Bab 5

"Lebih baik aku tidur, jadi ada alasan kenapa aku tidak mengangkat telponnya" gumamnya

Setelah mematikan ponselnya agar Donita sang kekasih tak bisa menghubunginya lagi terlebih untuk pertanyaan-pertanyaan tadi dan karena memang sudah larut, tak selang berapa lama Brampun memejamkan matanya dan sudah memasuki kehidupan alam mimpinya.

***

Di teras rumah sebelum Abah pergi ke ladang Abdullah menemani sang Ayah minum teh

"Bagaimana pertemuan kemarin Bah, maafkan Abdullah karena tdk bisa menemani karna ada rapat mendadak di Ma'had (pesantren)" karena memang Abdullah seorang guru bahasa Arab disana.

.

"Qodarullah.. tidak apa-apa nak, Alhamdulillaah semuanya lancar, dan Abah hanya memberi waktu masa Ta'aruf ini 3bln setelah itu kami akan menentukan tanggal pernikahan mereka" tutur Abah membuat Abdullah hanya mengangguk - anggukan kepalanya

.

"Asma dan suaminya semalam pulang jam brp, kenapa tdk menunggu Abdullah Bah, Abdullah susah sekali bertemu Asma karna sibuk"

Asma dan suaminya tingga berbeda kota jadi membuat meraka jarang bertemu kecuali saat ada moment - momen seperti pertemuan hari kemarin.

.

"Karena suaminya harus masuk kantor pagi - pagi Abah suruh menginappun tidak bisa katanya, semalam pulang setelah kami makan malam"

.

"Abdullah" panggil Abah

.

"Iya Bah" sahut Abdullah

.

"Apa kau tidak berniat menikah sebelum Asiyah?" tanya Abah yang kini menatap putra sulungnya.

.

Abdullah hanya menunduk mendengar pertanyaan Abah

"Bah.. Abdullah In Syaa Allah akan menikah setelah Asiyah menikah, Abdullah ingin melihat jika Asiyah juga mendapatkan pendamping seperti Asma, jadi Abdullah tenang"

.

Abdullah memanglah anak laki-laki yang penuh tanggung jawab menjaga kedua adiknya setelah Abah bbrp tahun silam mengalami sakit jantung ringan, membuat Abdullah semakin protektif kepada abah agar memperbanyak istirahat, dari sanalah kenapa dia belum menikah krn menggantikan Abah untuk menjaga adik - adiknya.. terlebih saat kegiatan diluar rumah, Abdullah pasti akan sigap menemani mereka dan menjaganya..

pendidikan Abah & Umminya menempel permanent di benak Ahmad, dimana seorang wanita tidak keluar rumah kecuali dengan mahromnya.

.

"Abah serahkan semuanya padamu, jika kau sudah memiliki calonnya ajaklah kami kesana" tutur Abah sambil menepuk-nepuk pundak putra sulungnya itu"

.

Mendengar penuturan Abah Manshur Abdullah hanya menyunggingkan senyumnya, entah apa yang ada dalam pikirannya hanya hanya dia dan Rabbnya sajalah yang tahu.

.

"Iya Bah In Syaa Allah.. jika ada kabar baik tidak akan Abdullah sembunyikan dari Abah dan Ummi" tutur Abdullah yang sedari tadi tak berhenti menyembunyikan senyumnya

.

***

Di rumah sakit..

"Apa yang terjadi padamu sampai kecelakaan seperti ini, kata polisi kau tidak sedang mabuk kan?" boom pertanyaan yg di lempar oleh mama Donita.

.

Iya semalam Donita mengalami kecelakaan dan pingsan di tempat, pihak kepolisian yang bertugas disana berusaha menghubungi no ponsel yg terakhir yang Donita hubungi, namun naas beberapa kali melakukan panggilan tidak di angkatnya sampai ponsel yg di hubungi itu tidak dapat di hubungi kembali, siapa lagi kalau bukan Ibrahim yang biasa di panggil akrab dg sebutan Bram itu.

.

"Mama tau darimana Donita ada disini?" pertanyaan sang Mama tidak mendapat jawaban dari Donita malah Donita bertanya balik pada sang Mama

.

"apa kau tidak bisa menjawab pertanyaan Mama?"

.

"Apa peduli mama pada Donita ma? bukankah mama sibuk dengan bisnis - bisnis mama itu? pergilah ma Donita akan baik - baik saja sebagaimana biasanya"

.

Sang Mama yang menyadari kemarahan anaknya yang memang kurang mendapat perhatian itu sontak memeluk paksa Donita yang berusaha memberontak meminta di lepaskan, akhirnya sang Mama merenggangkan pelukannya dan berusaha menjelaskan.

"Apa yang Mama lakukan semua demi kamu nak, untuk kehidupan kita.. ini semua juga karna Mama sangat menyayangimu"

.

Donita yang kesal tak kuasa menahan tangis tanpa suaranya dan posisi membelakangi sang Mama, sehingga Mama tidak melihat air matanya, namun Mamanya pun faham jika Donita sedang meangis.

.

"Dokter sudah bilang jika besok kamu sudah bisa pulang, kita pulang ke rumah Mama ya jangan ke apartemenmu lagi, Mama mohon kita perbaiki semua dan memulai dari awal" tutur Mama

.

Donita Pun memutar tubuhnya menghadap sang Mama yang saat itu penuh air mata, Donita berusaha mencari kebohongan di netra Mamanya namun tak menemukan itu kecuali ketulusan.

.

Tok tok tok...

tiba - tiba pintu kamarnya ada yang mengetuk, dan muncullah sosok yang tampan dan berwibawa dan yang sangat Donita cintai itu.

"Selamat pagi tante, bagaimana keadaanmu sayang?"

Setelah menyalami Mama Donita kini Bram dudu di samping tempat tidur Donita yang di berikan ruang oleh Mamanya

.

"Apa yang terjadi padamu? bukankah kau semalam baik - baik saja? maafkan aku karena semalam aku saat masuk apartemen langsung tertidur sehingga tidka mendengar panggilanmu"

.

Donita hanya memicingkan matanya mendengar penuturan kekasih hatinya itu, meskipun memang dia masih marah pada Bram tapi tidak dapat mengalahi besar cintanya pada Bram.

.

"Aku sudah merasa lebih baik, mungkin karna aku berkendara dalam keadaan mengantuk dan oleng, akhirnya seperti inilah.."

.

"Kau ingin memakan sesuatu?"

.

"Tidak Bram.. Mama sudah membawakan ku makanan, apa kau hendak berangkat dinas?"

Bram menganggukkan kepalanya

***

"Pasti kau bahagia kan? aku dengar dari tetangga - tetanggamu calon suamimu sangat tampan, benarkah?"

.

"Syarifah.. kenapa setiap telpon arah pembicaraannya kesana, sudah ya jangan di bahas lagi, nanti di saat yang sudah tepat kau akan melihatnya sendiri, heumm karna jujur saja aku tak melihatnya dengan jelas hanya sekilas saja"

.

"Aku kan sangat bahagia sahabatku hendak menikah, dan doakan aku juga agar cita - citaku menikah muda juga di ijabah sama Allah.. siapa tau kita nanti punya anaknya barengan hahaha.."

.

Begitulah Syarifah jika sudah berbincang dengan Asiyah, nyablak dan apa adanya.. sangat kontras saat dengan selain Asiyah.

.

"Syarifah.. aku ingin cerita kepadamu tentang Ka Abdullah"

.

"Ada apa dengan Mas Abdullah?"

.

"Aku mendengar ini dari Abah, bahwa kenapa Ka Abdullah belum menikah hingga saat ini, itu karena beliau ingin aku menikah terlebih dulu"

.

"Maa syaa Allah mas Abdullah" semakin kagum syarifah mendengar tentang lelaki idamannya itu yang selalu di minta pada Allah untuk menjadi calon Imamnya

.

"Jadi kemungkinan besar Ka Abdullah akan menikah setelah aku menikah, apa kau tidak akan menyampaikan sesuatu padanya" goda Asiyah, krn memang Asiyah sangat mengetahui jika sahabatnya itu sangat menyukai kakaknya.

.

dan sebetulnya Abdullah dan Syarifah berada di 1 Ma'had bedanya syarifah menjadi guru di ma'had putri sementara Abdullah di ma'had putra

syarifah mengabdi di pondok dimana dia dan Asiyah menuntut Ilmu dan juga sambil kuliah saat ini.

"A apa maksudmu Asiyah? tidak.. tidak ada yang ingin aku sampaikan, hanya mendoakan semoga Mas Abdullah segera menikah dan mendapatkan calon istri yang shalihah.

.

tak terasa hatinya tiba - tiba sakit saat mendengar ucapan doanya sendiri..

.

***

Bagaimana kisah mereka selanjutnya?

jangan lupa like, komen, vote dan dukung author terus yaa.. jangan lupa juga ikuti akunnya ya shalihah . . .

Jazaakumullaahu khayran wa baarakallaahu fiikum ❤️💞

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!