Episode Sebelumnya..
"Halo, kenapa sayang?"
Sedangkan di seberang sana terlihat perempuan dengan dress batik selutut sedang duduk di salah satu Kafe yang sering di kunjungi nya itu memasang wajah ceria saat panggilan teleponnya terima.
"Tidak ada, aku hanya sangat merindukanmu Farhan." ucapnya dengan pandangannya yang menatap ke arah luar dinding Kafe yang terbuat dari kaca itu dengan senyuman yang terpampang jelas di wajah cantiknya.
"Aku juga sangat merindukanmu, kalau begitu sampai jumpa nanti malam sayang." ucap laki-laki dari balik ponsel milik perempuan itu.
Setelah mengucapkan itu, laki-laki itupun langsung memutuskan sambungan teleponnya. Perempuan yang memakai baju dress batik selutut itu pun langsung meletakkan ponselnya diatas meja.
Terlihat kembali senyuman yang terukir di bibirnya saat mengingat bahwa orang yang baru saja di hubunginya itu akan menemuinya malam ini. Orang yang sangat begitu dicintainya.
"Maafkan aku, Mel."
****
Malamnya, waktu sudah menunjukkan pukul tujuh malam. Leo yang sudah membersihkan diri segera turun menuju ke arah meja makan yang di sana sudah ada sebagian beberapa menu makanan yang sudah tertata rapi di meja makan.
Leo yang sudah duduk di kursinya menatap makanan yang tertampan rapi di meja itu dengan menelan air liurnya. Lalu, beralih menatap ke arah sang mama yang sedang menuju ke arahnya dengan membawa sepiring udang goreng yang dibaluri dengan saos sambal, diletakkan tepat di depan Leo.
Leo pun yang melihatnya tentu sudah tidak tahan untuk tidak menyicipi udang tersebut. Laki-laki berusia tujuh tahun itu memang sangat menyukai udang tersebut. Meskipun masakan itu pedas tapi anak kecil itu sangat menyukainya.
Leo pun mendongakkan kepalanya menatap sang mama. "Mama, Leo boleh tidak menyicipi udang sambal itu? Satu aja."
Amelia pun tersenyum kecil, lalu mengangguk. "Boleh sayang,"
"Yeay, makasih ma. Leo ambil ya." ucap anak kecil itu. Lalu Leo pun mengambil satu udang tersebut sesuai dengan apa yang dikatakannya yaitu hanya satu.
Amelia pun mengusap rambut sang anak yang terlihat menggemaskan saat memakan satu udang itu. "Awas pedas sayang."
"Tidak kok ma, Leo suka pedas kok. Jadi Leo baik-baik saja saat memakannya." balas Leo dengan mulut yang sudah belepotan akibat saos udang yang dimakannya.
"Makannya pelan-pelan sayang, lihat mulutnya Leo jadi kotor." ucap Amelia sembari mengambil tisu yang sengaja diletakkan di meja itu untuk berjaga-jaga saat diperlukan. Dan benar saja, sang anak saat ini tengah belepotan. Alhasil Amelia hanya menggelengkan kepalanya sembari mengelap bibir sang anak dengan lembut.
"Maaf ma, habisnya masakan mama enak. Jadinya Leo suka." ujar Leo dengan polosnya.
Amelia pun mengangguk. "Iya, terimakasih banyak atas pujiannya. Sekarang ayo, Leo waktunya makan nasi."
Leo hanya mengangguk dengan tatapan mata yang berbinar-binar. Itu yang ditunggunya sejak tadi. Tapi anak kecil itu memerhatikan meja tempat duduk sang papa.
"Ma." panggil anak itu tanpa mengalihkan pandangannya pada meja tempat papanya duduk.
"Iya sayang, Leo mau apa lagi selain udangnya?" balas Amelia menatap sang anak.
"Papa mana ma, kok gak ada di sini?"
"Oh, papa ada kok di kamar. Sebentar lagi juga papa turun, jadi Leo makan duluan saja, okey." ucap Amelia sembari mengambilkan nasi untuk sang anak.
"Leo mau yang mana lagi sayang? Ada tumis kangkung, tempe-tahu goreng, gurame goreng atau apa?" tanya Amelia kembali saat selesai mengambilkan udang kesukaan Leo.
"Leo mau tempe sama tahunya aja ma," sahut sang anak.
"Tidak ada lagi?" tanyanya saat sudah mengambilkan tempe dan tahu yang di minta oleh sang anak.
Leo kecil pun menggeleng menandakan bahwa ia tidak ingin sesuatu lagi. Amelia pun meletakkan piring yang sudah berisikan beberapa lauk pauk di depan Leo.
"Wah, makasih mama." ucap Leo kecil dengan raut wajah yang bahagia saat mendapatkan makan malamnya. Memang anak laki-laki Amelia itu sangat lapar, mengingat sejak pulang dari sekolah anak itu langsung tidur jadi melupakan makan siangnya.
Setelah melihat anaknya sudah makan dengan lahapnya. Amelia pun menatap ke arah pintu kamarnya.
'Farhan kemana ya, kok belum turun-turun? Lagi ngapain sih dia?' gumamnya dalam hati.
Karena penasaran karena sang suami tak kunjung menampakkan batang hidungnya. Amelia pun bergegas pergi berniat untuk menghampiri sang suami. Namun, saat hendak menaiki tangga dirinya malah melihat sang suami juga sudah menuruni anak tangga.
"Mau kemana sayang?" tanya Farhan saat melihat Amelia menaiki tangga saat dirinya hendak turun ke bawah.
"Niatnya mau menyusul kamu ke atas, karena dari tadi belum turun-turun juga." ucap Amelia dengan wajah yang sedikit masam.
Farhan pun hanya tersenyum sembari menuruni anak tangga menghampiri sang istri yang tampak mengerucutkan bibirnya. "Maaf sayang, tadi lagi ada panggilan penting dari kantor jadi aku harus mengangkat telepon dulu."
"Panggilan penting dari kantor?" tanya Amelia bingung.
Farhan pun mengangguk. "Iya, katanya sebentar lagi ada meeting dadakan yang mengharuskan aku datang."
"Jadi, kamu gak akan makan malam bersama aku dan juga Leo?" tanya Amelia kembali memasang wajah sedih.
Melihat istrinya menundukkan kepalanya, dengan segera Farhan meraih dagu sang istri dan tersenyum hangat kearahnya. "Aku makan malam kok bersama kalian. Lagian meeting nya masih 1 jam lagi, jadi masih ada waktu."
Amelia yang tadinya bersedih kembali ceria saat mendengar perkataan suaminya itu. Farhan pun langsung menuntun sang istri menuju meja makan dengan Leo yang masih asyik dengan makanannya.
"Papa, maaf Leo harus makan duluan tanpa menunggu papa dulu. Soalnya Leo sudah sangat lapar." ucapnya dengan mulut yang penuh dengan makanannya.
Melihat itu keduanya hanya tertawa kecil. Dan Farhan pun mengusap surai rambut sang anak. "Iya, tidak apa-apa sayang. Papa juga minta maaf ya karena membuat anak papa jadi kelaparan. Maaf karena terlambat turun."
"Enggak apa-apa kok pa. Leo sudah memaafkan papa."
"Anak pintar. Yaudah teruskan makannya, papa dan mama juga mau makan." ucap Farhan dengan tersenyum ke arah sang anak yang sangat menggemaskan di matanya.
"Mas mau lauk yang mana?" tanya Amelia saat mengambilkan nasi di piring sang suami.
"Aku mau semuanya sayang." ucapnya dengan menatap wajah sang istri.
Mendengar itu. Amelia pun mengangguk dan mengambilkan semua lauk pauk yang ada di atas meja. Setelah selesai Amelia pun langsung meletakkannya di depan sang suami.
"Terimakasih." ucap Farhan saat meraih piring yang sudah diletakkan Amelia.
Amelia pun tersenyum sembari membalas ucapan Farhan. "Sama-sama."
.
.
.
...Terimakasih buat kalian semua atas sempatnya sudah mampir ke novel aku yang amburadul ini. Maaf, Jika novel ini masih gak jelas ya! Mohon Dimaafkan, karena saya juga masih pemula untuk belajar membuat novel. Meskipun novelku sangatlah membosankan! Sekali lagi mohon dimaafkan ya....
...Untuk itu jangan lupa untuk tinggalkan like ya, bagi yang berbaik hati. Sekali lagi terimakasih banyak sudah mampir. 🙏...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments