Episode 3.

Episode Sebelumnya..

Melihat itu keduanya hanya tertawa kecil. Dan Farhan pun mengusap surai rambut sang anak. "Iya, tidak apa-apa sayang. Papa juga minta maaf ya karena membuat anak papa jadi kelaparan. Maaf karena terlambat turun."

"Enggak apa-apa kok pa. Leo sudah memaafkan papa."

"Anak pintar. Yaudah teruskan makannya, papa dan mama juga mau makan." ucap Farhan dengan tersenyum ke arah sang anak yang sangat menggemaskan di matanya.

"Mas mau lauk yang mana?" tanya Amelia saat mengambilkan nasi di piring sang suami.

"Aku mau semuanya sayang." ucapnya dengan menatap wajah sang istri.

Mendengar itu. Amelia pun mengangguk dan mengambilkan semua lauk pauk yang ada di atas meja. Setelah selesai Amelia pun langsung meletakkannya di depan sang suami.

"Terimakasih." ucap Farhan saat meraih piring yang sudah diletakkan Amelia.

Amelia pun tersenyum sembari membalas ucapan Farhan. "Sama-sama."

****

Ditempat lain. Perempuan yang masih menggunakan dress batik selutut itu sedang mondar-mandir di depan pintu rumah, menunggu seseorang yang tak kunjung menampakkan dirinya.

"Kok lama sekali sih." ucapnya sembari meremas ponsel miliknya.

Setelah menunggu beberapa saat. Suara bel pintu pun berbunyi menandakan bahwa ada seseorang yang telah datang. Dengan wajah yang ceria perempuan itu pun langsung membukakan pintu.

Setelah mengetahui siapa yang datang, tanpa ba-bi-bu lagi perempuan itu langsung memeluk orang tersebut dengan erat. "Kenapa lama sekali, tidak tahu apa seberapa kangennya aku padamu."

Orang yang ditunggu perempuan itu, pun membalas pelukan itu dengan tak kalah eratnya. Sembari menghirup aroma leher perempuan itu yang seakan menjadi candunya.

Setelah beberapa saat. Si perempuan itu pun langsung melepaskan pelukannya dan meraih tangan laki-laki itu lalu menuntunnya menuju ke arah pintu kamar miliknya.

Laki-laki dengan kacamata yang bertengger di wajahnya itu tidak menolak ajakannya. Malah menyeringai lebar saat mendapat ajakan tersebut.

Lalu dengan cepat laki-laki itu meraih tengkuk leher perempuan itu dan langsung meraup bibir seksi perempuan itu. Melu*matnya sehingga menimbulkan suara lenguhan kecil yang keluar dari mulut si perempuan.

"Eum." lenguhnya.

"Farhan." panggil perempuan itu sembari mengusap lembut laki-laki itu dengan perasaan yang kacau saat laki-laki itu sudah berpindah tempat ke leher jenjangnya.

Lenguhan tersebut pun mengundang hasrat Laki-laki itu dan membuangnya harus menahan kontrol dirinya agar tidak kebablasan. Yang akan membuat perempuan itu kesakitan akibatnya.

Laki-laki itu pun langsung membuka baju wanita yang kini sudah menggeliat akibat sentuhan yang di berikan oleh laki-laki itu. Sentuhan yang merupakan titik lemahnya wanita.

"Farhan, aku sudah tidak tahan la-lagi." ucapnya yang sudah tidak bisa di kontrol nya.

"Sebentar sayang, aku masih ingin melakukan ini lebih lama lagi. Jadi, tunggulah sebentar lagi oke." ucap laki-laki itu yang kini sudah bergelayut di dua gundukan bukit wanita itu dengan sangat penuh semangat.

Tangan satunya tidak dibiarkannya menganggur begitu saja, tangan itu dengan gesit mere*mas-re*mas gundukan di sebelah kirinya. Meremas serta dimainkannya ujung gundukan berwarna hitam itu dengan gemas. Sehingga membuat si empunya kembali mengeluarkan desa*han yang amat membuatnya bertambah tak terkontrol.

"Farhan, akh!" lenguhnya lagi.

Bukannya berhenti saat mendengar lenguhan yang dikeluarkan oleh perempuan itu. Justru laki-laki itu semakin bersemangat memainkan gundukan itu secara bergantian sehingga membuat benda kenyal itu memerah.

"Farhan!" panggil perempuan itu dengan nada sedikit berteriak. Tentu hal itu membuat Farhan menghentikan aktivitasnya akibat terkejut akibat teriakan perempuan yang berada di bawahnya itu.

"Ah, maafkan aku Melinda. Aku terlalu bersemangat saat bersamamu, sehingga aku melupakan bahwa kamu kesakitan sebelum kita melakukannya dengan benar. Maafkan aku Melinda sayang," ucap Farhan menyesal telah membuat wanita dibawahnya merasakan kesakitan.

Melihat raut wajah penyesalan dalam dirinya laki-laki itu. Melinda yang baru saja di sebut namanya oleh laki-laki itu pun menggelengkan kepalanya, diraihnya wajah laki-laki itu yang kini sudah bercucuran keringat sama halnya dengan dirinya tersenyum manis. "Aku juga minta maaf ya, karena berteriak keras sehingga membuatnya terkejut."

Laki-laki yang dipanggil dengan sebutan Farhan itu pun menggelengkan kepalanya. "Tidak, kamu tidak salah apa-apa. Di sini aku yang salah. Yang tidak bisa mengontrol diriku sendiri saat bersama denganmu.

Keduanya pun tertawa kecil lalu melanjutkan perjalanan mereka ke dalam dunia mereka. Yang mungkin orang lain tidak dapat melihatnya.

Sedangkan disisi lain. Amelia sedang menidurkan anak laki-lakinya yang kini sedang mencoba menutup matanya saat sang mama mengusap pucuk kepalanya dengan lembut.

"Mama," panggil Leo kecil dengan mata yang masih tertutup.

"Hm, ada apa sayang? Ada sesuatu yang Leo inginkan?" tanya Amelia yang berada di samping sedang memeluk sang anak.

"Papa kok belum pulang juga ya, ma?" tanya Leo lagi saat kedua matanya sudah terbuka lebar dan pandangannya beralih ke arah jam dinding yang berada di atas pintu kamarnya.

Amelia pun menatap jam tersebut yang sudah menunjukkan pukul setengah sebelas malam. Namun, belum ada tanda-tanda suaminya kembali. Tidak ingin membuat sang anak kepikiran, Amelia pun mempererat pelukannya.

"Mungkin masih dalam perjalanan pulang. Leo tidur saja ya, mama akan menemani Leo sampai papa pulang nanti." ucap Amelia menenangkan sang putra.

Leo pun yang memang penurut langsung menganggukkan kepalanya dan menutup kembali kedua matanya. Sehingga keduanya sudah terlelap yang ditemani dengan malam yang dingin.

....

"Kamu mau kemana?" tanya perempuan yang sudah berselimutkan selimut tebal miliknya. Saat melihat laki-laki yang baru saja membuatnya kehilangan akal memasang bajunya.

Laki-laki itu pun yang tidak lain adalah Farhan membalikkan badannya melihat ke arah wanita yang sedang menatapnya dengan selimut yang menutupi seluruh tubuhnya.

"Aku harus pulang," sahutnya yang masih merapikan pakaian yang ia gunakan.

"Kenapa tidak menginap saja? Ini sudah tengah malam, mereka juga mungkin sudah tidur."

Laki-laki itu menggeleng. "Tidak bisa sayang, aku harus tetap pulang. Amelia pasti akan curiga jika aku tidak pulang."

Farhan pun membalikkan badannya dan mendekatkan dirinya pada perempuan itu. "Aku pulang ya, sampai jumpa di lain waktu. Aku akan sering-sering mengunjungimu."

"Janji ya."

Farhan pun mengangguk dengan yakin. "Janji, yasudah istirahatlah! Kamu pasti kelelahan."

Setelah mengucapkan itu. Farhan mencium kening Melinda dan langsung keluar dari kamar itu dan segera keluar dari rumah milik Melinda menuju ke arah mobil. Farhan pun dengan cepat menghidupkan mobilnya dan segera meninggalkan kediaman Melinda untuk kembali ke rumahnya.

.

.

.

...Terimakasih buat kalian semua atas sempatnya sudah mampir ke novel aku yang amburadul ini. Maaf, Jika novel ini masih gak jelas ya! Mohon Dimaafkan, karena saya juga masih pemula untuk belajar membuat novel. Meskipun novelku sangatlah membosankan! Sekali lagi mohon dimaafkan ya....

...Untuk itu jangan lupa untuk tinggalkan like ya, bagi yang berbaik hati. Sekali lagi terimakasih banyak sudah mampir. 🙏...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!