Aku berdiri dan mendorong kasar tubuh besar Hendri yang sedang menginjak hp ku yang hancur tak berbentuk
Dengan cepat aku memungutnya dan menatap hp yang sekarang berada di tanganku dengan sedih
"Semua kenangan aku ada di dalam sini Hen, kenapa malah kamu hancurkan?" lirihku sedih
Hendri menarik kasar hp hancur dari tanganku, dan melemparkannya kedalam tong sampah yang ada di depan kamar
Aku kembali tak tinggal diam, aku mengejarnya dan dengan segera aku menumpahkan isi tong sampah dan kembali mengambil hp ku
"Kurang ajar kamu!!!!" teriakku marah sambil mendorong dadanya
Hendri bergeming, dorongan kasar dari Linda tak berarti apa-apa untuk tubuh besarnya
Aku yang kembali menangis segera masuk kedalam kamar dan mengambil tas yang tadi dilemparkan Hendri di lantai, segera aku mendorong kasar tubuhnya yang menghalangi pintu lalu aku berjalan menjauhi kamar
"Ingat Linda, kamu telah menandatangani surat perjanjian dengan ku" teriak Hendri lantang
Aku menghentikan langkah lalu memejamkan mataku sambil mendongak ke langit-langit lorong hotel
"Atau besok anak-anakmu..."
"Stop!" teriakku yang segera menghentikan ucapannya dan kembali berjalan kearah kamar
Aku kembali mendorong kasar tubuh besarnya dan kembali masuk kedalam kamar
Hendri tersenyum menyeringai melihat Linda masuk
Aku kembali terduduk di lantai sambil menatap hp dengan berlinangan air mata
Hendri masuk dan lagi dia menarik kasar hp yang ada di tangan Linda.
Aku membiarkannya kali ini. Karena percuma saja buatku merebut kembali hp rusak itu karena hp tersebut sudah tidak bisa dipakai lagi
Hendri segera mengambil kartu selular dari hp Linda dan mematahkannya dengan mudah
Aku hanya melihat semua kelakuannya dengan tatapan marah bercampur sedih
Lalu Hendri berjalan kearah lemari, membuka pintu lemari dan mengambil sebuah kantong tas berwarna oranye
Dan melemparkan kantong tas tersebut ke pangkuanku
"Mulai sekarang kamu pakai hp itu. Di sana telah ada kartu selularnya, di dalam sana tidak ada kontak satupun, selain kontak ku"
"Jadi cuma aku yang bisa menghubungimu!"
Aku tak menjawab ataupun membuka kantong tas tersebut. Aku masih diam dengan memasang wajah yang ditekuk
"Di sana tidak ada akun media sosial, jadi kamu tidak bisa berselancar di akun media sosial manapun"
"Dan jika kamu berani melanggar perintahku, akan aku pastikan keselamatan ketiga anakmu tak aman"
Aku menarik nafas panjang dan merebahkan kepalaku kepinggir ranjang, menatap langit-langit kamar
"Jangan kau ancam aku menggunakan ketiga anakku Hen, kamu boleh melakukan apapun padaku, tapi jangan sama mereka"
"Kamu ingin anak lelaki kan dariku?, oke, aku akan kasih kamu anak seperti yang kamu mau, dan setelah itu, seperti janji kamu, kamu akan melepaskan aku"
Hendri diam, dia hanya menatap Linda yang menengadahkan wajahnya
"Aku sudah tidak ada artinya sekarang Hen, aku hidup atau mati sudah tidak ada gunanya, semuanya sama saja"
"Aku hidup hanya untuk keselamatan ketiga anakku, dan aku akan merasa aku hidup lagi ketika aku pergi dari cengkraman mu"
"Aku tahu, di matamu dan di mata Agung, aku tidak berharga, aku hanya mesin pembuat anak dan hanya sebagai pelampiasan syahwat semata"
"Sepuluh tahun menjadi istri Agung, aku tidak pernah menuntut banyak, aku menerima apapun yang dia berikan"
"Jika aku tahu yang diberikannya padaku adalah hasil hutang dan korupsi darimu, tentulah aku akan menolak, terlebih jika aku tahu, jika ujung-ujungnya aku akan dijadikan tumbal"
Lalu aku menutup wajahku dan kembali terisak
Hendri diam tak bereaksi, dia hanya menatap kearah Linda yang sekarang menekuk lututnya sambil terisak-isak
"Aku akan pulang ke rumahku, kamu tetap tinggal di hotel ini sampai waktu nanti aku menjemputmu!"
Aku mengangkat kepalaku dan mengusap kasar wajahku
"Kamu harus ingat apa yang aku katakan, semuanya"
Aku diam tak menjawab
"Semua kebutuhan kamu selama di hotel ini telah aku siapkan, baju-baju kamu sudah ada di dalam lemari, dan tiap kamu lapar, kamu tinggal telpon petugas hotel, nanti mereka akan mengantarkan makanan untuk kamu"
Setelah berkata begitu, Hendri berdiri, memakai topi lalu keluar dari dalam kamar tanpa menoleh lagi pada Linda yang memandangnya dengan marah
Sepeninggal Hendri, aku kembali menangis terisak
Kenangan sepuluh tahun berumah tangga dengan Agung sirna semua sekarang, wajah ketiga anakku berkelebatan di mataku, rengekan si bungsu karena tak mau aku tinggal, permintaan untuk dibelikan jajan dari anak tertua dan anak keduaku jika aku pulang nanti, semuanya berlompatan di kepalaku
"Ya Tuhan, mengapa cepat sekali roda kehidupanku berputar kebawah?" isak ku
Aku terus terisak dan masih menempelkan kepalaku di pinggir ranjang, wajahku sudah tak berbentuk lagi, dress yang kupakai sudah tak ku urusi lagi bagaimana kusutnya
Aku terus terisak sampai entah aku tak tahu, karena setelahnya aku sudah tak ingat apa-apa lagi
......................
Hendri melajukan mobilnya dengan ngebut menuju kediaman Agung, begitu mobil yang dikendarainya masuk ke halaman rumah besar itu, dia segera menghentikan mobil dan turun
Dengan langkah besar, dia berjalan kearah teras dan langsung menggedor pintu dengan keras
Agung yang sudah diberitahu jika Hendri akan menemuinya segera membuka pintu
"Nggak usah masuk, ketiga anakku sedang tidur"
BUGGGHHH....!!!
Sebuah tinju besar melayang tepat ke rahang Agung, tak hanya sekali tapi berkali-kali
Tubuh Agung yang kurus tinggi tak mampu mengimbangi besarnya badan Hendri, hingga dia terhuyung, dengan hidung mengeluarkan darah
"Dasar bajingan!" cengkeram Hendri ke kerah baju Agung
Agung hanya diam dan berusaha melepaskan cengkeraman tangan Hendri
"Sabar bos, toh hutang saya sudah lunaskan?"
Kembali Hendri melayangkan pukulan
"Akan lunas ketika mantan istrimu itu melahirkan anakku!"
Agung menyeringai ketika Hendri dengan kasar menghempas kasar tubuhnya
"Pastikan ketiga anakmu tidak mengacaukan rencanaku, urus mereka !!!"
Agung kembali mendengus dan menatap kesal kearah Hendri yang berjalan kearah mobil
Dengan wajah masih beringas, Hendri segera memundurkan mobil dan meninggalkan halaman rumah Agung
"Buat kacau saja!" teriaknya kesal
Hendri yang dadanya masih dipenuhi amarah segera melajukan mobil dengan ngebut menuju rumah
Dilihatnya jam digital yang ada di mobil. 00:25
Dia kembali mendengus dan kian mempercepat laju mobilnya. Suara deru mobil Hendri membangunkan security yang terlelap di pos jaga
Dengan cepat seorang lelaki berlari membuka pagar dan Hendri segera memasukkan mobilnya
Dia mendecak kesal karena istrinya tidak juga bangun untuk membukakannya pintu. Dengan kesal dia kembali menempelkan hp ke telinganya
"Cepat buka pintu!"
Tak lama telah terdengar suara kunci di buka, dan pintu terbuka lebar
Hendri menyelonong masuk tanpa menoleh sedikitpun pada istrinya yang menguap lebar
"Tumben pulang cepat"
Hendri tak menjawab ucapan istrinya, dia terus masuk kedalam kamar
Istrinya yang mengekor di belakang hanya memperhatikan sebentar ketika Hendri melepas jaketnya
"Kalau mau makan, nasi dan lauk di atas meja, dalam tudung"
Masih Hendri tak menggubris ucapan istrinya. Dia segera membuka bajunya dan menyambar handuk, lalu masuk kedalam kamar mandi
Melihat suaminya masuk ke kamar mandi, istri Hendri, Nia, segera kembali merebahkan badannya dan langsung menutup tubuhnya dengan selimut
Di dalam kamar mandi, Hendri segera menghidupkan kran dan membasuh rambut sebahunya
Dia tersenyum menyeringai ketika dia merasakan pedih di pergelangan tangannya
Dilihatnya jika ada bekas luka di sana
"Liar juga perempuan itu!" geramnya
Cukup lama Hendri di kamar mandi, setelah selesai dia segera keluar dan mengusap rambutnya dengan handuk
Dilihatnya istrinya telah kembali nyenyak dan dia mendecak kesal
"Ya, panaskan sayurnya!"
"Ahhh... malas..."
Hendri kembali mendecak kesal dan keluar dari kamar, berjalan menuju tiga kamar anak gadisnya yang berada di lantai dua
Secara bergantian Hendri melihat mereka, dan pada si bungsu yang berumur dua belas tahun, Hendri mengecup keningnya
Lalu Hendri kembali turun dan menuju dapur, membuka tudung saji dan mulai mengisi piringnya
Baru beberapa suap makanan masuk kedalam mulutnya, ingatannya kembali pada Linda yang tadi belum menyentuh makanannya secuil pun
"Kalau perempuan itu kelaparan gimana?" gumamnya
"Ah, terserah bukan urusanku" lanjutnya dengan kembali melanjutkan makannya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Ira Susana
cukup menarik, meski diluar nalar, tapi tentunya pasti ada sesuatu
2024-07-31
1
💞Erra Tarmizi💞
ada juga rasa kasihan di hati hendri
2023-02-05
2