"Assalamu'alaikum ma, mama apa kabar?"
"Wa'alaikumsalam, mama baik. Anak nakal ya nggak pernah hubungi orang tua."
"Maaf ma, Rama sibuk akhir-akhir ini."
"Gimana kabarmu dan Dinda?"
"Kami baik ma, insyaallah akhir pekan kami berkunjung ma."
"Wah benarkah, Safira pasti senang sekali."
"Jangan bilang dia ma, mau bikin kejutan buat si cengeng itu."
Hari ini adalah hari bebas bagiku, tidak ada kelas ditambah lagi dapat tamu bulanan. Ah merdekanya aku bisa bangun sesiang ini.
Kulangkahkan kaki keluar kamar menuju dapur.
"Mama bicara sama siapa?" Tanyaku pada mama yang sedang asik mengobrol di telepon.
"Rama."
"Kak, kakak jahat ih nggak pernah hubungi Fira." Aku benar-benar rindu dengan kak Rama. Tanpa aba-aba kurebut ponsel mama dan kutempelkan pada telingaku.
"Maaf kelinci, kakak sibuk."
Si cengeng, kelinci, marmut, kak Rama memang suka sekali mengganti-ganti nama panggilanku. Sekalinya ditanya jawabannya itu panggilan kesayangan.
"Kapan pulang kak? Fira rindu kakak."
"Bentar ya, Kakak ada pasien kamu ngobrol sama mbak Dinda dulu."
"Assalamu'alaikum Fira?" Sambungan telepon di sana sudah berganti suara.
Itu adalah suara mbak Dinda istri kak Rama, mbak Dinda dan kak Rama sudah menjalin hubungan sejak lama, hanya saja kak Rama baru mengenalkan mbak Dinda saat akan menikah dengannya. Itupun sangat mendadak bagiku.
"Wa'alaikumsalam kakak ipar, kakak ipar apa kabar?" Tanyaku padanya.
"Kabar baik Fira, gimana sekolahnya?"
"Lancar kok mbak. Hanya saja kurang asupan semangat."
"Kok gitu."
"Iyalah habisnya mbak Dinda sama suaminya mbak yang nyebelin nggak kesini. Udah berapa lama coba."
Begitulah obrolan kami via telepon, bercanda, bersendau gurau tertawa bersama.
Awalnya aku dan mbak Dinda tidak begitu dekat, seiring berjalannya waktu hubungan kami pun semakin dekat. Mbak Dinda orangnya baik, cekatan, rajin ,dan jika aku lihat ia amat mencintai kakakku.
"Sudah nak?" Tanya mama padaku.
"Sudah ma, ma Fira ikut ke toko ya."
"Memangnya nggak ke kampus?"
"Enggak ma, Safira nggak ada kelas hari ini."
Setelah mandi dan sarapan, aku dan mama segera pergi ke toko kue milik mama.
Toko kue yang kami punya memang tidak besar, tapi hampir tiap hari ramai pengunjung. Pengunjung toko kamipun dari berbagai kalangan,mulai dari anak-anak,remaja, orang tua. Yang paling banyak ya ibu-ibu. Mereka beli kue atapun pesan untuk acara arisan, pengajian, dan kumpul-kumpul ibu-ibu sosialita.
Mama punya dua orang kepercayaan di tokonya, mereka juga sangat dekat denganku karena hampir tiap pekan aku selalu berkunjung ke toko.
"Mama tinggal ke belakang ya, mbak Sari ikut saya ya. Biar kasir Safira yang handle."
"Baik Bu."Ucap mbak Sari salah satu orang kepercayaan mama.
Inilah yang kusuka, setiap aku ke toko mama mempercayakan kasir padaku.
Ini masih pagi, tapi pengunjung sudah ramai keluar masuk toko kue kami.
Tring
Suara ponselku tiba-tiba berbunyi, itu tandanya ada seseorang yang mengirim pesan. Aku tidak langsung membuka ponselku karena saat ini sedang ada pengunjung yang tengah membayar pesanannya.
Setelah dirasa keadaan sepi, aku membuka ponselku. Belum sempat membaca pesan yang masuk, Nana memanggilku, ya panggilan video atau vc.
"Assalamu'alaikum Safira, lama amat balasnya. Keluar yuk malas dirumah nih." Ucap Nana dengan muka cemberut.
"Wa'alaikumsalam nggak bisa, aku sibuk. Liat ni lagi jadi kasir di toko mama." Jawabku.
"Wah aku kesana ya, tunggu lima belas menit aku sampai."
Panggilan terputus sepihak, sudah menjadi kebiasaan Nana itu ma.
Selang beberapa menit ada seorang ibu paruh baya dan anak kecil masuk ke dalam toko.
"Oma, aku mau donat." Ucap anak kecil itu.
"Iya sayang, ambil yang kamu mau." Perempuan paruh baya itu menjawab permintaan cucunya dengan lembut.
Aku menyambut kedatangan mereka dengan senyum dan sapa.
"Oma, donatnya nggak ada Oma. Hiks hiks hiks." Tiba-tiba anak kecil itu menangis karena donat yang ia mau sudah habis.
Aku mendekatinya karena tak tega, air matanya sudah berlinangan.
"Hei anak manis, siapa namamu?" Tanyaku lembut seraya mengelus rambut panjangnya.
"Lisa Tante." Jawab anak kecil itu dengan tangan menghapus air matanya.
"Anak cantik nggak boleh nangis dong."
"Lisa cantik ya Tante?"
"Lisa cantik, manis lagi. Lisa mau donat?"
"Iya tapi donatnya udah habis."
"Masih ada kok, tapi Lisa harus sabar nunggu, donatnya lagi dibuat sama mamanya tante."
Ibu paruh baya yang tak lain neneknya Lisa tersenyum melihat keakraban antara Lisa dan Safira.
Dari dulu aku sangat suka dengan anak kecil, bagiku anak-anak sangat menggemaskan dan lucu.
"Nak, dimana Bu Sarah?"
"Mama lagi di belakang tante."
"Rupanya kamu anaknya Sarah , cantik mirip mamamu."
"Terimaksih tante."
Setelah berbincang-bincang dengan mama, neneknya Lisa pamit pergi dengan meninggalkan Lisa disini. Akupun bertanya-tanya dalam hatiku.
Setelah nenek Lisa tidak terlihat lagi, aku menghampiri mama.
Ternyata neneknya Lisa adalah langganan sekaligus teman lama mama. Sudah menjadi rutinitas Lisa pergi ke toko kue ini, Lisa sangat betah berada disini, selain hobinya makan kue, disini juga terdapat tempat bermain anak-anak yang berada di pojokan. Kata mama setiap pukul 12 Lisa akan dijemput oleh ayahnya.
Hari ini aku menghabiskan waktuku bersama Lisa, kasir mbak Sari yang mengambil alih.
Celotehan-celotehan lucu Lisa membuatku terhibur, sedangkan Nana. Entahlah katanya tadi ia ingin berkunjung kesini, tapi setelah satu jam ia mengabariku tidak jadi kesini karena diajak pergi ke mall oleh kak Adit. Lagi-lagi aku merasa iri pada Nana yang teramat dekat dengan kakaknya.
'Kak Rama aku rindu' batinku.
Aku bersyukur berkat Lisa,hatiku menjadi senang dan tidak sedih lagi.
"Tante cantik, donatnya sangat enak, Tante nggak makan?"
"Tante udah kenyang, buat Lisa aja. Lisa kan suka banget sama donat."
"Habisnya donat enak tante." Ucapnya dengan mulut penuh donat.
"Tante tante ayo kita selpi."
"Selpi?"
"Iya tante, itu lo tante foto pake hp."
"Selfie sayang,bukan selpi."Ucapku gemas kemudian mencubit pipi kanan dan kirinya.
Aku dan Lisa berfoto selfie berdua, banyak gambar yang kami ambil.
Jarum jam sudah menunjukkan angka 12 kurang, Lisa mulai lelah dan tertidur di pangkuanku.
Selang tiga puluh menit, seorang laki-laki dengan kemeja birunya masuk ke dalam toko.
"Mau jemput Lisa ya mas?" Tanya mbak Sari pada lelaki itu.
Setelah berbincang-bincang pada mbak Sari, lelaki itu mendekatiku.
"Lisa bangun sayang." Lisa yang merasa terganggu membuka matanya dan
"Papa... kenapa lama sekali?" Ternyata dia papanya Lisa.
"Papa, tadi Lisa foto banyak sama tante cantik pa, Lisa mau fotonya ditaruh di hp papa."
"Baiklah sayang, tapi sekarang papa buru-buru lain kali aja ya."
"Maunya sekarang papa ."
"Mbak ini kartu nama saya, nanti fotonya kirim ke nomer itu ya mbak."
Setelah memberikan kartu namanya, Lisa dan papanya pamit pulang.
"Dada tante cantik ."
Aku membalas melambaikan tangan pada Lisa.
'Masih muda tapi kok sudah punya anak ya. Papa muda.' Gumamku dalam hati
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
👑~𝙉𝙖𝙣𝙖𝗭𝖊𝖊~💣
hai hai ... ku mampir mari saling dukung 😊
2020-07-12
0
Muma
next
2020-07-08
1
_sshinta
Mampir di cerita aku juga ya kak "BERI AKU KEBAHAGIAAN" Like dan vote juga hehe
Mari saling dukung :)
2020-06-01
1