3. PENGKHIANAT CINTA

Melihat ruang tidur yang nyaman, bersih, kasur yang empuk membuatku semakin norak.

Langsung aja aku baringkan tubuhku diatas kasur yang empuk sambil menikmati Ac yang semakin dingin. Pada akhirnya daya tahan ngantukku pun terbatas semakin aku menikmati hembusan AC semakin mataku mengatup begitu cantiknya.

Tokk...tookkk !!!

Nada ketukan pintu membuatku panik seketika aku terbangun karena mendengar suara pintu seolah dipaksa membangunkanku.

Sungguh suara yang bar-bar. Membuat jantungku berdenyut cepat dengan nyawa yang belum sempat terkumpul maksimal, pintu masih saja diketuk. Aku hanya menoleh ke arah pintu. Aku lupa kalau pintu memang tadi sengaja aku kunci.

Pintu aku buka tanpa menjawab dari dalam, rupanya Tante Rini sudah berdiri tepat dimulut pintu. Dia langsung menyambut dan memelukku.

"Hai, Ra. Wah sudah besar ya. Terakhir kita ketemu kamu masih SD ya"

"Iya Tante, gak nyangka ya" ucapku sambil mengakhiri pelukan.

Kali ini aku agak sungkan dengannya mungkin karena aku belum akrab. Tapi setidaknya aku bisa betah tinggal di rumah ini. Itu yang paling penting

"Gak nyangka ya, kamu udah sebesar ini. Semakin cantik pula. Gimana perjalanannya? "

Aku bingung, pertanyaannya ambigu bagiku

"Perjalanan apa nih Tan. Perjalanan kenapa aku bisa cantik ?" tanyaku dengan polos

Tante tertawa "Hahaha, loh bukan. Perjalanan kamu ke sini"

"Ooh, ya lumayan lelah. Tapi gak sih Tan. Ya pokoknya begitu deh" aku jadi bingung mau jawab apa.

Yang pasti aku ngantuk. Plissss, berikan aku kesempatan untuk tidur.

"Oh gitu, ya sudah kamu mandi aja dulu atau mau makan dulu"

"Enggak Tan, nanti aja. Aku mau tidur sebentar aja dulu. Boleh ya"

Tante Rini menyetujui "Ya boleh dong, nanti jangan lupa ke bawah kita makan malam ya"

"Oke Tante"

"Ya sudah Tante tunggu nanti pas makan malam ya" ucapnya

Saat melangkah pamit tapi aku tahan sebentar

"Oh ya Tan, yang lain pada kemana. Om Budi dan Limi ?" sekalian aja aku nanya

"Om kamu masih kerja, kalo Limi belum pulang"

"Oh gitu, kok Limi belum pulang udah sore begini. Emangnya Limi ada eskul atau ada les atau bimbel ?"

"Gak, Limi memang jarang pulang"

"Kok bisa? " Aku kaget dong, dengarnya

"Nanti juga kamu tahu sendiri" ucapnya mengakhiri obrolannya.

Lalu ia turun. Baiklah kalau begitu biar aku lanjut tidur. Aku memang suka tidur karena aku bukan tipe orang yang suka keluar rumah atau sibuk dengan segudang aktifitas yang belum tentu bermanfaat tapi aku lebih baik memilih tidur

Jakarta rupanya sudah gelap, aku juga sudah mandi sudah makan juga dan tadi sempat ketemu om Budi pas makan malam bersama Tapi karena ini sudah jam tujuh maka dia mau main bulu tangkis dulu ke lapangan blok sebelah. Kata tante Rini, om Budi memang setiap malam main bulu tangkis. Sementara Limi belum juga datang tapi ketika makan bersama tadi gak ada pembahasan tentang keberadaan Limi.

Jadi, malam ini aku lewatkan di kamar saja. Karena tante Rini juga katanya mau istirahat. Jadi, ini kesempatan bagiku untuk rebahan sambil lihat postingan dan yang lagi viral di Instagram

Kemudian hape aku bergetar ada pesan masuk, aku memang sengaja gak dikasih nada deringnya. Sebenarnya gak ada alasan yang pasti cuma emang lebih suka digetarin aja tanpa suara. Aku cek ada pesan masuk dari Fredi

"Kok gak diangkat yank ?"

Pesannya baru masuk mungkin tadi gak ada ada sinyal.

"Ini chat kamu aja baru masuk yank"

"Oh gitu, pantes aja"

"Boleh telpon gak ?" tambahnya lagi.

Aku jawab "Oke"

Beberapa menit aku tunggu akhirnya dia telpon. Aku bahagia banget ketika dia menelponku. Bahagia luar biasa. Langsung aja aku terima panggilan

"Halo sayang" sapa ku dari sini

"Halo juga sayang" balasnya dari sebrang sana

"Aku kangeeeennnnnn banget sama kamu. Aku gak bisa jauh dari kamu, aku rindu kamu bangg___"

"Ra !" tiba-tiba ucapanku dipotong oleh seorang perempun. Aku kenal suara itu, Astrid

"Loh, Astrid. Kamu lagi ngapain di sana ?"

"Lagi mau nelpon aja sama kamu aja Ra"

"Oh gitu, eh kamu gak lagi ada macem-macem kan sama Fredi. Hahaha" ucapkan diakhiri tawa kaku.

Suasana disana mendadak terasa hening sejenak

"Trid, kamu lagi kumpul bareng Leila juga ya. Seru banget deh. Aku pengen kumpul malam ini, aku kangen kalian, aku gak bisa jauh"

"Ra, aku sama Fredi aja" ungkapnya

Aku terdiam mendengarnya

"Kok bisa? " Aku mulai cemburu buta

"Iya, karena____" Astrid gak melanjutkan

"Karena apa ?" tanyaku

"Karena, aku juga kangen sama kamu. Kamu kapan pulang. Padahal baru berapa jam pisah aku udah kangen kamu Ra" lanjutnya.

Setidaknya aku bernapas lega mendengar alasan Astrid begitu

"Iya aku juga sama"

"Ra, bentar nih. Fredi mau ngomong"

Langsung saja suara beralih ke Fredi kesayanganku.

"Ra, kamu udah makan belum ?" tanya Fredi memulai obrolan

"Iya aku udah makan kok. Kamu sendi___"pertanyaan aku dipotong lagi

"Ra, aku mau ngomong serius" Potongnya cepat.

Aku rasa sepertinya dia mau ngelamar aku deh. Tapi apa gak terlalu cepat ya.

"Ra, dengerin aku. Ini aku serius. Aku sama Astrid udah lama pacaran"

Aku spontan tertawa "Hahaha" walau otakku berfikir keras.

"Aku serius Ra, kami udah tiga bulan pacaran"

Aku diam, aku mulai percaya dengan omongannya tapi aku masih berharap kalau ini adalah prank. Pikiranku kacau saat itu.

"Aku harap kamu bisa lupain aku Ra, aku cocok sama Astrid. Maaf"

Aku masih tetap diam menyimak omongannya dari kata per kata, siapa tahu memang prank. Tapi naluriku berkata kalau ini memang terjadi.

"Aku harap kamu jangan gantung diri, jangan lompat, atau nabrakin diri kamu ke mobil truk tanah, Semoga kamu bisa terima keadaan ini, aku minta maap banget aku___"

Belum juga dia selesai ngomong tapi telpon aku tutup paksa. Aku gak mau dengar omongannya lagi. Kalau dia memang lebih memilih Astrid ya sudah gak apa-apa juga kok.

Tapi kok aku nangis ya. Menyedihkan sekali malam ini.

Air mataku mengalir begitu saja, padahal aku merasa sangat kuat menghadapinya tapi mungkin pengkhianatan yang lebih menyakitkan bagiku. Aku gak habis pikir mereka selama ini menyimpan kebohongan yang gak banget. Astaga, menyedihkan banget kisah cintaku. Rasanya mereka sudah berhasil mensabotase hatiku.

Hiks...hikss..hiks!

Oh ya, aku sekalian aja marahin Leila, jangan-jangan dia tau semua ini. Dan aku yakin dia pasti tahu tapi kenapa dia gak kasih tahu, sama aja dong si Leila membiarkan pengkhianatan hidup di bumi ini.

Nuuuttttttt.....nuutttt!

"Ada apa Ra ?" Jawabnya cepat

Aku mulai tarik napas ambil ancang-ancang untuk marah. Dia harus tahu kalau malam ini aku marah banget

"Kamu tahu kan semuanya tentang Astrid dan Fredi ?"

"Kamu udah tahu Ra ?" Dia tanya balik

"Aku tanya kamu !" nadaku mulai ngegas

"Iya aku tahu banget, mereka udah pacaran tiga bulan"

"Kenapa kamu gak bilang aku ?" suaraku makin ngegas

"Maaf Ra, aku cuma gak mau kamu sakit hati" jawabnya pelan.

Aku menangis semakin lirih

Hiks...hiks..hiks!

Aku rasa Leila mendengar tangisanku, aku masih gak terima

"Ya gak bisa gitu dong___"

Tapi telpon ia tutup

Nuuuuttt....nuuuttttt!

"Halo, halo. Leila ! kalian gak bisa begitu sama aku. Kalian jahat kalian tega. Aku benci kalian !"

Sambungan dia akhiri sendiri padahal aku masih mau banyak ngomong. Makanya meski sambungan sudah terputus aku masih ngomong

Aku langsung banting hape ke kasur. Kalau ke lantai nanti rusak. Aku kesal banget malam ini.

Aku nangis sejadi-jadinya. Aku benci kalian semua, aku benci malam ini.

Hiks...hikss...hikss!

Aku tandai kalian ya, aku tandai muka-muka kalian. Lihat aja, aku gak akan pernah mau maafin kalian. TITIK.

Malam semakin larut, aku juga sudah berhenti menangis karena lagi pula untuk apa aku menangisi manusia macam mereka, toh mereka aja lagi senang-senang kan, sekarang.

Tapi aku belum bisa tidur, padahal jam dinding sudah menunjukkan pukul dua pagi. Mungkin karena aku mulai merasa hati ini sudah sunyi sekarang, sesunyi rumah ini, sesunyi kamar ini. Yang bisa terdengar cuma detik jarum jam yang menemani.

Aku lantas bangkit dari tempat tidurku, lalu melangkah ke hadapan jendela dan membukanya. Aku gak akan lompat kok, aku cuma mau lihat langit yang masih berbintang. Tapi rupanya malam ini aku berharap hujan. Hujan yang sangat deras ada petir ada juga kilat, setidaknya itu sudah melengkapi hatiku yang kacau saat ini. Tanpa aku sadari aku air mataku jatuh kembali. Tuh kan aku jadi galau lagi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!