💌 TERJERAT DENGAN SUAMI PALSU 💌
🍀 HAPPY READING 🍀
.
.
.
SEMENTARA DI SISI LAIN.
Seorang gadis cantik dengan pakaian modis dengan make up natural sedang menyusuri koridor kampus, semua mata lelaki memandangnya penuh keinginan. Keinginan untuk memiliki, mencintai, semua itu adalah rasa yang menyelimuti benak setiap lelaki itu. Wajar sih gadis cantik itu memang pantas dipuji, dicintai, disayangi. Tapi mereka tak sanggup menggapainya. Karena, ada satu lelaki yang sangat beruntung telah memikat hatinya.
Gadis cantik itu bernama Yara Wyanet. Ia terlahir dari keluarga kaya. Yara sudah merasakan hidup mewah dan selalu dimanjakan orangtuanya. Ia kerap tampil dengan pakaian yang trendi dari brand fashion ternama. Tinggal di hunian yang keren, hingga menggunakan mobil yang nyaman dan mengenyam pendidikan mahal sejak Yara lahir. Tentunya hal ini merupakan privilege yang sangat ia syukuri.
Yara terus berjalan, ia tersenyum saat melihat pujaan hatinya sedang duduk menunggunya di depan air mancur yang hanya menyala hingga pukul empat sore itu. Air mancur masih menyala, pertanda waktu belum beranjak ke pukul empat. Ethan adalah kekasihnya yang sudah satu tahun dipacarinya. Ethan anak terlahir dari keluarga sederhana. Dengan kesederhanaan Ethan, Yara sangat mencintainya.
Yara semakin mempercepat langkahnya menuju Ethan. Ia tergopoh-gopoh berjalan dengan membawa laptop berukuran besar ini dari gedung departemen. Tasnya ia sampirkan di bahunya yang berayun-ayun ini berisi catatan-catatan dari pertemuan dengan dosen pembimbing sang maha guru. Pertemuannya dengan sang maha guru baru saja berakhir. Tiga jam saja Yara dibimbing beliau. Satu demi satu argumennya diputar balik oleh guru pembimbingnya. Sang maha guru sungguh tertarik dengan ide yang ia rangkai untuk karya akhir ini.
Sambil terengah-engah, ia pun teringat setahun lalu awal pertemuannya dengan Ethan. Ethan duduk di sebelahnya di sebuah kelas. Kala itu adalah hari pertama semester ke enam. Dan di hari itu, Yara mulai mengenal Ethan. Ethan adalah teman satu angkatannya. Mereka berdua memasuki menara gading ini berdua pada saat yang sama hampir empat tahun silam. Tapi entah kenapa, Yara tak pernah mengenalnya. Sejak hari itu, di setiap pertemuan, Yara dan Ethan selalu menghabiskan waktu bersama dan berdiskusi mengenai mata kuliah. Lama kelamaan diskusi itu merambah ke topik lain. Makan siang pun obrolan itu berlanjut. Tak hanya soal kuliah, tapi juga filosofi hidup.
Lama kelamaan Yara semakin tertarik dengan Ethan. Yara terhanyut menatap lekuk wajahnya. Sorot matanya yang tajam tapi penuh perhatian.
"Hai… kok bengong, sayang…" Yara mendekat ke arah Ethan, memiringkan kepalanya sambil mengedipkan matanya dengan cepat.
Ethan memalingkan wajahnya menatap ke arah sumber suara. Ia mengenali suara itu. Siapa lagi jika bukan kekasihnya. "Siapa yang bengong. Aku nungguin wanita cantik yang tak kunjung datang." Ethan tersenyum sambil mencubit hidung Yara dengan pelan.
Yara nyengir. "Maaf. Kamu harus nungguin lama." bibir Yara manyun ke depan.
"Hahahaha." Ethan mengacak rambut Yara dengan asal. "Tidak masalah jika wanita yang kita tunggu itu adalah kamu."
"Huuuuu aku jadi terharu...,"
Ethan tersenyum lagi, ia memasukkan tangannya ke sela-sela tangan Yara. "Kita nonton yuk?"
Hati Yara melonjak kegirangan, ia berusaha sok cool. "Nonton apa? emang ada yang bagus?"
"Ada Imitation Game. Review-nya keren." jawab Ethan.
Tanpa pikir panjang Yara mengiyakan. Terlihat gurat senyum bahagia di wajah Ethan. Mereka pun melangkah meninggalkan kampus.
⭐⭐⭐⭐⭐
Setelah film usai, Ethan dan Yara biasanya tetap duduk hingga nyaris semua orang pergi. Yara ingin bulat-bulat menikmati. Momen inilah yang Yara kira sebagai kenangan indah. Jangan sampai segera hilang musnah. Seperti ciuman pertama barangkali. Hanya sekali terjadi, tapi melamunkannya bisa berulangkali.
Bagi Yara, menonton film serupa dengan menayangkan cerita dan membayangkan bahagia. Lalu dibagi pengalaman menyenangkan sekaligus dihampiri kenangan menggembirakan. Dan sesudahnya pulang dengan senyum penuh kemenangan. Yara tersenyum bahagia sambil memeluk tangan Ethan.
"Kau menyukai filmnya?"
"Hmmm." Yara mengangguk.
"Kalau kau menyukainya, berarti kita akan lebih sering menonton lagi."
"Tidak masalah, asalkan itu bersamamu."
Ethan tersenyum sambil mencium punggung tangan Elana. "Kita mau kemana lagi?"
"Aku ingin kau menemaniku belanja."
"Heuh? belanja? Bukankah minggu kemarin kamu baru belanja?"
"Di sini ada pasar Tokyo, aku gak bisa tidur nyenyak, jika tidak menginjakkan kaki ke sana."
"Pasar Tokyo? Emang ada?" Ethan bingung.
"Hmmm. Semua perlengkapan yang ada di negara jepang ada. Semua lengkap! Restorannya juga ada. Kita akan makan di sana juga."
"Tapi Yara, itu namanya pemborosan."
Tapi Yara tak perduli. Ia dengan antusias, menarik tangan Ethan. Mereka ke pasar Ameyo yang terletak tidak jauh dari tempat bioskop yang mereka kunjungi tadi.
"Tempat ini menjadi nomor satu rekomendasi bagi orang yang berkunjung ke kota ini." Ucap Yara berjalan beriringan dengan Ethan.
"Benarkah?"
"Hmmm." Wajah Yara berbinar bahagia sambil memeluk tangan Ethan. "Semua barang, termasuk pernak-pernik khas Jepang untuk oleh-oleh bisa kita dapatkan di sini. Kualitasnya tidak diragukan lagi." kata Yara lagi.
"Sayang, kamu gak bosan belanja seperti ini setiap hari?"
"Wanita tidak pernah bosan belanja apalagi jika itu menyangkut soal penampilan." Kata Yara terkekeh saat melihat ekspresi wajah Ethan.
"Bagaimana dengan Aunty? Apa mereka tidak pernah bermasalah dengan pengeluaranmu setiap harinya?"
Yara tersenyum. Ia mengerti dengan pola pikir Ethan. Ia terlahir dari keluarga yang sederhana yang hanya berpenampilan apa adanya. "Kalau mommy dan daddy gak pernah masalah sih. Tapi aku janji, ini yang terakhir."
"Janji ya?"
"Hmmm. Aku janji sayang. Aku akan lebih hemat lagi. Tapi, untuk kali ini izinkan aku membeli beberapa barang ya, hmmmm...."
"Oke. Baiklah." Ethan mengangguk pelan. Sebisa mungkin Ethan ingin membuat Yara menjadi wanita yang lebih menghargai uang.
"Kamu gak marahkan?"
"Heuh? Marah kenapa?" Yara mengerutkan keningnya.
"Marah karena aku membatasimu belanja."
"Hahahaha." Yara tertawa sambil menutup mulutnya. "Enggaklah, aku harusnya bahagia diperhatikan seperti ini. Itu tandanya kamu sayang dengan aku. Kau memang selalu yang terbaik sayangku." Yara semakin mengeratkan pelukan tangannya di tangan Ethan.
Mereka pun berjalan beriringan. Di sana terdapat rentetan toko-toko di sepanjang lorong jalan selebar lima meter di Ameyo. Yara memasuki setiap toko itu. Ia sampai bingung harus memilih yang mana. Beberapa pedagang di sana meneriakkan barang dagangan mereka dengan iming-iming harga murah sekaligus potongan harga untuk menarik para calon pembeli. Yara dan Ethan terus berjalan di sana. Mereka masuk ke toko yang menjual dompet dan tas tradisional Jepang hingga patung-patung kucing juga di jual di toko itu. Karena tidak ada yang pas sesuai di hati, Yara keluar lagi dari toko itu.
Berbelok ke simpang jalan bagian kanan, satu toko menggelar barang dagangan berupa kimono untuk anak-anak dan dewasa dengan harga bervariasi dengan bahan yang lebih tebal.
Yara tidak tertarik. Ethan hanya tersenyum. Berjalan santai menikmati terpaan angin. Saling bergandengan tangan seakan berbagi kemesraan mereka bagi siapa saja yang melihatnya.
"Mana yang bagus sayang, ini atau ini?" Yara menunjuk pakaian lucu yang ada di tangannya.
"Semuanya bagus."
"Jadi, aku ambil semua ya?"
"Hmm," Jawab Ethan dengan gumam, ia membawa beberapa hasil buruan Yara.
"Apa kau lapar?" Tanya Ethan memandang Yara.
Yara melihat jam yang ada dipergelangan tangannya. "Wah...ini sudah pukul 6 sore."
"Kita mau makan apa?" Ucap Ethan dengan bibir tersenyum sumringah.
"Bagaimana kalau kita makan mie ramen saja, kebetulan di persimpangan ada restoran Jepang yang menyediakan mie ramen."
"Boleh juga, tapi kita simpan dulu barang belanjaan kamu dulu."
"Pasti kamu kerepotan membawanya. Biar aku bantu."
"Aku masih kuat, biar aku saja." Ethan menolak saat Yara mengulurkan tangannya.
Yara tersenyum. Mereka pun melangkah saling bergandengan tangan menyebrang jalan menyimpan barang belanjaan ke mobil Yara. Lalu menuju restoran Jepang yang khusus menyediakan mie ramen.
Benar saja tempat restoran Jepang itu tidak jauh. Logo ikan terpampang jelas dan besar di atas pintu masuk. Mereka melangkah masuk. Mereka memilih duduk di pojok agar bisa melihat pemandangan sekitar. Pilihan mereka jatuh pada Soyu ramen topping beef yang super pedas, kimchi ramen topping, chicken dan blackcurrant tea.
Tidak menunggu lama, pesanan mereka pun datang. Yara tersenyum saat mencium aroma dari mie ramen yang tersaji di depannya.
"Kita makan sayang," Kata Yara antusias menatap makanan yang tersaji di depannya.
Ethan hanya mengangguk tersenyum. Mereka menikmati mie ramen dengan tenang. Rasa soyu yang begitu ringan melengkapi mie bertekstur kenyal yang diseduh matang sempurna. Belum lagi rasa daging yang diiris tipis dan begitu lembut saat dikunyah. Telur rebus yang di potong menjadi dua bagian menunjukkan kuning telur yang tingkat kematangan baik sekali, daun bawang yang di taburkan pun mampu menyempurnakan rasa.
Dan Yara lebih dulu berhasil menghabiskan mie ramennya. "Ahhhhh...." Yara membuka mulutnya puas sehabis menikmati makanannya. Ada sisa dari kaldu yang menempel di bibir Yara.
Ethan tersenyum menatap Yara, Ia mengambil tissue dan membersihkan sekitar mulut Yara. "Mau tambah lagi?"
Yara tersenyum tipis sambil menggeleng pelan. "Sudah cukup sayang, habis ini kita pulang ya. Rasanya ngantuk."
"Hhhmm, baiklah."
Ethan mengangguk sambil menatap Yara penuh cinta. Ia berharap Yara adalah wanita yang menjadi pendamping hidupnya.
BERSAMBUNG.....
^_^
Tolong dukung ya my readers tersayang. Ini Novel kesembilan aku 😍
Salam sehat selalu, dari author yang cantik buat my readers yang paling cantik.
^_^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
joeluphkanda
salut dengan Yara,walaupun Ethan lelaki sederhana tapi cinta Yara sangat tulus,Kren Thor...yang jadi pertanyaan,perjodohan Yara gimana Thor??mudah2an gak jadi,kasihan Ethan.
2023-02-20
0
Hosanna Feodora
Lanjut
2023-02-03
0
Hosanna Feodora
Aku tuh suka banget cerita perjodohonan begini
2023-02-03
0