Akhirnya pernikahan itu terjadi dengan sangat sederhana. Hanya beberapa orang yang datang menjadi saksi dan begitu privat. Baik Ye Joon maupun Ae ri, keduanya memang meminta menikah secara sederhana.
Ditambah hubungan keduanya akan disembunyikan terlebih dahulu karena Ae ri belum siap mengumumkan status barunya yang takut mengancam semua pekerjaannya dan sekaligus untuk menutupi status mereka dari umum.
"Selamat, Nak. Kini kamu bukan tanggung jawab Appa lagi, " Kata Lee Jin memeluk putrinya.
Ae ri meneteskan air matanya saya berada dalam pelukan ayahnya. Dia benar-benar tak tahu harus mengatakan apa. Harapan ayahnya terlalu besar pada hubungan mereka dan membuat Ae ri hanya bisa menganggukkan kepalanya.
"Doakan Ae ri ya, Appa, " Bisik Ae ri dengan pelan di telinga ayahnya.
Apa yang bisa Ae ri lakukan selain doa dan restu dari ayahnya sendiri. Dia hanya bisa menjalani kehidupannya dengan kekuatan dari orang sekitar. Sikap yang Ye Joon berikan membuat Ae ri berusaha menguatkan dirinya.
"Appa selalu mendoakanmu, Nak. Semoga cinta segera hadir di antara kalian berdua. "
Ye Joon yang ada di dekat Ae ri hanya bisa memutar matanya malas. Jujur dirinya tak suka berada disini. Rasanya ia ingin pergi dan meninggalkan acara ini. Meski sederhana, tapi semua keluarga Ye Joon dan Ae ri datang.
Memang private tapi keluarga besar dan semua pekerja di naungan keluarga Ae ri dan Ye Joon tahu bahwa keduanya sudah menjadi suami istri.
"Ye! " Panggil Joon Wo yang baru saja mendekati pasangan suami istri itu.
Lee Jin melepaskan pelukannya mendengar suara sahabatnya itu. Mereka ayah dari Ae ri dan Ye Joon saling berpelukan satu dengan yang lainnya.
"Akhirnya, Lee. Kita bisa menjadi keluarga besar, " Kata Joon Wo tak bisa menutupi rasa bahagianya.
"Kau benar, " balas Lee Jin dengan jujur.
Perlahan pelukan itu terlepas dan membuat Joon Wo menatap putranya lagi.
"Kau akan mengajak istrimu tinggal dimana? " Tanya Joon Wo langsung.
"Aku akan tinggal di rumahku, Appa. Rumah Ye Joon sendiri, " Ucapnya dengan tegas.
"Tapi bolehkah untuk malam ini, kalian tinggal di rumah ini? " Tanya Lee Jin meminta. "Appa ingin kalian bermalam di rumah ini semalam saja. "
Ae ri rasanya ingin mengatakan iya. Namun, saat ini hidupnya ada di tangan Ye Joon. Keputusannya tak berguna untuk pria itu. Kini semua yang dikatakan oleh Ye Joon adalah titah dan harus dituruti olehnya.
"Ta… "
"Tentu boleh, Lee! " Sela Joon Wo saat melihat putranya akan menolak. "Hanya semalam. Ye Joon tak akan menolaknya. Iya, 'kan, Nak? "
Ye Joon menatap mata ayahnya. Dia tahu dari tatapan itu terkandung sebuah ancaman dan membuat Ye Joon mau tak mau menganggukkan kepalanya. Dia tak mau usahanya sampai detik ini menjadi gagal.
"Tentu, Appa. Ye akan tinggal disini, " Ujar Ye Joon dengan mengangguk.
Wajah Lee Jin bahagia. Dia menampilkan sebuah senyuman lebar yang menular di bibir Ae ri. Gadis itu tak menyangka jika pria yang ada di sampingnya dan sudah menjadi suaminya itu mau menuruti permintaan ayahnya.
"Terima kasih banyak, Nak. "
***
"Bawalah suamimu ke kamar, Ae ri. Pasti Ye Joon ingin istirahat, " Kata Lee Jin saat semua orang telah pulang dan acara selesai.
Akad nikah keduanya memang diadakan di taman samping rumah Ae ri. Gadis itu meminta menikah di rumahnya sendiri karena ia ingin rumah ini menjadi saksi. Saksi bagaimana perjuangan appanya berakhir dan berpindah tanggung jawab di kedua pundak Jungkook.
"Iya, Appa. Appa juga segera istirahat, " Kata Ae ri lalu memeluk ayahnya.
Perlahan Ae ri membawa Ye Joon ke kamarnya. Jujur tak ada pembicaraan apapun di antara keduanya. Seakan Ye Joon tak menganggap kehadiran Ae ri sama sekali. Bahkan pria itu sejak tadi bingung dengan ponselnya saja.
Ae ri pelan mendorong pintu kamarnya. Hingga tak lama pemandangan kamarnya mulai terlihat dan membuat Ae ri terkejut.
"Ini? " Ae ri terbelalak tak percaya.
Sejak kapan kamarnya telah dihias sedemikian rupa. Sangat amat istimewa dan bau bunga juga memenuhi kamarnya.
Ya kamar Ae ri dihias seperti kamar pengantin pada umumnya tapi dia tak tahu kapan. Semalam saja dirinya tidur di kamar bawah karena appanya takut ia kelelahan jika naik turun dari lantai dua ke lantai pertama.
"Menyingkir! " Kata Ye Joon saat Ae ri menghentikan langkahnya di depan pintu.
Ae ri yang tersadar tentu langsung minggir. Dia membiarkan Ye Joon masuk ke dalam kamarnya.
"Kamarku… "
"Buang bunga-bunga yang ada di atas ranjang! " Kata Ye Joon dengan dingin. "Aku akan pergi mandi"
Ae ri menelan ludahnya paksa. Dia menunjuk arah kamar mandi ketika Ye Joon mulai bangun dari duduknya.
"Handuk? " Kata Ye Joon mengulurkan tangannya.
Ae ri tersadar akan dirinya. Dia lekas berjalan ke arah lemari tempat menyimpan handuk lalu memberikannya pada Ye Joon.
Tak ada kata Terima kasih atau apapun. Pria itu lekas masuk ke kamar mandi dan membuat Ae ri merasa lega.
"Ya Tuhan. Dia bicara seperti bos. Meminta ini, minta itu. Buang ini, buang itu! " Ujar Ae ri mengomel.
Tak mau membuat Ye Joon marah. Ae ri lekas membersihkan semuanya. Dia membuang semua yang ada di atas ranjang. Membongkar selimut dan handuk yang dibentuk sedemikian rupa.
Mematikan lilin yang hidup di atas nakas lalu membereskan semua kekacauan ini. Jujur Ae ri merasa berat dengan gaun pernikahannya tapi mau bagaimana lagi. Ae ri yakin Ye Joon akan marah jika perintahnya belum dilaksanakan.
Akhirnya semua bunga telah berjatuhan di lantai. IU menyandarkan tubuhnya di sofa dengan nafas naik turun. Keringat membasahi tubuhnya. Ternyata membersihkan semuanya sendiri terasa lelah untuknya.
"Bersih? " Seru Ye Joon yang entah kapan selesai mandi dan sudah berdiri di dekat Ae ri.
Spontan Ae ri beranjak berdiri. Terlalu bersemangat, dia lupa bahwa kakinya masih memakai heel dan membuat tubuhnya oleng. Tapi, Ye Joon yang ada di dekatnya spontan menahannya dan membuat keduanya jatuh di atas sofa dengan Ye Joon ada di atas Ae ri.
Tatapan keduanya beradu dan baru pertama kali, Ye Joon bisa menatap mata Ae ri dari dekat. Dua bola mata yang sangat indah dan bulu matanya yang lentik.
Begitupun dengan Ae ri. Jantungnya berdegup kencang saat dia merasakan nafas Ye Joon menerpa wajahnya. Harum sabun pria itu begitu menusuk hidungnya dan membuat Ae ri tanpa sadar menghirup sampai memejamkan matanya.
"Jangan bermimpi aku akan menciummu! " Bisik Ye Joon yang ternyata masih sadar akan pikirannya.
Pria itu lekas beranjak berdiri dan membenarkan handuk yang menutupi area bagian bawahnya.
Ae ri baru menyadari satu hal. Sadar bahwa suaminya itu tak memakai baju dan hanya selembar handuk yang menutupi tubuh bagian bawahnya.
"Aku… "
"Cepat ganti baju dan bawakan koperku kesini! " Seru Ye Joon pada Ae ri.
"Tapi aku belum ganti baju, " Kata Ae ri menyadarkan pikirannya akan pesona Ye Joon.
Pria itu berdecih. Kenapa semua wanita menurutnya sangat amat lama dalam bergerak.
"Kuberi waktu lima menit dan setelah itu bawa koperku kesini. Sekarang! "
~Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
Kiki Sulandari
Otoriter sekali kau Ye Joon...
Kau pasti akan menyesal....
Suatu saat nanti,kau akan jatuh cinta pada Ae - ri...
2023-02-07
0