💌 TERJERAT DENGAN SUAMI PALSU 💌
🍀 HAPPY READING 🍀
.
.
.
Pagi-pagi sekali Erland sudah siap untuk menemui direktur Miles. Mobil yang mengantar Erland berhenti di depan gedung utama perusahaan Miles. Erland menarik napas dalam-dalam. Menatap sejenak gedung pencakar langit itu. Ia berharap penuh kepada Miles untuk mengeluarkannya dari permasalahan yang dihadapi perusahaan Wyanet.
Bray sudah keluar terlebih dulu dari mobil untuk membuka pintu untuk Erland.
"Semoga anda berhasil, pak. Semangat!" Bray tersenyum sumringah sambil mengangkat tangannya dengan kepalan ke atas. Ia sengaja melakukannya untuk memberikan semangat kepada pimpinan tempatnya bekerja.
Erland hanya tersenyum saat melihat aksi supirnya itu. "Terima kasih pak Bray. Kamu bisa melanjutkan pekerjaanmu." ucapnya dengan penuh wibawa.
"Baik pak. Kalau begitu saya permisi dulu pak." Kata Bray tersenyum kecil sambil membungkukkan badannya. Erland hanya menganggukkan kepalanya. Ia mundur beberapa langkah ke belakang agar mobil itu bisa memutar.
Bray kembali masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi kemudi. Lalu menginjak pedal gas untuk membawa mobilnya ke luar dari parkiran. Erland pun berjalan memasuki perkantoran dengan langkah tegap. Ia masuk ke dalam dan sampai di meja resepsionis bagian depan kantor.
"Selamat pagi," Sapa Erland ramah kepada resepsionis. Ia tersenyum kepada dua orang wanita berjaga di sana.
"Selamat pagi, pak. Ada yang bisa saya bantu?" jawab mereka dengan senyum merekah.
"Saya ingin bertemu dengan direktur perusahaan ini." tutur Erland.
"Bapak sudah buat janji?"
Erland tersenyum lagi. "Tentu saja sudah, saya adalah direktur perusahaan Wyanet. Ingin membahas kerjasama dengan beliau."
"Ahh.. silakan langsung ke lantai atas pak. Anda akan bertemu dengan sekretaris pak direktur di sana."
"Oke, terima kasih." Kata Erland melangkah meninggalkan meja resepsionis. Ia langsung menuju lantai atas seperti yang dikatakan petugas yang berjaga di bagian depan kantor. Erland memelankan langkah kakinya saat berada di ruangan ekslusif direktur perusahaan Miles itu.
"Selamat pagi." Sapa Erland saat tiba di depan meja sekretaris yang duduk sambil menatap laptopnya.
Wanita itu mengangkat wajahnya. Ia segera mendorong kursinya ke belakang dan bangun dari duduknya.
"Ah..Selamat pagi pak, ada yang bisa saya bantu?" Tanya wanita itu tersenyum sambil menegakkan punggungnya.
"Saya direktur perusahaan Wyanet ingin bertemu dengan direktur Miles."
"Maafkan saya sebelumnya pak, asisten dari pak direktur Miles sudah berpesan untuk tidak menerima tamu dari perusahaan Wyanet."
GLEK!
Erland menelan salivanya begitu susah. Ia pun menenangkan diri dengan tarikan napas singkat.
"Tapi saya ingin bertemu dengan beliau. Apakah pak direktur ada."
"Pak direktur perjalanan keluar kota. Ia mengikuti meeting di kota A." Jelas wanita itu lagi
"Benarkah? Kalau dengan asistennya bagaimana?"
"Beliau juga ikut bersama pak direktur." Ucap wanita itu berbohong.
Erland menghembuskan nafasnya sambil mengusap wajahnya dengan pelan.
"Kapan beliau pulang?"
"Saya juga tidak tahu pak..."
Dahi Erland mengerut, "Bagaimana seorang sekretaris tidak tahu jadwal direkturnya yang sedang melakukan perjalanan bisnis? apa anda sekarang sedang berbohong kepada saya?" tanya Erland menaikkan alisnya setengah.
"Semua yang mengurus masalah perjalanan bisnis pak direktur itu bukan saya, pak. Tapi asistennya. Saya hanya mengurus pekerjaan di kantor saja."
"Saya yakin anda berbohong, pertemukan saya dengan direktur Miles." Erland kali ini berbicara tegas.
"Apa begini cara anda bertamu?" Wanita itu mulai tampak kesal.
"Apa begini juga cara anda melayani tamu?"
"Anda bukan tamu perusahaan ini, pak. Perusahaan Miles sudah masuk ke daftar buku hitam. Kerena memiliki banyak utang, bahkan semua perusahaan sudah tahu akan hal itu."
Wajah Erland seperti tertampar saat mendengar kalimat itu. Ia harus menahan diri untuk tidak terpancing emosi. Semua yang ia lakukan dalam beberapa minggu ini akan terasa sangat sia-sia. Erland harus menerimanya dan belajar berusaha memahami situasi ini.
Erland menarik napasnya terlebih dulu. "Baiklah jika seperti itu. Maafkan saya. Tapi jika direktur Miles sudah kembali. Anda bisa menghubungi saya." Ia mengeluarkan kartu namanya dan memberikan kepada wanita itu.
Sebelum tangan wanita itu mengulurkan untuk menerima kartu nama itu. Tiba-tiba terdengar suara bariton dari seorang lelaki tepat dibelakangnya.
"Apa kurang jelas, kamu tidak bisa menerima tamu jika itu dari perusahaan Wyanet, apa kau mau di pecat?"
Erland langsung membalikkan tubuhnya, menatap ke arah pria yang berdiri di depannya. Wanita itu dengan cepat menundukkan kepalanya.
"Ma-maafkan saya pak, saya sudah mengatakan hal itu. Tapi beliau sepertinya ingin bertemu dengan dengan pak direktur." ucap wanita itu gugup.
"Perusahaan Miles tidak bodoh menerima proposal murahan seperti itu. Bukankah semua sudah jelas, bahwa proposalnya ditolak. Kenapa anda masih datang dan mengulang untuk melakukan hal yang sama dan akhirnya berujung sia-sia."
"Tolong bantu saya pak, saya mohon!" ucap Erland tak bisa menutupi wajah cemasnya.
"Saya bisa menolong anda, tapi ada persyaratannya...." Belum lagi ia selesai mengucapkan kalimatnya. Erland sudah lebih dulu memotongnya.
"Apa persyaratannya, saya akan terima."
Pria itu tersenyum smrik. "Anda yakin?" Ucap pria itu dengan santai sambil memasukkan tangannya ke dalam kantong celananya.
"Iya," Erland menganggukkan kepalanya dengan cepat. "Saya setuju dengan persyaratan yang anda berikan. Asalkan perusahaan saya bisa diselamatkan."
Pria itu tersenyum lagi. Ia kemudian menatap sekretarisnya. "Lanjutkan tugasmu dan persiapkan rapat bulanan. Saya tidak mau menunggu lama jika beliau sudah tiba. Persiapkan dengan baik jangan sampai ada yang kurang."
"Baik pak," Wanita itu segera membungkukkan badannya dan meninggalkan tempat itu untuk mempersiapkan rapat.
"Sekarang ikut aku." Ucap lelaki itu berjalan masuk ke dalam ruangan eksklusif yang bertuliskan direktur utama itu.
Erland menarik napas dan tersenyum. Sepertinya ia mendapat titik terang untuk memecahkan permasalahan perusahaannya.
"Silakan duduk!"
"Terima kasih." Erland langsung duduk di sofa tepat berhadapan dengan pria yang lebih muda darinya.
"Kau benar-benar menyetujui permintaan direktur Miles?"
"Iya saya menyetujuinya. Demi menyelamatkan perusahaan Wyanet. Apa persyaratan itu?" Tanya Erland dengan yakin.
"Nikahkan putrimu dengan direktur Miles." Ucap pria itu akhirnya.
"Menikah?" Erland sedikit terkejut mendengar perkataan pria yang duduk di depannya itu. "Siapa yang ingin menikah dengan putri saya?" tanyanya kembali.
"Direktur Miles sudah 10 tahun menduda. Beliau ingin sekali menikah. Jika anda bersedia, pak direktur ingin menikah dengan putri anda." ucap pria itu to the point sambil melepaskan cangkir gelas yang dipegangnya. Ia mengarahkan pandangan serius ke arah Erland yang begitu shock.
Wajah Erland berubah. Ia begitu terkejut di sana. Ia nampak menarik napas dan menahannya di dada. Tangannya mengepal kuat karena tidak terima dengan persyaratan yang berikan kepadanya.
"Putri saya masih kuliah. Bagaimana anda bisa membuat persyaratan seperti itu? Apa anda pikir menikah itu lelucon?" Ucap Erland mencoba bersabar.
"Saya tidak mengatakan pernikahan itu lelucon. Jika anda tidak bersedia menikahkan putri anda dengan pak direktur. Saya tidak bisa membantu anda."
Erland menarik lagi napasnya dan mencoba menstabilkannya dengan baik. Tangannya mengepal erat.
"Pak direktur hanya membutuhkan pendamping yang bisa menemani di hari tuanya. Anda sendiri sudah tahu beliau sering sakit-sakitan. Jadi, aku harap kau mengerti, jika pak direktur sangat menginginkan putri anda."
Erland tidak langsung menjawab, ia masih sangat shock. Direktur Miles yang ia dengar sudah paruh baya bahkan lebih tua darinya. Menikah dengan putri saya? tadi Erland berpikir jika persyaratan itu menyangkut kerjasama saja. Tapi ia tidak menyangka lelaki yang duduk di depannya itu meminta ingin menikahi putrinya.
"Apa anda sungguh-sungguh?" Tanya Erland dengan alisnya mengerut serius. Ia berharap jika pria itu hanya mencari alasan saja.
Pria itu terdiam sejenak, ia kemudian tersenyum. Senyumnya kali ini mengandung sejuta makna. "Apa aku terlihat becanda? pak direktur sungguh-sungguh ingin menikahi putri anda." ucap pria itu di kalimat yang sama.
Erland memejamkan matanya sambil melepas napasnya yang tertahan. Ini baru pagi, namun lelaki ini berhasil membuatnya terkejut.
"Apa tidak ada persyaratan lain? Kenapa harus mengorbankan putri saya." Wajah Erland terlihat putus asa. Rasanya ingin marah, tapi ia tidak bisa melampiaskannya.
"Itu adalah persyaratan dari pak direktur. Saya tidak bisa berbuat apa-apa." Ucap pria itu dengan santai, tatapannya tidak lepas memandang Erland.
"Aku tidak bisa melakukannya." Erland menggeleng pelan. Tidak mungkin ia mengorbankan masa depan putrinya.
"Aku tidak memaksamu untuk menerima persyaratan ini. Jika anda sudah selesai, silakan keluar!"
Erland bangun dari duduknya. "Aku masih bisa mencari jalan lain untuk menyelamatkan perusahaan Wyanet. Tapi bukan dengan cara seperti ini ."
"Silakan saja, tapi aku rasa kau akan kembali lagi ke sini dan menyetujui persyaratan itu." ucap pria itu tersenyum sinis.
Erland hanya bisa mengepalkan tangannya begitu kuat. Rasanya ingin menghabisi lelaki itu, tapi ia menahannya. Erland hanya mampu menarik napasnya sambil memejamkan matanya. Ia pasrah, Erland tidak mendapatkan apa-apa dari perusahaan Miles. Erland bangun dari duduknya. Ia tidak sanggup untuk membendung rasa perih di dada. Dengan segera ia membalikkan badannya dan keluar dari ruangan itu. Erland sedikit membantingnya.
BRUKKK!
Erland lagi-lagi menarik napasnya. Mata sudah berkaca-kaca. Hidungnya perih dadanya sesak sampai tidak bisa bernapas dengan baik. Dengan langkah cepat ia meninggalkan kantor Miles. Erland berjalan terus tak tentu arah.
"Bagaimana nasib perusahaan Wyanet?" Ucapnya dengan hembusan napas berat.
BERSAMBUNG.....
^_^
Tolong dukung ya my readers tersayang. Ini Novel kesembilan aku 😍
Salam sehat selalu, dari author yang cantik buat my readers yang paling cantik.
^_^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Magdalena💨
semangat ya thor
2024-07-16
0
Magdalena💨
Aku baca semua karya author
emang keren banget sih
2024-07-16
0
Camelia Indo
Di bab 1 katanya bray saudara sepupunya yang menghilang, yang mau di masukin ke penjara,..
bab 2 muncul lagi si bray si supir... 😅
2024-02-22
2