"Kenapa kak?" Sapa andini wanita cantik itu duduk disamping Elea yang sedari tadi tak menghiraukan sekitarnya. Sejak pagi tadi ia sudah sibuk diruangannya yang kecil yang hanya berukuran 1×2m, dilengkapi kursi dan meja yang diatasnya terdapat komputer dilengkapi dengan laci-laci plastik kecil tempat menyimpan memo.
Disudut kanannya terdapat tempat polpen dan alat tulis lainnya. Didinding atas sebelah kiri terpasang sebuah kipas angin sedang, disamping tempat duduknya ada meja bundar kecil yang diatasnya terdapat mesin penghitung uang, diruangan inilah selama 3 tahun ia habiskan waktunya untuk mencari nafkah.
Selama 3 tahun terkahir ini pula ia mengunci hatinya rapat-rapat dari setiap lelaki yang berusaha menggodanya. Elea merasa sudah bukan waktunya lagi ia main-main soal perasaan, bukan waktunya lagi ia menjalin hubungan yang arahnya tidak jelas.
Waktu terus berjalan usia semakin bertambah kini Elea merasa sudah waktunya ia buka gembok pertahanan dirinya, dan ketika gembok itu sudah terbuka kenapa rasanya sangat sulit menemukan lelaki yang berhak memiliki hatinya.
Dan hari ini situasinya berbeda untuk pertama kalinya dalam tiga tahun ini ia merasakan getaran hangat dihatinya, Hilman lelaki yang ia temui tadi pagi kini telah memenuhi seluruh relung hatinya, setiap inci dari tubuhnya menggetarkan aroma kedahsyatan.
Setiap bulir keringatnya memancarkan kharisma kedewasaan. Oh kini hati Elea telah berpenghuni tapi ia masih ragu bagaimana cara untuk mengungkapkan semuanya. Ia sungguh tak berpengalaman soal cinta. "Ada apa sih kak" kembali andini menegur Elea yang semakin asyik larut dalam lamunannya. "Eh,tidak apa-apa aku hanya sedikit pusing dengan kerjaan" timpah Elea.
"Kak,tadi pagi aku lewat dijalan pertigaan itu ternyata ada bengkel baru yah kak disitu?" cerocos andini. "Pemiliknya tampan loh kak, kalau sewaktu-waktu ban motorku kempes aku akan dorong motorku kesana sekalian kenalan". Lanjutnya sambil nyemilin cemilan Elea yang ada dimeja. "Tapi lupa aku kan ngga bisa naik motor ya kak, hahaha ada-ada saja aku ini," sambungnya lagi sambil cekikikan.
Andini wanita satu ini memang dikenal ramah dan humoris dikantor dia adalah satu-satunya teman dekat Elea, ia masih muda dan sudah memiliki seorang kekasih yang katanya sebentar lagi menikah. Satu-satunya perempuan yang masih betah sendiri dikantor tempat Elea bekerja hanyalah Elea yang mash asyik mencari pemuja hatinya. "kak, aku keruangan dulu yah, kapan-kapan kalau kakak butuh teman kebengkel itu biar aku yang temani,". Elea terkejut seolah tahu isi kepalanya ia hanya membals dengan senyuman. pukul 12.00 Wita menunjukkan waktu istirahat,masjid-masjid disekitar kantor Elea telah bersahut-sahutan adzan, Elea merapikan meja kerjanya, mengambil makanan dibawah meja, lima belas menit yang lalu kurir langganannya datang membawakn pesanan makanan, nasi putih dan ayam goreng sedikit sambal dan lalapan.
Ia menyantap makan siangnya dengan lahap. Lima menit berlalu ia sudah menghabiskan makanannya dengan cepat, seperti biasa habis makan ia kelantai dua disana ada ruangan kecil yang disediakan kantor untuk shalat. Elea memang bukan perempuan yang bernampilan syar'i tapi setiap kewajiban agamnya selalu ia tunaikan.
Sujud terkahirnya kali ini cukup lama ia bahkan sedikit terisak, diusianya yang sekarang ia juga ingin seperti teman-temannya menikah dan memiliki anak. Ia tumpahkan kesedihannya diatas sajadahnya siang itu dengan penuh harap kepada Rabbbya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Laksana mutiara🥀
Sebaiknya setelah titik di kasih garis baru,, agar tidak terkesan terlalu panjang😅 Maaf yaa, kak. hanya sedikit saran dariku😅😄😄
2023-03-09
1