bab 2

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya guys🤗🤗

Komen, favorit, like, n vote. Oke😘😘

👸👸👸👸👸👸👸👸👸👸👸👸👸👸👸👸👸

POV Kevin

Sejak kedatangan kak Jess. Aku tau wanita kesayangan kami itu sedang tidak dalam kondisi hati yang baik. Senyum lebarnya terlihat begitu suram di mataku yang cukup jeli, melihat perubahan tersebut.

Aku tau ada sesuatu hal yang terjadi pada kakak perempuanku itu. Wanita hebat yang mengabdikan diri pada panti asuhan, di mana aku dan adik-adikku yang lain tinggal.

Tempat para anak-anak yang tidak diinginkan oleh para orang tua.

Dulu tempat ini bukanlah sebuah panti asuhan. Hanya sebuah rumah minimalis dua lantai, dengan sepasang suami istri yang hidup bahagia di dalamnya.

Namun di suatu pagi yang cerah. Suara tangisan bayi mencuri perhatian keduanya. Dan bayi mungil itu adalah kakakku, Jess. Ibu Maria dan Ayah Yusuf pun akhirnya merawat bayi itu sebagai anak mereka. Kebetulan hingga tahun kelima pernikahan mereka, ibu Maria tak kunjung diberikan kepercayaan untuk mendapatkan anugrah sebagai seorang ibu.

Namun beberapa tahun sejak kedatangan kak Jess. Bayi malang lain terus bermunculan. Termasuk diriku juga Yulia. Hingga jadilah tempat ini sekarang, sebagai wadah penampungan anak-anak yang tidak diinginkan oleh para orang tua jahanam.

Ibu Maria menyambut kak Jess dengan senyum sumringah. Terlihat jelas kerinduan di mata ibu asuh kami tersebut namun berusaha dia pendam seorang diri.

Ibu Maria menyambut kak Jess dengan cecaran pertanyaan, juga tatapan mata yang sedang mencari keberadaan seseorang.

Ya, ibu Maria sedang mencari keberadaan kakak ipar kami, Kent. Namun seperti biasa, pria itu tak pernah muncul meski sekedar menyapa kami ke tempat ini.

Aku dapat melihat gurat kekecewaan di wajah tuanya. Wanita itu nampak sedih namun tetap memasang senyum terbaiknya. Memeluk kak Jess dengan erat, seolah kak Jess sudah pergi dalam waktu yang cukup lama.

Padahal baru saja minggu lalu kak Jess mengunjungi kami, dengan membawa berbagai rupa jenis makanan seperti yang dia lakukan saat ini.

Kakakku itu selalu meluangkan waktunya untuk mengunjungi kami. Seperti janjinya sebelum pernikahan. Kami tetap akan menjadi prioritas utamanya meski telah berumah tangga.

Dan kak Jess menepati janjinya. Meski harus ingkar terkadang waktu jika dia sedang dalam kesulitannya sendiri, yang tidak kami ketahui.

Hari ini, melihat kak Jess turun dari motor kesayangannya. Dapat kulihat bagaimana muramnya wajah cantik itu. Namun ketika menatap adik-adik kami bermain di taman depan, senyum itu mengembang sangat manis dan indah.

Hatiku mencelos sedih. Aku tau senyum manis itu hanyalah senyum pelipur lara. Ada perkara yang coba kak Jess pendam seorang diri.

POV end

Jess merebahkan tubuh pelahnya di atas ranjang kayu miliknya tepat sebelum dirinya menikah. Ada kerinduan untuk bisa kembali ke sana, namun takdirnya sudah berbeda.

Ada sebuah tanggung jawab meski bukanlah sebuah keharusan. Menjadi seorang istri dari pria tampan dan mapan bernama Kent Rahardjo.

Pria blesteran keturunan Jawa Eropa. Sang ibu yang berkebangsaan Rusia, sedangkan sang ayah asli keturunan Jawa, Jogjakarta.

Klek

Kevin tersenyum kala melihat sang kakak tengah memejamkan kedua matanya. Dia tau jika wanita itu tidaklah sedang tidur.

Jess membuka ke-dua matanya lalu tersenyum hangat ke arah Kevin. Wanita itu kemudian duduk bersandar di punggung ranjang.

Kevin duduk di sisi ranjang yang di tepuk pelan oleh Jess.

"Kau ingin mengatakan sesuatu?" Kevin sejenak terdiam. Menghela nafas panjang kemudian menatap manik coklat Jess dengan tatapan sukar.

"Bagaimana pernikahan kakak? Apa kakak bahagia? Jika tidak, maka pulanglah kemari. Kami tak apa kehilangan donatur, asalkan kita bisa kembali bersama seperti dulu. Aku, Yulia dan Ben juga sudah bekerja walau hanya setengah hari. Paling tidak cukup untuk membuat asap dapur panti tetap mengepul. Aku tak bisa membiarkan kakak berkorban lebih banyak lagi. Ini tidak adil." Kevin terisak ketika menyelesaikan kalimatnya.

Hati Jess berdenyut hebat, kala melihat air mata kesedihan yang begitu dalam mengalir deras di pipi mulus sang adik.

Jess meraih tubuh Kevin yang terlihat berguncang. Wanita itu menepuk pelan bahu Kevin untuk meredakan tangisnya.

Dia tak ingin ibu Maria mendengar suara tersebut dan mulai memikirkan banyak hal.

"Shhuutttt...kakak tak apa. Semua baik-baik saja terlepas dari bahagia atau tidak. Kebahagiaan itu relatif dari mana kita memaknainya. Kakak bahagia karena memiliki kalian. Apapun alasan pernikahan ini terjadi, bukan semata karena kalian. Jadi tak perlu memikirkan hal yang terlalu berat. Fokus saja pada sekolah dan pelajaran kalian. Berhentilah bekerja, kalian akan menghadapi ujian akhir untuk kelulusan sekolah. Kakak ingin kalian mendapatkan nilai terbaik. Kau mengerti, hmmm?"

Kevin tak mampu bersuara, hanya anggukan kecil yang bisa dia berikan.

Tanpa mereka sadari, sejak tadi ada sepasang telinga yang mendengarkan percakapan tersebut. Hatinya sakit bagai di remas. Kekeliruannya telah membuat salah satu anaknya menderita. Sungguh sesal yang mengoyak hatinya.

Langkah mundur, membawanya ke taman belakang. Duduk di kursi gazebo sembari mengenang masa silam. Di mana sang suami masih ada. Mereka adalah keluarga yang bahagia. Dengan banyak anak-anak yang lucu dan menggemaskan.

Kini semua tinggal kenangan. Nyatanya dialah yang menjerumuskan sang anak dalam lubang hitam, tanpa sedikitpun celah untuk melihat setitik cahaya di ujung jalan.

Di tempat lain, Kent keluar dari mobilnya di sambut oleh teriakan penuh nada girang dari seorang bocah perempuan.

Senyum pria itu terbit sempurna, merentangkan kedua tangannya untuk menyambut gadis kecil tersebut.

Pelukan hangat penuh kerinduan dia berikan pada si bocah perempuan. Seorang wanita berjalan menghampiri keduanya dengan senyum sumringah.

Meraih tangan Kent untuk di ciumnya sebagai tanda bakti.

"Kenapa baru datang? Alissa merengek hampir setiap hari menanyakan tentang papanya." Keluh si wanita sedikit merajuk.

"Maaf, urusanku tak bisa aku tinggalkan begitu saja. Ayo masuk, aku lapar. Apa kau masak makanan kesukaanku?" Si wanita Tersenyum manis kemudian mengangguk.

Ketiganya berjalan menuju teras depan dengan Kent yang tengah menggendong gadis kecil tadi, juga menggandeng lengan si wanita. Sungguh keluarga kecil yang nampak bahagia dan sempurna.

Selesai makan siang, Kent menidurkan sang anak di kamarnya di lantai atas. Setelah memastikan si anak tidur pulas, Kent kembali turun ke bawah.

Terlihat wanita muda tadi duduk di sofa ruang keluarga seperti sengaja menunggu kehadiran Kent di sana.

Senyumnya tak pernah pudar. Padahal Beberapa hari ini, wajahnya penuh dengan kemuraman.

"Eli sudah tidur?" Kent mengangguk seraya menjatuhkan bokongnya di sofa tunggal. Membuat senyum si wanita sedikit memudar.

"Bagaimana pernikahanmu? Apa dia sudah tau tentang aku dan Eli?" Tanya di wanita di tengah keheningan. Berdua bersama Kent selalu membuatnya canggung. Terlebih mereka jarang bertemu. Kent hanya akan menunjukkan kehangatan jika saat bersama Alissa putrinya.

Namun jika mereka hanya berdua, Kent akan kembali pada sikap aslinya. Dingin dan datar.

"Aku belum sempat mengatakannya. Mungkin lain kali saja, lagipula dia tak bertanya apapun tentangku sejak kami menikah. Kurasa tak perlu memulai pertikaian, jika bisa berdamai dengan keadaan tanpa harus memberitahunya." Gurat kekecewaan terlihat jelas di wajah si wanita.

Ada rasa tak rela namun tak bisa berbuat apa-apa.

"Aku hanya khawatir jika istrimu itu tanpa sengaja bertemu saat kita sedang bersama. Aku akan di cap sebagai pelakor. Aku tak mau mental putriku terganggu karena permasalahan orang dewasa." Ujarnya mulai terisak pelan.

Kent menghela nafas panjang. Menatap wanita yang tengah menunduk dalam di tempat duduknya.

"Mel, cobalah untuk bersikap dewasa. Aku tak bisa serta merta mengatakan perihal hubungan kita. Terutama kedua orang tuaku saja tak mengetahui tentangmu dan Eli. Mereka hanya tau Jess lah istriku satu-satunya. Aku tak akan melupakan kalian, aku sangat menyayangi Eli." Kent beranjak meninggalkan Melisa dalam isaknya seorang diri.

Wanita itu terlihat kesal, karena Kent tak berniat untuk membujuknya sedikitpun.

"Kau milik kami Kent. Kau ayah dari putriku Alissa. Tak akan aku biarkan parasit itu merebutmu dariku dan Eli." Gumam Melisa menatap pintu kamar Kent yang baru saja tertutup rapat.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Siapakah wanita dan anak kecil itu gengs🤔

Apakah Kent sudah menikahi wanita lain sebelum menikah dengan Jess???

Kuy terus simak kelanjutannya 🤗🙏

Lope lope kesayangan buna Qaya 🥰🤍🤍🥰

Terpopuler

Comments

Empi Hungkul

Empi Hungkul

siapa kh gerangan dia

2024-04-13

0

Efvi Ulyaniek

Efvi Ulyaniek

wah siapa meslisa...ini Eli anaknya beneran kah . penasaran

2023-09-09

0

Shinta Dewiana

Shinta Dewiana

udah punya istri n anak kok enggak jujur sm ortu..

2023-06-04

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!