Episode 4.

Episode Sebelumnya..

"Kamu mau kemana?" tanya perempuan yang sudah berselimutkan selimut tebal miliknya. Saat melihat laki-laki yang baru saja membuatnya kehilangan akal memasang bajunya.

Laki-laki itu pun yang tidak lain adalah Farhan membalikkan badannya melihat ke arah wanita yang sedang menatapnya dengan selimut yang menutupi seluruh tubuhnya.

"Aku harus pulang," sahutnya yang masih merapikan pakaian yang ia gunakan.

"Kenapa tidak menginap saja? Ini sudah tengah malam, mereka juga mungkin sudah tidur."

Laki-laki itu menggeleng. "Tidak bisa sayang, aku harus tetap pulang. Amelia pasti akan curiga jika aku tidak pulang."

Farhan pun membalikkan badannya dan mendekatkan dirinya pada perempuan itu. "Aku pulang ya, sampai jumpa di lain waktu. Aku akan sering-sering mengunjungimu."

"Janji ya."

Farhan pun mengangguk dengan yakin. "Janji, yasudah istirahatlah! Kamu pasti kelelahan."

Setelah mengucapkan itu. Farhan mencium kening Melinda dan langsung keluar dari kamar itu dan segera keluar dari rumah milik Melinda menuju ke arah mobil. Farhan pun dengan cepat menghidupkan mobilnya dan segera meninggalkan kediaman Melinda untuk kembali ke rumahnya.

****

"Sayang," bisik Farhan saat membangunkan istrinya yang sudah tertidur pulas di kamar Leo.

Amelia pun menggeliat saat mendengar bisikan seseorang. Ia pun membuka matanya dan melihat ke arah orang tersebut, lalu tersenyum kepada laki-laki yang kini sudah berada di dekatnya sembari mengelus lembut surai rambutnya.

Amelia pun langsung bangkit dari tidurnya sembari memposisikan, posisi duduknya dengan pelan-pelan agar sang anak tidak terbangun.

"Mas sudah pulang?" tanyanya dengan suara parau khas orang bangun tidur.

Farhan pun mengangguk. "Iya, aku baru saja sampai. Tadinya langsung masuk ke kamar tapi kamunya gak ada."

"Maaf mas, tadi Leo tidak bisa tidur. Jadinya, aku menemaninya sampai tidur tapi gak taunya aku juga tertidur di sini." ucap Amelia merasa bersalah.

Farhan pun menggeleng cepat sembari tersenyum. "Tidak apa-apa kok sayang. Kamu tidak perlu meminta maaf, justru aku yang seharusnya minta maaf sama kamu, karena aku pulangnya terlambat karena meeting nya sangat penting. Jadi, mas minta maaf ya."

"Iya mas, tidak apa-apa kok. Kan mas Farhan juga ada meeting yang harus segera diselesaikan." ucap Amelia tanpa merasa curiga dengan sang suami.

"Iya, yaudah! Sebaiknya kita ke kamar aja yuk!" ucap Farhan sembari memegangi tangan Amelia.

"Pelan-pelan sayang. Nanti anak kita bangun." sambungnya lagi.

Amelia pun bangkit dari duduknya dengan sangat perlahan agar tak membangunkan anaknya yang tidur sangat pulas nya itu. Lalu, mereka berdua pun langsung keluar dari kamar sang anak, menuju ke kamar mereka.

"Mas, mas Farhan lapar nggak?" tanya Amelia saat mereka sudah berada di kamarnya.

Farhan pun menoleh ke arah sang istri sembari menggelengkan kepalanya. "Enggak, kan tadi sudah makan sebelum berangkat ke kantor."

"Oh gitu, yaudah."

Farhan mengernyitkan dahinya bingung. "Memangnya kenapa sayang, kamu lapar?"

Amelia mengangguk. "Iya nih, perutku tiba-tiba berbunyi. Mungkin karena tadi aku makannya cuma sedikit."

"Yaudah, ayo!" ajak Farhan meraih tangan sang istri saat wanita itu sudah berada di atas ranjangnya.

"Mau kemana mas?" tanya Amelia bingung karena tiba-tiba tangannya di pegang oleh suaminya.

"Katanya lapar, yaudah ayo kita ke dapur." ucap Farhan dengan membalikkan badannya melihat Amelia yang masih duduk di atas ranjangnya.

"Tapi, kan. Tadi mas Farhan bilang masih kenyang."

"Sekarang sudah lapar. Udah ayo kita ke dapur." ajak Farhan sembari menarik tangan sang istri. Sehingga mereka berdua pun keluar dari kamar menuju dapur untuk membuat sesuatu untuk mengisi perut mereka.

"Mas Farhan mau aku masakin apa?" tanya Amelia saat sudah berada di depan kulkas.

"Mie soto ada nggak sayang?" tanya Farhan membalas ucapan istrinya.

Amelia pun mengangguk. "Ada nih, mas mau makan mie rasa soto?"

"Iya, tiba-tiba pengen. Kita makan itu saja sayang malam ini, gimana?" ajaknya.

"Yaudah, kita makan mie soto aja kalau gitu."

Amelia pun dengan cepat memasak mie itu dengan telur yang dicampur ke dalam kuah mie tersebut. Namun, disaat lagi memasakkan mie-nya. Tiba-tiba, tangan seseorang sudah melingkar di pinggangnya.

"Mas, aku lagi masak loh ini." ucap Amelia saat tau tangan sang suami lah yang melingkar di pinggangnya.

"Nggak apa-apa, aku hanya ingin memeluk istriku yang paling kucintai." godanya sembari mempererat pelukannya dibelakang sang istri. Entah kenapa, Farhan merasa sangat bersalah terhadap sang istri.

"Iya, tapi nanti aja dong. Aku kan mau masak ini dulu." ucap Amelia sembari berusaha melepaskan pelukan suaminya. Namun, bukannya dilepaskan oleh Farhan. Justru laki-laki itu terus mengeratkan pelukannya sehingga Amelia terasa sesak di buatnya.

"Mas lepas dong! Aku gak bisa nafas loh ini." ujar Amelia dengan lembut berharap pelukan suaminya itu dilepaskan.

"Yaudah, gak apa-apa kalau mau tetap meluk. Tapi dilonggarkan sedikit, aku gak bisa nafas nanti." ucapnya lagi.

"Maaf." ucap Farhan dengan suara yang sangat kecil. Tangannya yang melingkar di pinggang sang istri perlahan dilonggarkan sehingga Amelia dapat kembali mengatur nafasnya yang terasa sedikit sesak.

Mendengar suara suaminya yang tiba-tiba berubah. Amelia langsung membalikkan tubuhnya menatap wajah sang suami. "Mas, mas Farhan marah sama aku? Maaf mas, bukan maksud aku begitu, aku hany—."

Ucapan Amelia terpotong saat sebuah telunjuk tangan sang suami sudah berada di bibirnya sembari menggelengkan kepalanya. "Tidak, aku tidak mungkin marah kepadamu Amelia. Aku justru takut kamu marah dan tidak bisa memaafkan ku jika suatu saat aku melakukan kesalahan."

Amelia yang melihat suaminya yang menundukkan kepalanya. Menangkup wajah itu agar wajah mereka saling bertatapan. "Mas, apapun yang mas Farhan lakukan dibelakang ku. Aku tidak mungkin bisa marah kepadamu."

"Mas, aku percaya sama kamu." sambungnya lagi dan itu membuat hati Farhan terasa sangat teriris mendengar perkataan istrinya itu.

Farhan pun dengan cepat memeluk wanita yang sangat dicintainya itu. Amelia yang mendapatkan pelukan tersebut hanya mengusap punggung suaminya dan membalas pelukan itu. Keduanya pun saling berpelukan tanpa di sadari mie yang mereka masak telah mengembang.

"Eh, sayang. Mie-nya," ucap Farhan sambil menunjuk ke panci yang berisi mie soto mereka telah mengembang akibat kelamaan tidak di makan.

Amelia yang melihat itu langsung menuangkan mie soto itu ke dalam mangkok. Dan melihat ke arah sang suami dengan wajah sedih. "Maaf mas, mie-nya jadi kaya gini."

Farhan yang melihat itu hanya tersenyum. "Yaudah tidak apa-apa sayang. Meskipun mie-nya sudah mengembang kaya gini, tapi kita kan masih bisa memakannya."

Akhirnya mereka berdua pun tetap memakan mie yang sudah mengembang itu dengan lahapnya. Sehingga tidak menyisakan sedikit pun di mangkok itu.

.

.

.

...Terimakasih buat kalian semua atas sempatnya sudah mampir ke novel aku yang amburadul ini. Maaf, Jika novel ini masih gak jelas ya! Mohon Dimaafkan, karena saya juga masih pemula untuk belajar membuat novel. Meskipun novelku sangatlah membosankan! Sekali lagi mohon dimaafkan ya....

...Untuk itu jangan lupa untuk tinggalkan like ya, bagi yang berbaik hati. Sekali lagi terimakasih banyak sudah mampir. 🙏...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!