Beda Ranjang

Ae ri berusaha mengeluarkan koper dari mobil suaminya itu seorang diri. Tanpa bantuan siapapun gadis itu berhasil membawanya keluar. Dengan pelan dia menutup pintu mobil Ye Joon lalu mulai menarik koper itu masuk ke dalam rumahnya.

Nafas gadis itu tentu masih naik turun. Dia berjalan melewati ruang tamu sampai sebuah panggilan membuatnya menghentikan gerakan langkah kakinya.

"Appa, " Sahut Ae ri mendekati sosok ayahnya itu. "Ada apa, Appa? "

"Kamu darimana? Ini koper siapa? "

"Oh. Ae ri habis ambil koper Ye Joon di mobil, " Ujarnya dengan jujur.

Lee Jin menunduk. Lalu dia menatap anaknya dan sekeliling.

"Kenapa kamu yang ambil? Ye Joon kemana? "

Ae ri tergagap. Dia juga merasa kenapa harus ketahuan oleh ayahnya.

"Ye Joon baru keluar dari kamar mandi, Appa. Dia juga lupa kalau kopernya masih di dalam mobil. Jadi aku kasih dan membantunya untuk mengambil, " Kata Ae ri dengan alasan yang ada di kepalanya.

Lee jin tersenyum. Dia mengangkat tangannya dan mengusap kepala putrinya dengan lembut.

"Ingat yah. Bertahanlah sebentar, Nak. Kamu pasti bisa mendapatkannya! " Ujar Lee jin ambigu.

Ae ri tak tahu apa maksud ayahnya. Namun, dia akan selalu memegang nasihat yang baik untuknya. Ae ri segera pamit dan membawa koper itu ke kamarnya.

Dia tak mau Ye Joon menunggu terlalu lama. Meski jujur berada di ruangan yang sama dengan pria itu membuat jantungnya selalu tak aman. Wajah tampan dan matanya yang tajam begitu menusuk hati Ae ri.

Jujur dia tak munafik. Ye Joon memang tampan sekali di matanya. Begitu berwibawa dan begitu manis. Meski dingin tapi Ae ri yakin ada sikap hangat dalam hatinya.

"Kenapa lama sekali? " Seru Ye Joon langsung saat Ae ri baru saja menutup pintu kamar. "Apa kau ingin aku mati kedinginan disini! "

Ye Joon benar-benar terlihat marah. Dia bahkan merampas koper itu dengan kasar.

"Maafkan aku. Tadi Appa menyapaku di bawah, " Kata Ae ri mengatakan alasannya.

Namun, Ye Joon yang sudah kesla tak menggubris. Dia membawa kopernya ke atas sofa dan membukanya. Pria itu mengambil beberapa helai bajunya untuk dipakai.

"Apa kau masih ingin disini?" Seru Ye Joon dengan suara dinginnya. "Aku harus berganti pakaian! "

"Ah maafkan aku! " Kata Ae ri yang melamun. "Aku akan mandi dan kau bisa berganti pakaian disini. "

Ae ri segera masuk ke ruang ganti. Dia menutup pintu itu dan mengusap dadanya. Rasanya suara dingin dan menusuk Ye Joon sangat amat membuat dirinya begitu gemetaran.

Namun, entah kenapa suara itu seakan candu untuknya. Hatinya bahkan berdetak tak karuan.

"Ada apa dengan aku ini. Kenapa otakku selalu terfokus pada Ye Joon ? " Seru Ae ri memukul kepalanya sendiri.

Gadis itu akhirnya mulai menegakkan tubuhnya. Dia segera berjalan ke arah cermin rias yang ada di sudut ruangan. Wanita itu akan melepas beberapa aksesoris dulu di kepalanya.

Menarik kursi rias lalu duduk disana Dia mulai melepas semua aksesoris yang ada di kepalanya. Penjepit, bunga, dan semua yang ada disana dia lepas dengan pelan.

Dia memang tadi hanya membuka gaunnya sendiri. Untuk semua aksesoris belum dibuka karena takut Ye Joon marah.

Setelah semuanya selesai. Rias di wajahnya hilang. Ae ri segera keluar dari ruang ganti dengan handuk dan baju ganti di tangannya. Perempuan itu lekas masuk ke dalam kamar mandi dan menguncinya.

***

Ye Joon melirik ke arah kamar mandi. Pintu itu sudah tertutup rapat dan membuat pria itu segera meraih ponselnya. Ye Joon duduk di sofa dan segera mencari nomor sangat kekasih.

Jujur Yuna belum memberikan kabar apapun semenjak pertemuan mereka terakhir. Perempuan itu benar-benar marah dan membuat Ye Joon frustasi. Dia yakin kekasihnya pasti sedang tak bai-baik saja sekarang.

"Angkat, Yuna! " Seru Ye Joon saat dia menunggu nada dering panggilan.

Ketiga kalinya panggilan itu tak diangkat dan membuat Ye Joon frustuasi. Pria itu meletakkan ponsel di sampingnya dan menyugar rambutnya ke belakang. Rasanya dia benar-benar khawatir dengan Yuna.

Ye Joon harus menemui kekasihnya itu. Dia tak mau terus seperti ini. Dirinya mencintai Yuna dengan tulus. Hanya saja takdir yang tak ada di pihak keduanya.

"Aku harus menemui Yuna besok. Aku tak peduli Appa akan memantau ku atau tidak. Aku harus mendapatkan maaf dan melihat keadaan Yuna langsung! " Kata Ye Joon dalam hatinya.

Pria itu lekas beranjak berdiri. Dia membiarkan kopernya berantakan di atas sofa dan meraih ponselnya untuk berjalan ke arah ranjang. Dengan pelan pria itu segera merebahkan dirinya disana.

Dia ingin istirahat sebentar. Dirinya merasa lelah akhir-akhir ini dengan semua masalah yang terjadi. Ye Joon berharap semua ini hanyalah mimpi meski dia sadar bahwa ini nyata untuknya.

Tak lama Ae ri keluar dari kamar mandi dengan penampilan yang sudah memakai baju tidurnya. Dia menatap Ye Joon yang tidur di atas ranjang dengan begitu tenangnya.

Kepalanya menggeleng saat melihat semua barang suaminya berantakan. Wanita itu lekas berjalan ke arah sofa dan mulai memisahkan pakaian kotor milik Ye Joon dan menutup koper itu agar debu tak masuk di pakaian bersih suaminya.

Dengan pelan dia meletakkan koper itu di dekat dinding lalu membawa baju kotor Ye Joon untuk dimasukkan ke keranjang kotor.

Tarikan nafas keluar dari bibirnya. Ae ri menatap ke arah ranjang. Apa dia harus tidur disana tapi mau dimana lagi dia tidur. Akhirnya dengan pelan, perempuan itu segera mendekat ke arah tempat tidur.

Namun, saat dia sedang merapikan bantalnya. Sebuah suara membuatnya terkejut.

"Mau apa kau? " Seru Ye Joon yang perlahan mengangkat kepalanya.

"Aku mau tidur, " Ujar Ae ri dengan pelan.

"Aku tak mau seranjang dengan wanita sepertimu! " Ujar Ye Joon dengan mengangkat kepalanya. "Tidur di tempat lain! "

"Tapi ini kamarku! " Seru Ae ri memberanikan diri.

"Oh! " Ye Joon spontan beranjak berdiri.

Dia menatap Ae ri dengan remeh. Pria itu benar-benar tak memiliki perasaan sedikitpun.

"Aku tau ini kamarmu dan aku… " Serunya menunjuk dirinya sendiri. "Akan mencari kamar yang lain. "

Ye Joon lekas berbalik. Hal itu tentu membuat jantung Ae ri berdegup kencang. Dia takut jika appanya melihat keduanya tidur terpisah. Dia tak mau appanya memikirkan bagaimana pernikahan mereka berdua.

"Tunggu! " Seru Ae ri yang membuat langkah kaki Ye Joon berhenti. "Tidurlah di ranjang. Aku akan tidur di sofa. "

Akhirnya Ae ri mengambil keputusan. Dia tak mau membuat appanya salah faham. Bagaimana bisa pengantin baru tidur di kamar yang berbeda.

Jika itu terjadi. Ae ri yakin hal itu membuat hubungannya dengan Ye Joon ketahuan. Ae ri hanya tak mau appanya semakin sakit. Kesehatan appanya yang terpenting untuknya.

"Good, Girl! " Seru Ye Joon dengan berbalik.

Dia juga bisa menebak jika wanita yang berstatus istrinya itu tak akan berani mengusirnya dari kamar ini.

"Menjauh dariku sekarang! Tidur dimanapun yang pasti jangan seranjang! " Seru Ye Joon tanpa perasaan.

~bersambung

Terpopuler

Comments

Kiki Sulandari

Kiki Sulandari

Pasti ayah Ae-ri merasakan suatu keanehan ketika justru Ae- ri yg mengangkat koper Ye Joon,namun beliau tak berdaya...

2023-02-07

0

Novie Tanjung Novie Tanjung

Novie Tanjung Novie Tanjung

💪 trus ya thoor....
buat s'ye Joon Bucin akut sma istri na...
biar tau rasa bgmna na...

2023-01-30

0

Sie Dp

Sie Dp

Bikin bucin Thor c'yejun

2023-01-30

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!