5. TEMAN BARU

Suasana lorong lantai tiga sepi banget hanya ada suara langkah kaki ku saja. Aku jadi parno sendiri mengingat omongan petugas kebersihan tadi. Kelas yang aku maksud sudah ada dihadapanku. Baru aja aku mau masuk tiba-tiba seorang wanita dewasa berseragam coklat keluar dari kelas lalu melihat kehadiranku

"Kamu siapa ?" tanyanya

"Pagi Bu, saya siswi baru"

"Oh, kamu datang pagi sekali. Temanmu yang lain belum datang semua. Ikut saya ke ruang guru dulu aja ya"

"Baik Bu" ucapku sambil mengikuti langkahnya dari belakang.

Akhirnya kami sampai di ruang guru, sudah ada beberapa guru yang bersiap mengajar, lalu aku menyapa mereka "Pagi Pak, pagi Bu" lalu aku duduk di kursi yang disediakan di ruang ini

"Kamu pindahan dari mana ?"

"Dari Bandung Bu"

"Oh kamu itu Rara ya ?" tebaknya.

"Iya Bu"

"Tapi sebentar" ucapnya sambil mencari kertas formulir siswa baru yang sudah diisi oleh Tante Rini. Lalu dibacakan untuk mencocokkan kepadaku. Semuanya cocok.

"Perkenalkan nama saya Wahyu" Ucapnya perkenalkan diri. "Nama lengkap Wahyuni, guru bahasa Indonesia" tambahnya lagi.

Aku menyeringai.

Bel pelajaran telah dimulai rupanya pelajaran pertama dikelasku adalah Bahasa Indonesia.

"Anak-anak kalian kedatangan teman baru dari Bandung" Bu Wahyu mengawali perkenalan ku di depan semua teman baruku

"Silakan kamu perkenalkan diri kamu" Lanjutnya

"Nama saya Ratu Yura, panggil saja saya Rara" ucapku gugup. Semua hanya menatapku tanpa berkedip gak ada satupun yang mau bertanya.

"Ada pertanyaan untuk Rara ?" tanya Bu Wahyu

Semua masih diam "Baiklah kalau begitu kita lanjutkan materi minggu kemarin. Kamu boleh duduk Ra" Ucap Bu Wahyu mengakhiri.

Aku tahu harus duduk di mana, karena cuma disitu saja yang bangkunya kosong, duduk bersama seorang perempuan kurus yang mukanya gak ramah sejak tadi.

Bel istirahat akhirnya berbunyi seolah memperbolekan kami untuk makan. Siswa di kelasku berhamburan keluar mencari makan tapi aku masih duduk masih canggung.

"Gak makan Ra ?" tanya Melani teman sebangku aku.

"Makan sih tapi___"

"Tapi loe gak punya duit ?" tebaknya

"Bukan, tapi cuma masih canggung aja"

"Oh, ayok makan sama gua. Kita ke kantin. Berhubung gua orang paling baik. Loe gua traktir deh" Ajaknya.

Tapi aku menolak traktirannya "Gak usah. Gini aja, Gimana kalau aku yang traktir kamu"

"Boleh juga" Jawabnya cepat tanpa mikir lagi.

Kami pun bergegas ke kantin yang rame banget sampai pada berebut beli padahal kantin cukup luas, kini kami telah sampai dimeja Kang bakso.

"Bang Bakso, sama es teh manisnya ya !" teriaknya padahal dekat

"Aku mau juga Mel" pintaku

"Dua bang !" Teriaknya lagi.

Sambil menunggu sajian kang bakso aku sambil lihat sosmed di hape ku. Tapi Melani enggak main hape, dia malah bengong bertopang dagu.

Saat disela-sela keseriusan aku melihat isi sosmed yang sedang viral, sekonyong-konyongnya dia gebrak meja seakan ingin memberikan suatu hal. Bikin aku semakin trauma aja.

"Ra, gua mau ajak loe ke taman nanti pulang sekolah. Mau gak ?"

Aku berfikir sebentar "Gak deh Mel, aku masih baru di sini. Aku takut nyasar"

"Yah, gak bakal nyasar. Nanti gua anterin pulangnya, tamannya tuh luas, bagus banyak artis FTV pada suting disitu" Hasutnya

"Lain waktu aja ya Mel"

Akhirnya Melani menyerah "Oke deh"

"Ra, gua mau ngomong sama loe"

"Dari tadi kan emang kamu ngomong terus"

"Bukan itu, gua cuma mau bilang. Loe jangan pake bahasa aku kamu deh. Gua risih dengernya"

"Memangnya kenapa ?"

"Gak tahu kenapa ya, kita bagai pacaran. Geli gua"

"Bukannya itu bahasa yang lumrah ya"

"Iya sih, tapi gua risih dengernya"

Aku mengangguk pelan "Ya udah kalau itu yang loe mau"

"Nah, cakep" Ucapnya sambil kasih jempol

Setelah sepuluh menit menunggu akhirnya pesanan kami tiba di meja dengan kewangian yang eksotik. Langsung aja tanpa obrolan panjang kami habiskan baksonya. Ini baksonya enak sampai makan pun kami gak sempat ngobrol saking menikmati betapa nikmatnya makanan ini.

Aku mengambil es teh manis lalu menyeruputnya "Enak banget" ucapku

"Iya ini bakso favorit gua"

"Kayaknya ini juga akan jadi bakso favorit gua deh"

Melani meyakinkan aku lagi "Eh btw, lu beneran traktir kan Ra ?"

Aku mengangguk "Iya, loe mau nambah lagi juga gak apa"

Melani sumringah bahagia "Serius nih ?"

"Iya"

"Ah yang bener nih ?"

"Iya"

"Aaahhh...yang bener ???"

"Gua itung sampai tiga kalau loe gak pesen juga, traktir angus" ancamku

"Bang baksonya dua lagi !" teriaknya cepet

"Gua gak mau makan lagi Mel, gua udah kenyang" ucapku

"Bukan, itu semua buat gua hahaha"

"Astaghfirullahaladzim"

Disela kenikmatan Melani menyantap bakso, sementara aku fokus dengan hape, lalu ada seorang lelaki gak tampan duduk disampingku ia membawa piring berisikan saus sambal sampai sepiring lalu ia permisi padaku

"Boleh mejanya ya kali barengan kan ya ?"

Aku menoleh ke wajahnya lalu terpaku ke piringnya. Ngomong apa sih nih orang.

Akhirnya Melani sadar ada kedatangan makhluk yang lain yang bergabung bersama kami.

"Makan apa Bung ?" tanya Melani, sepertinya dia sudah tahu siapa lelaki itu

"Siomay" jawabnya

"Mana Siomaynya, saus semua itu" tanya Melani. Aku aja bingung dari tadi

Ia lalu perlihatkan sambil mengaduk sausnya

"Nih"

"Astaghfirullahaladzim" kami berdua kompak istighfar.

Kami akhirnya melihat ada empat potong siomay yang terjebak dalam kepedihan sambal Sedap Wangi sekali

Kami kembali masuk kelas mengikuti kembali materi kimia yang sempat terpotong karena bel istirahat. Sebelum Bu Raisa datang aku menyiapkan kembali buku catatan, begitupun Melani. Tapi Melani sambil menceritakan kembali riwayat lelaki yang di kantin tadi.

"Ra, tadi itu namanya Maman"

"Oh, kelas berapa dia ?"

"Sama kayak kita, kelas tiga juga"

"Oh, gitu"

"Iya, kasian deh dia"

"Kasian kenapa ?"

"Dia dulunya pinter Ra, sering ikut lomba kecerdasan di sekolah"

"Waow, dia juara terus ya?"

"Enggak, bahkan gak pernah"

"Lah, terus pinternya dimana ?"

"Iya, setidaknya kan dia dulunya nyambung kalo diajak ngomong"

"Terus, titik seru dari cerita ini apa ?"

"Semenjak dia jatuh dari lantai dua, kepalanya bocor terus setelah dia sembuh kalo ngomong suka berantakan kata demi katanya"

Aku jadi keingetan pas tadi dia mau permisi duduk bareng.

"Oh, pantesan"

"Iya, makanya banyak yang gak mau ngobrol sama dia lagi. Bukan karena kami benci sama dia. Bukan. Tapi karna capek aja harus menyusun per kata yang dia ucap. Pegel kan kayak lagi nyusun Puzzle"

"Oh begitu" aku mengangguk pelan.

Sore sudah tiba aku berdiri memandang langit dari jendela kamarku anginnya sejuk karena langit sore ini mendung. Aku juga mau bersyukur akhirnya aku bisa melewati hari ini dengan baik ditambah lagi bersyukurnya aku berteman dengan Melani, dia itu walau wajahnya jutek rupanya dia baik dan lembut tapi jeleknya dia itu suka gosipin orang. Meski begitu aku merasa ini adalah awal dari kebahagian ku.

Akhirnya hujan pun turun membasahi perkarangan rumah membasahi komplek mewah ini, anginnya pun semakin sejuk menerpa wajahku tiba-tiba saja aku teringat Ibuku, angin hujan ini mengingatkan aku pada sosoknya yang penyabar. Aku segera ambil dan langsung menelponnya dengan sambil memandang rintik hujan yang semakin deras.

"Halo Ra" sapanya dari sana

"Apa kabar Bu ?"

"Kabar baik, kamu apa kabar. Gimana kamu sama Limi apa sudah akrab, gimana juga sekolahmu di sana ?"

"Aku aja belum ketemu orangnya, Sekolah aku menyenangkan bu"

"Syukurlah kalau menyenangkan. Loh memangnya Limi kemana ?"

Aku bingung mau jawab apa sepertinya aku salah ngomonh aku cuma gak mau Ibu tahu keadaan di rumah ini, keadaan yang genting setiap kalinya. Langsung aja aku alihkan pembicaraannya

"Bu, gimana kabar Ayah ?"

"Kabar baik juga Ra"

"Oh ya udah deh kalau gitu aku mau makan dulu ya Bu" tutupku.

Waktu hari ini sudah menunjukkan pukul lima sore, saat ini aku lagi kepengen ngeteh sambil menikmati hujan. Aku berniat mau bikin sendiri ke bawah. Tapi baru aja aku menutup pintu kamar, aku sudah berpapasan dengan seorang perempuan sebaya aku. Dia memandangiku lalu mendekatiku

"Loe pasti Rara" tebaknya tanpa ada raut ramah diwajahnya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!