Bab 4

Jangan lupa meninggalkan jejak kalian ya readers 🙏🤗🤗

Favorit, komen 'n Like🙏🙏😘😘

👸👸👸👸👸👸👸👸👸👸👸👸👸👸👸👸👸

Pagi kembali menyapa, melalui celah gorden. Cahaya mentari menerpa wajah cantik seorang wanita di pembaringannya.

Jess menggeliat, mendapati pagi telah tiba. Wanita itu bergegas membersihkan diri sebelum akhirnya kembali melakukan rutinitas sehari-hari seperti biasanya.

Kent rupanya telah lebih dulu terbangun. Pria itu terlihat tengah duduk di sofa ruang keluarga sembari menyaksikan berita pagi.

Jess melewati suaminya begitu saja. Mulai mengolah segala bahan masakan untuk membuat sarapan.

Jess memutuskan membuat telur orak-arik lalu di campur dengan nasi panas. Semacam nasi goreng namun tidak di masak. Hanya di campurkan saja dengan di aduk-aduk hingga bercampur rata.

Potongan mentimun juga irisan ayam goreng di atasnya sebagai pelengkap yang menggoda selera.

"Buatkan aku ini sebagai bekal makan siang." Jess menghentikan suapannya, hingga membuat sendoknya melayang tak sampai ke mulut mungilnya.

"Baiklah." Tak ada bantahan. Seperti biasa, Jess selalu menuruti apa saja yang Kent perintahkan padanya.

"Antar ke kantor di waktu makan siang tiba, aku tak suka makanan dingin." Lagi, Jess terdiam. Kali ini tak langsung menjawab. Sedikit aneh akan permintaan yang tiba-tiba tersebut.

"Kau mendengarku?" Jess mengangguk kala melihat tatapan nyalang Kent ke arahnya.

"Bukankah di kantor ada microwave? OG bisa memanaskannya ketika kau akan makan siang." Tolak Jess halus. Ini adalah penolakan pertama seorang Jess setelah menikah tiga bulan yang lalu.

Kent menghentikan sarapannya kemudian menatap sang istri yang terlihat acuh sembari menikmati sarapannya.

"Apa sesulit itu menuruti permintaanku? Hanya mengantarkan makan siang Jess, Astaga! Aku melakukan ini karena hari ini papa akan berkunjung ke perusahaan. Aku ingin memberikan kesan yang baik terhadap pernikahan kita. Aku juga tak menginginkanmu berkunjung ke tempat kerjaku. Aku tak suka gangguan, termasuk meladeni kehadiranmu. Bekerjasamalah kali ini, demi kebaikan semua orang." Cerocos Kent tak suka di bantah.

Nadanya yang terdengar ketus dan lugas membuat Jess mematung. Bodohnya, dia pikir Kent berupaya untuk memperbaiki pernikahan mereka. Ya ampun! Jess ingin sekali tertawa nyaring kala menyadari betapa naifnya dia.

Pria arogan itu tak suka seseorang membantahnya. Itu semacam pemberontakan bagi Kent dan dia sangat membencinya.

Jess menyuapi suapan terakhirnya. Wanita itu minum dengan gaya yang anggun dan terkesan mengulur waktu.

Kent terlihat tak sabar, namun tak bisa memperlihatkan nya sekarang.

"Baiklah, aku harap kehadiranku tak menjadi gangguan untukmu nanti. Aku tak ingin menjadi penyebab menurunnya kualitas kerjamu karena kehadiran wanita sepertiku." Setelah melontarkan kalimat menohok tersebut, Jess membawa piringnya ke wastafel.

Ada kristal bening yang berusaha dia bendung, agar tak lancang keluar dari kedua matanya yang indah.

Kent beranjak dari kursinya hingga menimbulkan suara derit yang cukup keras. Jess tau pria itu merasa tersentil dengan kalimatnya. Namun Jess tak peduli.

Melihat mobil Kent meninggalkan halaman rumah, Jess menangis keras. Tangis yang sudah dia tahan selama tiga bulan pernikahan mereka.

Tangis penuh nada kepiluan yang amat dalam. Jemarinya meremat sisi wastafel untuk menyalurkan rasa sakit, yang dia simpan seorang diri. Tubuhnya bergetar hebat, rasa sesak menghimpit dadanya menerima segala sikap dan perlakuan Kent selama ini.

Sedangkan di dalam mobilnya, Kent terlihat merenung menatap sisi jalanan. Suasana pagi yang penuh hiruk pikuk kendaraan, tak membuat Kent merasa terusik.

Pikirannya menerawang jauh entah kemana. Sang asisten hanya bisa melirik sekilas, namun tak berani berkata apapun. Sang sopir pun hanya diam mengemudikan mobilnya tanpa berani bersuara.

Ada rasa sesak kala melihat manik berkaca-kaca di hadapannya tadi. Namun Kent segera menepis rasa iba yang mulai mengusik ketenangan hatinya.

"Apa kau sudah menyiapkan surat perceraianku, Dit?" Aditya, sang asisten hanya mengangguk di kursi depan dengan menoleh sekilas.

"Aku ingin menetap di apartemen selama tiga bulan terakhir ini. Mungkin sesekali aku akan pulang ke rumah, jika mama dan papa berkunjung. Waktuku yang lain akan aku bagi untuk mengunjungi putriku, Eli. Atur schedule ku selama tiga bulan ke depan, aku ingin waktuku tak banyak tersita untuk pekerjaan. Setelah semua drama ini selesai, aku akan kembali fokus hanya pada putriku juga perusahaan. Siapkan kompensasi yang cukup untuk Jess. Aku ingin hidupnya tetap terjamin setelah kami berpisah nanti."

Adit terdiam mendengar kalimat panjang tak enak di dengar tersebut. Ada ketidakrelaan jika sang atasan benar-benar berpisah dari sang nyonya muda. Entahlah. Hanya Adit yang mengetahui alasannya.

Namun apa daya, perintah Kent adalah sesuatu yang mutlak dan tak dapat di bantah.

"Baik tuan, saya sudah menyiapkan berkasnya sejak seminggu yang lalu. Berikut uang kompensasi juga beberapa aset lain yang di peruntukan bagi nyonya Jess." Tukas Aditya walau dengan berat hati.

Tak ada lagi perbincangan. Setiba di kantor Kent melakukan aktivitas seperti biasa. Pria workaholic itu sibuk berkutat dengan setumpuk berkas di atas meja kerjanya. Hingga tak menyadari dengan banyaknya panggilan video dari Melisa.

Ketukan pintu mengalihkan atensi Kent. Terlihat sang ayah tersenyum hangat padanya. Pria paruh baya yang masih terlihat rupawan nan ramah tersebut masuk ke ruangan sang anak.

"Apa papa mengganggumu, nak?" Kent menggeleng cepat lalu menghampiri sang ayah.

Pelukan hangat Kent berikan pada sang ayah. Kemudian mengajak sang ayah duduk di sofa.

"Papa lihat kau sering lembur beberapa waktu belakangan ini. Apa ada masalah di perusahaan?" Kent kembali menggeleng cepat, dia tau itu adalah kalimat pemancing. Dan Kent tak ingin terjebak lebih dalam.

"Tidak pa, aku hanya sedang menyiapkan beberapa berkas untuk proyek baru di Bandung. Jadi sedikit sibuk belakangan ini." Terang Kent pada sang ayah.

Tomo hanya mengangguk paham. Lalu menatap sekeliling ruangan sang anak yang dahulu adalah ruang kerja miliknya. Namun kini posisinya sudah mencapai puncak tertinggi di perusahaan tersebut. Tomo menduduki kursi seorang chairman.

"Ruangan ini tak banyak berubah. Kau sepertinya sangat menyukai desainnya. Semua ini adalah hasil karya tangan mamamu. Wanita keras kepala itu merancang nuansa yang menurutnya akan membuat seseorang betah saat bekerja di dalamnya. Memberikan efek yang membuat rileks dan selalu merasa seperti berada di rumah. Mamamu wanita unik, namun papa sangat mencintainya." Cerita Tomo sembari mengenang masa lalu.

Kent terdiam. Dia tau ada makna dalam dari kalimat panjang sang ayah, yang berusaha pria itu sampaikan padanya. Namun Kent memilih tak menanggapinya lebih jauh.

"Mama memang memiliki selera yang bagus. Wanita rumahan yang baik namun sedikit pemaksa." Ujar Kent terkekeh kecil di ikuti oleh Tomo.

Keduanya kemudian mulai bercerita tentang banyak hal mengenai pekerjaan, juga proyek baru yang di kerjakan oleh Kent.

Hingga percakapan tersebut terjeda dengan kehadiran Jess. Tomo tersenyum senang kala melihat kehadiran sang menantu. Pria itu bahkan turut serta makan siang bersama anak dan menantunya.

Masakan sederhana namun membuat Tomo tak bisa berhenti membuka mulutnya.

"Terimakasih sayang, kau selalu pandai membuat perut kenyang maksimal. Kau harus bersyukur memiliki istri yang tidak hanya pandai membuat ranjangmu hangat, namun juga pintar membuatmu tak kelaparan dan jajan tak sehat di luar." Kent nyaris tersedak. Lekas pria itu meneguk minumannya dengan cepat.

Sementara Jess terlihat biasa saja. Wanita itu menampilkan senyum seolah semuanya berjalan sesuai seperti apa yang sang mertua ucapkan.

"Papa terlalu memuji. Hanya masakan sederhana yang kebetulan suamiku sukai. Kent pria yang baik, hingga tak pernah mengomentari apapun jenis masakanku. Papa dan mama berhasil menciptakan pria tampan ini, dalam wujud seorang suami idaman yang sempurna. Aku bersyukur memilikinya saat ini." Kent mematung mendengar kalimat pujian berakhir dengan kalimat ambigu tersebut.

Namun Kent sadar, Jess menekan dua kata terkahir dengan intonasi tak biasa. Kata saat ini, memiliki makna tersendiri bagi wanita itu.

Di tatapnya Jess dari sisi kirinya. Wajah itu menampilkan senyum tak henti-hentinya pada sang ayah. Seolah mereka adalah pasangan suami istri yang berbahagia.

Selesai makan siang penuh drama, Tomo pamit pulang terlebih dahulu. Sedangkan Jess harus menunggu beberapa saat untuk bisa enyah dari sana. Sungguh Jess merasa mual jika harus berlama-lama dalam satu ruang bersama Kent.

Di rumah mereka hanya bertemu kala makan dua kali sehari, terkadang hanya bertemu saat sarapan pagi. Dia bersyukur untuk kondisi itu.

Bahkan keduanya tak menyimpan nomor ponsel masing-masing. Sungguh hubungan yang rumit. Namun Jess berusaha menjalankan perannya dengan apik. Dia tak boleh menorehkan luka di hati sang ibu. Wanita yang telah berjuang keras untuknya juga adik-adiknya.

Setelah semua ini selesai, maka Jess akan menggunakan uang kompensasi yang di janjikan oleh Kent sebagai model usaha. Dia bukan wanita munafik, satu hal yang pasti. Jess tak merasa menggadaikan harga dirinya. Kompensasi tersebut sebagai bagian dari gono-gini perceraian. Dan Jess merasa pantas mendapatkannya.

Yang paling penting, Jess tak pernah meminta apalagi mematok jumlah. Semua telah Kent putuskan sendiri tanpa berkompromi dengannya. Namun tak masalah. Jess akan menerima apapun yang Kent berikan tanpa meminta lebih.

Dia terbiasa dengan kehidupan yang penuh perjuangan, anggap saja Kent adalah jalan lain sebagai bonus dari Tuhan. Dan dia wajib mensyukurinya. Begitulah pikir Jess.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Bagaimanakah kelanjutan hubungan datar tersebut, semoga saja ada cinta yang hadir seiring berjalannya waktu yang tersisa tiga bulan lagi.

Lope lope para kesayangan buna Qaya 🥰🤍🥰

Terpopuler

Comments

Shinta Dewiana

Shinta Dewiana

aku suka karakter jess...

2023-06-04

1

Mommy Ghina

Mommy Ghina

semangat Jess

2023-02-04

2

✓^p€m|_|£@✓

✓^p€m|_|£@✓

kasar bgt, gangguan, kamu tu yang gangguan

2023-02-03

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!