Elea masih termangu masih asyik memandangi lelaki yang ada didepannya yang sesekali mengusap dahinya yang dipenuhi bulir-bulir keringat. Setelah berhasil membuka ban motor elea, Hilam nama lelaki yang Elea kagumi itu kini menyapanya kembali "maaf bu sepertinya ban motor ibu sudah tidak bisa ditambal" Elea tidak menampali ia semakin asyik melihat gerak bibir lelaki itu dengan sedikit senyum saja sepertinya Hilman akan membuat hati Elea rontok.
"apa ibu akan mengganti ban dalamnya,ini sudah robek bu kalau ditambal pun tidak akan bertahan lama" kembali Hilman menatap Elea dengan sedikit senyum sambil menunggu jawaban dari perempuan yang ada didepannya yang sebenarnya ia sendiri ragu apakah pantas ia memanggilnya ibu dari penampilan dan parasnya sepertinya ia baru berusia 20an. Tapi tidak apa-apa bukankah kita harus sopan kepada pelanggan terlebih wanita ini adalah pelanggan pertamanya hari ini. "Maaf bu" imbuh hilman.
"Eh, maaf tadi saya ngelamun" bantah Elea dengan nada yang sedikit malu, "saya akan menunggu silakan saja jika mas ingin melanjutkan saya juga sedang tidak terburu-buru". Elea melirik jam tangan warna putihnya sambil bergumam "hari ini terlambat ke kantor tidak apa-apa" gumamnya.
Setiap pergerakan dari Hilman menjadi tontonan yang asyik bagi Elea seakan Elea berada ditepi pantai menikmati ombak yang saling berkejaran. Bagi Elea hilman tak ubahnya seperti kesatria yang sedang menunggangi kuda dan bersiap menyelamatkan putri yaitu Elea, sesekali Elea tersenyum dan sesekali pula Hilman mencuri pandang kearah Elea yang seperti perempuan kehilangan akal.
Selesai sudah Hilman mengganti ban dalam motor Elea seperti kata pepatah dimana ada pertemuan disitu ada perpisahan dan pertemuan yang manis selalu berakhir dengan perpisahan yang tak meluluh manis. Hilman mendekati Elea " sudah selesai bu, ibu sekarang sudah bisa melanjutkan perjalanan".
Elea bangkit dri tempat duduknya ia membuka ranselnya kemudian mengeluarkan dompet. Terlihat dengan jelas nama Elea Husaen di KTP yang berada d dompet kecilnya. Hilman membaca nama itu dengan jelas entah karena Elea sengaja membuka dompetnya lebar-lebar atau memang mereka ditakdirkan bertemu dan berhubungan. "Berapa ya mas" tanya Elea, "40 ribu bu" jawab Hilman singkat.
Elea mengeluarkan pecahan 50, Hilman meraihnya tak sengaja tangan mereka bersentuhan, seperti disiram air hujan hati Elea serasa sejuk, darahnya berdesis tiba-tiba seperti ada sambaran petir mengenai tubuhnya ia membeku, perasaanya kini seperti berada di puncak gunung.
Hilman datang membawa uang sepuluh ribu dan menyodorkannya ke Elea, dengan cepat Elea meraih uang itu. Ia memasukkannya kembali kedompet menaiki motornya kemudian pergi meninggalkan Hilman yang heran. "Kenapa ia pergi begitu saja" gumamnya, "hei, kenapa aku peduli, bukankah urusannya sudah selesai".
Hilman melanjutkan pekerjaannya, ia membereskan alat-alat perkakasnya dengan giat. Sejak bengkel motor itu ia dirikan kini ia mulai sedikit menopang kehidupannya. Sebagai anak lelaki pertama dikeluarganya ia harus bekerja keras agar tak menjadi beban ibunya.
Hilman adalah seorang lelaki yang cerdas, riang dan gampang bergaul. Ia memiliki tampan yang keren,tinggi dan berkulit sawo matang khas lelaki asia. ia tinggal berdua dengan ibunya karena sejak usianya 10 tahun ayahnya pergi meninggalkan mereka dengan seorang janda.
Ayahnya adalah kontraktor yang berpindah-pindah tempat,hingga akhirnya ayahnya menikah lagi dengan seorang janda kaya dan memilih pergi dan menetap di lombok. Sejak saat itu ayahnya tidak pernah memberi kabar, Hilman sudah menggap ayahnya sudah tiada dan berusaha berjuang sendiri bersama ibunya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Laksana mutiara🥀
Hheemm... Sedikit saran kak, sebaiknya jelasin nya jangan terlalu panjang😅 Karena, biasanya bila terlalu panjang akan membuat para Readers bosan membacanya. Tetap semangat!🤗 aku pembaca baru nih.. Thor 😆
Salam dari Cinta muslimah si gadis bisu😆
2023-03-09
1