misi Penyelamatan
94 Kembali Dibawa Kabur
95 Syarat Dari Nia
96 Tragedi
97 Kritis
98 Selamat
99 Melahirkan
100 Dan Akhirnyaaaaa....
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Surat Perjanjian
2
Ke Hotel
3
Draft Perjanjian
4
Setuju
5
Kosong
6
Dipaksa
7
Rencana Mencelakai Hendri
8
Keluar Kota
9
Rencana Kabur
10
Luka
11
Ditinggal Lagi
12
Percikan Keributan
13
Penelpon Rahasia
14
Menahan Amarah
15
Aku Kian Kecewa
16
Tak Tahu Harus Bagaimana
17
Menemui Agung
18
Bertemu Ketiga Anakku
19
Percikan Perang
20
Bukti CCTV
21
Pisah Ranjang
22
Bodyguard
23
Bertengkar
24
Mami Jahat!!
25
Kaburnya Nia
26
Kembali Kehotel
27
Kamu Itu Berharga Khe
28
Hendri Down
29
Jadi Asisten
30
Tugas Pertama
31
Mirip Pembantu
32
Kena Marah Terus
33
Merasa Terhina
34
Bermalam Di Rumah Hendri
35
Curiga
36
Meminta Izin
37
Aku Bukan Perempuan Murahan
38
Kembali Tertekan
39
Hari Yang Sial
40
Aku Pasrah
41
Operasi
42
Berkelahinya Hendri Dan Agung
43
Perkelahian Terus Berlanjut
44
Ancaman Kembali
45
Manisnya Sikap Hendri
46
Rencana Menikah
47
Sah
48
Perjuangan Hendri
49
Malam Pertama Yang Gagal
50
Hendri Datang Kembali
51
Dan Akhirnya Itu Terjadi
52
Panas Dinginnya Sikap Hendri
53
Manisnya Hendri Ketika Malam
54
Pribadi Ganda
55
Teganya Kamu Padaku Hen...
56
Hendri Makin Menjengkelkan
57
Menyusul Bibi Ni Luh
58
Mike
59
Hendri Kembali Murka
60
Kritis
61
Sadar
62
Kenyataan Yang Harus Kuterima
63
Dibawa Ke Kota
64
Mutiara Mengamuk
65
Positif
66
Cincinnya Kemana?
67
Disiksa Lagi
68
Hendri Tahu
69
Trauma
70
Penyesalan
71
Nasehat Dari Dokter Grace
72
Kembalinya Nia
73
Janji Hendri
74
Perhatian
75
Video Call Dengan Ketiga Anakku
76
Hendri Pulang
77
Bucin
78
Teror
79
Teka Teki Peneror
80
Teror Kembali Lagi
81
Panik
82
Bertengkar Hebat
83
Memberitahu Dokter Grace
84
Pertemuan Keluarga
85
Grace Datang
86
Bukti
87
Grace dan Hendri
88
Tamu Tak Diundang
89
Tolong Aku Hen.....
90
Dalang Penculikan
91
Pencarian
92
Serangan
93
Misi Penyelamatan
94
Kembali Dibawa Kabur
95
Syarat Dari Nia
96
Tragedi
97
Kritis
98
Selamat
99
Melahirkan
100
Dan Akhirnyaaaaa....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!