Pagi hari terasa beda bagi Haris karena harus terbangun di dalam hutan dan disambut oleh para makhluk hidup di sekitarnya. Pohon-pohon besar dan rindang mengelilinginya, dia yang sudah terbangun hanya bisa merenung tanpa alasan.
Seperti biasa, semua itu merupakan rutinitas sehari-hari yang selalu dilakukan olehnya. Bangun pagi, melamun, mengucek mata, kemudian membasuh wajah. Namun, untuk saat ini dia tidak bisa membasuh wajah melalui air keran, tetapi harus terpaksa untuk mencari sumber air, yaitu danau.
Dia mengangkat tubuhnya kemudian berjalan mencari keberadaan danau dengan naluri sebagai penuntun nya. Sepanjang jalan dia mencoba untuk menjauh dari keberadaan para Monster hutan, karena dia merasa dirinya masih belum tumbuh kuat. Meskipun sebelumnya dia sudah membunuh Monster, tetapi yang dibunuh olehnya adalah Monster terlemah di hutan ini.
Dia mengetahui hal itu dari jendela status yang ditampilkan oleh Monster sebelumnya, di sana terpampang jelas statistik nya yang dua kali lebih lemah dari Haris, dan juga setelah berjalan cukup jauh dia bisa melihat banyak sekali Monster kuat yang pastinya beberapa kali lipat dari kekuatannya saat ini.
Butuh waktu lama untuk Haris agar bisa menemukan danau yang jernih dan cocok untuk dipakai minum dan membasuh wajahnya, bahkan air itu lebih dari cocok untuk membasuh tubuhnya.
"Ah, segarnya!" Senang Haris ketika merasakan kesejukan yang terkandung di dalam air danau tersebut. Dia merasakan kulit wajahnya menjadi lebih nyaman, serta kehausannya sudah berangsur-angsur membaik.
Setelah itu dia kembali lagi namun kali ini dia memberikan sebuah tanda di setiap langkahnya, karena dia tidak ingin sampai kehilangan koordinat danau sebelumnya.
Rasa haus sudah hilang, tapi tiba-tiba perutnya mengeluarkan suara bergetar yang menandakan jika dirinya sedang kelaparan. Padahal baru kemarin dia memakan babi liar satu ekor utuh. Namun, rasa laparnya kembali menyerang, dan mungkin saja dia sudah terbiasa sarapan pagi yang menyebabkan tubuhnya sudah beradaptasi dengan itu.
Namun, setelah melakukan perjalanannya, tubuh dia harus kembali beradaptasi, tapi kali ini dia akan beradaptasi dengan alam.
Alam liar yang hanya berisikan makhluk-makhluk yang memiliki motto hidup "Dimakan atau memakan" yang menyebabkan selalu terjadi pertarungan di setiap waktunya.
Tentu saja Haris juga melakukan hal itu, karena saat ini dia sedang mengejar satu ekor kelinci yang memiliki ukuran tubuh tidak normal untuk sejenisnya.
Kelinci itu memiliki tinggi sebesar anak bayi berusia 1 tahun, dan juga kelinci itu memiliki satu tanduk yang terpasang di keningnya yang dipenuhi buku itu.
'Sial, dia berlari sangat cepat!' Batin Haris mengeluh karena tidak bisa mengejar laju kecepatan si kelinci.
Namun, setelah berlari cukup lama hanya untuk memangsa kelinci itu, dia pada akhirnya menyerah karena sudah tidak kuat dan tidak yakin bisa mengejar kelinci itu, karena tidak hanya dari segi kecepatan, stamina kelinci itu juga sangat banyak sehingga Haris tidak yakin untuk memburunya.
Dia sedang berada di hutan, alam liar yang dimana hukum rimba berlaku. Jadi, jika dia menghabiskan staminanya hanya untuk memangsa kelinci bajing loncat itu, maka bisa dipastikan bahwa kedepannya dia akan berada dalam bahaya.
"Lebih baik aku memetik buah itu." Gumam Haris sambil mendongak menatap buah yang mirip seperti apel, tapi memiliki warna hitam legam seperti rambutnya.
Meski rasanya kurang yakin untuk memakan buah itu sebagai menu sarapannya, tetapi dia tetap memetik buah itu dengan lompatan tinggi hingga mencapai satu tangkai, dan menariknya sampai terlepas.
"Lucky!" Ujar Haris bahagia karena bisa mendapatkan sekitar satu keranjang buah dengan sekali tarik.
Setelah itu dia mengambil posisi bersila, lalu menyantap satu persatu dari buah tersebut dengan sangat rakus. Rasanya begitu manis namun sedikit pahit, tapi karena perpaduan rasa itu juga yang membuat lidah Haris bergoyang-goyang girang.
"Haah… Aku kenyang, lebih baik untuk melakukan pelatihan. Sudah tertunda lama sekali, ini…" Haris langsung berlari mengitari gunung meskipun baru saja melakukan sarapan. Tetapi untuk tubuhnya yang kuat, dia memiliki imun yang kuat juga, jadi hal seperti itu tidak berpengaruh untuknya.
Dia mengitari sekitar lima kali putaran, tapi langsung terhenti ketika melihat dua beruang sedang menghalau dirinya untuk berlari. Satu sedang berada di belakangnya, satu lagi menghadang dari depan.
Namun, masih ada arah samping yang kosong. Tetapi daripada mengambil jalan pengecut, dia lebih memilih untuk menjadi pejuang layaknya seorang Swordsman sejati.
Dia membungkuk untuk mengambil ranting kecil di tanah, lalu setelah itu dia langsung berada di posisi siap tempur.
Matanya menatap tajam ke arah kedua beruang itu, dia tidak mengendorkan kefokusannya karena akan jadi masalah jika dirinya sampai kehilangan fokus seperti itu.
Karena kedua beruang itu tidak berinisiatif untuk memulai pertarungan, tanpa pikir panjang Haris langsung menerjang ke salah satu dari mereka dengan tangan memegang ranting pendek.
Woarghh…
Beruang itu berteriak kemudian hendak untuk melepaskan serangan, tapi dengan segera ia menariknya kembali dan melompat ke samping untuk menghindari tebasan ranting yang tanpa Haris sadari bahwa serangannya tercampur dengan mana yang cukup besar.
Tebasan itu memotong pohon besar yang sebelumnya berada di belakang beruang tersebut. Dia sudah mengetahui pasti jika serangan Haris sangat berbahaya untuk diterima olehnya, dan secara sengaja dia berpindah tempat agar tidak terkena tebasan tersebut.
Melihat celah besar di pertahanan Haris, tanpa berpikir panjang kedua beruang itu langsung menyerang Haris di segala sisi, sehingga membuatnya terjebak dan berusaha keras dalam waktu singkat untuk menemukan titik terang dari masalahnya.
Namun, dalam waktu singkat itu Haris tidak bisa menemukan kesempatan untuk selamat dari situasinya, sehingga dirinya pasrah dan pada akhirnya tubuhnya terkena tusukan dalam dari kedua sisi perutnya, tusukan itu disebabkan oleh kuku tajam dari kedua beruang tersebut.
"Akkhhkk…!!" Haris meringis kesakitan sambil menahan suaranya agar tidak terlalu keras untuk menghindari pertarungan yang lebih besar.
Tusukan itu tidak terlepas dari perut nya dan malah terasa semakin dalam sehingga rasa sakit mulai menjalar ke seluruh tubuhnya.
Namun, dia memanfaatkan kesempatan itu untuk menebas kepala mereka yang tangannya sudah terjebak di perut Haris.
Slash…
Sekali tebasan dua kepala melayang dan itu milik dari kedua beruang yang sebelumnya menyerang Haris.
Setelah itu Haris yang mengalami pendarahan besar sedang mencoba untuk menghentikan pendarahan itu, dengan cara melepaskan pakaiannya kemudian melilit kencang perutnya sehingga bisa membuat pendarahannya berhenti.
Merasa lelah dengan semua pengalamannya, Haris langsung menyandarkan tubuhnya ke pohon yang berada tepat di belakangnya.
Dengan nafas yang tidak teratur, Haris tetap mencoba untuk menahan rasa sakitnya yang semakin memburuk.
Kejadian itu berakhir dengan Haris yang selamat, dan seminggu kemudian dia melanjutkan pelatihnya hingga pada akhirnya bisa diselesaikan setahun kemudian.
Setelah itu dia memutuskan untuk kembali ke rumahnya yang sebelumnya berniat untuk seringkali mampir. Namun, kondisi memaksakannya untuk tetap bertahan di dalam hutan dan melanjutkan pelatihannya.
Sesampainya di rumah, Haris langsung disambut hangat oleh kedua orang tuanya yang telah khawatir dengan kondisinya karena sudah lama tidak pulang. Tetapi Haris menjawabnya dengan senyuman penuh arti sambil berkata, "Aku disini sekarang, kalian tenang saja."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 19 Episodes
Comments
Aster
semangat author ditunggu part selanjutnya
2023-01-28
1