Episode Sebelumnya..
"Mas, aku percaya sama kamu." sambungnya lagi dan itu membuat hati Farhan terasa sangat teriris mendengar perkataan istrinya itu.
Farhan pun dengan cepat memeluk wanita yang sangat dicintainya itu. Amelia yang mendapatkan pelukan tersebut hanya mengusap punggung suaminya dan membalas pelukan itu. Keduanya pun saling berpelukan tanpa di sadari mie yang mereka masak telah mengembang.
"Eh, sayang. Mie-nya," ucap Farhan sambil menunjuk ke panci yang berisi mie soto mereka telah mengembang akibat kelamaan tidak di makan.
Amelia yang melihat itu langsung menuangkan mie soto itu ke dalam mangkok. Dan melihat ke arah sang suami dengan wajah sedih. "Maaf mas, mie-nya jadi kaya gini."
Farhan yang melihat itu hanya tersenyum. "Yaudah tidak apa-apa sayang. Meskipun mie-nya sudah mengembang kaya gini, tapi kita kan masih bisa memakannya."
Akhirnya mereka berdua pun tetap memakan mie yang sudah mengembang itu dengan lahapnya. Sehingga tidak menyisakan sedikit pun di mangkok itu.
****
Setelah selesai menghabiskan mie-nya. Keduanya pun mengintip sang anak dari pintu, sebelum kembali ke kamar mereka. "Anak kita sepertinya tidur sangat pulas nya."
"Iya, dia sejak tadi tidak bisa tidur karena mau menunggu kepulangan mas Farhan." ucap Amelia sembari tersenyum saat melihat ke arah sang anak yang tertidur pulas di tempat tidurnya.
Farhan yang berada di belakang sang istri menautkan kedua tangannya ke bahu wanita itu. Sembari menatap sang istri dari belakang dengan wajah yang sedikit sendu.
"Maaf." ucapnya pelan.
Mendengar perkataan itu, Amelia langsung membalikkan badannya dan segera menutup pintu kamar sang anak. Agar sang anak tidak terbangun. Amelia menatap wajah sang suami yang tengah menunduk.
"Mas," tangan Amelia mengusap lembut pipi sang suami dengan memasang wajah tersenyum. Lalu, wanita itu menggelengkan kepalanya sembari terus mengelus pipi sang suami.
"Aku, kan sudah bilang. Mas Farhan jangan pernah merasa bersalah. Karena mas tidak melakukan kesalahan apa-apa. Itu semua kan demi kebaikan kita bersama juga. Jadi, jangan terlalu dipikirkan, oke." Amelia memeluk sang suami sekedar untuk menenangkan hati suaminya yang kini terus diliputi rasa bersalahnya.
Farhan pun mengangguk dan membalas pelukan Amelia yang memeluknya. Laki-laki itu menjatuhkan wajahnya di leher sang istri. Sangat nyaman. Rasanya dirinya enggan melepaskan pelukan tersebut agar dirinya dapat merasakan lebih lama aroma lembut yang begitu membuatnya candu.
Saat sedang menghirup aroma leher sang istri yang begitu nyaman. Sekelebat bayangan wanita yang tadi sempat di temuinya itu datang di pikirannya. Dan itu langsung membuat Farhan membukakan matanya dan langsung melepaskan pelukannya secara sepihak.
"Ah, sayang maafkan aku." ucapnya saat pelukannya sudah terlepas.
Amelia yang melihat itu langsung memasang wajah bingung. Lalu, diraihnya lengan sang. "Mas, mas Farhan kenapa?"
Disentuhnya dahi suaminya itu. "Mas Farhan demam? Suhu tubuh mas terasa sangat."
"Em, sebaiknya kita tidur." ucap Farhan dan pergi meninggalkan Amelia yang masih di tempatnya menuju kamar.
Amelia pun langsung mengikuti langkah suaminya dan menutup pintu kamarnya. Di lihatnya sang suami yang sudah merebahkan tubuhnya di atas ranjangnya dengan selimut yang menjadi penutup tubuhnya. Entah kenapa Farhan tiba-tiba langsung tidak enak badan.
Amelia pun ikut naik ke atas ranjangnya dan segera merapikan selimut yang menutupi seluruh tubuh sang suami. Sebelum dirinya menjatuhkan tubuhnya di ranjang empuk itu dia mengecup kening Farhan dalam sebagai tanda bahwa dirinya sangat mencintai sang suami.
Lalu, Amelia pun langsung membalikkan badannya membelakangi sang suami. Farhan yang mendapatkan ciuman dari sang istri membukakan matanya dan menoleh ke arah wanita yang telah menjadi istri sahnya. Ia menatap punggung istrinya yang membelakangi nya itu. Muncul kembali perasaan bersalahnya pada Amelia.
Tangan laki-laki itu tiba-tiba menyentuh pundak sang istri dan menariknya agar menghadap ke arahnya. Amelia yang juga belum tidur memiringkan kepalanya melihat suaminya.
"Kenapa mas? Kepalanya sakit?" tanya Amelia yang hendak ingin bangkit dari tidurnya. Namun, Farhan mencegatnya dengan menggelengkan kepalanya.
"Mas, aku mau ngambil obat dulu ke di dapur." ucap Amelia saat Farhan menahannya agar tetap dengan posisi tidurnya.
Lagi-lagi Farhan menggelengkan kepalanya. Dan entah ada angin apa, tiba-tiba laki-laki itu bangkit dari tidurnya dan memiringkan kepalanya lalu menyentuh benda kenyal tersebut.
Tentu saja Amelia yang mendapatkan ciuman tiba-tiba itu langsung membulatkan matanya dan segera mendorong tubuh sang suami sehingga terlepas. "Mas, apa yang sedang kamu laku-"
"Aku ingin melakukannya sayang boleh, kan?" potong Farhan dengan cepat dan menatap wajah Amelia dengan tatapan lekatnya.
Amelia kembali membulatkan matanya. Dirinya bukan kaget karena sang suami memintanya tiba-tiba. Tapi karena wanita itu hanya khawatir karena sang suami sedang tidak enak badan.
"Tap-"
"Aku mohon." lagi-lagi ucapan Amelia terpotong oleh ucapan suaminya. Dan suara suaminya yang begitu memohon tak dapat ditolaknya. Amelia pun akhirnya menganggukkan kepalanya pertanda bahwa ia mengizinkan suaminya untuk melakukannya.
Karena telah mendapatkan persetujuan dari sang istri. Farhan pun langsung melu*mat benda kenyal tersebut dengan sangat cepat. Amelia pun tak dapat menghindarinya, ia hanya bisa membalas luma*tan itu.
Farhan pun memperdalam ciu*man nya. Lalu beralih ke leher jenjang sang istri mencium-ciumnya tanya meninggalkan sejengkal langkah pun. Laki-laki itu terus menelusuri setiap tubuh sang istri.
Sehingga, tiba di area yang sensitif nya. Farhan mendongakkan kepalanya menatap ke arah sang istri yang juga tengah melihat ke arahnya. Amelia pun hanya bisa pasrah dan menganggukkan kepalanya dengan pelan.
Lagi-lagi mendapat anggukan kepala dari istrinya. Farhan langsung menci*uminya dan memperdalam luma*tan itu. Dan benar saja, Amelia langsung menggeliat saat lidah suaminya memasuki.
Ada rasa sensasi panas yang berhasil mengalir ke tubuh Amelia sehingga membuatnya mengeratkan genggamannya pada bantal yang menjadi penopang kepalanya.
"Akh! Mas Farhan, A-aku." lenguhnya Amelia.
Farhan kembali mendongakkan kepalanya menatap Amelia yang masih menutup kedua matanya. Farhan menyudahi permainan lidahnya dan mendekati sang istri yang telah membuka matanya.
"Apakah sakit?" tanya Farhan terlihat khawatir.
Amelia pun menggeleng, lalu tersenyum kecil. "Tidak, tapi rasanya aku tidak bisa menahannya."
Mendengar perkataan sang istri. Farhan menyunggingkan senyumannya dan kembali melu*mat bibir istrinya. Setelah beberapa saat melakukan aktivitas tabrak bibir tersebut.
Farhan mulai membuka kancing baju wanita yang kini telah berada di bawahnya. Tanpa menyudahi permainannya yang masih bergelut dengan benda kenyal itu.
Berhasil melepaskan baju sang istri. Kini Farhan kembali meraba pengait kacamata yang digunakan oleh Amelia. Mengangkat sedikit tubuh mungil itu agar dirinya dapat dengan mudah melepaskan pengait yang menjadi penghalang untuk kedua gunung bolu itu.
Berhasil melepaskan pengait penutup gunung bolu tersebut. Farhan beralih ke gunung tersebut dengan memain-mainkannya terlebih dahulu dengan lidahnya. Dan tangan satunya ia buat untuk mere*mas benda gundukan itu secara gemas. Karena kegemasan nya itu membuat lenguhan panjang Amelia kembali terdengar.
"Akh! Eum."
Farhan yang sangat menyukai gunung bolu itu mendengar suara desa*han sang istri. Membuatnya semakin bersemangat memainkan bolu itu.
Karena gairah panasnya mulai naik dan anak tunggalnya yang sudah berdiri tegak. Ia pun langsung meluncurkan anak tunggalnya ke dalam anugerah terindah sang istri.
Ia melakukannya dengan sekali hentak sehingga membuat Amelia mengerang kesakitan. Farhan yang sambil bermain dengan bolu gunung itu dan mendongakkan kepalanya akibat suara kesakitan yang keluar dari mulut sang istri.
Ia pun segera menghentikan anak tunggalnya itu. "Sayang, maaf aku terlalu keras! Apakah sangat sakit?"
Amelia terlihat mengatur deru nafasnya yang memburu, keringat yang membasahi tubuhnya nampak terlihat jelas bahwa ia menahan rasa sakit.
Amelia tersenyum, senyumannya yang sangat tulus itu menggelengkan kepalanya. "Tidak apa-apa mas, lanjutkan saja."
Farhan yang melihatnya tentu merasa bersalah. Ia pun tetap melanjutkannya, tapi dengan melakukannya dengan sangat pelan dan hati-hati agar tidak menimbulkan rasa sakit yang mengakibat istrinya kesakitan.
Mereka berdua melanjutkannya sampai di titik akhir. Farhan mencabut anak tunggalnya dan langsung menjatuhkan tubuhnya di atas tubuh sang istri. Lalu, menjatuhkannya ke samping Amelia sembari memeluk tubuh sang istri.
"Tidurlah, kamu pasti sangat kelelahan." ucap Farhan sembari mengecup kening gadis itu.
Keduanya pun akhirnya terlelap dalam selimut yang telah menutupi seluruh tubuh mereka. Dengan saling berpelukan sehingga malam itu menjadi malam terindah mereka.
.
.
.
...Terimakasih buat kalian semua atas sempatnya sudah mampir ke novel aku yang amburadul ini. Maaf, Jika novel ini masih gak jelas ya! Mohon Dimaafkan, karena saya juga masih pemula untuk belajar membuat novel. Meskipun novelku sangatlah membosankan! Sekali lagi mohon dimaafkan ya....
...Untuk itu jangan lupa untuk tinggalkan like ya, bagi yang berbaik hati. Sekali lagi terimakasih banyak sudah mampir. 🙏...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments
Nyi Nur
ya Allah tega banget yaaa😭😭😭😭😭😭🗡️🗡️🗡️🗡️
2023-03-07
2
Vivi Bidadari
Tega kamu Farhan baru selesai dgn selingkuhan mu kamu lakukan lgi dgn istri mu... jika Amelia tau perbuatan mu hancur hatinya Farhan
2023-02-27
0