"Ini beneran rumah kamu?" Ternyata Alif berasal dari keluarga yang cukup kaya, wajar saja ada yang mengincar nyawanya, entah itu penjahat atau para oknum yang memiliki dendam dengan keluarga bocah ini, hal hal seperti ini sudah sangat sering terjadi di dalam drama, ayahnya yang memiliki masalah dan banyak musuh, anaknya yang akan terlibat Tampa bisa melakukan sebuah perlawanan nasib yang sangat malang bukan, ia sudah kehilangan kehangatan sosok Seornag ibu di usia yang begitu muda dan bahkan ia harus menjadi kelinci buruan oleh orang orang yang tak berperasaan,
Ia hanya bis mengasihani bocah malang ini, kehidupan orang kaya memang cukup rumit dari itu ia tak ingin ambil pusing, toh bukan urusannya dan ia tak kan mendekati dunia yang seperti ini, ia hanya menginginkan kehidupan yang sederhana dan menjalani kehidupan dengan aman dan nyaman
"Kamu baik baik saja kan sayang, ayah dapat kabar kalo kamu hampir di culik, maafin ayah ya sayang karena ngak bisa jagain kamu, Maafin ayah karena buat kamu jadi ketakutan" Ucap seorang pria yang baru saja turun dari mobil, si pria langsung memeluk Alif dengan begitu erat
"Alif ngak papa kok, untung ada kakak cantik ini yang bantuin Alif" Ucap Alif tersenyum lebar dan melepaskan pelukan dari ayahnya,
Di tengah kekahwatiran pria dewasa itu ponsel Lia berdering, dan ia memilih untuk sedikit menjauh dan mengangkat telfon
"Hallo, Lo di mana sih?" Suara itu berasal dari seberang telepon yang membuat lia menjauhkan handphonenya dari telinga, jangan remehkan kemampuan berteriak milik Riana ini
"Gue lagi di luar" Ucapnya dengan nada pelan
"Lo udah janji mau nemenin gue kan Li, jangan bilang Lo lupa, gue udah nunggu lama nih, is Lo mah suka gitu" Suara cempreng itu bahkan malah terus mengoceh dari seberang sana, dan saat mendengar Riana menunggu ia baru ingat jika dirinya memang sudah berjanji akan menemani Riana, bisa bisanya ia lupa
"Gue balik, Lo tunggu aja" Ia berucap pelan
"Gue tunggu di taman bisa jangan lama lama tau" Ucapnya lagi
"Iya" Setelahnya memutuskan sambungan telpon dan berjalan kembali mendekati Alif yang sedang berbicara dengan pria yang ia yakini adalah ayah Alif
"Kakak cantik, kakak cantik dari mana?"
"Kakak dapat telpon" jawab Lia dengan senyuman lembut
"Oh yaudah kakak cantik, ayo masuk Alif bakalan tunjukkan rumah Alif ke kakak cantik" Ucapnya dengan begitu semangat
"Alif kakak masih ada urusan pulang dulu ya" Ucapnya dengan nada nan begitu pelan, saat ini Alif sudah sampai di rumahnya dan juga sudah bertemu dengan papanya, dan ia bisa pergi dengan tenang, ia sudah menyelesaikan tanggung jawabnya,
"Terimakasih kakak cantik" Ucap Alif dengan nada pelan, Lia berjalan pelan menuju motornya untuk segera memenuhi panggilan si penelpon
"Tunggu dulu" Ucap si pria menghentikan langkahnya
"Hmm" Ucapnya menghentikan langkah dan berbalik menghadap si pria, sangat tak sopan berbicara dalam keadaan tak berhadapan
"Nama saya Arya, dan Terimakasih karena telah menyelamatkan Alif" Ucap si pria yang bernama Arya itu, ia bahkan mengulurkan tangan namun tak di sambut, melihat itu Arya kembali menarik tangannya dengan perasaan canggung, selama ini bahkan tak ada yang berani menolak uluran tangannya namun gadis di hadapannya ini?, meskipun awalnya sedikit tak senang namun ia memahami batasan sang sedang di buat oleh gadis di hadapannya ini, karena sudah membuat batas maka ia hanya perlu menghormatinya saja
"Dan ini kartu nama saya, anda bisa mendatangi tempat ini jika berada dalam kesulitan" Ia berucap sebari mengulurkan sebuah kartu ke hadapan Lia, dan bahkan Lia hanya mengambilnya dengan gerakan pelan, kartu nama memang cukup berguna, jika ia mengalami beberapa keperluan di tempat ini maka ia akan lebih mudah untuk masuk
"Lain kali jemput alif tepat waktu, Saya permisi Assalamu'alaikum" Ucap Lia dengan pelan dan setelahnya segera kembali motor dan tentu saja meninggalkan Arya dan Alif di depan gerbang rumah mewah itu,
karena Alif sudah sampai di tangan yang tepat maka ia hanya perlu melanjutkan beberapa hal lagi, dan yang terpenting saat ini ialah menemui Riana di taman
"Sayang kamu ngak papa kan?, papa harap kamu jangan terlalu dekat sama orang asing" Ucap Arya berlutut menyamakan tingginya dengan Alif, ia tentu saja cemas, ada begitu banyak penjahat yang menggunakan iming iming untuk menangkap mangsa ia tak ingin Alif ikut menjadi korban
"Tapi yah kakak cantik baik kok, kakak cantik juga jago bertarung, Alif jadi iri banget sama kakak cantik, nanti kalo pas gede Alif mau jadi petarung hebat seperti kakak tadi, Alif bakalan jagain kakak cantik dan Ayah" Alif berucap dengan penuh semangat, ia merasa jika Lia adalah seorang pahlawan, selain cantik bahkan ia bisa mengalahkan preman preman jahat itu, dalam sekejap Alif bahkan sudah mengganggumi penyelamatnya ini, dan bisa di katakan jika ia sudah jatuh cinta pada seorang wanita cantik yang dalam sekejap mampu memberikannya sebuah rasa aman dan nyaman
"Alif, dengerin Ayah, ya sayang" Arya memegang bahu Alif dengan pelan
"Ayah kenapa?" Alif memiringkan kepalanya, sebelumnya ayahnya baik baik saja, tapi kenapa ayahnya bahkan berubah menjadi serius seperti ini
"Alif sayang Ayah ngak mau Alif berhubungan dengan orang asing lagi ya, bahaya, dan lain kali jangan kemana mana sebelum supir jemput, Ok" Ucap Arya dengan nada pelan, sebagai orang tua tentu saja ia merasa cemas, ia tak ingin hal buruk apapun terjadi pada anaknya, dan lagi ia sudah membayar Seornag baby sister untuk mengawasi Alif, lalu kenapa hal ini sampai terjadi?
"Bik asih tadi bilang kalo dia ada urusan jadi Alif keluar sendiri buat nungguin kang Mamat, dan lagi Yah, kakak tadi bukan orang jahat, kakak tadi nolongin Alif dari orang jahat" Ucap Alif dengan pelan
"Alif harus dengar apa yang ayah bilang" Ucap Arya dengan nada pelan, hal yang sekarang ia lakukan adalah menegur pengasuh Alif, bagai mana mungkin menjadi begitu teledor dan bahkan hampir mencelakai Alif, ia harus mengingatkan pengasuh itu jika tak ingin bekerja maka ia tak perlu menampung orang di rumahnha
"Iya yah, Alif bakalan dengerin kata ayah" Ucap Alif dengan nada nan begitu lesu, ia tentu dapat melihat jika kakak tadi adalah orang baik, lalu kenapa ayahnya melarang?, ia hanya bisa patuh dengan sang ayah
"Yasudah ayo kita masuk" Ucap Arya mengangkat Alif dan masuk kerumah, sedangkan mobil, tentu saja akan di urus oleh satpam yang ada.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments