Chapter 4

Pagi kembali menjelang, meski cahaya matahari masih tertutup awan abu. Hari ini merupakan pertemuan dengan Pak Karem prihal tambahan mata perkuliahanku serta tidak henti hentinya beliau memintaku untuk menjadi assisten dosen sementara.. Jujur jika ingin berkata aku sangat ingin melakukan itu merupakan peluang bagiku untuk belajar lebih, namun aku takut tidak bisa fokus karena dengan pekerjaan sampinganku yang bertambah serta tesis yang sedang kukerjakan juga.. Karem Bey pun akhirnya mencoba mengerti kembali kemana maksud arah pembicaraanku meski untuk kedua kalinya kutolak permintaan darinya, kembali mencoba fokus aku pun langsung melanjutkan dengan kelas perkuliahan hari ini.

Sesampainya di apartment untuk kembali mempersiapkan diriku untuk bekerja di gallery, terlihat gaun terpampang dengan terhembus tiupan angin yang mengibas tirai jendela kamar. Apa itu hasil karya kirey? Seperti perkataannya, rombakan dengan apik yang sangat cantik sehingga saat memakainya tidak terlihat terlalu pendek dan terbuka.. Dan ya, hampir terlupa olehku bahwa hari ini adalah hari ulang tahun ilker di gallery pada malam hari.. Jika kirey tidak memajang gaun ini, sepertinya aku tidak sengaja akan melupakan undangan hari ini. Namun baru kusadari kemudian terlihat sebuah memo diatas meja disamping gaun yang akan kupakai yang bertuliskan,

*Mir\, semoga kau menyukai gaun yang kurombak serta maafkan aku\, aku berjanji akan meriasmu.. Tapi ternyata aku ada acara perkumpulan di jurusanku dengan dosen kampus malam ini.. lilian pasti akan membantumu.. Ok?*

Bagaimana ini.. Aku sama sekali tidak bisa merias.. Jika lilian juga tidak bisa, apa aku harus kesalon terdekat hanya untuk merias diri? Dengan memakai gaun ini? Lilian.. Semoga saja kau bisa..

"Halo mir?"

“ Halo Li.. Kau, ada dimana sekarang?”

Almira yang menjauhkan handphone dari telingannya karena terlalu berisik

“ Aku? Aku sedang ada acara dengan teman sekampus pergi melihat pertunjukan musik.. Ada apa mir?”

“ Apa?? Ti.. Tidak.. Hanya menanyakan saja..”

“ Apa kau sudah siap pergi juga? Kirimkan fotomu dong, mau lihat hasil karya kirey..”

“ Sebenarnya, kirey pun juga tidak ada di sini...”

“ APA?? Lalu kau bagaimana mir? Maafkan aku, aku pikir kirey yang membantumu, soalnya sebelumnya kan katanya dia yang siap membantu..”

“ Sudah, tidak apa apa..”

“ Baiklah kalau begitu. Bukankah disana akan ada ozge? Setidaknya aku merasa tenang sedikit..”

“ Ya, dia bilang dia juga akan datang.. Aku tutup dulu telephonenya nanti aku kabari kembali.”

Bagaimana ini.. Tentu aku pun tidak mempunyai hak untuk merasa kesal saat ini.. Tapi, aku adalah tipe wanita yang tidak bisa berhias lebih.. Jujur penampilan yang kugunakan selama ini sangat simple bahkan terkadang kirey, lilian pun mengejekku dengan selogan jomblo lama jika kau seperti itu.. Mau bagaimana lagi akhirnya aku mencoba berhias sesuai dengan kemampuan yang kumiliki dan tidak terlalu berlebihan, karena sebelum hadir diacara ulang tahun ilker, aku harus bekerja terlebih dahulu.. Begitu selesai aku pun bergegas untuk pergi ke gallery pada malam ini..

Sesampainya aku di gallery, aku langsung mengganti bajuku dengan pakaian dinas yang diberikan pihak gallery padaku dan dengan segera membersihkan area ruangan lantai atas, berbeda dengan yang akan digunakan ilker malam ini.. Saat sedang bekerja, mulai terdengar suara ramai dan gaduh dari arah luar gallery, sepertinya acara akan segera dimulai karena tamu undangan sudah mulai berdatangan.. Terlihat mobil mewah datang silih berganti serta para wanita dan pria datang berpasangan dengan pakaian serta berhias dengan sangat mewah dan cantiknya.. Ternyata seperti ini kalangan atas bila mengadakan suatu acara, kupikir aku hanya bisa melihatnya melalui TV atau pun film saja.. Aku pun kembali segera menyelesaikan pekerjaanku dan bersiap kembali untuk menghadiri acara ilker malam ini.. Aku mencoba berhias kembali dengan keahlian yang kubisa dan memakai gaun pemberian ilker yang sudah dirombak kirey.. Setelah selesai aku pun langsung berjalan keluar menuju area ruangan acara utama untuk menemui ilker.

Begitu aku sampai dipintu masuk, aku berjalan menyusuri jalan berhias lampu kecil disepanjang mata memandang.. Sungguh mewah sekali dekorasi yang menghiasi ruangan ini.. Mataku pun mencari dimana ilker berada karena ingin mengucapkan selamat padanya dengan sedikit hadiah kecil dariku.. Saat aku berjalan menuju ilker entah mengapa aku merasa semua mata tertuju padaku.. Sepertinya mereka melihatku karena penampilanku tidak sama seperti mereka, tentu saja berbeda pikirku.. Satu berasal dari benua asia dan satu benua eropa, tapi lantas kenapa? Memang apa yang salah dengan itu? Aku pun mencoba untuk mengacuhkan semua pandangan mata ini dan melanjutkan berjalan untuk menemui ilker.. Terlihat ozge sepertinya belum menyadari kehadiranku saat ini karena dia sedang berbincang dengan temannya disudut meja yang berada cukup jauh dari tempatku saat ini..

" Selamat ulang tahun Pak Ilker.."

Almira pun menyerahkan kotak untuk hadiah yang sudah dipersiapkannya

“ Terima kasih.."

"Saya menyiapkan hadiah kecil ini untuk Anda. Saya harap Anda menyukainya"

Tiba tiba 2 orang wanita yang berdiri tepat dihadapanku melangkah maju dan dengan paksa serta sangat tidak sopan mengambil hadiah untuk ikler dari tangannya dan membuka tutup kotak tersebut.. Aku pun bertanya tanya siapa 2 wanita ini? Anehnya begitu mereka melihat isi hadiahku, mereka menertawakanku dan dengan pandangan mereka yang menusuk seolah mereka membenciku dengan alasan yang tak kuketahui.. Ya, hadiah kecil itu adalah sebuah sapu tangan yang biasa digunakan unttuk dilipat diluar saku jas yang biasa Pak ilkler gunakan, kubeli dengan hasil jerih payahku sendiri dan bukan dengan harga yang murah untukku. Apa itu hal yang memalukan? Kemudian mereka mengambil sapu tangan itu dan melambaikan kepada semua tamu undangan seolah agar semua tamu undangan dapat melihatnya, sehingga dapat terdengar tawa penuh hinaan kepadaku..

“ Kudengar kau mendapat beasiswa di sini.. Kau terlihat pintar tapi tidak! Beraninya kau datang ke sini?! Kau seorang tukang kebersihan, Tapi beraninya kamu kesini?."

Seorang wanita itu berkata menggunakan bahasa turki dengan pandangan merendahkan Almira

“Jika pihak universitas mengetahui apa yang kau lakukan malam ini, kau tidak akan tahu harus berbuat apa. Bisakah kau melihat gaun yang dia kenakan? Apa kau membelinya dari pasar?"

Seorang wanita lainnya berbicara dengan menertawakan Almira

Sontak semua tawa mengarah padaku sekarang serta tatapan mereka yang penuh dengan hinaan padaku kembali terlihat.. Dan kenapa mereka membawa bawa prihal dimana aku kuliah? Dari mana mereka tahu, aku mendapatkan beasiswa? Bagaimana jika betul apa yang mereka katakan, jika pihak sendik kampus mendapat info yang tidak menyenangkan mengenaiku, maka......... Apa yang harus aku lakukan sekarang?! Kemana aku harus pergi? Kenapa mereka melakukan ini padaku dan apa salahku? Apa status sosial sangat amat berpengaruh pada dunia ini? Bukankah ilker Bey yang mengundangku dan bukan karena keinginanku untuk datang kemari?

Mencoba memutar pandanganku untuk mencari jalan menuju pintu keluar, terlihat ozge berdiri tegap disamping mejanya..  Wow, dia  sangat menawan sekali malam ini, terlihat sangat indah gaun yang dikenakannya, memang berbeda sekali denganku dan entah mengapa aku merasa sangat malu pada malam ini.. Semua masih menertawakanku dengan pandangan merendahkan, Ozge yang melihatku saat ini terlihat tidak terima, kemudian dia mengangkat sedikit gaun panjang yang dikenakannya untuk berjalan kearahku.. Namun, belum sempat dia sampai kepadaku entah mengapa Ozge terhenti dengan tatapan terkejut seolah ada seseorang dibelakangku.. Seketika suasana seolah menjadi hening dan raut wajah mereka semua terlihat berbeda saat melihatku, gelak tawa hinaan yang kudengar pun terhenti. Uluran sebuah tangan yang melingkar di pinggangku terasa sangat hangat dan juga lembut.. Siapa yang..??

“ Sayang.. Apa kamu menunggu lama?"

Ucap Seorang pria dengan melingkarkan tangannya di pinggang Almira

Semua mata sontak melihat kepadaku saat ini, terlihat terkejut dari tatapan mereka semua, bahkan tidak ada satupun yang berkomentar pada saat ini. Seolah kehadiran pria ini dapat mengintervensi semua yang berada didalam ruangan ini.. Aku sendiripun melihatnya dengan penuh tanda tanya, apa yang dia lakukan saat ini dengan tampilannya ini? Sungguh seperti bumi dan langit, jauh berbeda penampilannya jika disandingkan denganku saat ini.. Apa dia tidak merasa malu? Dan bahkan dia memanggilku dengan sebutan "SAYANG" dalam bahasa Turki. setahuku panggilan ini biasa mereka gunakan untuk para kekasih atau istri mereka.. Tapi, kenapa dia memanggilku saat ini dengan...... Belum selesai aku bertanya tanya dengan mulut yang tidak bisa berkata, tiba tiba dia semakin menarikku untuk lebih dekat dengannya sehingga tak sadar aku bersandar didekapannya, kemudian dia mendekatkan wajahnya kearahku dan berbisik dengan pelan ditelingaku.

Saat Menurutlah padaku. Aku akan membuat mereka membayar apa yang sudah mereka lakukan padamu.

"Pak Serkan? Saya tidak tahu Anda bisa berada di sini malam ini setelah menolak beberapa undangan dari saya. Dan maaf, saya tidak tahu almira pasangan Anda"

Dengan bahasa turki, Raut dan expresi ilker yang seketika berubah dan seolah merasa ketakutan

“ Ya. Aku menyuruhnya menungguku setelah dia menyelesaikan pekerjaannya hari ini. Tapi dia tidak mendengarkanku"

“ Baiklah, beri tahu saya ketika Anda membutuhkan sesuatu"

“ Sebenarnya, Aku butuh kamar (ruangan) untuk berdandan dan berganti pakaian. Di mana aku bisa mendapatkannya"

Ucap Serkan kepada ilker dengan sangat serius

“ Ka, kamar? Aahh, tentu saja.. Gunza akan membawamu dan almira kesana"

“ Terima kasih"

Serkan pun membawa Almira pergi tanpa berkata apa pun lagi kepada ilker

Tangannya yang masih melingkar dipinggangku saat ini kemudian menarikku dengan lembut untuk meninggalkan ilker dan mengikuti Gunza ke kamar yang dimaksud.. Apa yang akan dia lakukan lagi kali ini? Untuk apa dia membawaku ke sebuah kamar? Apa aku harus mengikutinya? Tapi dengan tangannya yang melingkar erat di pinggangku seperti ini akan sangat sulit untukku untuk mencoba menghindar.. Sebelum kami sampai dikamar yang dimaksudkan, gunza terhenti dan dengan tiba tiba emre muncul dihadapan kami dengan membawa 4 orang bersamanya beserta tas dan entah perlengkapan apa yang dibawa oleh mereka semua.. Dari penampilan mereka, terlihat sepertinya mereka sangat profesional dan tidak main main.. Mau apa mereka padaku? Gunza kemudian kembali melanjutkan untuk berjalan dan menunjukan kamar yang dimaksud kemudian berlalu pergi untuk kembali ke area utama acara ilker bey.. Kemudian dia pun melepaskan tangannya..

“ Masuk dan bersiaplah. Aku akan menunggu diluar. Mereka sangat terlatih dan sudah biasa melayani keluargaku, jadi tenanglah dan percayalah pada mereka”

“ Maaf, Tapi. Apa yang sebenarnya kau..”

“ Masuk dan bersiaplah dulu.”

Serkan membuka pintu kamar dan begitu aku masuk terlihat sudah menanti 4 orang wanita yang tadi datang bersama emre, dia menutup pintu tersebut dan benar benar  menungguku diluar.. Pelayanan yang kudapat sudah seperti jika aku pergi ke boutique atau salon bintang lima.. Tak lama Emre lalu mengetuk pintu dan masuk kedalam untuk memastikan terlebih dahulu karena terdapat 3 stel gaun panjang yang sudah terpasang dengan tas pesta, sepatu highheels yang terlihat sangatlah indah, bahkan menurutku lebih indah dari yang dikenakan ozge tadi.. Berapa harga gaun ini? Apakah tidak apa apa jika aku memakainya? Emre pun memintaku untuk segera memilih gaun mana yang akan kugunakan karena mereka masih harus meriasku.. Aku pun akhirnya memilih sebuah gaun berwarna merah maroon yang dibalut dengan warna emas yang mewah.. Selain tidak terlalu terbuka, memang menurutku gaun ini sangat terlihat mewah.. Tiba tiba kulihat Emre tersenyum kepadaku..

“ Ada apa??... Emre, apa aku salah memilih? Katakan saja. Jadi, mana yang harus kupilih?”

“ Tidak.. Tidak. Aku tidak menyangka ternyata gaun yang kau pilih itu sebenarnya adalah pilihan langsung oleh Serkan Bey. Tapi, karena ragu akhirnya menyuruh kami memilihkan 2 gaun lain”

“ Benarkah..?”

“ Sejujurnya aku pun terkejut saat dia memberitahuku akan hadir malam ini. Karena sudah hampir 2 tahun terakhir dia tidak pernah menghadiri acara atau undangan apa pun”

“ Jika aku menanyakan alasannya, apa kau akan berkata lagi Jika waktunya sudah tepat maka akan aku jelaskan semua padamu??”

“ Tentu. Namun untuk saat ini aku hanya bisa berkata, dia datang kemari karena kau bilang akan hadir malam ini. Untuk alasan lain, jika kau masih penasaran, tanyakanlah padanya. Aku tidak akan mengganggumu lagi, bersiaplah dan temui dia”.

“ Emre.. Terima kasih..”

Emre pun menganggukan kepalanya padaku kemudian pergi meningalkan kamar ini. Dengan segera mereka langsung menyambarku seperti petir.. Wajah, Rambut, dari atas sampai bawah kaki aku diperlakukan seperti seorang putri kerajaan.. Begitu aku selesai, tangan para wanita ini seperti memiliki sihir yang betul betul membuatku sulit untuk berkata.. Siapa wanita dikaca itu? Apa itu aku? Jujur untuk diriku sendiri pun aku merasa seperti mendapat julukan dari kisah itik si buruk rupa yang menjelma menjadi angsa yang sangat indah.. Aku pun mengucapkan rasa terima kasihku pada mereka semua dan mereka memelukku, kemudian menyuruhku untuk berjalan menuju pintu keluar kamar untuk bertemu dengannya.. Saat mereka membukakan pintu untukku, terlihat serkan membalikkan tubuhnya padaku dan dia pun terkejut namun dia berusaha untuk menahannya.. Tatapannya sangat dalam melihat kearahku, sehingga membuatku sedikit salah tingkah dihadapannya.. Kemudian dia mengulurkan tangannya dan menekuk lengannya padaku seperti seorang pangeran yang memohon ijin kepada sang putri.. Aku pun akhirnya melingkarkan tanganku pada lengannya dan kami berjalan seperti hal nya sepasang kekasih malam ini..

Saat memasuki ruangan utama, semua mata pun langsung tertuju pada kami berdua.. Bahkan ilker Bay serta 2 wanita yang bersamanya sangat terkejut melihatku.. Serkan seperti memang memiliki niat tersembunyi, dia sengaja mengajakku ke hadapan mereka dan kembali melingkarkan tangannya kearah pinggangku.. Saat ini penampilanku terlihat sangat serasi jika disandingkan bersebelahan dengan serkan, berbeda sekali dengan sebelumnya.. Kemudian mereka menghampiri dan berbincang, namun aku sama sekali tidak bisa berkata apa pun karena aku takut melakukan kesalahan.. Kubiarkan serkan memimpinku malam ini.. Semua wanita yang hadir diruangan ini melihat kearahku dengan semakin tajam dan terasa pedas karena dalam pandangan mereka seperti mengatakan bahwa aku tidak pantas berada disebelah serkan dan menyuruhku untuk pergi.. Merasa tidak nyaman, aku akhirnya mencoba memberi jarak pada kami berdua dengan selangkah kearah kanan.. Namun serkan seperti dapat membaca gerakanku, sehingga dengan sigap dia menarikku kembali untuk berdiri tepat disebelahnya seperti memang betul kami adalah sepasang kekasih.. Serkan mengarahkan wajahnya kembali padaku hanya untuk berkata..

" Apa kau tidak bisa tersenyum? Mereka melihat kemari, setidaknya bekerja samalah denganku".

Serkan yang melingkarkan tangannya pada Almira, sedikit menariknya agar lebih dekat dengannya

" A.. Aku tahu, pikirmu aku tidak mencoba? Ini aku sedang tersenyum!"

" Kau terlihat menyeramkan. Hentikan senyumanmu."

Ucap Serkan dengan tersenyum namun sedikit bergumam dengan kesal disamping Almira

" Seharusnya kau merasakan apa yang dirasakan wanita memakai gaun ditengah musim dingin dimalam hari seperti ini..!! Apa kau mau mencobanya?".

Almira yang mengibaskan bagian bawah gaunnya dengan raut wajah masam

" Sepertinya mereka tidak ada masalah, apa mereka bukan wanita?"

Tatapan mata Serkan yang sengaja mengarah pada sekumpulan wanita yang berdiri

" Entah dibuat dari apa tubuh mereka, aku pun merasa kagum pada mereka..."

" . . . . . . . . . ."

Serkan terdiam tak dapat membalas perkataan Almira, dan meninggalkannya begitu saja keluar ruangan`1

" Ap.. Apa?? Kenapa melihatku seperti itu?? Tunggu.. Hey.. Mau kemana, kenapa meninggalkanku? Serkan!"

" Entah kenapa aku datang dan melakukan hal ini."

" Jadi, kau menyesal datang karena membantuku? Aku tidak menyu..."

Waktu terasa terhenti disaat serkan secara tiba tiba menarik tubuhku seakanku tidak bisa melakukan penolakan hingga berakhir bersandar didadanya yang bidang dan hangat. Tubuh kami menjadi terlalu dekat dengan wangi parfum yang dikenakannya, seakan membuatku terhipnotis untuk tidak melakukan perlawanan. Terdengar suara seseorang meminta maaf dan serkan pun mengingatkannya untuk berhati hati..

" Kau tidak apa apa?"

" Terima kasih, aku tidak melihat pramusaji yang sedang berjalan tadi.."

" Masih ingin berada di sini atau pulang? Aku akan mengantarkanmu"

" APA?? TIDAK PERLU.. AKU BISA NAIK TAXI"

" Dengan gaun yang kau kenakan di tengah malam seperti ini?"

". . . . . . . . . . ."

Almira pun tertunduk malu mendengar perkataan Serkan yang enggan membuatnya kesulitan

" Menurutlah, akan ku antarkan kau pulang"

Serkan yang seolah mengerti, langsung berbalik badan dan berjalan menuju lobby pintu keluar

"Te.. Terima kasih.."

Berjalan menuju pintu gerbang utama pintu keluar, tangan hangat itu masih menggenggamku dengan erat hingga Emre kemudian datang untuk mengantarkan sebuah mobil kepada serkan untuk mengantarkanku.. Namun kali ini bukan emre yang mengendarai, melainkan serkan sendiri yang akan mengantarku.. Emre terlihat menunduk dan berlalu pergi dengan sebuah mobil yang juga sudah menunggunya. Tunggu dulu.. Apa itu berarti kami akan berdua saja? Apa yang harus aku bicarakan dengannya nanti? Aku terlalu gugup saat ini jika harus berdua saja dengannya.. Namun situasi berkata lain dan kami pun tidak mempunyai pilihan selain pergi bersama.

“ Terima kasih untuk malam ini”

“ Anggap saja kebaikan sesama umat manusia. Aku pun tidak ada maksud lain.”

Apa dia sekarang membalas perkataanku waktu itu? Ada apa dengannya saat ini? Barusan dia tersenyum padaku namun hanya dalam hitungan menit terlihat dari raut wajahnya seperti dia merasa kesal padaku.. Selama acara tadi pun aku berusaha untuk tidak mengatakan apa pun karena aku takut jika melakukan kesalahan dan membuatnya malu.. Tapi kenapa dia sekarang seperti ini?

“ Maaf.. Apa kau marah padaku?”

“ Pak Onur berkata padaku bahwa kau adalah salah satu siswi favoritenya karena kau pintar dan dapat membaca setiap kondisi dengan cepat dan tepat. Tapi kulihat malam ini kau sebaliknya.”

“ Apa?”

“ Kau datang ke acara yang kau tidak ketahui tentang apa yang harus dilakukan diacara itu, pakaian, atau apa inti dari acara itu. Jika kau dewasa seharusnya kau lebih bisa memilih.”

“ Aku tidak terbiasa hadir ke acara kalangan atas sepertimu”

“ Lucu. Kau pikir kami atau kau bilang barusan kalangan atas, tidak mengerti apa yang kami lakukan seperti hanya membuang waktu, uang semata?”

“ Memang seperti itu yang terlihat”

“ Sepertinya kau salah mengambil jurusan perkuliahanmu itu”

“ Apa?”

“ Aku tipe orang yang tidak mengulangi perkataan kedua kalinya”

“ Turunkan aku”

“ Dengan pakaian itu dan ditengah cuaca dingin seperti ini? Jika saat ini kau masih bisa berpikir, hentikan dan kendalikan EGO mu itu”

“ EGO? AKU?”

Sungguh menyebalkan sekali pria ini!! Jika aku membawa jaket musim dinginku yang dibawa emre tadi, mungkin aku sudah loncat dari mobil ini!  Ada apa dengannya sebenarnya? Sedetik dia membantuku bahkan bisa dibilang dia menyelamatkanku saat berada di sana tadi. Namun sedetik ini dia bahkan seperti menjelekkanku? Apa hak nya berkata seperti ini padaku? Berkendara dalam keheningan ditengah malam, cuaca menjadi terasa dingin menusukku, Tanpa berkata saat lampu merah dan mobil terhenti, serkan membuka jas yang dikenakannya dan memberikannya padaku dengan sedikit melonggarkan dasi yang dikenakannya  dan berubah setting AC dimobilnya. Sebenarnya ada apa dengannya? Sedetik Dia marah padaku tapi sedetik memperlakukanku seperti ini?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!