Bab 2

Kedua matanya membulat sempurna, ia tak menyangka jika laki-laki yang ia anggap sangat setia sedang bersama wanita lain yang berbalut selimut menutupi tubuh mereka, sungguh ia tidak mempercayai namun itu adalah faktanya. Ia juga bisa melihat, jika Doni setengah telanjang. 

"Doni," bisik wanita itu seraya menarik selimut ke atas sampai ke dadanya. 

Doni yang melihat Kanaya itu pun melompat dari atas ranjang, ia pun memungut kaosnya dan memakai sambil berlari mengejar Kanaya yang menuruni anak tangga.

"Nay, ini tak seperti yang kamu lihat!" ucap Doni yang terus mengejar Kanaya hingga di lantai bawah. "Aku bisa jelaskan ini semua," lanjutnya lagi untuk mencari pembelaan pada dirinya. 

Kanaya mengumpat dalam hatinya, bisa-bisanya dia bilang ini tak seperti yang ia lihat. Padahal sudah sangat jelas kalau mereka sedang bercumbu. Menjijikan.

Kanaya tak menghiraukan teriakan dari kekasihnya, ralat mulai detik itu ia tak menganggap dia seorang kekasih lagi. Ia pun keluar dari rumah Doni dengan membanting pintu dengan cukup keras, dan berlari pergi.

Beberapa minggu kemudian, Doni dengan gigih terus menghubungi dan mengirim pesan pada Kanaya. Tak hanya itu, Doni juga terus datang ke rumah Kanaya untuk minta maaf. Ia berjanji tak akan mengulangi kesalahan itu lagi. Dan pada akhirnya Kanaya yang masih terlalu cinta dan sayang itu pun memaafkan Doni.

Suatu hari saat ia di kampus, ia sedang sibuk mengobrol dengan salah satu teman laki-lakinya, saat itu juga Doni datang menghampirinya. Kini ia bisa melihat tatapan Doni yang begitu marah, dia datang mendekat lalu mencengkram kerah kemeja temannya dengan cukup kencang membuat teman laki-lakinya itu kesulitan bernapas.

"Jangan pernah kau dekati wanitaku, ralat calon istriku!" hardik Doni yang tak pernah suka jika miliknya dekat dengan lelaki lain.

"Tapi, Don. Kami tak melakukan apa pun, kami hanya bicara soal tugas kuliah," ucap teman laki-laki Kanaya. Memang yang mereka bicarakan saat ini hanya tugas kuliah.

Doni yang terbakar api cemburu, ia pun segera melayangkan sebuah pukulan tepat di hidung laki-laki itu hingga darah segar mengalir dari hidungnya.

Kanaya yang melihat sikap arogan Doni, ia pun malu dan marah seketika. Ia pun  menampar Doni agar sadar apa yang dia lakukan itu salah. Namun, Doni semakin emosi mendapatkan tampan dari Kanaya, ia pun menarik paksa tangan Kanaya ke dalam mobilnya.

Kanaya yang berada dalam mobil Doni yang kini melaju dengan kecepatan tinggi ia berteriak meminta Doni menghentikan mobilnya.

"Berhenti! Aku mau turun, di sini!" tegas Kanaya. Ia pun mencoba untuk merebut setir kemudi yang dikendalikan oleh Doni. Setidaknya jika mobil ini tak berhenti, bisa berjalan dengan wajar tanpa kecepatan tinggi.

"Kau akan membuat kita terbunuh," teriak Doni dengan menginjak pedal rem mobilnya seketika.

"Aku mau turun! Hentikan mobilnya," tegas Kanaya.

"Baiklah, aku akan menepikan mobilnya dan kita cari tempat berhenti yang sepi. Ini jalanan sangat ramai, jangan sampai kita membuat kemacetan," jelas Doni.

Doni pun mulai melajukan kembali mobilnya dengan perlahan, hingga mendapatkan tempat parkir yang sedikit sepi dari kendaraan roda empat.

"Sayang, tentang yang tadi aku minta maaf," ucap Doni setelah ia mematikan mesin mobilnya.

Kanaya tidak menjawabnya ia segera buka pintu dan turun, dan saat itu pun Doni juga ikut turun dari sisi mobilnya. 

"Sayang, tolong maafkan aku," pintanya lagi sambil mengejar Kanaya yang berjalan di trotoar jalan. "Aku menyesal telah menampar, dan memukul dia," lanjutnya lagi. 

Doni yang tak kunjung mendapat jawaban dari Kanaya, ia pun menghadang jalan Kanaya.

"Maafkan aku, aku tak tau apa yang merasukiku, aku terlalu cemburu dan emosi melihat kamu bersama laki-laki tadi," jelas Doni.

"Don, aku bosan dengan hubungan ini. Aku nggak ingin kejadian seperti ini terulang dan terulang lagi," ucap Kanaya. Ia sudah sering mendapatkan perlakuan kasar dari sang kekasih dan ia juga terlalu malu karena teman satu kelasnya sudah hampir mendapatkan bogeman dan tamparan dari Doni.

"Sayang tolong jangan katakan itu, aku berjanji akan mengubah semuanya dan hal tadi tidak akan terjadi lag,"i ucap Doni memohon. Ia pun berlutut dengan air matanya mengalir di kedua pipinya mohon pengampunan untuk mendapatkan maaf dari Kanaya.

Kanaya yang melihat keseriusan  dari sang kekasih, ia tak bisa untuk tidak memaafkannya karena ia begitu mencintanya. Mungkin memang benar jika cinta itu buta, semua yang salah kalau sudah cinta itu terlihat benar seperti yang kini di alami oleh Kanaya.

Kanaya segera meletakkan kedua tangannya di kedua bahu Doni, "Jangan berlutut seperti ini! Berdirilah!" 

"Aku tak akan berdiri sebelum kamu memaafkan aku, sayang," ucap Doni.

"Aku sudah memaafkan kamu, bangunlah!"

Doni yang mendapatkan maaf dari Kanaya, ia pun berdiri. Ia pun langsung memeluk Kanaya. 

"Terima kasih banyak, aku akan menebusnya untukmu. Ayo kita keluar untuk makan siang," ajak Doni sambil merekah senyum di kedua pipinya.

"Maaf, aku sekarang sangat lelah. Hari ini banyak sekali tugas kuliah yang harus aku kerjakan, bagaimana kalau besok," usul Kanaya.

"Baiklah, sayang," ucap Doni yang setuju akan usulan Kanaya. Ia pun mencium kening Kanaya sekilas.

Meskipun ia sudah memaafkan Doni, tapi insiden-insiden yang pernah terjadi dan di lakukan oleh Doni masih saja membekas dibenaknya. 

Kanaya yang  berada di rumahnya, kini ia sedang sibuk dengan pemikirannya. Ia memikirkan apa hubungannya pantas untuk diperjuangkan atau sebaliknya. Ia mengusap wajahnya frustrasi.

"Kenapa kamu, Nak?" tanya Dewi, ibu Kanaya. Ia melihat putrinya yang duduk disofa yang sedikit sobek covernya itu ia menghampiri dan duduk di sampingnya.

Kanaya menoleh, ia menatap ibunya yang kini duduk sempurna di sampingnya ia pun ingin meminta pendapat pada ibunya. Ia mulai menceritakan semua yang terjadi dan apa yang dilakukan Doni, dari dia main kasar, hingga tidur dengan wanita lain. Ia sangat bersyukur ibunya mau mendengarkan apa yang ia ceritakan.

"Bu, aku rasa ingin mengakhiri hubungan ini," ucap Kanaya dengan lirih.

"Sstt, jangan bilang seperti itu, Nak. Kamu tahu bukan kalau Doni telah banyak melakukan sesuatu bagi keluarga kita," ucap Dewi. Ia ingat betul, jika balas budi itu masih berlaku. Apalagi, Doni sudah sering membantu mereka khususnya bantuan finansial. Jika tak ada Doni, mungkin keluarganya sudah tinggal di kolong jembatan karena tak mampu membayar uang kontrakan.

"Tapi, Buk. Aku tak bisa hidup dengan orang seperti dia, jujur memang aku masih cinta sama Doni. Namun, Doni saja  beluk menikah sudah bermain api dibelakang  Kanaya, apa lagi nanti," jelas Kanaya pada ibunya. 

"Nak, ayahmu pasti tak akan setuju jika kamu putus dengan Doni. Ibu pun juga begitu, kamu juga perlu tahu setiap orang memiliki kekurangan jadi ibu harap kamu mengerti hal itu. Mungkin Doni tidur dengan wanita lain, karena kamu tak mampu memberikan apa yang dia inginkan," ucap Dewi dengan entengnya.

Kanaya hanya bisa mendengus kesal, ia tak menyangka justru ibunya itu akan bicara seperti itu. Padahal sudah sangat jelas kalau Doni sudah tidur bersama wanita lain, kalau ibunya pengertian dan memiliki normal yang baik pasti melarang ia dekat dengan Doni karena takut anak perempuannya akan hamil di luar nikah atau anaknya akan melanggar agama. Mungkin kini orang tuanya telah menyampingkan agama dan dibutakan oleh uang.

***

Hari ini tepat dimana ia dan Doni sepakat untuk makan siang sesuai janji mereka kemarin. Ia dan Doni pun pergi kesesuaian tempat yang istimewa dan pastinya itu tempat yang begitu mewah bagi dirinya. 

Ia dan Doni mulai masuk ke dalam menuju tempat yang telah Doni pesan. 

"Silahkan duduk tuan putri!" Ucap Doni sambil menarik kursi untuk sang kekasih duduk.

Kanaya pun duduk sambil mengulas senyum, "Terima kasih."

"Kamu tunggu bentar ya, aku May ke toilet bentar," pamit Doni yang merasakan getaran pada saku celana yang ia kenakan.

Saat Doni pergi ke toilet cukup lama, tanpa sengaja ia melihat seseorang yang sangat ia kenal dan lama tak ia jumpai. Ia pun berdiri, dan seseorang itu pun juga datang menghampirinya.

"Kanaya."

"Rian."

Ucap mereka secara bersamaan, kini mereka pun yang lama tak jumpa segera berpelukan untuk melepas rasa rindu. Rian adalah sepupu dari ayahnya mereka sangat lama tak ketemu setelah terakhir kali waktu duduk dibangku sekolah menengah bawah.

Doni yang baru saja selesai mengangkat panggilan teleponnya, melihat Kanaya berpelukan dengan pria lain, ia menempelkan tangannya. Ia melangkah dengan cepat, lalu memukul pria itu dengan cukup keras hingga pria itu jatuh tersungkur ke lantai. Dengan gerakan cepat, ia menarik tangan Kanaya untuk keluar dari restoran.

"Doni, dia itu saudaraku," ucap Kanaya mencoba menjelaskan agar tak terjadi kesalahan pahaman diantara mereka.

Doni tak menghiraukan penjelasan Kanaya, ia menyeret kekasihnya masuk ke dalam mobil. Ia juga tak memperdulikan jika saat ini mereka menjadi tontonan orang-orang.

"Don, dia itu hanya saudara dari ayahku. Kami tak memiliki hubungan apa-apa," jelas Kanaya lagi sambil menahan sakit pada dagu dan bagian lehernya saat ia mendapatkan cengkraman dari laki-laki yang ada di depannya. "Tolong lepaskan tangan kamu," ucap Kanaya yang mulai kesulitan bernapas itu.

"Kalau kamu tak diberi pelajaran, pasti kamu akan terus mengulangnya lagi. Sudah berapa kali aku peringatkan pada kamu jangan pernah dekat dengan pria lain, apa kamu tak paham itu?!" hardik Don. Ia pun melepas tangannya  saat melihat wajah pucat dari Kanaya.

"Dia itu saudaraku, Don. Dan tadi itu kami hanya kebetulan ketemu setelah kita lama tak bertemu," jelas Kanaya. 

Plak.

Sebuah tamparan mendarat di pipi mulus Kanaya. Ia yang menahan sesak akibat cengkraman tangan kelar Doni itu pun belum mampu menetralkan nafasnya, kini sakit itu bertambah lagi ketika ia mendapatkan dua tamparan di pipi kanan dan kirinya hingga ia mulai kehilangan kesadaran. Dan akhirnya pandangan gelap.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!