"Hei berhenti kamu..!"
"Cepat tangkap dia..!"
Ucap pimpinan rombongan penjaga.
Dia segera mencabut golok di pinggang nya, kemudian melakukan pengejaran kearah Bibi Lan, yang sedang melarikan diri menembus hujan gerimis, dan terlihat sedang menggendong sesuatu di tangan nya.
Bibi Lan berusaha berlari secepat mungkin meninggalkan tempat tersebut.
Di belakangnya menyusul puluhan prajurit penjaga istana, melakukan pengejaran.
Melihat para penjaga dan Bibi Lan sudah pergi jauh, Siao Cui segera keluar dari tempat persembunyian nya.
Dia kemudian dengan langkah cepat, menggendong Di Yu Ming sang pangeran kecil.
Melewati pos penjagaan yang saat ini sedang kosong, karena para penjaga sedang pergi mengejar bibi Lan.
Siao Cui dengan mudah melewati pos penjagaan yang ada di sana.
Lalu dia terus berlari kecil membawa pangeran kecil, melewati bagian tengah istana.
Saat Siao Cui tiba di pos penjagaan pintu gerbang istana yang paling luar.
Dari kejauhan, Siao Cui hanya mendengar suara kericuhan di depan pintu gerbang lapis paling luar istana.
Hingga Siao Cui hadir di tempat itu, Siao Cui hanya melihat mayat para penjaga pintu gerbang, malang melintang bergelimpangan di mana mana.
Siao Cui tidak sempat berpikir banyak dan ingin mencari tahu.
Dia terus bergerak melangkahi mayat mayat prajurit pengawal istana, yang bergelimpangan di sekitarnya.
Sepanjang perjalanan keluar dari istana, Siao Cui hanya menemukan mayat mayat pasukan pengawal istana bergelimpangan di atas lantai.
Darah berceceran di mana mana,
Siao Cui dengan wajah ngeri, terus berlari dan berlari, melintasi jalan yang menjadi penghubung bagian dalam istana, dengan bagian di luar tembok pertahanan istana.
Berhubung sepanjang jalan tidak ada penghadang nya, Siao Cui akhirnya berhasil keluar dari istana,.melalui pintu samping yang agak kecil, dengan selamat.
Setelah berhasil keluar dari istana, Siao Cui segera menghilang dalam Kegelapan malam.
Di tempat lain, bibi Lan yang sedang berlarian di kejar kejar oleh para pengawal istana.
Dia akhirnya terpaksa menghentikan larinya, karena di depan nya, dia terhalang oleh sebuah tembok, yang tinggi dan tebal.
Bibi Lan dengan wajah kecewa, dia terpaksa membalikkan badannya, menatap kearah para pengawal istana, yang sedang bergerak mendekatinya.
Semua Jalan kabur bibi Lan telah tertutup oleh mereka, bibi Lan terlihat seperti seekor kelinci yang terpojok.
Da hanya mampu menatap kearah mereka, dengan tatapan mata penuh ketakutan dan penuh keputusasaan.
Selain mengeratkan gendongan bungkusan di tangannya, Bibi Lan sudah tidak tahu harus melakukan apa.
Dia terus mundur, hingga punggungnya menempel mepet ketembok di belakangnya.
Dia terhenti di sana menatap kearah para pengawal istana, yang mengepungnya dengan penuh ketakutan.
Pimpinan pengawal yang mengepungnya, segera maju kedepan menunjukkan golok nya kearah wajah bibi Lan dan berkata,
"Apa yang ada di dalam gendongan mu,?"
"Segera tunjukkan..?"
Bibi Lan dengan wajah takut takut, memberikan bungkusan yang berada di dalam gendongannya.
Pimpinan pengawal itu segera merampas nya dengan kasar, lalu dia mencoba membuka dan melihat isi bungkusan tersebut.
Begitu di lihat isi bungkusan tersebut tidak ada apa apa, hanya berisi pakaian bekas, dan beberapa peralatan seperti gunting, pisau kecil, botol obat, guci, dan beberapa peralatan lainnya yang tidak penting.
Pimpinan pengawal itu dengan sangat marah membanting nya.
"Prangggg...!"
"Keparat,.. cepat katakan,..!?"
"Apa yang kamu lakukan malam malam, dengan cara seperti pencuri..!?"
Bibi Lan segera jatuh berlutut dengan sepasang tangan di katupkan di depan wajahnya.
"Mohon ampun tuan, hamba tidak lah mencuri, hamba hanya ingin keluar dari istana."
"Hamba tidak bersalah, mohon tuan bisa ampuni nyawa nenek tua ini.."
Pimpinan pengawal itu tidak mudah percaya begitu saja, dia menatap bibi Lan dengan penuh curiga dan berkata,
"Bila tidak bersalah,.. mengapa kamu melarikan diri, saat di suruh berhenti tadi..!?"
Bibi Lan dengan wajah memelas ketakutan berkata,
"Aku tadi terlalu takut tuan, sehingga menjadi panik saat di tegur.."
"Apalagi melihat tuan tuan mengejar ku dengan senjata di tangan.."
"Aku menjadi semakin takut dan berusaha melarikan diri dari kejaran tuan tuan.."
Ucap bibi Lan beralasan.
Kepala pengawal menatap kearah bibi Lan dan membentaknya.
"Bohong..! cepat katakan motif mu, bila tidak jangan salahkan aku bertindak kejam pada mu.."
"Cepat katakan kamu berasal dari mana,!?"
"Kamu bertugas melayani siapa di istana belakang..!?"
Bibi Lan dengan wajah pucat dan tubuh gemetar berkata,
"Aku tidak berbohong tuan, aku sudah bicara sejujurnya.."
"Bila tuan tidak percaya, aku juga tidak bisa apa apa.."
"Aku adalah pelayan yang mengikuti putri Wen, sejak putri Wen kecil aku sudah ikut mengabdi di kediaman Thai Se Wen Zhong..."
Begitu mendengar di sebutnya nama Wen Zhong, kepala pengawal itu wajahnya langsung berubah.
Dia langsung melangkah mundur setindak, sambil menelan ludahnya sendiri.
Dia berkata dengan suara gugup,
"Nenek tua kamu jangan berani berbohong, aku akan membawa mu pergi menghadap Yang Mulia..!"
"Bila kamu berani berbohong, aku jamin kamu.pasti akan di hukum dengan berat..!"
Bibi Lan mengangguk dan berkata,
"Hamba tidak akan pernah berani berbohong, bila tuan tidak percaya, silahkan saja.."
Kepala pengawal itu, kini menyimpan goloknya, suaranya tidak lagi segalak tadi.
Dia segera berkata,
"Ya sudah aku tafsir kamu juga tidak akan berani membohongi ku.."
"Ayo kamu ikut kami menunggu di pos, aku akan mengirim anak buah ku, pergi mencari kepastian tentang identitas mu.."
"Bila benar, kamu boleh bebas, tapi bila berani berbohong, aku pasti akan melempar mu ke penjara, menerima siksaan mati pelan.."
Ucap kepala pengawal itu sedikit mengancam.
Kini kepala pengawal itu tidak berani bersikap kasar lagi, meski hati kesal pun dia harus menahan nya.
Istilahnya memukul anjing pun harus melihat siapa tuannya.
Thai Se, Wen Zhong itu, siapa yang tidak mengenalnya, bahkan Raja Zhou sendiri sangat segan dengan nya.
Wen Zhong adalah menteri dua masa, kepercayaan raja sebelumnya dan raja saat ini.
Beliau memilki kesaktian yang sangat tinggi dan sangat di segani.
Beliau sudah menjadi pelindung Kerajaan Tsang selama dua masa.
Saat inipun beliau sedang berperang dengan gerakan pemberontakan dari raja wilayah barat, Ji Chang.
Di mana Ji Chang mengandalkan bantuan dari perdana menteri nya Jiang Je Ya, manusia setengah dewa murid penutup Yuan Shi Thian Cun.
Kepala pengawal menggiring bibi Lan menuju pos jaganya, sedangkan salah satu anak buahnya, sudah di perintahkan untuk pergi memberikan laporan kepada Raja Zhou, Di Xin.
Tapi belum juga mereka sampai ke pos jaga mereka, sekelompok pasukan yang berpakaian berbeda.
Sudah menerobos masuk, pasukan yang berjumlah ribuan orang itu, begitu bertemu dengan pasukan pengawal istana.
Mereka langsung saling serang.
Karena kalah jumlah dan kalah kuat.
Tidak sampai sepuluh menit, seluruh pasukan pengawal istana telah tewas semuanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 324 Episodes
Comments
Harman LokeST
laaaaaaaaaaaaaajjjjjjjjuuuuuuutttttt
2024-01-26
0
aim pacina
💪🙏🙏👌
2023-07-17
3
aim pacina
🥇💫💫👍
2023-07-17
1