Menarik Raga Tertawan Hati

Menarik Raga Tertawan Hati

Chapter 1

Sinar matahari yang redup namun tetap dapat terasa sedikit hangat, terselip hembusan angin dingin dipagi hari ini.. Pertanda pergantian pada awal musim dingin di akhir tahun keduaku di kota ini.. Istanbul, kota indah dengan pemandangan selat bosphorus yang bisa membuat siapa pun jatuh cinta melihatnya.. Dengan setengah tersadar, dapat terdengar suara gaduh dan bunyi sangat nyaring yang sengaja terpasang agar dapat membangunkan siapa pun dipagi ini.. Meskipun kucoba menutupi telinga ini dengan bantal yang ada, namun masih saja terdengar sangat nyaring.. Aku pun akhirnya terbangun dan keluar dari kamarku dengan mata dan tubuh yang masih terasa berat untuk membuka mata, terlebih untuk melangkahkan kakiku..

“ Katakan padaku, siapa yang sengaja memasang alarm??"

Ucap Mira menggunakan bahasa turki dengan setengah sadar berdiri di depan pintu kamarnya)

“ Hazal tuu mirr..”

“ Maaf mira.. Aku membutuhkan bantuanmu.. Sangat! Sangat kali ini.. Karena kudengar proposal tesis mu sudah di setujui oleh Pak Onur.. Kumohon bantu aku untuk menyiapkan data agar mudah menghadapnya”

Ucap Hazal dengan bahasa turki sembari mengusap ngusap kedua tangannya keatas dan kebawah memohon

“ Dia gagal lagi, udah 2X mir.. Kemarin dia keliatan frustasi depan ruang administrasi kampus.. ”

“ Seperti apa sih Prof. Onur yang sering kalian bicarakan itu? Susah, banget banget?”

Lilian dan kirey yang terduduk di sofa ruangan tengah dengan meminum susu hangat dan roti

“ Yeah.. Pak onur itu terkenal sangat tegas dan sulit untuk di dekati oleh siapa pun...”

“ Oooh begitu.. Jadi sepertinya kau memang harus menolongnya mir..”

“ NO. TIDAK.”

Almira yang berbalik masuk kembali kedalam kamar tidurnya

“ Kumohon almira.”

Hazal pun mengejarnya dan menarik tangan almira agar tidak masuk kembali ke dalam kamar

“ Serius Hazal?! Apa kau tahu aku baru bisa tertidur tadi malam jam berapa?”

“ Aku tahu, Aku sangat tahu.. Tapi aku mohon kali ini saja.. Hanya kali ini.. Kumohon mir”

Hazal yang terlihat frustasi dengan tidak melepaskan tangannya dari piyama yang dikenakan almira

“Itulah jadinya mir, kalau dari 1 kelas hanya 4 orang yang lulus.. Ahahaha.. Almira,miraa.. Udah malem begadang gara gara kerja sampingan, sekarang lembur pagi demi tesis akhir..”

“ Jangan lupa, katanya nanti kau harus kebagian sendik kampus loh.. Sepertinya mereka menawarkan tambahan mata kuliah untukmu sebagai asisten dosen..”

Ucap Lilian dan kirey kembali sembari berjalan melalui Almira dengan tatapan jahil dengan roti dimulutnya

“ Curiga bakal tambah lama kau disini mir...”

“ Ahahaha.. Sekalian aja cari jodoh disini mir... Orang Turki kan kaya campuran orang bule arab gitu..”

Lilian dan Kirey yang tersenyum jahil berdiri di depan pintu keluar sembari memasang sepatu

“ Lilian.. Kirey.. Kalian menyebalkan sekali”

“ Ahahaha.. Ohya, Hazal.. Katanya kau akan membantu almira.. Jadi??”

“ OH IYAA!! TENTU, TENTU!! Asal kau berjanji akan membantuku kali ini, aku akan mengenalkanmu pada kakak sepupuku yang memiliki Restaurant.. Bagaimana mir?"

Hazal melepaskan tangannya dan memperlihatkan daftar kontak dari handphonenya kepada Almira

“ Hmm.. Apaa kau mencoba menyogokku??”

Almira yang merasa aneh sembari melipat kedua tangannya

“ APA?? Tii.. Tidak.. Tentu saja tidak. Apa kau tahu istilah berbagi adalah indah?? ”

“ Ahahaha.. Hazal, Hazal.. Udahlah mir, bantuin iih kasiann...”

Yaa.. Seharusnya aku memang sudah tahu dan siap kalau hal ini pasti akan terjadi.. Setelah mendapat program beasiswa lanjutan untuk program studi magister S2 psikologiku, papa tiba tiba pensiun dini akibat kesehatannya yang sudah menurun.. Usaha kue mama tiba tiba harus tutup sementara karena mama harus mengurus papa, dan meskipun dana pendidikan tercover, namun aku tetap harus mendapatkan uang saku atau mungkin aku bisa mengirim sedikit uang kepada keluargaku di indonesia, terlebih untuk Andre adikku yang juga akan masuk ke jenjang perkuliahan..

Saat melangkah keluar kamar untuk membantu hazal dalam proposal tesis awal, pandangan mata kirey dan lilian sungguh mampu membuat darahku mendidih, terlebih dengan senyuman jahil mereka, Kalau aku tidak ingat kami bertiga yang menyewa, ingin sekali kudorong keluar pintu apartment.. Hazal yang merupakan anak salah satu orang terkaya dikota ini pun ternyata masih bisa memohon seperti ini padaku dengan menarik narik piyama bajuku layaknya anak kecil.. Aku pun menundukkan kepalaku sembari menghembuskan nafas panjangku dan berjalan menuju ruang tengah untuk membantunya.. Kirey dan lilian yang jahil dengan sengaja mengantarkan segelas susu hangat dengan tumpukan beberapa buku yang biasa aku baca ke meja tengah ruangan tamu.. Laptop pun bahkan dipersiapkan oleh mereka.. Merasa kesal aku pun melempar salah satu bantal kearah mereka yang tertawa dan berlari menuju pintu keluar apartment..

Aku, lilian, dan kirey bersama dari indonesia yang juga sama sama mendapatkan beasiswa dengan jurusan yang berbeda.. Kami pun sudah menjadi seperti keluarga selama berada disini.. Sedangkan hazal dan ozge adalah salah satu teman terbaikku dikampus. Mereka memperkenalkan bagaimana kehidupan disini, budaya, serta diwaktu luang sesekali kami pun diajak untuk berwisata dikota ini bersama mereka.. Bahkan saat aku mendapatkan kabar tersuram mengenai keluargaku, karena persyaratan dari lembaga beasiswa yang kuterima, membuatku tidak bisa pulang langsung menemui mereka dan hanya bisa mendengar perkembangan kabar mereka melalui media online.. Dan karena alasan itu juga yang mengharuskanku untuk mencari pekerjaan sampingan disini, sehingga hazal dan ozgelah yang membantuku pada salah satu kenalan mereka disini..

“ Paham? Dalam proposisi ini, kita harus mengeksplorasi hubungan antara efikasi diri dan kecemasan"

Almira mengarahkan pulpennya pada data tesis yang akan diajukan oleh Hazal menggunakan bahasa turki

“ Yeah.. Sekarang aku mengerti.. Tidak heran kamu lulus kelas ini"

Ucap Hazal sembari membereskan kertas kertas dan memasukkannya ke dalam tas Map nya

“ Terima kasih kembali. Jadi, apa kita pergi sekarang? Aku pikir belum terlambat bertemu dengan pak onur”

“ Oke, kau bersiap siaplah dan mandilah dulu, aku juga akan edit data ini. Setelah itu kita langsung ke kampus”

“ Okey..”

Begitu aku selesai bersiap, aku dan hazal berkendara menggunakan mobil yang hazal gunakan.. Dalam perjalanan menuju kampus, kami terhenti  disebuah toko yang mengeluarkan wangi yang membuat perut kami merasa lapar.. Cerkezkoy Delicatessen sebuah tempat makan yang biasa kami lewati, dan tidak mungkin untuk kami lewatkan begitu saja hanya untuk breakfast, brunch, lunch, atau dinner.. Jika pulang ke indonesia nanti, aku pasti akan merindukan tempat makan favoriteku ini.. Saat selesai, kami langsung melaju menuju kampus dan hazal pun berlari menemui Onur Bay sedangkan aku sesuai perkataan kirey mengharuskanku ke bagian sendik kampus untuk bertemu dengan Karem Bay salah satu profesor dikampus yang terkenal dalam setiap seminarnya.. Dan betul seperti perkataan mereka, bahwa pihak kampus menginginkan tambahan mata kuliah untuk ku sebagai asisten dosen sementara..

Diakhir aku pun memberi penjelasan pada mereka bahwa sepertinya aku tidak bisa dan harus segera kembali ke indonesia.. Bersyukur mereka mengerti alasanku namun sangat menyayangkan keputusanku.. Aku pun hanya tersenyum sembari menundukkan kepalaku.. Bagitu selesai, Hazal sudah menungguku dengan wajah bahagianya.. Sepertinya kali ini dia berhasil, hazal pun langsung memelukku dan berterima kasih padaku.. Kemudian sesuai janjinya, dia mengajakku untuk melakukan wawancara awal untuk kerja sampinganku ke restaurant milik sepupunya.. Begitu sampai, aku pun dibuat terkejut oleh hazal karena tempat kubekerja adalah sebuah restaurant bintang lima..

“ Hazal tunggu sebentar.. Apa kau bercanda? Apakah aku akan bekerja di sini?"

Ucap almira menggunakan bahasa turki dengan menarik tangan Hazal dengan pandangan penuh terkejut

“Ya.. jangan khawatir, aku sudah menjelaskan bahwa kau masih tidak lancar berbahasa Turki"

Hazal yang mencoba menenangkan almira dengan menepuk pundaknya

“Apa benar tidak apa apa"

“Ikut aku"

Hazal kemudian menarik tangan almira dan membawanya masuk ke dalam Restaurant

“ Hey kak Ozcan.."

“ Hey hazal.. Aahh, apa kau almira? Kau datang tepat waktu.. Bagaimana kabarmu hari ini?”

Ucap Kak Ozcan dengan bahasa turki, memeluk almira kemudian berjalan menuju meja Resepsionis

“ Kabar ku baik.. Terima kasih.."

“ Baiklah, Almira... Ini adalah kontrak kerja, bacalah dulu"

Kak Ozcan pun menyerahkan beberapa lembar kertas dan sebuah pulpen pada Almira

“ Baiklah, Terima kasih bu.."

"Jangan sungkan.. Mulai sekarang panggillah aku dengan sebutan sama seperti Hazal kepadaku"

Ucap kak Ozcan yang menghampiri almira dan menggenggam tangan almira

" Baiklah kak ozcan, terima kasih banyak"

Sembari tersenyum aku pun berjalan dibawa oleh hazal keruangan dalam khusus pegawai sembari memperkenalkan diri kepada pegawai lainnya.. Mereka sangat sopan dan menerimaku dengan terbuka, bahkan ada yang menawarkan bantuan jika aku merasa kesulitan selama bekerja disini.. Pemilik restaurant mewah ini adalah pasangan suami istri yang dimana Ozcan Hanim ( Kak Ozcan) istri dari pemilik tempat ini adalah sepupu hazal.. Dan suaminya bernama Mete Dersen .. Mereka sangat baik dan sopan, sempat sangat berbeda dari yang aku bayaangkan sebelumnya..

Saat aku sedang berbincang dengan pegawai lain, tiba tiba restaurant kedatangan pelanggan tamu VIP yang membawa para pegawai kantornya untuk melakukan meeting.. Semua pegawai terlihat panik namun langsung sigap dengan keadaan ini, sedangkan aku masih berusaha mencermati apa saja yang harus dilakukan.. Hazal kemudian pamit dan memberikan semangat padaku sebelum dia pulang.. Ditengah kesibukan, tiba tiba salah satu pegawai wanita yang sedang hamil mengalami kesakitan sehingga tidak bisa melanjutkan untuk bekerja, mereka akhirnya melihat kearahku dan menarikku menuju kebelakang ruang ganti baju pegawai.. Mau tidak mau, aku harus bersiap siap untuk menggantikan shift rekan kerjaku yang sedang sakit kala ini..

Mereka sangat mengerti akan kondisiku yang masih belum fasih berbahasa turki, yang akhirnya mereka menyuruhku hanya menjadi tim support bila makanan pendamping, peralatan makan, dessert dan lainnya habis maka itu adalah tanggung jawabku.. Aku pun segera beradaptasi dengan kondisi saat ini.. Tak lama kulihat meja dessert sudah mulai habis, aku pun kebelakang untuk mengambil beberapa Waffle, Croissant dan sebotol juice jeruk.. Saat berjalan, ada seorang tamu yang tidak sengaja menabrakku sehingga keseimbanganku ku pun goyah.. Aku berhasil mengamankan waffle dan craoissant di tanganku, tapi aku melupakan bahwa ada sebotol juice kaca yang akan terjatuh dan akan terpecah kelantai.. Tiba tiba dari belakang ada sebuah tangan yang menggapai botol kaca itu dan menaruhnya kembali keatas nampan yang kubawa.. Aku pun membalikkan tubuhku untuk melihat sosok tangan yang membantuku.. Namun, bukan ucapan maaf atau terima kasih yang kuucapkan, yang kulakukan berdiri seperti patung terpana melihat sosok pria yang menolongku ini..

“Apakah kau baik-baik saja?"

Ucap pria itu menggunakan bahasa Turki

Entah mengapa melihat dan mendengar suaranya, aku langsung menundukkan kepalaku dan mengangguk kepadanya seraya memberitahu aku baik baik saja dan memohon ijin untuk pergi.. Apa yang kulakukan ini? Bisa bisanya aku terpana seperti ini setelah melihat sekian banyak pria turki yang tampan.. Aku pasti hilang akal.. Fokus almira! Kau sedang bekerja! Aku pun mencoba kembali bekerja hingga tak terasa waktu berlalu dan pekerjaan hari ini pun berakhir lancar dan tidak ada masalah.. Mete Bay dan ozcan hanim mendatangiku dan memujiku atas yang kulakukan hari ini.. Pegawai lain pun ikut memberikan selamat padaku.. Aku sangat bersyukur, sepertinya aku akan betah dan nyaman selama bekerja disini..

Tamu sore hari ini sudah tidak seramai tadi siang, tapi tidak menutup kemungkinan akan ramai kembali pada malam hari.. Aku harus bersiap jika pengunjung tiba tiba ramai datang kembali seperti tadi siang.. Saat sudah selesai melayani tamu yang datang di sore ini, tiba tiba pandanganku teralihkan kearah aliran selat bosphorus dan tanpa disadari langkah kaki pun melangkah keluar teras restaurant.. Terasa menusuk dingin angin berhembus pada sore hari ini, mungking karena ini juga merupakan awal musim dingin pada tahun ini.. Aku pun langsung memeluk diriku sendiri mencoba menghangatkan diri namun aku tetap tidak bisa beranjak mengalihkan pandanganku dari selat indah ini..

Tersadarku melihat akan sosok seorang pria berkacamata yang terduduk seorang diri yang terlihat menyedihkan.. Dari pakaian yang dikenakannya terlihat bahwa dia dari kalangan atas, terkesan elegant dengan penuh wibawa.. Pria itu menundukkan badannya seraya terasa berat oleh beban yang sedang ditanggungnya, bahkan sesekali terlihat kedua tangannya mengarah ke belakang kepalanya seperti menunjukkan akan rasa cemas dan kebingungan yang sedang dia pikirkan saat ini.. Siapa pria itu? Apa dia tidak merasa dingin dengan cuaca seperti ini? Tak lama pria itu berdiri dan terdiam membisu menghadap ke aliran selat bosphorus.. Mataku semakin tertuju melihatnya saat itu baru kusadari pria itu adalah yang tadi menolongku saat hampir membuat kekacauan dengan menjatuhkan botol kaca berisi juice.. Apa yang sedang dilakukannya seorang diri seperti itu? Tak lama ozcan hanim datang memanggil dan membutuhkan bantuanku..

Saat aku sudah menyelesaikan pekerjaanku dan shift kerjaku berakhir hari ini, tiba tiba Mete Bey (Pak Mete) meminta bantuanku untuk mengirimkan sebuah kopi kepada seseorang yang sedang menunggu diluar restaurant dan karena searah dengan jalan menuju apartmentku.. Tanpa berkata banyak aku pun membantu mengirimkan kopi itu.. Saat perjalanan pulang aku memutar kepalaku mengarah kanan dan kiri untuk melihat, siapa sebenarnya yang memesan kopi ini? Kenapa dia tidak masuk saja dan menikmati kopi ini didalam restourant? Tapi lebih memilih meminumnya ditengah cuaca dingin ini.. Aku berjalan memutar mencari kembali siapa yang memesan kopi ini, lalu diujung cahaya lampu jalan malam ini terlihat ada seorang pria sedang berjalan menghampiriku..

“ Apa kopi ini dari restaurant Pescheria?”

“ Evet. Maksudku Yaa…. MAAF?? KAU BISA BAHASA INDONESIA??”

“ Terima kasih”

“ Sa.. Sama sama..”

Pria ini pun langsung pergi meninggalkanku.. Aura pria ini sangat mencekam sekali.. Seolah semua kegelapan sedang mengitarinya saat ini.. Ada apa dengannya? Jika diperhatikan dari postur tubuhnya yang berisi dan tinggi itu kuyakin wajahnya pun pasti tidak terlalu buruk untuk dibanggakan.. kenapa dia menutupinya dengan syal yang digunakannya? Apa dia takut jika aku melihat wajahnya, maka aku akan langsung jatuh cinta? Lucu sekali argumentmu ini almira... Tapi entah kenapa wangi parfum yang menempel padanya membuatku seperti merasa familiar padanya.. Dari mana dia tahu aku bukan berasal dari sini? Apa Kak Ozcan yang memberitahunya? Atau Pak Mete? Jika betul, berarti apa dia tamu VIP di restourant? Kenapa saat ini pikiranku seolah dipenuhi oleh pria ini. Masih banyak hal yang harus aku pikirkan! Lebih baik cepat pulang..

..........................

“ MIIRRR... ALMIRAAA!!”

Lilian yang mengetuk ngetuk pintu kamar Almira hingga akhirnya terbuka

“ Kenapa kau tidak pernah membiarkanku tenang paling tidak 1 hari? Tidak bisa bicara saja dari luar? Aku sedang malas membuka pintu kamar..”

“ Dasarrr kau! Nihh, barusan kak ozcan menghubungi, dia bilang memanggilmu beberapa kali tapi tidak kau angkat.. Apa handphone mu mati?”

“ HP? aahhh.. Yaa.. Semalam aku lupa untuk charge, ini baru terisi.. Memang ada apa?”

Almira pun berlari kearah meja dikamarnya dan mencabut kabel charging mencoba memeriksa Handphonenya

“ Dia bilang kau jangan sampai lupa bahwa hari ini ada acara di restaurant dan memintamu datang..”

“ Acara??..... Tunggu, Jam brpa sekarang?? AAARRGGHH!! Kenapa baru kasih kabar sekarang Lii..”

“ Lahh?? Ini apa..? Ckckckk.. Makanya di Hp bikin note pengingat!”

Lilian pun membalikkan badannya berjalan meninggalkan kamar Almira

“ Yayayaa.. Bawel.. Terima kasih saudarikuuu... Kau terbaik!!”

“ BAWEL”

“ Ahahahaa.. Aku mencintaimu saudariku.. Ahahahaa”

Kenapa bisa sampai terlupa olehku! Bahkan sampai Mete bay sendiri yang datang berbicara padaku langsung kemarin lusa untuk meminta bantuan dihari liburku.. Acara hari ini dibilang sangat penting karena berdasarkan cerita para pegawai lainnya, CEO yang menyewa restourant hari ini adalah salah satu pemberi dana terbesar ditempatku bekerja sekarang serta terkenal sangat dingin dengan perkataan yang tajam dalam memperlakukan orang lain.. Tapi menurutku, jika memang dia seperti itu untuk apa dia membuat acara penghargaan karwayan terbaik di perusahaannya dengan menggunakan dana pribadinya sendiri dan datang langsung? Kudengar biasanya untuk orang yang sudah berkedudukan tinggi, untuk menghadiri acara yang tidak begitu penting, mereka di wakilkan oleh assistennya..

Sesampainya aku di restaurant tak ada waktu lagi untuk menceramahi keterlambatanku karena pekerjaan masih banyak yang harus dilakukan.. Pak mete  pun langsung memberitahuku untuk membantu persiapan untuk malam ini dan hal apa saja yang harus kulakukan.. Mereka semua tahu bahwa aku masih belum menguasai bahasa turki dengan sangat baik, karena nya aku hanya sebagai tim support kembali untuk acara malam ini.. Semua sangat bekerja keras saat ini, terlihat mereka pun sangat kelelahan.. Yang sangat kusukai dengan bekerja disini adalah sifat kekeluargaan yang mereka berikan bukan hanya padaku, tapi pada semua yang bekerja disini.. Karenanya kami pun menjadi seperti keluarga satu dengan yang lainnya sehingga tidak ada persaingan selama bekerja disini..

“ Acara akan segera dimulai.. Almira, bisakah kamu melihat stok croissant? Jika memungkinkan, langsung dibawa ke teras belakang"

Ucap Pak Mete sembari merapikan meja prasmanan utama dan melipat b

“ Baik Pak Mete.."

Aku berjalan menyusuri jalan pintu samping restaurant, karena aku tahu sudah tidak mungkin untuk melewati semua tamu undangan yang datang saat ini.. Dengan bergegas setengah berlari aku menuju teras belakang untuk melihat keadaan disana, namun saat akan masuk kedalam, pintu teras tidak dapat terbuka dan aku pun kesusahan dibuatnya.. kulihat sekeliling pintu ternyata sudah berkarat dan perlu sedikit diangkat agar bisa terbuka, namun aku tidak kuat sama sekali untuk mengangkat pintu besi ini.. Tak ada cara lain aku harus kembali dan terpaksa melewati ruangan tengah, namun saat aku membalikkan tubuhku, tiba tiba dihadapanku hadir seorang pria sehingga tak sengaja wajahku terbentur dada pria itu..

“ Maafkan.. aku tidak bermaksud seperti itu dan aku tidak melihatmu disana"

Ucap Almira dengan panik dengan membungkukkan tubuhnya kearah pria itu

“ Kau lagi. Apa kau sering terlihat seperti kehilangan arah atau sedang mencari sesuatu?”

“ apa?”

Siapa pria berkacamata ini? Apa dia mengenalku? Tunggu dulu.. Jika kulihat dari perawakannya, bukankah pria ini adalah orang yang kuperhatikan terduduk sendirian ditepi selat bosphorus kala itu dan yang membantuku? Ya, aku sangat yakin itu dia.. Tapi, jika dilihat dari penampilan setelan jas musim dingin mewah yang dikenakannya sekarang, aku seperti pernah melihatnya.. Dimana aku.... Aaahhh!! Tuan pemesan kopi malam hari kala itu juga.... Adalah DIA?? Kenapa mereka seolah tampak sangat berbeda sekali? Dan saat itu sepertinya dia tidak menggunakan kacamata serta..... Ada yang berbeda dari diri pria ini..

“ Melihatku dengan tatapan itu sepertinya sedikit tidak sopan, nona pengantar kopi”

Ya.. Betul Ternyata adalah dia.. Jadi seperti inikah wajahnya? Ternyata betul dugaanku, dengan wajahnya itu sangat sayang sekali untuk ditutupi oleh Syalnya saat itu.. Bahkan menurutku dia bisa sangat membanggakannya.. Dengan wangi parfum yang melekat padanya serta postur tubuhnya ini terlihat sangat sempurna bagi seorang lelaki yang menjadi target hati para wanita.. Dia pun pasti dengan mudahnya hanya tinggal menunjuk salah satu dari mereka.. Bukan begitu?? Tapi, kenapa dia terlihat menyedihkan kala itu? Dan yang menjadi pertanyaan terbesarku lainnya adalah darimana dia bisa bahasa indonesia, bahkan bisa dibilang sangat lancar.. Karena jika dilihat dari penampilannya, dia sama sekali bukan berasal dari negara tempatku dilahirkan..

“ Menepilah akan kubuka pintu ini. Kau tidak mungkin bisa membukanya”

Ucap pria itu yang dengan tenaganya mendorong pintu hingga terbuka

“ Ya, Terima kasih..”

Setelah pintu terbuka dia pun berjalan lurus kedepan dengan tegapnya, terlihat para tamu undangan terlebih para wanita yang berada disini terarah padanya dan tidak memalingkan pandangan mereka.. Dia pun berjalan menuju meja utama yang dikhususkan untuk pemimpin perusahaan atau khusus para direksi utama.. Apakah dia bekerja sebagai assisten salah satu dari mereka? Namun, tiba tiba terlihat seorang pria datang mengikutinya dari arah belakang dan seolah membisikkan sesuatu padanya.. Apa itu adalah assistennya? Ketika sampai dia pun menjabat tangan para ketua direksi serta orang penting dalam perusahaan.. Bahkan PAk Mete pun bersalaman dengan sangat hormat padanya.. Tak lama dia berdiri bersanding dengan membawa sebuah gelas untuk bersulang dan dengan serentak mereka bertepuk tangan kepadanya sembari berkata, #Terima kasih Pak Serkan#  Siapa pria ini sebenarnya?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!